Você está na página 1de 14

Mempengaruhi Orang Lain

Posted on 12 Maret 2008 by melianaaryuni


Ada sebagian orang yang dengan mudahnya mampu
mempengaruhi orang lain di sekitarnya, tapi ada sebagian lagi
yang hanya ikut arus dengan apa yang dikatakan oleh orang lain.
Tidak kita pungkiri hal itu pun banyak terjadi di lingkungan kita,
contohnya lingkungan kerja. Ada teman yang mudah ikut apa
yang dikatakan oleh orang lain ada juga yang kukuh dengan
pendiriannya sehingga dia sulit sekali untuk dipengaruhi oleh
orang lain.
Pada pembahasan artikel psikologi Cara Memahami Orang Lain,
di dalamnya ada pembagian karakter manusia. Ada karakter
yang mudah dipengaruhi dari segi perasaan, misalnya karakter
melankolis yang mudah terbawa perasaan. Mempengaruhi orang
lain agar ikut dengan apa yang kita inginkan atau apa yang kita
pikirkan itu tidaklah mudah. Untuk mempengaruhi orang yang
dikategorikan melakolis, maka sentuh daya rasanya atau
perasaannya, rasa ibanya. Biasanya jika sudah tersentuh rasa
ibanya, maka orang itu mudah untuk dipengaruhi pikirannya.
Tipe kepribadian yang kholeris merupakan tipe yang sulit untuk
dipengaruhi. Tipe ini bisa mempengaruhi orang lain karena di
dalam dirinya ada sifat memimpin, suka berargumentasi
sehingga sangat mudah baginya untuk mengajak orang lain
mengikuti apa yang dia inginkan atau yang dia rasakan. Untuk
kepribadian yang lain coba telusuri sifat khasnya dan jadikan
sifat tersebut sebagai kunci untuk mempengaruhi orang
tersebut.
Baca artikel di bawah ini :
Banyak yang menyarankan kepada saya untuk membaca
buku Bagaimana Mencari kawan dan Mempengaruhi Orang Lain
karya Dale Carnegie, tapi tidak banyak orang yang menjelaskan
kepada saya buku itu berisikan apa aja, merka Cuma
mengatakan bahwa buku itu bagus untuk dibaca dan menjadikan
kita bisa memperoleh teman yang lebih banyak.Dalam tulisan ini
saya ingin menyampaikan apa saja sich yang dibahas dalam
buku tersebut. Buku ini memberikan kita pelajaran tentang
1

bagaimana kita bisa memeperoleh teman yang lebih banyak,


bagaimana kita mempunyai pengaruh dalam bersosialisasi dalam
kehidupan bermasyarakat, dan bagaimana membina hubungan
antar manusia.
Pada cover belakang buku ini tertulis ada sepuluh hal yang
bisa anda dapatkan dalam buku ini, yaitu :
Mengeluarkan Anda dari kebiasaan mental yang buruk, memberi
Anda gagasan baru, visi baru dan ambisi baru.
Membuat Anda mudah dan cepat berkawan
Meningkatkan popularitas Anda
Memikat orang mengikuti cara berpikir Anda
Meningkatkan pengaruh, prestise, kemampuan Anda untuk
menyelesaikan segala sesuatu
Memungkinkan Anda memperoleh klien dan pelanggan baru
meningkatkan kemampuan Anda dalam memperoleh penghasilan
yang lebih besar
Menjadikan Anda wiraniaga, manajer atau eksekutif yang lebih
baik
Menjadikan Anda pembicara yang lebih baik dan lebih
menyenangkan
Membangkitkan antusiasme diantara rekan usaha
Berikut Saya ingin memberikan ringkasan-ringkasan
dalam buku ini
Teknik-teknik Mendasar dalam Menangani Manusia.
1 : Jangan mengkritik, mencercah atau mengeluh
2 : Berikan penghargaan yang jujur dan tulus
3 : Bangkitkan minat pada diri orang lain
Enam Cara untuk Membuat Orang Lain Menyukai Anda
1 : Jadilah sungguh-sungguh berminat tehadap orang lain
2 : Tersenyumlah
3 : Mengingat nama seseorang adalah hal paling mengesankan
dan paling penting bagi orang itu dalam bahasa apapun
4 : Jadilah pendengar yang baik. Dorong orang lain untuk
berbicara tentang diri mereka
5 : Bicarakan minat-minat orang lain
6 : Buat orang lain merasa penting dan lakukan itu dengan
tulus
2

