Você está na página 1de 19

RESIN PENUKAR ION

ABSTRAK
Resin penukar ion adalah polimer yang mampu menukar ion tertentu dalam polimer dengan
ion dalam larutan yang dilaluinya. Kemampuan ini juga terlihat pada berbagai sistem alam
seperti tanah dan sel-sel hidup. Resin sintesis digunakan untuk memurnikan air, tetapi juga
untuk berbagai aplikasi lain, termasuk memisahkan beberapa unsur.
PENGENALAN
Bahan penukar ion adalah zat yang tidak larut yang mengandung loosely held ion yang
mampu ditukar dengan ion lain dalam larutan yang kontak dengannya. Proses pertukaran
berlangsung tanpa perubahan fisik pada bahan penukar ion. Bahan penukar adalah asam atau
basa yang tidak larut yang juga memiliki garam yang tidak larut, yang memungkinkan
pertukaran berupa ion bermuatan positif (kation exchanger) atau muatan negatif (anion
exchanger). Banyak bahan alami sepeti protein, selulosa, sel hidup, dan partikel tanah, yang
merupakan alat penukar ion yang memainkan peran penting di alam. Penukar ion sintesis dari
batubara dan fenolik resin pertama kali di perkenalkan dalam industri pada tahun 1930.
Beberapa tahun berikutnya resin yang terdiri dari polystyrene dengan gugus sulfonat untuk
membentuk penukar kation atau dengan gugus amina untuk membentuk penukar anion yang
telah maju. Kedua jenis resin ini masih umum digunakan hingga hari ini.

MEKANISME RESIN PENUKAR ION


Resin disusun dari butiran butiran bulat berdiameter 0,5-1 mm. Resin terlihat padat bahkan di
bawah mikroskop, tapi dalam skala molekular strukturnya cukup terbuka. Itu berarti larutan
yang melewati resin dapat mengalir melalui polimer silang, yang dapat membawa pada
kontak dengan penukar ion. Afinitas resin asam sulfat untuk kation bervariasi dengan ukuran
ionik dan bilangan kation. Umumnya afinitas paling besar untuk ion besar bervalensi tinggi.
Untuk larutan encer urutan afinitas untuk beberapa kation umum adalah sebagai berikut.

Daftar yang sesuai untuk amina sebagai penukar anion adalah

KEGUNAAN
Resin dapat digunakan baik untuk menghilangkan ion yang tidak diinginkan dari larutan yang
melewati nya atau untuk mengumpulkan mineral yang diinginkan dari air. contoh
penghilangan ion yang tidak diinginkan adalah penghilangan logam berat dari logam limbah
perdagangan, demineralisasi air, dan lain-lain. Resin kation kuat dalam bentuk hidrogen
digunakan untuk hidrolisis pati dan sukrosa. Resin juga ditemukan memiliki banyak
kegunaan di laboratorium dimana ahli kimia dibatasi oleh pertimbangan ekomoni. Resin
dapat digunakan untuk menghilangkan ion mengganggu sekama analisis atau untuk
mengumpulkan jumlah ion dari larutan encer setelah itu resin didapat konsentrasinya dalam
volume kecil dengan elusi. Sebuah resin kation dalam bentuk hidrogen dapat digunakan
untuk menentukan konsentrasi total ion dalam campuran garam. Sampel yang melewati
kolom dikonversi ke jumlah yang setara dengan asam dan jumlahnya mudah ditemukan
dengan titrasi. Salah satu aplikasi awal daripertukaran ion adalah pemisahan unsur tanah.

PENGOLAHAN AIR (WATER TREATMENT)


Sejauh ini resin digunakan untuk pemurnian air daripada untuk tujuan lain. Itu sebabnya tepat
untuk mendiskusikan pengolahan air contohnya menguraikan penerapan prinsip-prinsip
teknologi pertukaran ion. Unit penukar ion diindustri duproduksi dalam ukuran mulai dari
beberapa liter hingga kapal yang memuat beberapa ton resin. Penggunaan berlangsung
diantara regenerasi biasanya berkisar 12-48 jam. Dua jenis yang utama dari penerapan
pengolahan adalah pelunak air pengganti hard ion seperti Ca+ dan Mg+ oleh Na+- dan
mineralisasi penghilangan secara lengkap mineral terlarut. Kedua pengolahan ini dijelaskan
dibawah ini.

Pelunak air
Dalam air pelunak resin kation dalam bentuk natrium digunakan untuk menghilangkan hard
metal (kalsium dan Magnesium) dari air bersama dengan besi dan mangan yang sering juga
ditemukan. Ion-ion ini akan diganti dengan kuantitas yang setara dengan natrium, sehingga
padatan terlarut dalam air tetap tidak berubah seperti halnya pH dan unsur anionik. Pada
interval waktu yang teratur resin dibersihkan. Ini melibatkan melewatkan air influen kembali
melalui resin untuk menghilangkan padatan tersuspensi, melalui regenerant cairan turun
melalui resin untuk mengganti ion yang terikat resin dan kemudian dibilas lagi dengan air
untuk menghilangkan sir regeran. Dalam pelunak air regeran merupakan cairan natrium
klorida kuat.

