Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MATERI :
ARGENTOMETRI DAN GRAVIMETRI
Oleh :
Kelompok
: 3/ SeninSiang
NIM :21030114120049
Rio Sanjaya
NIM :21030114120035
Singgih Oktavian
NIM :21030114120018
HALAMAN PENGESAHAN
1.
Judul Praktikum
2.
Kelompok
: 3 / Senin Siang
3.
Anggota
1.
Nama Lengkap
NIM
: 21030114130142
Jurusan
: Teknik Kimia
2.
Nama Lengkap
: Rio Sanjaya
NIM
: 21030114130150
Jurusan
: Teknik Kimia
3.
Nama Lengkap
: Singgih Oktavian
NIM
: 21030114140128
Jurusan
: Teknik Kimia
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi
Praktikum Dasar Teknik Kimia I dengan lancar dan sesuai dengan harapan kami.
Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada :
1. Bapak Dr. Widayat, ST., MT. Selaku dosen penanggung jawab
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I .
2. Semua asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 yang telah
membimbing sehingga tugas laporan resmi ini dapat terselesaikan.
3. Teman- teman yang telah membantu baik dalam segi waktu maupun
motivasi.
4. Bapak Rustam dan Ibu Dini selaku Laboran Laboratorium Dasar Teknik
Kimia I .
Laporan resmi praktikum dasar teknik kimia I ini berisi materi argentometri
dan gravimetric dimana prinsip dari percobaan ini berdasarkan pemisahan dan
pengendapan.Tujuan dari percobaan ini adalah menganalisa kadar Cl- dengan
menggunakan metode Mohr dan Fajans dalam sampel (argentometri) dan Ba2+
(gravimetri).
Laporan Resmi ini merupakan laporan resmi terbaik yang bisa kami ajukan,
kami berharap semoga laporan resmi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan karena itu kami
mohon maaf serta kritik dan saran yang membangun sehingga dapat memotivasi
kami untuk bias lebih baik lagi.
Semarang, 19 Desember 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii
PRAKATA ...................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... vii
ARGENTOMETRI
INTISARI ........................................................................................................................ 1
SUMMARY ..................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2. Tujuan Percobaan................................................................................................ 3
1.3. Manfaat Percobaan.............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 4
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1. Bahan dan Alat yang Digunakan ...................................................................... 13
3.2. Gambar Alat ...................................................................................................... 14
3.3. Keterangan Alat ................................................................................................ 15
3.4. Cara Kerja ......................................................................................................... 15
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan ................................................................................................ 18
4.2. Pembahasan....................................................................................................... 18
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 22
5.2. Saran ................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 23
iii
iv
vi
2.
Manfaat dari percobaan ini yaitu mahasiswa dapat menganalisa kadar Cl- dalam
sampel murni dengan metode Mohr dan metode Fajans
M+
Lapisan
Primer
Klorida
Lapisan Sekunder
Berlebih
Jika perak nitrat terus menerus ditambahkan sampai ion peraknya berlebih, ionion ini akan menggantikan ion klorida dalam lapisan primer. Maka partikel-partikel
menjadi bermuatan positif, dan anion dalam larutan ditarik untuk membentuk lapisan
sekunder.
(AgCl) . Ag+
X-
Perak
Primer
Lapisan Sekunder
Berlebih
FI-
Agregat yang dihasilkan akan berwarna merah muda, dan warna itu cukup
kuat untuk digunakan sebagai indikator visual.
5. K2CrO4
a. Fisis
BM = 126; BJ = 2,732 gr/cc; TL = 97,5C
Kelarutan dalam 100 bagian air panas= 75,6
Kelarutan dalam 100 bagian air dingin= 52
b. Chemist
Dengan BaCl2 bereaksi membentuk endapan kuning muda yang tidak larut
dalam air tetapi larut dalam asam mineral encer.
Reaksi: CrO42- + Ba2+ BaCrO4(s)
10
b.AgNO3
11
12
Alat:
1. Buret, statif, dan klem
2. Corong
3. Erlenmeyer 250 ml
4. Beaker glass 250 ml
5. Gelas ukur 10 ml
6. Kompor listrik
7. Termometer
8. Pipet volume 10 ml
9. Pipet tetes
13
14
Buret
2.
Statif
3.
Erlenmeyer
4.
Gelas ukur
5.
Beaker glass
6.
Statif
7.
Klem
8.
Pipet
9.
10. Termometer
15
(3.1)
Keterangan:
3.4.2.