Memikat Orang Lain Mengikuti Cara Berpikir Anda


1 : Satu-satunya cara untuk memperoleh manfaat paling banyak
dari perdebatan adalah menghindari perdebatan itu sendiri
2 : Perlihatkan respek terhadap pendapat orang lain. Jangan
pernah berkata, Anda salah.
3 : Kalau Anda salah, akuilah dengan cepat dan simpatik
4 : Mulailah dengan cara yang ramah
5 : Usahakan orang lain mengucapkan ya, ya dengan segera
6 : Biarkan orang lain yang lebih banyak berbicara
7 : Biarkan orang lain merasa bahwa itu adalah idenya
8 : Cobalah dengan sungguh-sungguh melihat segala sesuatu
dari sudut pandang orang lain.
9 : Bersimpatilah dengan ide dan hasrat orang lain
10 : Imbaulah motif-motif yang lebih mulia
11 : Dramatisir ide-ide Anda
12 : Lemparkan tantangan
Menjadi Pemimpin
1 : Mulailah dengan pujian dan penghargaan yang jujur
2 : Beritahu kesalahan orang lain dengan cara tidak langsung
3 : Bicarakan kesalahan Anda dulu sebelum mengkritik orang
lain
4 : Ajukan pertanyaan sebagai ganti memberi perintah langsung
5 : Biarkan orang lain menyelamatkan muka
6 : Pujilah peningkatan sekecil apapun dan pujilah setiap
peningkatan. Jadilah tuluslah dalam penerimaan Anda dan
murah hati dalam penghargaan Anda
7 : Beri orang lain reputasi yang baik untuk mereka penuhi
8 : Gunakan dorongan. Buat kesalahan tampak mudah
diperbaiki.
9 : Buat orang lain merasa senang mengerjakan hal yang Anda
sarankan
Untuk lebih mengetahui cara kerja buku ini terhadap Anda
mungkin ada baiknya Anda beli dan baca kemudian
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
(sumber : Bagaimana Mencari kawan dan Mempengaruhi Orang
Lain, karya Dale Carnegie)
Beberapa teori dan formulasi tentang taktik atau teknik
mempengaruhi telah bermunculan sejak 20 tahun yang lalu
3

(Kipnis-1980; Schriesheim-1990; Yukl-1992, Ferris-1997). Dari


perseteruan pendapat yang ada, boleh dikata yang banyak
diterapkan dan dimutasikan dalam penelitian lanjutan adalah
metode Influence Behavior Questionanaire (IBQ). Suatu metode
yang dikembangkan oleh peneliti yang bernama Gary Yukl
(1992), professor di University at Albany, Amerika. Metoda IBQ
memformulasikan 9 strategi dan teknik mempengaruhi orang
lain.
Rational Persuasion: Adalah siasat meyakinkan orang lain dengan
menggunakan argumen yang logis dan rasional. Seorang dokter
yang memberi nasehat kepada pasien yang perokok berat,
dengan menjelaskan efek buruk merokok bagi paru-paru dan
hasil penelitian yang membuktikan bahwa para perokok lebih
rentan menderita penyakit kronis lain. Adalah salah satu contoh
rational persuasion ini.
Inspiration Appeals Tactics: Adalah siasat dengan meminta ide
atau proposal untuk membangkitkan rasa antusias dan semangat
dari target person. Contoh nyata penerapannya adalah, seorang
menteri yang membawahi departemen komunikasi dan informasi
(kominfo), yang membuka kesempatan kepada seluruh
komunitas IT untuk membuat proposal dan ide tentang
pengembangan e-government di suatu negeri.
Consultation Tactics: Terjadi ketika kita meminta target person
untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang kita agendakan.
Misalnya adalah menteri kominfo diatas yang kembali
berkonsultasi kepada seluruh komunitas IT di suatu negeri dalam
upaya mengajak partisipasi aktif dalam implementasi cetak biru
e-government yang telah diproduksi oleh departemennya.
Ingratiation Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berusaha
untuk membuat senang hati dan tentram target person, sebelum
mengajukan permintaan yang sebenarnya. Sendau gurau
seorang salesman terhadap langganan, pujian seorang pimpinan
terhadap bawahan sebelum memberi tugas baru, ataupun
traktiran makan seorang partner bisnis adalah termasuk dalam
ingratiation tactics ini.
Personal Appeals Tactics: Terjadi ketika kita berusaha
mempengaruhi target person dengan landasan hubungan
4