Demineralisasi
Hampir semua materi dilarutkan dalam air alami dalam bentuk ion bermuatan. Deionisasi
Lengkap (yaitu demineralisasi) dapat dicapai dengan menggunakan dua resin. air pertama
melewati tempat resin penukar kation yang terkandung dalam kapal yang sama dengan yang
dijelaskan untuk pelunak air. Ini adalah dalam bentuk ion hidrogen yang dibawa oleh
penggunaan kuat regenerantt asam (baik klorida atau sulfat). Selama penggunaan, kation di
dalam air diambil oleh resin sementara ion hidrogen dilepaskan. Dengan demikian limbah
terdiri dari campuran asam lemah. Air sekarang melewati kapal kedua yang mengandung

resin pertukaran dalam bentuk hidroksida, dan natrium hidroksida digunakan sebagai
regenerantt tersebut. Berikut anion ditukar untuk ion hidroksida, yang bereaksi dengan ion
hidrogen untuk membentuk air. tempat unit kembar tersebut akan mengurangi total padatan
sekitar 1-2 mg L-1.
Dengan unit yang lebih besar itu biasa untuk melewati air meninggalkan kation melalui
degassing tower. Hal ini menghilangkan sebagian besar asam karbonat yang dihasilkan dari
karbon dioksida dan bikarbonat dalam air dan mengurangi beban pada unit anion. Tanpa
degassing asam karbonat akan diambil oleh tempat anion setelah dikonversi ke karbonat.
Jika demineralisasi lengkap diperlukan ini dicapai dengan melewati bed limbah kembar
melalui pembuluh ketiga yang berisi baik resin kation dalam bentuk hidrogen atau bed resin
campuran yang terdiri dari kedua resin anionik dan kationik yang telah dikombinasikan.
Campuran resin adalah demineraliser yang sangat efisien dan dapat menghasilkan air dengan
tingkat bahan terlarut yang jauh lebih rendah daripada yang bisa dicapai dengan distilasi.
Untuk persediaan kecil, seperti di laboratorium, campuran resin sering digunakan dalam
cartridge sekali pakai. Ini hanya digunakan sekali, tetapi unit campuran resin yang lebih besar
dapat diregenerasi. Setelah kelelahan bed dikenakan aliran air. butiran-butiran resin anion
kurang padat daripada yang kationik dan mereka naik ke atas sehingga bed dipisahkan
menjadi dua lapisan resin. Masing-masing dibuat ulang dengan regenerantt sesuai kemudian
dibilas dengan air bersih. Pekerjaan pipa internal kapal tersebut diatur sedemikian rupa
sehingga regenerant dan pencuci masuk pada titik yang memisahkan dua resin dan aliran naik
atau turun sesuai kebutuhan. Sebuah upflow udara terkompresi kemudian mencampur resin
lagi.

DETECTION OF RESIN EXHAUSTION


Resin A dianggap habis ketika ion dalam resin sebagian besar telah digantikan oleh ion yang
sedang dihilangkan dari larutan. Exhaustion demineraliser biasanya dideteksi oleh sel
konduktivitas listrik yang terpasang di outlet. Ketika konduktivitas meningkat untuk
menunjukkan ion menerobos, siklus regenerasi dapat dimulai secara otomatis. dengan unitunit kecil mungkin untuk menggabungkan indikator pH pada resin anion dari bed resin
campuran cartridge. Kelelahan dapat diikuti di sisi cartridge transparan sebagai basa resin
anion dikonversi ke bentuk garam netral

REGENERASI RESIN PENUKAR ION


Seperti yang dinyatakan sebelumnya, resin pertukaran ion digunakan industri biasanya
regenerasi setiap 12 sampai 48 jam. Tergantung pada penggunaan resin, hal ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara yang berbeda, masing-masing dengan keuntungan dan
kerugian mereka sendiri tergantung pada kedua kimia dan ekonomi faktor.

Regenerasi ini penting karena mengurangi tingkat regenerantt yang menurunkan kualitas air
oleh kemungkinan sebagian kecil dari ion yang sedang diambil oleh resin yang lolos tanpa
pertukaran. Misalnya, dengan deionisers bed kembar, regenerasi lengkap dari resin kation ke
bentuk hidrogen memungkinkan kebocoran beberapa natrium (umumnya ditemukan di alam)
dilewatkan ke dalam air untuk kapal penukar anion.
Akibatnya air yang meninggalkan unit anion masih mengandung natrium ini dalam bentuk
larutan natrium hidroksida biasanya pH 8 sampai 9 Namun, jumlah yang berlebihan dari
regenerantt dibutuhkan untuk regenerasi lengkap ini jarang praktis. Dalam praktek kompromi
biasanya dicapai, dan resin umumnya diregenerasikan untuk sekitar dua pertiga dari total
kapasitas. Selain itu, bagi banyak menggunakan pemurnian total tidak diperlukan. untuk
Misalnya, air dengan pH 8 sampai 9 disebutkan sebelumnya sangat cocok untuk digunakan
dalam boiler, karena mereka membutuhkan air sedikit basa. Beberapa kotoran seperti silika
hanya dapat dihapus oleh resin yang sangat dasar. Sebagai contoh, silika terlarut merupakan
komponen utama dari sebagian besar jumlah air. Biasanya itu sebagai netral polimer, dan itu
menjadi bermuatan negatif hanya pada tingkat pH yang tinggi. Ini berarti bahwa hal itu bisa
hanya dihapus dari air di lingkungan yang sangat alkali dari resin basa kuat dalam bentuk
hidroksil.
Proses pertukaran sering dibuat lebih efisien dengan memperkenalkan regenerantt pada
bawah kolom resin dan menyerahkannya ke atas melalui bed resin. Hal ini memastikan
bahwa resin di bagian bawah menjadi lebih tinggi regenerasi daripada di atasnya. Air yang
diolah meninggalkan kolom mengalir ke bawah kemudian kontak dengan resin ini terakhir
dan mengalami tingkat kemungkinan tertinggi pertukaran.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DALAM PENGGUNAAN RESIN PENUKAR ION


