Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Pengkajian
Pengkajian bayi baru lahir meliputi :
1) Biodata
2) Keluhan utama
3) Riwayat kesehatan
a. Antenatal
Bayi baru lahir normal dilahirkan oleh ibu dengan usia kehamilan 37 sampai 42
minggu (Pusdiknakes, 1993; 2 4).
Keadaan ibu selama hamil baik, status gizi baik tidak terkena trauma mekanis, zat
kimia/ toksin, tidak terkena radiasi. (Soetjiningsih, 1995; 2 4).
b. Natal
Biasanya bayi baru lahir normal dilahirkan dari ibu dengan persalinan normal atau
section sesaria, dengan BB lahir 2500 4000 gram dan tidak mengalami aspeksla.
Karena bayi yang baru lahir dari persalinan dengan ektraksi cunam atau extractor
vacuum biasanya bisa menimbulkan komplikasi pada janin. (Sarwono, 1999).
4) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keaktifan
Bergerak aktif secara simetri atau tidak simetri contohnya pergerakan tidak
simetri adalah patah tulang, kerusakan saraf dll.
Diam; tidur nyenyak atau disebabkan depresi sistem saraf pusat karena obat
atau penyakit
Kedaan Menangis
Bayi mengeluarkan aktifitas motorik yang tidak jelas dan aktif menangis.
Menangis disebabkan oleh letih, kolik, rasa tidak nyaman, lapar dan kesepian.
Tangis yang normal adalah kuat dank eras tidak lemah atau nyaring.
b. Tanda-tanda vital dan antropometri
RR 30-60x/menit setelah periode transisi
Heart rate 120-160x/menit
Temperature 36,5-37,5C
Lingkar kepala (31 35,5 cm)
Sirkulasi ferensia fronto brekmatika
: 34 cm
Mento occipital
: 35 cm
Sirkum forensia sub occipitobrekmatika : 32 cm
Sirkum forensia sub mento brekmatika : 32 cm
Lingkar dada
: 30,5 33 cm.
Panjang badan : 48 53 cm.
Berat badan
: 2700 gram 4000 gram
c. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan leher
Ukuran kepala ukuran tubuh
Fontanela terasa lembut : tidak ada tonjolan
Fontanela anterior : 12-18 bulan menutup
Fontanela posterior : 8-13 minggu menutup
2.
Mata
Mata bayi akan lebih sering tertutup, terbuka spontan apabila kepala
diangkat, sentuh dengan lembut.
Bayi baru lahir tidak mengeluarka air mata oleh karena glandula
lakrimal belum berfungsi
3. Telinga dan pendengaran
Ukuran, bentuk, posisi normal
Membran timpani sulit dilihat
Bayi dapat mendengar setelah tangisan pertama
4. Bibir, lidah, dan pipi
Bibir merah muda kadang agak sianosis
Bibir, gusi, palatum dikaji untuk melihat adanya blister
5. Leher
Umumnya leher bayi yang baruy lahir terlihat pendek
Leher dan ototnya harus dipalpasi untuk mengetahui adanya benjolan
6. Abdomen
Abdomen newborn relatif lebih besar, tetapi tidak distensi
Abdomen bhergerak keatas dan kebawah saat respirasi
Tali pusat berwana biru/putih : 3 pembuluh darah tamnpak pada ujung
tali pusat
Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada
kemerahan disekitarnya
7. Punggung
Tulang belakang utuh, tidak ada cekungan atau pertumbuhan rambut
8. Ekstermitas
Observasi bentuk dan kemampuan keempat ekstermitas untuk
bergerak, kemudian ukur panjang lengan dan kaki
9. Genitalia
Perempuan : inspeksi labia mayor dan labia minor, klitoris dan
pengeluaran lewat vagina, yang disebut pseudomenstruation
Laki-laki : bayi aterm testis sudah turun dipalpasi pada skrotum dan
dapat ditarik ke bawah. Penis diperiksa untuk diperiksa mneatus
urinarius
10. Kulit
Pada saat lahir kulit sangat halus terlihat kemerahan karena tipis dan
lapisan lemah sub cutan belum melapasi kapiler. Kemerahan ini tetap
terlihat pada kulit dengan lapisan pigmen yang banyak sekalipun.
Adanya vernik caseosa dan lanugo
d.