persahabatan, pertemanan atau hal yang bersifat personal


lainnya. Kita bisa mengimplementasikannya dengan memulai
pembicaraan misalnya dengan, Budi, saya sebenarnya nggak
enak mau ngomong seperti ini, tapi karena kita sudah
bersahabat cukup lama dan saya yakin kamu sudah paham
mengenai diri saya
Exchange Tactics: Adalah mirip dengan personal appeal tactics
namun sifatnya adalah bukan karena hubungan personal semata,
namun lebih banyak karena adanya proses pertukaran
pemahaman terhadap kesukaan, kesenangan, hobi, dsb. diantara
kita dan target person.
Coalition Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berkoalisi
dan meminta bantuan pihak lain untuk mempengaruhi target
person. Strategi kemenangan karena jumlah pengikut dipakai
dalam siasat ini.
Pressure Tactics: Terjadi dimana kita mempengaruhi target
person dengan peringatan ataupun ancaman yang menekan.
Seorang komandan pasukan yang memberi ancaman penurunan
pangkat bagi prajuritnya yang mengulangi kesalahan serupa.
Adalah contoh implementasi pressure tactics ini.
Legitimizing
Tactics:
Adalah
satu
siasat
dimana
kita
menggunakan otoritas dan kedudukan kita untuk mempengaruhi
target person. Presiden yang meminta seorang menteri untuk
menyusun rancangan undang-undang, kepala sekolah yang
meminta guru menyusun kurikulum pendidikan adalah beberapa
contoh penerapan legitimizing tactics.
Penelitian dilakukan oleh University of Michigan memaparkan,
gaya bicara persuasif ternyata dapat membuat orang lebih
terpengaruh pada Anda. Menurut para ahli, ada beberapa teknik
bicara persuasif yang perlu Anda kuasai, yaitu kecepatan bicara,
nada suara, serta pengambilan jeda. Pelajari tiganya, praktikkan
pada orang yang Anda tuju, dan lihat bagaimana hasilnya.
Bicaralah dengan kecepatan sedang
Riset di University of Michigan dilakukan dengan mengamati
perilaku orang pada saat ditelepon untuk kebutuhan survei.
5

Menurut Jose Benki, salah satu peneliti, penelepon yang


berbicara dengan kecepatan sedang, atau sekitar 3,5 kata per
detik lebih sukses dalam mempengaruhi lawan bicaranya. Ini
dibandingkan penelepon yang bicara terlalu cepat atau terlalu
lambat. Gaya bicara yang terlalu cepat akan memberi kesan
tergesa-gesa dan tidak sabar, sementara mereka yang bicara
sangat lambat kerap dianggap kurang cerdas.
Perhatikan nada bicara
Orang yang berbicara dengan suara yang ceria dan bersahabat,
dengan banyak variasi pada nada suara, terlihat lebih sukses
mempengaruhi orang lain, imbuh Benki lagi. Sementara nada
yang datar malah membuat lawan bicara tidak terkesan. Namun,
jaga juga agar variasi nada suara ini tidak sampai berlebihan.
Sebab, bukannya menarik, ini malah memberi kesan dibuat-buat
atau terpaksa.
Berikan jeda saat bicara
Saat berbicara, orang umumnya akan mengambil jeda sekitar 4
sampai 5 kali untuk setiap menitnya, kata Benki.
Adanya jeda bukannya membuat percakapan jadi terhenti dan
canggung, justru malah menjadi lebih mengalir natural. Jika Anda
bicara tanpa jeda, kesan yang didapat adalah Anda sudah
menghafalkan kata-kata yang akan disampaikan. Tak heran bila
orang lain menganggap Anda terpaksa berbicara dengan
mereka. Sementara itu, menurut Benki, terlalu sering mengambil
jeda juga dapat menggagalkan niat Anda memengaruhi orang
lain, karena dengan begitu mereka tidak akan tertarik
mendengarkan Anda.
Pertama, faktor fundamental. Kedua, faktor teknik komunikasi.
Faktor fundamental berkaitan dengan kemandirian keyakinan,
pikiran dan perasaan. Ini fondasinya. Keyakinan yang kuat
membuat anda tak bergeming.
Anda kukuh memegang
keyakinan itu. Meski lingkungan bisa beda secara diametral
dengan keyakinan anda itu. Pikiran anda bisa tetap terbuka atas
banyak hal, termasuk hal-hal negatif. Perasaan anda bisa tetap
tenang, meski banyak hal yang beda dengan keinginan dan
harapan anda.
6