Keuntungan dari proses pertukaran ion adalah biaya operasional yang sangat rendah. Sangat
sedikit energi yang dibutuhkan, bahan kimia regenerantt yang murah dan jika tempat resin
terawat bisa bertahan selama bertahun-tahun sebelum penggantian diperlukan. Namun
demikian, sejumlah keterbatasan yang harus diperhitungkan sangat hati-hati selama tahap
desain. Ketika dirinci keterbatasan tersebut ternyata merupakan daftar yang kuat dan kesan
dapat diberikan bahwa metode pertukaran ion mungkin memiliki terlalu banyak kekurangan
untuk berguna dalam praktek. Namun, hal ini tidak terjadi karena kelebihan yang disebutkan
di atas sangat besar dan kompensasi mudah dapat dibuat untuk sebagian besar pembatasan.

KONTAMINASI ORGANIK DARI RESIN


Resin sendiri dapat menjadi sumber kontaminasi organik non-terionisasi. Resin kelas
komersial baru sering mengandung organik yang tersisa setelah pembuatan, sedangkan resin
yang sangat tua akan menumpahkan fragmen organik sebagai struktur polimer terbuka sangat
lambat (decrosslinkage). Kontaminasi tersebut dapat diabaikan untuk banyak kegunaan,
tetapi ketika removal diperlukan, air demineralisasi dapat melewati membran ultra filtrasi.

KONTAMINASI BAKTERI
Bed Resin tidak bertindak sebagai filter untuk menghilangkan bakteri atau mikroorganisme
lainnya. Mereka sangat sering cenderung akan memburuk kontaminasi seperti meninggalkan
bahan organik, yang selalu menumpuk, merupakan sumber nutrisi untuk pertumbuhan
lanjutan. Ketika air steril diperlukan dapat diperoleh dengan memperlakukan air
demineralisasi oleh non-kimia berarti seperti panas, iradiasi ultra violet atau filtrasi yang
sangat halus. Bed Resin dapat didekontaminasi dengan disinfektan seperti formaldehida, tapi
panas atau pengoksidasi desinfektan seperti klorin tidak boleh digunakan sebagai perusak
resin tersebut

KONTAMINASI KLORIN
Sebagaimana dinyatakan di atas, klorin merusak resin. Ini berarti bahwa pasokan air
demineraliser untuk dikonsumsi di kota tidak cocok karena klorin yang dikandungnya. Sudah
menjadi kebiasaan untuk mengobati tersebut dengan melewatkan air melalui karbon aktif
yang menghilangkan klorin dengan sangat efisien.
Article written by David Alchin (Service Chemist, Drew New Zealand) with summary
by Heather Wansbrough

Didalam

kegiatan

industri

manufacturing , khususnya

merupakan salah satu bahan pokok yang sangat penting


mengingat :
Air , sebagai kebutuhan umum manusia
Air , sebagai bahan baku pembuatan steam
Air , sebagai media proses pendinginan
Air , sebagai media proses pencucian ) & sanitasi.
Air , sebagai bahan baku ( raw material ) produk.

industri Farmasi , Air

TIPIKAL KOMPOSISI AIR


Total Dissolved Solids (TDS)350 mg/Liter
Conductivity..700 S/cm
pH.7-8
Total Organic Carbon (TOC).....................1 ppm
Total Hardness (as CaCO3)...120 ppm
Nitrate (NO3)...25 ppm
Silica (SiO2)..15 ppm
Chlorine....1 ppm
SDI..3
Total Coliform Bacteria.0 cfu/ml

JENIS KONTAMINAN DALAM AIR


Organik & Koloid-koloid
Heavy Sediments & Suspended Solids
Partikel halus "colloids"
Mineral / Ion ( Ion ( + ) & Ion ( - )
Mineral / Ion ( Non muatan ( + atau - )
Microbiological ( Bacteriological )

JENIS KONTAMINAN (Mineral / Ion Dalam Air)


ION ION

YANG BERMUATAN

Amonium
Chromium

NEGATIF:
Bromide

Copper

Chloride

Iron

Nitrite

Manganase

Nitrate

Potassium

Phosphate

Sodium

Sulfate

Zinc

ION

ION

YANG

POSITIF:
Aluminium

BERMUATAN

Tujuan digunakannya mesin Penukar Ion adalah untuk memproduksi High Purity Water
secara terus menerus.