N AgNO3
N NaCl
V AgNO3
V NaCl
Kadar Cl- =
(3.2)
Keterangan:
Kadar Cl-
V AgNO3
N AgNO3
BM Cl
V sampel
16
V AgNO3
N AgNO3
BM Cl
V sampel
17
Volume Titran
Kadar Cl-Teoritis
%Error
3,4 ml
579,36 ppm
432,5 ppm
8,8 %
2,43ml
414,019 ppm
355 ppm
16,64%
Volume Titran
%Error
2,93
499,84 ppm
532,5 ppm
6,114%
3,16
539,6 ppm
355 ppm
52%
4.2. Pembahasan
4.2.1 Metode Mohr
Kadar sampel 1 dan 2 lebih besar dengan metode mohr yakni sebesar 579,36
ppm pada sampel 1 dengan kadar asli 532,5 ppm dan 414,072 ppm pada sampel 2
dengan kadar asli 355 ppm. Hal ini terjadi karena :
1. Pengaruh Ion Kompleks
Kelarutan garam tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya
pembentukan kompleks antara ligan dengan kation tersebut. Sebagai contoh
AgCl akan naik kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3, hal ini disebabkan
karena terbentuknya kompleks Ag(NH3)Cl. Karena kelarutan dari larutan
semakin besar maka endapan dari larutan akan lama terbentuk dan membutuhkan
18
Metode Fajans
Kadar sampel 1 dengan metode Fajans lebih kecil dari kadar aslinya yakni
sebesar 499,84 ppm dengan kadar asli 532,5 ppm. Hal ini terjadi karena pada sampel 1
dengan kadar teoritis 532,5 ppm memiliki volume titran sebesar 2,93 ml dan volume
teoritis 3,125 ml. Hal ini terjadi karena kebanyakan garam anorganik meningkat
kelarutannya sejalan dengan kenaikan suhu. Biasanya peningkatan tersebut digunakan
untuk melanjutkan proses pengendapan, penyaringan, dan pencucian dengan larutan
panas. Kemudian, partikel partikel berukuran besar akan diperoleh. Dengan begitu,
penyaringan yang dilakukan akan lebih cepat dan koheren terurai lebih lanjut
(Underwood,1999).
Sedangkan, pada sampel 2 metode Fajans terdapat kadar yang lebih besar dari
kadar aslinya yakni sebesar 539,6 ppm dengan kadar asli 355 ppm. Hal ini terjadi
karena:
1. Pengaruh Ion Kompleks
Kelarutan garam tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya
pembentukan kompleks antara ligan dengan kation tersebut. Sebagai contoh
AgCl akan naik kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3, hal ini disebabkan
karena terbentuknya kompleks Ag(NH3)Cl. Karena kelarutan dari larutan
semakin besar maka endapan dari larutan akan lama terbentuk dan membutuhkan
volume yang lebih banyak. Hal ini menyebabkan kadar kadar sampel 2 lebih
besar dari kadar aslinya. (Elolailly, 2012)
2. Adsorpsi dari Indikator
Adsorpsi dari indikator seharusnya dimulai sesaat sebelum titik ekivalen dan
meningkat secara cepat pada titik ekivalen. Apabila ada indikator yang tidak
19
pCl-
1.88
1.86
1.84
1.82
1.8
1.78
1.76
0
Teoritis
0.1
Praktis
0.2
0.3
0.4
0.5
Volume (ml)
Grafik 4.1 Hubungan pCl- Teoritis dan Praktis Sampel 1 Terhadap Volume
AgNO3
Kesimpulan : Beracu pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin
besar volume AgNO3 maka semakin besar pula kandungan pCl-.
20
0.1
0.2
0.3
Volume (ml)
0.4
0.5
Praktis
Grafik 4.2 Hubungan pCl- Teoritis dan Praktis Sampel 2 Terhadap Volume
AgNO3
Kesimpulan : Beracu pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin
besar volume AgNO3 seharusnya terjadi perubahan kandungan pCl- yang
semakin kecil pada volume 0-0,1 ml. Lalu pada volume AgNO3 dengan
rentang 0,1-0,2 ml terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Dan pada volume
0,2-0,5 ml terjadi kenaikan kandungan pCl- yang cukup konstan.
21
5.2. Saran
1) Cuci alat sebelum dan sesudah digunakan agar tidak terkontaminasi,
2) Endapan harus dijaga dalam bentuk koloid,
3) Larutan tidak boleh encer karena endapan terbentuk sedikit sekali sehingga
mengakibatkan perubahan warna indikator tidak jelas,
4) Setelah dipanaskan segera mungkin lakukan titrasi,
5) Dan melakukan titrasi, ketika melihat perubahan warna segera hentikan titrasi.
22
Effendi, Dedi Sholeh. 2012. Jurnal Kandungan Klor Tanaman Kelapa Sawit
Berdasarkan
Jenis
Tanah
Dan
Penggunaan
Pupuk.
Diakses
dari.