Faktor teknik komunikasi adalah ujung tombak kekuatan


anda itu. Dalam hal ini, anda:
1. Bisa berpendapat beda dengan orang lain.
Nah, hal ini yang paling menunjukkan kekuatan anda. Anda bisa
melihat sisi lain dari suatu kondisi. Dengannya anda bisa beda
pendapat. Bila pendapat anda sama terus dengan orang lain,
maka keberadaan anda menjadi tak berarti penting.
Karena itu, jangan terus diam, setuju, dan mengiyakan pendapat
orang lain. Orang lain akan senang diiyakan.
Itu sih jelas.
Karena itu berarti anda sedang menyerahkan kekuatan anda
padanya. Ia makin kuat, anda makin lemah. Makin sering ini
(mengiyakan pendapat orang lain) dilakukan, makin lemah anda
di depan orang lain. Makin sering anda beda pendapat, makin
kuat anda.
Tapi jangan kebablasan. Jangan selalu beda pendapat. Bila anda
selalu beda pendapat dengan orang lain, anda memang jadi
kuat. Tapi, anda akan dianggap sebagai musuh, bukan rekan
kerja.
Musuh yang kuat.
Dan orang lain akan berusaha
menghancurkan anda. Toh anda musuh mereka. Iya,kan? Ini
pun kondisi yang buruk. Konflik berkepanjangan berasal dari sini.
Mulanya dari perbedaan pendapat yang objektif. Lama-lama
akan mengarah pada orangnya. Subjektif.
2. Bisa merespon pendapat orang lain dengan baik.
Merespon bukan berarti menyetujui.
Anda bertanya: Bisa
diulangi?, Maksudnya?, Koq begitu?, dan sebagainya. Anda
berkomentar singkat seperti : Oh, gitu ya, OK, saya paham,
Ya..ya..ya, dan sebagainya.
Nah, ketika anda merespon dengan baik, orang lain merasa
diperhatikan.
Merasa dihargai.
Merasa dianggap penting.
Karena merasa diperhatikan, dihargai dan dianggap penting,
orang lain pun akan melakukan hal sama pada anda. Dan itu
adalah pertukaran kekuatan yang menguntungkan kedua belah
pihak.
3. Bisa menguatkan pendapat orang lain.
Ada saatnya anda berbeda pendapat.
Ada saatnya anda
menyetujui
bahkan
menguatkan
pendapat
orang
lain.
Keseimbangan ini penting.
Orang yang pendapatnya anda
setujui dan kuatkan akan membagi kekuatannya pada anda.
7