Penukar Ion
Air sungai dan air tanah mula-mula ditampung di bak tarik yang dilengkapi pompa
untuk dialirkan ke bak pencampur dan diberi tawas sebagai flokulan. Air yang telah diberi
tawas dialirkan ke bak penggumpal untuk memberi waktu flokulasi pengotor dalam air. Air
dengan flok-flok pengotor dialirkan ke bak pengendap agar flok-flok yang terbentuk turun
dan terpisah dari air. Air yang keluar dari bak pengendap sudah jernih tapi masih ada
pengotor yang melayang,oleh karena itu air kemudian disaring dengan saringan untuk
memisahkan partikel ini.
Air yang telah disaring masih mengandung zat-zat terlarut yang menimbulkan
kesadahan. Untuk menghilangkan pengotor yang terlarut ini digunakan zat yang dapat
menyerap ion-ion dalam larutan tersebut. Dengan ion exchanger, diharapkan air yang akan
digunakan pada proses memiliki kesadahan sesedikit mungkin bahkan 0 agar tidak
menimbulkan kerak.

Kondisi Peralatan Penukar Ion


Proses penghilangan ion-ion yang terlarut dalam air dapat melibatkan penukar kation
(cation exchanger) yang berupa resin Na (R-Na). Proses-pertukaran-ion natrium merupakan
proses yang paling banyak digunakan untuk melunakkan air. Dalam proses pelunakan ini,
ion-ion kalsium dan magnesium disingkirkan dari air berkesadahan tinggi dengan jalan
pertukaran kation dengan natrium. Bila resin penukar itu sudah selesai menyingkirkan 346
sebagian besar ion kalsium dan magnesium sampai batas kapasitasnya, resin itu di kemudian
diregenerasi kembali ke dalam bentuk natriumnya dengan menggunakan larutan garam
dengan pH antara 6 sampai 8. Kapasitas pertukaran resin polistirena besarnya 650 kg/m3 bila
diregenerasikan dengan 250 g garam per kilogram kesadahan yang dibuang.

Untuk penukar kation siklus natirum atau hidrogen biasanya digunakan resin sintetik
jenis sulfonat stirena -divinilbenzena. Resin ini sangat stabil pada suhu tinggi (sampai 150
o

C) dan dalam pH antara 0 sampai 14. Di samping itu, bahan ini sangat tahan terhadap

oksidasi. Kapasitas total penukar kation bisa mencapai 925 kg CaCO3 per meter kubik
penukar ion dengan siklus hidrogen dan sampai 810 kg CaCO3 per meter kubik dengan siklus
natrium.Namun dalam praktiknya kapasitas operasi tidak setinggi itu.
Dalam reaksi pelunakan air di bawah ini, lambang R menunjukkan radikal penukar
kation. Resin tersebut menghilangkan ion Ca 2+ dan Mg 2+ penyebab kesadahan. Reaksinya
sebagai berikut:
CaCO3 + 2 R-Na -> R2-Ca + Na2C03
MgCO3 + 2 R-Na-> R2-Mg + Na2C03
Bila tanur penukar kation sudah habis kemampuannya untuk menghasilkan air lunak,
unit pelunak itu dihentikan; lalu dicuci balik (backwash) untuk membersihkannya dan
mengklasifikasikan partikel resin di dalam tanur itu kembali:kemudian diregenerasi dengan
larutan garam biasa (natrium klorida) yang menyingkirkan kalsium dan magnesium dalam
bentuk klorida yang dapat larut dan sekaligus mengembalikan penukar kation itu ke dalam
bentuk natriumnya.
Tanur itu dicuci lagi untuk membersihkannya dari hasil samping yang dapat larut
dan dari kelebihan garam; kemudian dikembalikan ke operasi untuk selanjutnya melunakkan
air. Reaksi regenerasi menggunakan air gararn (NaCI) dapat dilukiskan sebagai berikut:
R2-Ca + 2 NaCI -> 2 R-Na + CaCl2

R2-Mg + 2 NaCI -> R-Na + MgCl2


Sedangkan kandungan anion tidak dihilangkan lewat penukar anion (anion
exchanger). Jika kandungan anion sudah tinggi, biasanya dilakukan blowdown yaitu
membuang sebagian besar air dan diganti dengan air kondensat.Selain pengotor-pengotor
diatas, terdapat pula berbagai macam gas yang terlarut dalam air (C02, CF4, 02, H2S). Gas
tersebut dihilangkan dengan deaerator sebelum memasuki ketel. Deaerator bekerja dengan
cara memanaskan air ketel sehingga gas-gas tersebut dapat keluar.

