Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi lansia
Undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
B.
Klasifikasi Lansia
WHO (1989) menetapkan batasan usia lanjut menjadi (Bandiah,
2009) :
1. Kelompok usia 45-59 tahun sebagai usia pertengahan (
middle/young elderly )
2. Orang dengan usia 60-74 tahun disebut lansia (ederly)
3. Umur 75-90 tahun disebut tua (old)
4. Umur di atas 90 tahun disebut sangat tua (very old).
Undang-undang RI No.4 tahun 1965 menjelaskan bahwa
seseorang dikatakan sebagai lanjut usia setelah yang bersangkutan
mencapai umur 55 tahun ke atas, tidak mampu mencari nafkah
(Bandiah, 2009).
Menurut pasal 1 ayat 2,3,4 UU no. 13 tahun 1998 tentang
kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Bandiah,2009)
Ahli Gerontology membagi usia tua menjadi 2 kelompok yakni
(Kaplan, Sadock, Grebb, 2010):
1. Usia tua yang muda (young old) berusia 65-74 tahun.
2. Usia tua yang tua (old-old) berusia 75 tahun dan lebih.
C.
strktural dan fisiologis, begitu pula organ otak. Dalam hal perubahan
fisiologis sampai patologis telah dikenal tingkatan proses menua yang
menggunakan istilah senescence, senility dan demensia. Senescence
menandakan perubahan penuaan normal dan senility menandakan
penuaan yang abnormal, tetapi batasnya masih tidak jelas. Senility juga
dipakai sebagai indikasi gangguan mental yang ringan pada usia lanjut
yang tidak mengalami demensia (Cummings, Benson, 1992).
Proses untuk menjadi tua ini memang sudah dimulai sebelum
suatu kelahiran terjadi, selama manusia hidup, akan terjadi suatu
faktor tersebut tidak dapat dicegah terjadinya maka orang tersebut akan
lebih cepat meninggal (Darmojo B, 2009).
Faktor risiko dan penyakit degeneratif seringkali bersamaan
sehingga memungkinkan terjadinya banyak penyakit pada satu
penderita (multi patologi) maka faktor resiko tadi haruslah dicegah dan
dikendalikan. Adapun faktor endogen dan eksogen tersebut adalah :
1. Faktor internal
Pengaruh faktor-faktor internal seperti terjadinya penurunan
anatomik, fisiologik dan perubahan psikososial pada proses menua
makin besar, penurunan ini akan menyebabkan lebih mudah timbulnya
penyakit dimana batas antara penurunan tersebut dengan penyakit
seringkali tidak begitu nyata (Darmojo, Martono, 2000).
Penurunan anatomik dan fisiologik meliputi sistem otak dan
syaraf otak, sistem kardiovaskuler, sistem pernapasan, sistem
metabolisme, sistem ekskresi dan sistem musculoskeletal serta
penyakit-penyakit degeneratif, Proses menua tidak dengan sendirinya
menyebabkan terjadinya demensia. Penuaan menyebabkan terjadinya
perubahan anatomi dan biokimiawi disusunan saraf pusat. Penurunan
anatomik dan fisiologik dapat meliputi:
a. Sistem saraf pusat (otak) dan saraf otak
Berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10%-12%
selama hidup, perbandingan substansi kelabu : substansi putih pada
umur 20 = 1,28 : 1, pada umur 50 = 1,13 : 1 dan pada umur 100 =
1,55:1 (Tilarso, 1988). Disamping itu meningen menebal, giri dan
sulci
otak
berkurang
kedalamannya,
kelainan
ini
tidak
10
dari
cadangan
jantung
dan
kemampuan
untuk
11
12
f. Sistem musculoskeletal
Menurut Tilarso (1988), jumlah sel-sel lurik akan turun
50% pada usia 80 tahun, berat otot lurik pada 21 tahun 45% dari
berat badan dan pada 70 tahun 27% dari berat badan sedangkan
pada tulang kecepatan kehilangan massa tulang/decade pria 3%
dan wanita 8%, rata-rata kehilangan tinggi pada umur 65-74 1,5
inch (3,7 cm), umur 85-94 3 inch (7,5 cm).
Otot-otot mengalami atrofi disamping sebagai akibat
berkurangnya aktifitas juga akibat gangguan metabolic atau
denervasi syaraf, hal ini dapat diatasi dengan memperbaiki pola
hidup
(olahraga
atau
aktifitas
yang
terprogram).
Dengan
13
Penelitian
menyebutkan
adanya
hubungan
aktifitas
mempengaruhi
proses
neurodegeneratif
khususnya
di
lansia
maupun
dengan
petugas
kesehatan.