23
24
25
26
Ca
2-
+ C2O4 CaC2O4
27
28
Pb
2+
2-
membentuk PbSO4
+ SO4 PbSO4
Dengan Ba
Ba
2+
2+
2-
membentuk BaSO4
+ SO4 BaSO4
29
30
Alat:
1. Kertas saring Whatman
2. Pengaduk
3. Corong
4. Beaker glass 250 ml
5. Gelas ukur
6. Pipet tetes
3.2. Gambar Alat Percobaan
31
(3.1)
32
W1
W2
BM Ba
BM BaSO4
V sampel
33
Kadar Praktis
Kadar teoritis
%Error
0,859 mg
0,916mg
3354ppm
2059 ppm
62,89%
4.2. Pembahasan
4.2.1. Faktor yang menyebabkan kadar praktis lebih besar dibanding kadar teoritis
Kadar Ba2+ yang kami temukan adalah 3354 ppm sedangkan kadar aslinya
adalah 2059 ppm. Hal ini disebabkan karena barium sulfat merupakan endapan
kristalin. Barium Sulfat hanya sedikit sekali larut dalam air dan susut karena
kelarutan dapat diabaikan. Pengendapannya dilakukan dalam asam klorida standar
0,01M dengan maksud untuk memperoleh partikel besar, endapan lebih murni, dan
mencegah mengendapnya garam seperti BaCO3. (Underwood, 1999)
Kopresipitasi zat-zat asing bersama BaSO4 sangatlah menonjol. Anion yang
paling kuat terkopresipitasi adalah nitrat dan klorat.Kation, terutama yang divalen
dan trivalen yang garam sulfatnya sangat sedikit larut, terkopresipitasi dengan besi
(III) sebagai salah satu contoh yang paling menonjol. Proses pencernaan yang
dipergunakan untuk meningkatkan ukuranpartikel. Pengendapan ulang tidak dapat
divalen karena tidak tersedianya pelarut yang cocok. (Underwood,1999)
BaSO4 lazim disaring dengan kertas saring (filter) dan dicuci dengan air panas.
Kertas filter itu harus dibakar habis dengan hati-hati dengan udara yang melimpah.
Sulfat itu agak mudah tereduksi oleh karbon yang berasal dari kertas itu :
BaSO4 (s) + 4 C (s)
(Underwood, 1999)
Dalam persamaan reaksi tersebut, reduksi tidak terjadi, maka dari itu hasil
percobaan kami lebih besar dan kecermatannya juga besar. Dan dalam melakukan
pengendapan, kami lakukan dengan pencampuran lambat dari larutan encer pada
34
35
5.2. Saran
1) Pahami langkah dan metode yang benar agar hasil yang diinginkan sesuai,
2) Cucilah alat sebelum dan sesudah agar tidak terkontaminasi,
3) Lakukan pencernaan endapan (disgestion of precipitates) karena mutu
endapan seringkali dapat disempurnakan dengan pencernaan ini,
4) Menentukan temperatur pengeringan optimum, akrena setiap sifat kimia
memiliki ketahanan padatan menahan air yang berbeda beda,
5) Teliti kembali masih ada atau tidaknya endapan dalam larutan setelah
pencucian.
36
37
LAMPIRAN
A
=
= 0,048 N
-
Ratih
= 613,44 ppm
Singgih
= 579,36 ppm
Rio
=545,28 ppm
Rata-rata sampel 1
Kadar Cl-
=
= 579,36 ppm
Ratih
= 408,96 ppm
Singgih
= 443,04 ppm
Rio
=460,08 ppm
A-1
=
= 437,36 ppm
Ratih
= 494,16 ppm
Singgih
= 477,12 ppm
Rio
= 528,24 ppm
Rata-rata sampel 1
Kadar Cl-
=
= 499,84 ppm
Ratih
= 579,36 ppm
Singgih
= 511,2 ppm
Rio
=528,24 ppm
Rata-rata sampel 2
Kadar Cl-
=
= 539,6 ppm
A-2
x 100%
= 8,8%
%error sampel 2
x 100%
= 16,64%
8. %Error metode Fajans
%error sampel 1
x 100%
= 6,114%
%error sampel 2
x 100%
= 52%