Mengoperasikan Alat Penukar Ion


Pada proses kolom ganda, air mentah mula-mula masuk ke dalam kolom penukar
kation. Di sini sernua kation yang terkandung dalam air (terutama ion kalsium, magnesium
dan natrium) ditukar dengan ion hidrogen. Dalarn kolom berikutnya yang berisi penukar
anion, maka anion (terutama ion khlorida, sulfat dan bikarbonat) ditukar dengan ion
hidroksil. Ion hidrogen yang berasal dari penukar kation dan ion hidroksil dari penukar anion
akan membentuk ikatan dan menghasilkan air.
Setelah air terbentuk maka resin penukar ion harus diregenerasi. Pelaksanaan
regenerasi pada proses kolorn ganda sangat sederhana. Ke dalam kolom penukar kation
dialirkan asarn khlorida encer dan ke dalam kolom penukar anion dialirkan larutan natrium
hidroksida encer. Regenerant yang berlebihan selanjutnya dibilas dengan air.
Pada proses unggun campuran kolom tunggal, resin penukar kation dan penukar
anion dicampur menjadi satu dalam sebuah kolom tunggal. Dengan proses unggun campuran
dapat dicapai tingkat kemurnian air yang jauh lebih tinggi daripada dengan proses kolom
ganda. Sebaliknya, pada proses unggun campuran regenerasi resin penukar lebih kompleks.

Langkah-langkah kerja pada regenerasi unggun campuran: Pemisahan resin penukar


kation dan penukar anion dengan cara klasifikasi menggunakan air (pencucian kembali dari
bawah ke atas). Dalam hal ini resin penukar anion yang lebih ringan (kebanyakan berwarna
lebih terang) akan berada di atas resin 349 penukar kation yang lebih berat (kebanyakan
berwarna lebih gelap). Pencucian kembali harus dilangsungkan terus sampai di antara kedua
resin terlihat suatu lapisan pemisah yang tajam.
Untuk regenerasi, regenerant bersama dengan air dialirkan melewati kedua lapisan
resin Asam khlorida encer dialirkan dari bawah ke atas melewati resin penukar kation, dan
dikeluarkan dari kolom pada ketinggian lapisan pernisah. Larutan natrium hidroksida encer
dialirkan dari atas ke bawah melewati resin penukar anion, juga dikeluarkan pada ketinggian
lapisan pemisah. Kelebihan kedua regenerant kemudian dicuci dengan air. Ketinggian
permukaan air dalam kolom diturunkan dan kedua resin penukar dicampur dengan cara
memasukkan udara tekan dari ujung bawah kolom. Pencucian ulang unggun campuran
dengan air dari atas ke bawah, sampai alat ukur konduktivitas menunjukkan kondisi
kemurnian air yang diinginkan.
Sekarang instalasi siap untuk dioperasikan lagi. Baik pada instalasi pelunakan
maupun pada instalasi demineralisasi air, maka pengalihan dari kondisi operasi ke proses
regenerasi, pelaksanaan regenerasinya sendiri, dan pengalilian kembah ke kondisi 350 operasi
dapat dilakukan baik secara manual maupun secara otomatik.
Untuk mencapai kualitas air atau performansi yang optimal dan untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada resin penukar, maka petunjuk kerja yang diberikan oleh pabrik
pembuat instalasi (misalnya mengenai urutan pelaksanaan operasi, kuantitas dan konsentrasi
regenerant, waktu regenerasi dan waktu pencucian) harus diikuti dengan seksama.

Perhatian:
Pada saat bekerja dengan asam dain basa yang diperlukan untuk regenerasi,
perlengkapan keselamatan perorangan yang sesuai harus digunakan. Air buangan yang keluar
pada regenerasi dapat bersifat asam, basa atau mengandung garam. dan karena itu dalam
hubungannya dengan pelestarian lingkungan harus ditangani seperti air limbah kimia.
Ukuran performansi sebuah instalasi penukar ion adalah kuantitas cairan yang
diproduksi per jam (atau selang waktu di antara dua regenerasi). Performansi tergantung pada
besarnya alat atau kuantitas penukar, pada kuantitas ion yang akan dipisahkan (dengan syarat
kemurnian air yang diinginkan telah tertentu) dan pada tingkat kemurnian yang diminta.
Untuk operasi yang semi kontinu (bila pengolahan air tidak bolch berhenti di tengah-tengah)

diperlukan dua buah unit yang dihubungkan secara paralel. Karena proses pertukaran dan
proses regenerasi tidak dapat berlangsung pada saat yang bersamaan, kedua unit tersebut
bekerja secara bergantian, yang satu sebagai penukar ketika yang lain sedang regenerasi.

Beberapa jenis proses pertukaran sering juga digabungkan bersama. Misalnya untuk
meringankan beban kolorn utama dari instalasi unggun campuran (untuk meningkatkan
perforinansinya) dapat dipasang sebuah kolom pelunak air di depannya.

Salah satu aplikasi yang menggunakan resin penukar ion yang diuraikan dibeberapa
jurnal akan dihadirkan dibawah ini.