Semakin
Faktor eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh pada percepatan proses
14
adalah jarang beraktifitas fisik, perokok, kurang tidur dan nutrisi yang
tidak teratur. Hal tersebut dapat diatasi dengan strategi pencegahan
yang diterapkan secara individual pada usia lanjut yaitu dengan
menghentikan merokok, seperti diketahui bahwa merokok akan
menyebabkan berbagai penyakit antara lain PPOK (penyakit paru
obstruksi kronis), kanker dan hipertensi, upaya penghentian merokok
tetap bermanfaat walaupun individu sudah berusia 60 tahun atau lebih.
Penelitian yang dilakukan oleh Harrington et al (2000) menemukan
bahwa ada hubungan hipertensi dengan penurunan fungsi kognitif
selama 4 tahun follow up, karena diketahui peningkatan prevalensi
penyakit asymtomatik serebral menimbulkan gejala hipertensi dengan
banyaknya infark kecil diotak seperti pencetus timbulnya dimensia.
Faktor lingkungan, dimana lansia manjalani kehidupannya merupakan
faktor yang secara langsung dapat berpengaruh pada proses menua
karena penurunan kemampuan sel, faktor-faktor ini antara lain zat-zat
radikal bebas seperti asap kendaraan, asap rokok meningkatkan resiko
penuaan dini, sinar ultraviolet mengakibatkan perubahan pigmen dan
kolagen sehingga kulit tampak lebih tua.
Pengaruh dari zat-zat pengawet makanan, zat-zat ini sifatnya
beracun/karsinogenik yang dalam jangka waktu tertentu dapat
memperpendek usia walaupun ada penangkalnya seperti enzim
katalase, vitamin C,A,E, namun demikian radikal bebas ini tetap lolos
dan sangat reaktif serta cepat bereaksi terhadap protein, DNA, dan
lemak tak jenuh menyebabkan kanker, semakin usia lanjut radikal
bebas semakin terbentuk yang mempercepat proses menua. Radikal
bebas diartikan sebagai molekul yang relatif tidak stabil mempunyai
satu elektron atau lebih yang tidak berpasangan diorbit luarnya,
molekul ini sangat reaktif mencari pasangan elektronnya, jika
terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai yang
menghasilkan radikal bebas baru dan terus bertambah. dengan semakin
banyaknya sel-sel yang rusak yang pada akhirnya sel tersebut mati,
15
Definisi
Kognitif berasal dari bahasa Latin, yaitu cognitio yang artinya
16
B.
17
18
oksipitalis
berfungsi
mengatur
penglihatan
primer,
Atensi, konsentrasi
Atensi
merupakan
kemampuan
untuk
bereaksi
atau
19
Memori
Memori adalah proses bertingkat dimana informasi pertama kali
limbik
untuk
terjadinya
pembelajaran
baru
(Modul
neurobehaviour, 2008).
Pengetahuan dasar individual dapat sangat baik terpelihara
sepanjang usia, tetapi pemasukan informasi baru dapat menurun.
Kemampuan memori pada usia 75 tahun menurun 25% dibandingkan
usia 20 tahun (Lumempaw, 2009).
Secara klinik memori dibagi menjadi tiga tipe dasar : immediate,
recent, dan remote memory berdasarkan rentang waktu antara stimulus
dan recall (Modul neurobehaviour, 2008).
a. Immediate memory merupakan kemampuan untuk merecall
stimulus dalam interval waktu beberapa detik.
20
Kelancaran
Kelancaran merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan
21
Pemahaman
Pemahaman merujuk pada kemampuan untuk memahami
Pengulangan
Kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pernyataan
Naming
Naming merujuk pada kemampuan seseorang untuk
22
penurunan
kognitif
sebenarnya
menggambarkan
23
24
Jenis Kelamin
Wanita tampaknya lebih beresiko mengalami penurunan
Pendidikan
Banyak studi menunjukkan bahwa pendidikan yang lebih
2009).
Tingkat
fungsi
intelektual
premorbid
brain
reverse,
teori
ini
mengatakan
25
awal
kehidupan
mempunyai
pengaruh
pada
selama
diasumsikan
pendidikan,
orang
yang
dengan
demikian
berpendidikan
tinggi
dapat
menurun
yang
menyimpulkan
dilakukan
bahwasannya
oleh
Seeman
semakin
et
tinggi
al
(2005)
pendidikan
26
Pekerjaan
Pekerjaan dapat mempercepat proses menua yaitu pada
4.