Pengkajian reflek
1. Reflek pelindung
Maro : ransangan mendadak yang menyebabkan lengan terangkat ke atas
dank e bawah, terkejut dan rileksasi dengan lambat.
Tonus leher : respon Fencing postural, kepala, lengan dan tungkai
mengarah ke salah satu sisi, relaksasi dengan lambat.
2.
3.
e.
Pemeriksaan diagnostic
PH tali pusat tingkat 7,20 7,24 menunjukkan asfiksia bermakna. Hemoglobin/
hermatokrit (Hb/ Ht) kadar Hb. 15 20 gram dan Ht. 43% - 61%. Tes comb
langsung pada darah tali pusat, menentukan adanya kompleks antigen
antibody pada membrane sel darah merah menunjukkan kondisi hemolotik.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi terhadap kerusakan, pertukaran gas.
2) Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh.
3) Resiko tinggi terhadap cedera, factor-faktor multiple.
(Doenges, 2001 ; 566)
C. Perencanaan
1. Resiko tinggi terhadap kerusakan, pertukaran gas
a. Ukur agar score pada menit dank e 5 setelah kelahiran.
Rasional : Membantu menentukan kebutuhan terhadap intervensi segera (missal :
penghisapan lender, O2) skor 0 3 asfiksia berat, skor 4 6 menandakan
kesulitan beradaptasi terhadap kehidupan ekstra uteri, skor 7 10
menandakan tidak ada kesulitan beradaptasi terhadap kehidupan ekstra
uteri.
b. Perhatikan komplikasi prenatal yang mempengaruhi placenta dan janin (misal :
kelainan jantung, ginjal, hipertensi atau diabetes).
Rasional : Komplikasi ini dapat mengakibatkan hipoksia kronis dan asidosis.
c. Perhatikan durasi persalinan dan tipe kelahiran.
Rasional : Kompresi torakal selama lewatnya janin melalui jalan lahir membantu
dalam pembersihan paru-paru kira-kira 80 110 ml cairan. Bayi lahir
terlalu cepat (<3 jam) atau lahir dengan SC mempunyai mucus berkelebihan
karena ketidak adekuatan kompresi thorakal.
f. Observasi bayi terhadap tanda-tanda stress dingin (yaitu penurunan suhu inti,
peningkatan aktifitas ekstremitas, fleksi, belang-belang atau pucat dan kulit tangan/
kaki).
Rasional : Bila suhu lingkugan turun, bagi meningkatkan tingkat aktifitas
(metabolisme dan konsumsi O2), ekstremitas menurunkan besar permukaan
tubuh akan melepaskan ketekolanin adrenal, yang meningkatkan pelepasan
vasokosntruksi, selanjutnya mendinginkan kulit.
3. Resiko tinggi terhadap cedera, factor-faktor multipel.
a. Informasikan kepada orang tua tentang kebutuhan neonatus segera dan perawatan yang
diberikan.
Rasional : Menghilangkan kecemasan orang tua berkenaan dengan kordinasi bayi
mereka, membantu orang tua untuk memberikan kebutuhan-kebutuhan dari
bayinya.
b. Berikan bayi kepada ibu/ ayah setelah kondisi bayi yang memungkinkan.
Rasional : Jam pertama kehidupan adalah masa yang paling bermakna untuk interaksi
keluarga dan meningkatkan kedekatan antara bayi dengan orang tuanya.
c. Ajakan ibu untuk segera meneteki bayi sambil dielus-elus.
Rasional : Memberikan kesempatan orang tua dan bayi memulai pengenalan dan
proses kedekatan.
D.
Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan dalam asuhan kebidanan dilaksanakan oleh bidan berdasarkan
rencana tindakan yang telah ditetapkan. Pada langkah ini bidan dituntut melakukan tindakan
kebidanan secara mandiri, tetapi bila diperlukan suatu waktu bidan harus melaksanakan
kegiatan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
E.
Evaluasi
Evaluasi merupakan alat untuk mengukur keberhasilan asuhan kebidanan yang telah
ditetapkan dalam rencana tindakan.
KELOMPOK 3 :
ANTONI WIJAYA .K
ASIH RAHMAWATI
FATIA HARTONO. P
M. TAUFIK SIDQI
NURHAMIDAH FITRIANI
RIA PRASETYO. H
SITI NURHAYATI
WAHANAYANG GEMILANG. R