KARAKTERISTIK KINERJA RESIN PENUKAR ION


PADA SISTEM AIR BEBAS MINERAL(GCA 01) RSG-GAS

Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01) merupakan salah satu sistem bantu yang
mempunyai fungsi untuk mengolah air baku menjadi air bebas mineral yang selanjutnya air
bebas mineral digunakan sebagai pemasok air pendingin primer reaktor RSG-GAS. Resin
penukar ion pada sistem Air Bebas mineral berfungsi untuk mengambil pengotor yang tidak
dikehendaki dengan cara reaksi pertukaran ion yang mempunyai tanda muatan sama antara
air sebagai bahan baku dengan resin penukar ion yang dilaluinya.
Sifat-sifat Penting Resin Penukar Ion adalah sebagai berikut :
1. Kapasitas Penukaran ion
Sifat ini menggambarkan ukuran kuantitatif, jumlah ion-ion yang dapat dipertukarkan dan
dinyatakan dalam mek (milliekivalen) pergram resin kering dalam bentuk hydrogen atau
kloridanya atau dinyatakan dalammilliekivalen tiap milliliter resin (meq/ml).
2. Selektivitas
Sifat ini merupakan suatu sifat resin penukar ion yang menunjukan aktifitas pilihan atasion
tertentu . Hal ini disebabkan karena penukar ion merupakan suatu proses stoikhiometrik dan
dapat balik (reversible) dan memenuhi hukum kerja massa. Faktor yang yang menentukan
selektivitas terutama adalah gugus ionogenik dan derajat ikat silang. Secara umum
selektivitas penukaran ion dipengaruhi oleh muatan ion dan jari-jari ion. Selektivitas resin
penukar ion akan menentukan dapat atau tidaknya suatu ion dipisahkan dalam suatu larutan
apabila dalam larutan tersebut terdapat ion-ion bertanda muatan sama, demikian juga dapat
atau tidaknya ion yang telah terikat tersebut dilepaskan.
3. Derajat ikat silang (crosslinking)
Sifat ini menunjukan konsentrasi jembatan yang ada di dalam polimer. Derajat ikat silang
tidak hanya mempengaruhi kelarutan tetapi juga kapasitas pertukaran, perilaku mekaran,
perubahan volume, selektivitas, ketahanan kimia dan oksidasi.
4. Porositas
Nilai porositas menunjukan ukuran pori-pori saluran-saluran kapiler. Ukuran saluran-saluran
ini biasanya tidak seragam. Porositas berbanding lansung derajat ikat silang, walaupun
ukuran saluran-saluran kapilernya tidak seragam. Jalinan resin penukar mengandung rongga-

rongga, tempat air terserap masuk. Porositas mempengaruhi kapasitas dan keselektifan. Bila
tanpa pori, hanya gugus ionogenik di permukaan sajanyang aktif.
5. Kestabilan resin
Kestabilan penukar ion ditentukan juga oleh mutu produk sejak dibuat. Kestabilan fisik dan
mekanik terutama menyangkut kekuatan dan ketahanan gesekan. Ketahanan terhadap
pengaruh osmotik, baik saat pembebanan maupun regenerasi, juga terkait jenis monomernya.
Kestabilan termal jenis makropori biasanya lebih baik daripada yang gel, walau derajat ikat
silang serupa. Akan tetapi lakuan panas penukar kation makropori agak mengubah struktur
kisi ruang dan porositasnya.
Untuk mengetahui karakteristik kinerja resin penukar Ion pada Sistem Air Bebas
Mineral (GCA 01) dilakukan pengukuran pH dan konduktivitas air keluaran kolom resin
penukar kation, air keluaran kolom resin penukar anion dan air keluaran kolomresin mix-bed.
Selang waktu tertentu hingga diperoleh harga pengukuran yang stabil. Pengukuran dilakukan
setiap pengoperasian sistem air bebas mineral (GCA 01).

Gambar Diagram Alir Tahapan Proses Pembuatan Air Bebas Mineral RSG GAS

1. Melakukan Pengukuran pH dan Konduktivitas Air Keluaran Kolom Resin Penukar


Kation Dengan Langkah :
a Membuka katup sample air keluaran kolom resin penukar kation
(GCA 01 AA024 untuk jalur 1)
b Mengukur konduktivitas air keluaran kolom resin penukar kation dengan Conductivitymeter
HACH 44600[6]

c Mengukur pH air keluaran kolom resin


penukar kation dengan pH meter[7].
2. Melakukan pengukuran kualitas air keluaran kolom resin penukar Anion dengan
langkah:
a Membuka katup sample air keluarankolom resin penukar anion
(GCA 01AA041 untuk jalur 1)
b Mengukur konduktivitas air keluarankolom resin penukar anion dengan conductivitymeter
HACH 44600[6].
c Mengukur pH air keluaran kolom resinpenukar anion dengan pH meter[7].

3. Melakukan pengukuran kualitas air keluaran kolom Mix Bed resin penukar Ion
dengan langkah:
a Membuka katup sample air keluarankolom resin penukar anion
(GCA 01AA041 untuk jalur 1)
b Mengukur konduktivitas air keluaran kolom resin penukar anion dengan Conductivitymeter
HACH 44600[6].
c Mengukur pH air keluaran kolom resin penukar anion dengan pH meter[7].