Stroke
Baik
stroke
iskemik
maupun
hemoragik
dapat
27
Banyak
penelitian
yang
telah
dilakukan
mengenai
penelitiannya
berhubungan
dengan
mengatakan
disability
bahwa
stroke
(ketidakmampuan)
selain
juga
dkk
(1998)
dalam
penelitian
lainnya
28
paling sedikit satu kategori, 31,8% untuk penurunan dua atau tiga
kategori, dan penurunan lebih dari empat kategori ada 26,8%
(Ballard et al, 2003).
5.
Hipertensi
Mekanisme pasti terjadinya gangguan kognitif pada
menyebabkan
gangguan
fungsi
sawar
otak
yang
29
6.
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah sebuah penyakit metabolik yang
30
spesies
superoksida,
oksigen
yang
reaktif
kemudian
(ROS),
dapat
terutama
mengakibatkan
Selain
kerusakan
organ
akhir
akibat
gangguan
potensiasi
jangka
panjang,
penurunan
aktivitas
dopamine,
dan
31
pembuluh
darah
serebral
untuk
kemungkinan
iskemia.
iskemia
dan
ketika
terjadi
gangguan
serebrovaskuler
telah
terbukti
menyebabkan
kerusakan
32
aspartat
energy
ekstraseluler,
neuronal,
yang
alkalemia,
pada
dan
akhirnya
pada
pasien
yang
meninggal
karena
mempengaruhi
potensiasi
jangka
panjang.
suatu
proses
yang
di-upregulasi
dengan
33
tinggi,
antara
lain
proten
C-reaktif,
-1-
plak
senilis-amiloid
dibentuk
dari
insulin
dapat
menyebabkan
penurunan
34
Aktivitas fisik
Beberapa hipotesis yang menjelaskan tentang mekanisme
dapat
juga
memicu
perubahan
aktivitas
faktor
tropik
dan
neuronal
growth
yang
neurotrofik
itu
terutama
BDNF,
karena
dapat
35
8.
Nutrisi
Berdasarkan penelitian di tiga kota di prancis dengan
36
Merokok
Penelitian menunjukkan bahwa merokok pada usia
dengan
peningkatan
insiden
demensia
dan
penangkap
radikal
bebas
dalam
sirkulasi,
37
E.
dari yang masih dianggap normal sampai patologik dan pola ini
berujud sebagai spectrum mulai dari yang sangat ringan sampai berat
(demensia), yaitu : (1) mudah lupa (forgetfulness), (2) Mild Cognitive
Impairment (MCI), (3) Demensia.
1.
peralihan antara yang masih dianggap normal dan yang benarbenar telab sakit. Dan rangkuman berbagai hasil riset di berbagai
negara prevalensi MCI berkisar antara 6,5 - 30% pada golongan
usia di atas 60 tahun (Soetedjo, 2002). Kriteria diagnostik MCI
adalah adanya gangguan daya ingat (memori) yang tidak sesuai
dengan usianya namun belum demensia. Fungsi kognitif secara
umum relatif normal, demikian juga aktivitas hidup seharihari.
Bila dibandingkan dengan orang-orang yang usianya sebaya serta
38
pasien MCI
Demensia
Demensia diartikan sebagai gangguan fungsi intelektual
39
Definisi
Montreal Cognitive Assesment (MoCA) adalah salah satu tes
40
Komponen MoCa
Komponen penilaian MoCa mencakup beberapa domain kognitif,
41
Keuntungan
Penelitian Nasreddine Z et al (2005) yang melakukan studi
42
Kelemahan
Dalam sebuah penelitian terbaru oleh Rossetti, Lacritz, Cullum,
43
Variabel Independen
2.3 Hipotesis
Variabel Dependen
Fungsi Kognitif
Normal
Abnormal
44
1. H0
H1
3. H0
H1
4. H0
H1
5. H0
Tidak ada hubungan antara nutrisi (makan ikan, buah, dan sayur)
dengan fungsi kognitif lansia di Panti Sosial Tresna Werda Teratai
Palembang tahun 2013.
45
H1 : Ada hubungan antara nutrisi (makan ikan, buah, dan sayur) dengan
fungsi kognitif lansia di Panti Sosial Tresna Werda Teratai
Palembang tahun 2013.
7. H0 : Tidak ada hubungan antara merokok dengan fungsi kognitif lansia
di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang tahun 2013.
H1 : Ada hubungan antara Pola hidup (merokok) dengan fungsi kognitif
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang tahun
2013.
8. H0 : Tidak ada hubungan antara fungsi kognitif dengan aktivitas seharihari lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang tahun
2013.
H1 : Ada hubungan antara fungsi kognitif dengan aktivitas sehari-hari
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang tahun
2013.