Persetujuan anda akan sangat berarti karena anda bukan orang


yang gampang setuju atas pendapat orang lain. Ingat, kalau
anda gampang setuju atau bahkan selalu setuju atas pendapat
orang lain, anda justru akan jadi orang lemah di hadapan orang
lain. Tahu kapan tidak setuju dan berbeda pendapat. Tahu juga
kapan saat yang tepat untuk setuju dan menguatkan pendapat
orang lain.
Ciri Anda Kuat Dihadapan Orang Lain
Ada dua ciri utama kalau anda sudah kuat dihadapan orang lain.
Apa itu?
Pertama, anda ditanya. Dimintai pendapat. Ditanya atasan,
rekan atau bawahan. Ini menunjukkan orang lain menganggap
anda sebagai orang penting. Dan ini sekali lagi tak berkaitan
dengan apakah anda atasan atau bawahan.
Kedua, ketika anda berpendapat, orang lain benar-benar
menyimak. Entah pendapat anda itu berbeda atau sama dengan
pendapat orang lain.
MengelolaPerbedaan Menuju Kebersamaan
Perbedaan pendapat selalu ada, namun kebanyakan orang
cenderung menganggap remeh hal ini. Lalu berusaha
menghilangkannya.
Kenapa?
Karena
enggan
berkonflik.
Perbedaan pendapat yang tidak dikelola dengan baik rentan
menimbulkan konfllik. Maka, dalam setiap diskusi orang lebih
senang menyamakan persepsi dengan orang lain. Padahal, bagi
seorang profesional, perbedaan pendapat adalah hal biasa. Dari
sana, kita justru bisa saling menambah wawasan untuk
menemukan sebuah solusi cantik.
Cuma, yang perlu dihindari adalah kita terlalu terobsesi dengan
pendapat kita sendiri. Lupa bahwa sebetulnya, kita pun punya
kelemahan. Maka, kita butuh orang lain sebagai sparing partner.
Sebagai seorang profesional, kita harus berjiwa besar, mau
menerima pendapat orang lain. Boleh saja, kita berdebat habishabisan di dalam ruangan, tetapi ketika ke luar dari ruangan,
masalah itu harus ditinggalkan. Sulit? Memang. Tetapi kita tidak
boleh larut dalam perasaan dan kemudian menganggap orang
yang berbeda pendapat itu sentimen terhadap kita.

Lalu, bagaimana mengelola pendapat supaya tidak menimbulkan


konflik? Saat berdebat, fokuslah pada masalah. Jangan
menyerempet persoalan pribadi. Karena itu, kita harus
memerhatikan cara kita berkomunikasi. Termasuk, penggunaan
kata-kata. Jangan sampai menusuk dan menyakiti hati lawan.
Semangatnya adalah untuk kebersamaan demi mencari solusi
cantik. Bukan mengunggulkan kepandaian pribadi.
Memenangkan Customer Tanpa Merasa Kalah
Dalam bernegosiasi dengan klien, kita sering mengikuti kemauan
customer, agar mereka senang. Ya, menyenangkan klien
memang salah satu strategi untuk memengaruhi mereka.
Namun, memenangkan customer bukan berarti kita dalam
posisi kalah. Karena sebetulnya, kita bisa menggunakan taktik
smooth influence dan cara berkomunikasi. Kita tahu saat yang
tepat kapan harus maju atau mundur dalam pembicaraan.
Nah, jika terjadi perbedaan pendapat, bagaimana sebaiknya?
Apakah kita cari menangnya atau benarnya? Yang paling tepat
adalah kita cari solusi menang-menang. Dua-duanya merasa
tidak dirugikan. Kita pun bisa saja menolak pendapat klien.
Namun, tentu saja gunakan cara yang santun. Tidak perlu
menyakiti hati orang lain. Selain itu, kita juga harus
menggunakan data-data yang kuat. Sehingga ada alasan jelas
dibalik penolakan itu.
Menyikapi Orang yang Pasif
Dalam rapat dan diskusi, selalu saja ada orang yang bersikap
pasif. Maka, ketika dimintai pendapat, ia selalu memilih abstain.
Bagaimana menghadapi orang seperti ini? Kita harus berhatihati. Tipe orang seperti ini biasanya akan ikut ke mana angin
bertiup. Jadi, jangan mengharapkan ia menjadi pendukung kita.
Jika di forum ada suatu tekanan, dia akan ikut ke sana. Benar
atau salah, ia tak peduli.
Beda lagi dengan orang pasif. Ia mungkin punya segudang ide,
tapi tidak dapat memaparkannya dengan jelas. Sehingga, ia tidak
dapat memengaruhi orang. Tipe ini bisa kita dekati. Tujuannya,
untuk meyakinkan dia dengan menjelaskan ide-ide kita
9

segamblang dan selengkap mungkin. Jika ide itu sejalan, bisa jadi
ia ikut mendukung kita.