4. Melakukan pengukuran konduktivitas air dengan Conductivitymeter HACH 44600


dengan langkah[6]:
a Tempat larutan dan alat yang akan digunakan dibilas dengan larutan cuplikan yang akan
diukur
b Memasukkan larutan cuplikan ke dalam erlenmeyer 250 ml
c Mencelupkan probe secara vertical pada larutan cuplikan sampai lubang ventilasi tertutup
d Menekan tombol POWER dan tombol CND dan dipiilih range harga konduktivitas
200(s/cm)
e Di tunggu hingga penunjukkan stabil dan dicatat hasil penunjukan

5. Melakukan Pengukuran pH air dengan pH meter dengan langkah :


a Tempat larutan dan alat yang akan digunakan dibilas dengan larutan cuplikan yang akan
diukur
b Masukkan larutan cuplikan sampai tanda garis
c Menekan tombol POWER dan tombol pH dan di tunggu hingga penunjukkan stabil

Hasil pengukuran pH dan konduktivitas air setelah melewati resin penukar ion pada
tahapan proses pembuatan air bebas mineral dengan interval waktu hingga keadaan stabil
dalam satu waktu pengoperasian sistem air bebas mineral menunjukan harga konduktivitas
air keluaran kolom penukar kation maupun anion pada awal pengoperasian sistem air bebas
mineral cenderung tinggi tetapi selang beberapa waktu akan mengalami penurunan hingga
akhirnya didapatkan suatu harga yang stabil.
Hal ini disebabkan belum terpenuhinya waktu kontak antara resin dengan air
sehingga reaksi pertukaran ion antara kation dan anion dari air dengan kation dan anion resin
penukar ion belum terjadi.
Harga konduktivitas air keluaran kolom penukar anion
stabil setelah selang beberapa waktu (menit) sistem beroperasi tetapi kolom penukar kation
cenderung stabil. Oleh karena sebagai indikasi regenerasi resin penukar ion pada sistem air
bebas mineral adalah harga konduktivitas keluaran kolom resin penukar anion.
Dengan bertambahnya waktu pengoperasian sistem air bebas mineral (GCA 01)
menunjukan harga konduktivitas air keluaran resin penukar anion mengalami kenaikan. Hal
ini berkaitan dengan kapasitas tukar ion dari resin penukar ion.
Pada proses pembuatan air bebas mineral reaksi pertukaran ion terjadi pada ion yang
mempunyai tanda muatan sama antara air sebagai bahan baku dengan resin yang dilaluinya
dan berlangsung secara reversible (bolak balik) sehingga dengan bertambahnya waktu
penggunaan resin,oleh karena itu pada saat tertentu semua kation atau anion dalam susunan
butir-butir resin yang dipakai itu telah habis dipertukarkan dengan kation atau anion dalan air,
Dalam hal ini resin penukar ion dianggap jenuh, sehingga resin perlu diaktifkan
kembali dengan jalan meregenerasi resin tersebut.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kualitas air bebas mineral hasil produksi instalasi
pembuat air bebas mineral di RSG-GAS memenuhi syarat sebagai air pendingin reaktor.

Daftar pustaka :
DIYAH ERLINA LESTARI, SETYO BUDI UTOMO
Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN
Kawasan Puspitek, Serpong, Tengerang 15310
Banten Telp (021) 7560908

Diyah Erlina Lestari, dkk. 2007. KARAKTERISTIK KINERJA RESIN PENUKAR ION
PADA SISTEM AIR BEBAS MINERAL(GCA 01) RSG-GAS. Yogyakarta : Sekolah Tinggi
Teknologi Nuklir - BATAN

KAJIAN KAPASITAS DAN EFEKTIVITAS RESIN PENUKAR ION UNTUK


MENGIKAT KLOR DAN APLIKASINYA PADA AIR
Pendahuluan
Air merupakan penentu kesinambungan hidup di bumi karena air selain dikonsumsi juga digunakan
dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain,
air mudah sekali terkontaminasi oleh bahan-bahan pencemar sehingga dapat mengganggu kesehatan
makhluk hidup (Darmono, 2001).