9. %Error Argentometri
%Error
=
= 20,39%
A-3
=
=
= 3354 ppm
3. Kadar Teoritis = 2059 ppm
4. %Error =
= 52,89%
A-4
LAMPIRAN
B
Rumus
Cl-
)
(
n Cl- =
V AgNO3 = 0 ml
pCl- =
= 0,15 mmol
= 1,823
V AgNO3 = 0,1 ml
(
pCl- =
= 1,863
= 1,882
V AgNO3 = 0,4 ml
(
pCl- =
V AgNO3 = 0,3 ml
pCl- =
= 1,844
V AgNO3 = 0,2 ml
pCl- =
= 1,903
V AgNO3 = 0,5 ml
(
pCl- =
= 1,924
n Cl- =
V AgNO3 = 0 ml
pCl- =
=2
V AgNO3 = 0,1 ml
pCl- =
= 0,10 mmol
= 2,026
V AgNO3 = 0,2 ml
B-1
pCl- =
= 2,086
V AgNO3 = 0,4 ml
(
pCl- =
= 2,055
V AgNO3 = 0,3 ml
pCl- =
= 2,119
V AgNO3 = 0,5 ml
(
pCl- =
= 2,148
n Cl- =
V AgNO3 = 0 ml
pCl- =
= 0,15 mmol
= 1,823
V AgNO3 = 0,1 ml
(
pCl- =
= 1,863
= 1,882
V AgNO3 = 0,4 ml
(
pCl- =
V AgNO3 = 0,3 ml
pCl- =
= 1,823
V AgNO3 = 0,2 ml
pCl- =
= 1,903
V AgNO3 = 0,5 ml
(
pCl- =
= 1,924
n Cl- =
V AgNO3 = 0 ml
pCl- =
= 0,13 mmol
= 1,886
B-2
V AgNO3 = 0,1 ml
pCl- =
= 1,931
= 1,954
V AgNO3 = 0,4 ml
pCl- =
= 1,910
V AgNO3 = 0,3 ml
pCl- =
V AgNO3 = 0,2 ml
pCl- =
= 1,978
V AgNO3 = 0,5 ml
pCl- =
=2
B-3
=
=
= 3354 ppm
3. Kadar Teoritis = 2059 ppm
4. %Error
= 52,89%
B-4
LAMPIRAN
C
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi:
NIM : 21030114130150
Singgih Oktavian
NIM : 21030114140128
C-1
TUJUAN PERCOBAAN
a) Argentometri
1.
2.
b) Gravimetri
1. Menentukan kadar Ba+dalam sampel
II.
PERCOBAAN
6. Indikator K2CrO4 5%
2. Larutan AgNO3
7. Indikator Fluoresein
3. Larutan NH4CNS
8. Dekstrin
4. Larutan HNO3 6 N
9. Sampel
6. Kompor listrik
7. Pipet tetes
3. Corong
8. Pipet volume
4. Erlenmeyer 250ml
9. Termometer
5. Gelas ukur 10 ml
b) Gravimetri
Bahan :
1. H2SO4 0,1 N Secukupnya
4. Sampel
2. H2SO4 Encer
3. Aquadest Secukupnya
C-2
2. Pengaduk
3. Corong
6. Pipet tetes
(3.1)
Keterangan:
N AgNO3
N NaCl
V AgNO3
V NaCl
Kadar Cl- =
(3.2)
C-3
V AgNO3
N AgNO3
BM Cl
V sampel
V AgNO3
N AgNO3
BM Cl
V sampel
2. Gravimetri
3. Kertas saring whatman ditimbang
4. Diambil 10 ml sampel yang mengandung Ba2+ (volume sampel yang diambil
untuk diendapkan tergantung konsentrasi sampel )
5. Ditambahkan H2SO4 0,1 N dan diaduk
6. Endapan BaSO4 putih yang terbentuk disaring dengan kertas saring Whatman
yang diletakkan dalam corong filtrate ditampung dalam beaker glass
7. Endapan dicuci dengan H2SO4 sangat encer dan air cucian dijadikan satu dengan
filtrate untuk kemudian ditambahkan H2SO4 0,1 N lagi
C-4
(3.1)
Keterangan:
Kadar Ba2+
W1
W2
BM Ba
BM BaSO4
V sampel
=
=
= 0,048N
Volume Titran
%Error
3,4 ml
579,36 ppm
432,5 ppm
8,8 %
2,43ml
414,019 ppm
355 ppm
16,64%
Volume Titran
%Error
2,93
499,84 ppm
532,5 ppm
6,114%
3,16
539,6 ppm
355 ppm
52%
C-5
Kadar Praktis
Kadar teoritis
%Error
0,859 mg
0,916mg
3354ppm
2059 ppm
62,89%
MENGETAHUI
ASISTEN
PRAKTIKAN
Singgih Oktavian
C-6
LAMPIRAN
D
D-2
D-3
D-4
D-5
D-6
D-7
D-8
D-9
D - 10
DIPERIKSA
NO
TANGGAL
1.
16 Desember
2014
KETERANGAN
-
2.
18 Desember
2014
Gambar grafik
Kertas lampiran A, B, C, D
dihilangin aja
3.
19 Desember
2014
Lihat penulisan-penulisan
4.
19 Desember
2014
ACC
5.
19 Desember
2014
TANDA TANGAN