Saling Melengkapi
Perbedaan pendapat memang lumrah. Namun, kita perlu
menghargai sikap dan pendapat orang lain. Selain itu, kita harus
punya kontrol diri yang kuat. Supaya perbedaan itu tidak
menimbulkan konflik. Sebaliknya, sebagai seorang profesional,
perbedaan harus dikelola menjadi keanekaragaman yang saling
melengkapi. Caranya, dengan melakukan komunikasi dan tutur
bahasa yang baik serta niat tulus.
Dalam berkomunikasi, cobalah terlebih dahulu mencari informasi
yang selengkap-lengkapnya sebelum memberikan komentar. Jika
kita hanya memiliki sepenggal informasi, jangan langsung
membentuk opini dan menyatakan pendapat berdasarkan
informasi yang belum lengkap tersebut.
Intinya, Ilmu dulu baru bicara dan bertindak. Ucapan dan
tindakan tanpa ilmu yang jelas akibatnya berbahaya. Jadi, yang
perlu kita lakukan adalah melengkapi informasi yang kita miliki
dengan bertanya kepada pihak-pihak yang mengetahui tentang
apa yang akan kita komunikasikan, ataupun aktif mencari
informasi tambahan yang diperlukan sehingga kita info yang
akan kita komunikasikan pun lebih lengkap. Berusaha Mengerti
Simak contoh ini, seorang sarjana freshgraduate datang ke
pedesaan. Karena baru saja lulus dari perguruan tinggi, ketika
mengisi acara, bahasa sarjana ini "canggih" banget. Istilah-istilah
berbahasa asingnya keluar begitu saja tanpa ada penjelasan
maknanya. Penduduk desa manggut-manggut tidak paham.
Akhirnya, penduduk desa pun malah emoh/ogah terhadap
sarjana yang sebenarnya berilmu ini.
Ini termasuk kegagalan berkomunikasi. Sering banget kita
menuntut untuk dimengerti, tanpa menuntut diri kita untuk
mengerti dulu pihak yang kita ajak komunikasi.
10

Dalam berkomunikasi, ada baiknya bagi kita untuk terlebih


dahulu mencoba mengerti, sebelum menuntut untuk dimengerti.
Dengan mengerti permasalahan yang sebenarnya, serta
mengerti siapa lawan bicara, akan lebih mudah bagi kita
memahami apa yang dikomunikasikan orang tersebut, dan akan
lebih mudah pula bagi kita untuk memberikan pendapat,
masukan yang mudah dimengerti lawan bicara.
Dalam contoh di atas, jika sang sarjana terlebih dahulu mencoba
mengerti objek audien-nya, apakah objek sudah paham dengan
istilah-istilah berbahasa asing, dan sebagainya, maka tentunya
dalam mengkomunikasikan ide-idenya, ia bisa menggunakan
bahasa yang lebih mudah dipahami.
Diagnosa Permasalahan, sebelum Respon
Lebih spesifik lagi berkaitan dengan mengerti sebelum
dimengerti adalah mendiagnosa permasalahan dengan baik
sebelum memberikan respon.
Coba bayangkan, jika Anda merasa demam lalu pergi ke dokter.
Anda lalu didiagnosa kena flu, padahal Anda punya gejala-gejala
lain yang menandakan Anda terkena tipus. Gara-gara diagnosa
yang nggak tepat, obat yang Anda minum pun nggak tepat buat
penyakitmu. Akibatnya berbahaya pada dirimu.
Sebelum kita memberikan pendapat, masukan atau jawaban,
diagnosis terlebih dahulu secara teliti permasalahan yang
dihadapi lawan bicara. Kadang, kita terlalu terburu-buru
memberikan respon. Baru mendengar permasalahan lawan
bicara sedikit saja, kita sudah merasa sok tahu tentang
kelanjutannya, sehingga kita sudah pasang kuda-kuda lalu
segera memberi respon. Padahal, masalah tiap orang bisa
spesifik banget, sehingga kita hendaknya jangan sok tahu dulu
untuk memberi respon.
Baru setelah kita tahu permasalahannya dengan jelas, kita bisa
lebih mudah untuk membantu memberikan jawaban, solusi,
ataupun masukan yang diperlukan lawan bicara.
11