Air yang terdapat di alam mengandung bahan-bahan terlarut maupun bahan-bahan tersuspensi
(Suprihatin, 2002). Komponen-komponen terlarut seperti CO2, O2, N2, dan bahan-bahan terlarut
lainnya yang terbawa dari atmosfer serta bahan-bahan terlarut yang berasal dari lingkungan sekitarnya
misalnya adanya NO3-, NO2- yang berasal dari limbah pertanian maupun limbah peternakan ataupun
limbah dari rumah tangga di sekitar sumber mata air tersebut. Contoh kasus kandungan nitrat pada
beberapa sumber mata air yang telah tercemar nitrat dengan kadar 13,9212 mg/L s/d 19,5920 mg/L
dan dengan menggunakan resin penukar anion mampu menurunkan kadar nitrat pada sumber mata air
dengan efektivitas 58,70% - 89,17% (Bawa Putra, 2007). Kandungan klor yang tinggi dalam air
minum dapat menyebabkan racun bagi tubuh, namun apabila klor dalam konsentrasi yang layak tidak
berbahaya bagi manusia bahkan dibutuhkan sebagai desinfektan. Adanya klor pada sumber mata air
dapat berasal dari percikan dari lautan yang terbawa sebagai tetesan atau limbah-limbah lingkungan
sekitarnya (Totok Sutrisno, 1991). Klor dalam air dengan konsentrasi tinggi apabila berikatan dengan
Na+ akan menyebabkan rasa asin dan dapat merusak pipa-pipa air (Mutshlar, 1991; Totok Sutrisno,
1991). Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi maka dikembangkan berbagai
cara pengolahan air minum dengan menggunakan peralatan untuk memperoleh air minum (Golongan
B) agar terbebas dari berbagai pencemar yang membahayakan kesehatan (Gandjar, 1994), sehingga di
perkotaan berkembang usaha penyediaan air minum isi ulang yang dikenal sebagai Air Minum Dalam
Kemasan (Suprihatin, 2002).

Untuk memurnikan air dari klor dan senyawa lain yg tidak boleh ada di air yaitu dengan resin penukar
ion. Untuk mengetahui kapasitas dan efektivitas resin penukar anion dengan sistem batch dalam
mengikat ion klor dan aplikasinya. Salah satu cara dengan metode titrasi

Titrasi Argentometri
Titrasi argentometri merupakan titrasi dengan menggunakan larutan perak nitrat untuk menentukan
kadar halogen.
Cara penentuan dengan membuat standar klor lalu dimasukan ke dalam kolom resin dan didiamkan
selama waktu jenuh. Lalu diambil untuk dianalisis dengan titrasi argentometri.

Waktu Jenuh Resin


Penentuan waktu jenuh resin terhadap klor digunakan larutan klor 400 ppm. Hal ini dikerjakan dengan
mendiamkan larutan klor di dalam kolom resin penukar anion yang telah diisi 50 g resin penukar
anion dengan variasi waktu antara 60 330 menit, diperoleh waktu jenuhnya pada 260 menit.
Ini berarti resin mampu mengadakan pertukaran secara efektif dengan klor pada waktu 260 menit,
sedangkan di atas 260 menit tidak terjadi peningkatan jumlah klor yang terikat oleh resin karena resin
telah jenuh sehingga tidak mampu lalu melakukan pertukaran dengan klor.

Kapasitas dan Efektivitas Resin


Kapasitas dan efektivitas resin terhadap klor dikerjakan dengan melewatkan larutan klor dengan
beberapa variasi konsentrasi ke dalam kolom resin yang didiamkan selama waktu jenuhnya. Kapasitas
resin penukar anion didefinisikan sebagai banyaknya anion yang dapat diturunkan oleh setiap 1 g
resin kering (Ravindranath, 1989).

Perhitungan efektivitas resin


Efektivitas resin dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Efektivitas Resin =

x 100%

Keterangan :
C1 : konsentrasi klor sebelum lewat resin (ppm)
C2 : konsentrasi klor setelah lewat resin (ppm)

Menurut teori pertukaran kristal dan teori memberan Donnan bahwa asas keelektronegatifanlah yang
menyebabkan terjadinya pertukaran ion dimana ion yang mempunyai keelekronegatifan lebih besar
akan lebih mudah mengalami pertukaran (Khopar, 1990). Klor lebih banyak terikat oleh resin
sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan jenuh akan semakin lama. Sedangkan
menurut teori selektivitas mengenai afinitas bahwa ion-ion yang mempunyai afinitas yang tinggi akan
memberikan pemuaian yang lebih kecil bagi resin sehingga ion-ion tersebut mampu bertahan lebih
kuat dan terikat lebih banyak dalam resin (Khopar, 1990).

Perhitungan jumlah klor terikat oleh resin


Jumlah klor yang terikat oleh resin dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
W=

Keterangan :

: jumlah klor yang terikat oleh resin (mg/g)

C1

: konsentrasi klor sebelum lewat resin (ppm)

C2

: konsentrasi klor setelah lewat resin (ppm)

: vlume klor yang digunakan (mL)

Br

: berat resin yang digunakan (g)

Jurnal : Antara, I K G. Kajian kapasitas dan efektivitas resin penukar anion untuk mengikat klor dan
aplikasinya pada air

DAFTAR PUSTAKA

jurnal.sttn-batan.ac.id/wp.../8-dyah-hal-95-104.pdf

ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/.../2713/1925

ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/tekkim/article/.../81

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/penukar-ion/

Antara, I K G. Kajian kapasitas dan efektivitas resin penukar anion untuk mengikat klor dan
aplikasinya pada air

Diyah Erlina Lestari, dkk. 2007. KARAKTERISTIK KINERJA RESIN PENUKAR


ION PADA SISTEM AIR BEBAS MINERAL(GCA 01) RSG-GAS. Yogyakarta :
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
Article written by David Alchin (Service Chemist, Drew New Zealand) with
summary by Heather Wansbrough

Você também pode gostar