Keyakinan Diri
Jika kita tersesat dan bertanya kepada orang yang kita temui di
jalan tentang alamat yang kita cari, orang tersebut memberikan
informasi tetapi ia tidak terlihat yakin akan informasi yang
diberikannya kepada kita. Apa yang akan kita lakukan? Apakah
kita akan mengikuti petunjuk yang diberikan orang tersebut?
Jika kita pergi ke toko obat, dan si penjual menawarkan obat
yang kita perlukan. Tetapi ketika ditanya apakah obat tersebut
manjur, si penjual tidak memberikan jawaban yang meyakinkan.
Apakah kita akan membeli obat yang ditawarkan tersebut?
Jawaban dari kedua situasi di atas kemungkinan besar adalah
tidak. Pada dasarnya, kita cenderung lebih percaya kepada
orang yang memiliki dan menunjukkan keyakinan diri tinggi. Jadi,
jika kita berkomunikasi, pastikan apa yang kita komunikasikan
benar-benar kita kuasai dengan baik, dan benar-benar kita yakini
kebenarannya. Jika kita sudah yakin, akan lebih mudah bagi kita
untuk meyakinkan orang lain.
Fokus pada Orang Lain
Unsur dalam empati adalah memperhatikan orang lain. Kalo gitu,
dalam komunikasi empatik, unsur ini pun punya peranan penting.
Ketika berkomunikasi, jika perhatian terfokus pada diri sendiri
melulu, kegagalan komunikasilah yang akan terjadi.
Kita perlu lebih memfokuskan perhatian kita pada orang yang
kita ajak berkomunikasi, bukannya pada diri sendiri melulu.
Dengan memberikan fokus perhatian kepada orang lain, maka
orang merasa kita memperdullikan mereka. Selanjutnya, kalau
orang merasakan kita memang memberikan perhatian,
kepedulian, dan rasa hormat kepada mereka ketika mereka
berbicara ataupun menyampaikan pendapat, maka mereka akan
juga bersedia mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang
akan kita komunikasikan kepada mereka.
Dengan memfokuskan perhatian kepada orang lain, kita bisa
lebih mudah memahami siapa lawan bicara kita (apa keinginan
12

mereka, apa permasalahan mereka, apa yang mereka perlukan


dari kita). Jika kita telah memahami mereka, tentunya kita bisa
mengkomunikasikan apa yang kiranya dapat menarik perhatian
mereka, dan apa yang kiranya mau mereka terima, ataupun
dukung.
Kontak Mata
Kontak mata merupakan bagian yang penting dalam
berkomunikasi. Dengan melibatkan kontak mata dengan orang
yang kita ajak bicara, kita memberi kesan dan pesan kepada
orang tersebut bahwa kita sungguh-sungguh terhadap apa yang
kita komunikasikan.
Kesungguhan kita ini tentunya akan mendorong lawan bicara
memperhatikan
dengan
seksama
apapun
yang
kita
komunikasikan. Mereka juga lebih percaya kepada kita karena
kesungguhan yang kita perlihatkan, sehingga akan lebih mudah
bagi mereka untuk memahami atau melakukan apapun yang kita
anjurkan kepada mereka.
Tentu, beda masalahnya jika yang kita ajak bicara adalah lawan
jenis. Kalo dengan lawan jenis, kontak mata yang terjadi bisa
menimbulkan bahaya yang lain.
Senyum Hangat
Senyum merupakan sedekah yang murah, meriah, dan mudah.
Senyuman memang merupakan senjata yang paling ampuh yang
dapat digunakan untuk membuka komunikasi. Senyuman yang
tulus dan hangat dapat mengatasi berbagai hambatan dalam
komunikasi, misalnya: ketegangan, kecurigaan, kemarahan,
kecemburuan.
Sebuah senyuman juga merupakan indikasi kita memiliki emosi
positif terhadap orang yang kita ajak berkomunikasi. Jika lawan
bicara merasa kita memang suka berkomunikasi dengannya,
akan lebih mudah bagi orang tersebut menerima masukan,
pendapat, ataupun solusi yang kita tawarkan kepadanya.
Saling Menyukai
13

Komunikasi juga akan lebih efektif, jika orang-orang yang terlibat


dalam komunikasi tersebut saling menyukai.
Menyukai orang lain yang kita ajak berkomunikasi merupakan
awal kemampuan berkomunikasi yang efektif.
Menyukai dan disukai, tidak bisa terjadi dalam sekejap. Memang
harus ada saling mengenal, saling memahami, dan saling
menolong. Semakin banyak interaksi dalam hal-hal yang positif
ini, maka ornag yang kita ajak berkomunikasi akan semakin
mudah untuk mengerti, menerima, dan mempercayai semua
yang kita komunikasikan kepadanya.

14

Você também pode gostar