Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
segamblang dan selengkap mungkin. Jika ide itu sejalan, bisa jadi
ia ikut mendukung kita.
Saling Melengkapi
Perbedaan pendapat memang lumrah. Namun, kita perlu
menghargai sikap dan pendapat orang lain. Selain itu, kita harus
punya kontrol diri yang kuat. Supaya perbedaan itu tidak
menimbulkan konflik. Sebaliknya, sebagai seorang profesional,
perbedaan harus dikelola menjadi keanekaragaman yang saling
melengkapi. Caranya, dengan melakukan komunikasi dan tutur
bahasa yang baik serta niat tulus.
Dalam berkomunikasi, cobalah terlebih dahulu mencari informasi
yang selengkap-lengkapnya sebelum memberikan komentar. Jika
kita hanya memiliki sepenggal informasi, jangan langsung
membentuk opini dan menyatakan pendapat berdasarkan
informasi yang belum lengkap tersebut.
Intinya, Ilmu dulu baru bicara dan bertindak. Ucapan dan
tindakan tanpa ilmu yang jelas akibatnya berbahaya. Jadi, yang
perlu kita lakukan adalah melengkapi informasi yang kita miliki
dengan bertanya kepada pihak-pihak yang mengetahui tentang
apa yang akan kita komunikasikan, ataupun aktif mencari
informasi tambahan yang diperlukan sehingga kita info yang
akan kita komunikasikan pun lebih lengkap. Berusaha Mengerti
Simak contoh ini, seorang sarjana freshgraduate datang ke
pedesaan. Karena baru saja lulus dari perguruan tinggi, ketika
mengisi acara, bahasa sarjana ini "canggih" banget. Istilah-istilah
berbahasa asingnya keluar begitu saja tanpa ada penjelasan
maknanya. Penduduk desa manggut-manggut tidak paham.
Akhirnya, penduduk desa pun malah emoh/ogah terhadap
sarjana yang sebenarnya berilmu ini.
Ini termasuk kegagalan berkomunikasi. Sering banget kita
menuntut untuk dimengerti, tanpa menuntut diri kita untuk
mengerti dulu pihak yang kita ajak komunikasi.
10
Keyakinan Diri
Jika kita tersesat dan bertanya kepada orang yang kita temui di
jalan tentang alamat yang kita cari, orang tersebut memberikan
informasi tetapi ia tidak terlihat yakin akan informasi yang
diberikannya kepada kita. Apa yang akan kita lakukan? Apakah
kita akan mengikuti petunjuk yang diberikan orang tersebut?
Jika kita pergi ke toko obat, dan si penjual menawarkan obat
yang kita perlukan. Tetapi ketika ditanya apakah obat tersebut
manjur, si penjual tidak memberikan jawaban yang meyakinkan.
Apakah kita akan membeli obat yang ditawarkan tersebut?
Jawaban dari kedua situasi di atas kemungkinan besar adalah
tidak. Pada dasarnya, kita cenderung lebih percaya kepada
orang yang memiliki dan menunjukkan keyakinan diri tinggi. Jadi,
jika kita berkomunikasi, pastikan apa yang kita komunikasikan
benar-benar kita kuasai dengan baik, dan benar-benar kita yakini
kebenarannya. Jika kita sudah yakin, akan lebih mudah bagi kita
untuk meyakinkan orang lain.
Fokus pada Orang Lain
Unsur dalam empati adalah memperhatikan orang lain. Kalo gitu,
dalam komunikasi empatik, unsur ini pun punya peranan penting.
Ketika berkomunikasi, jika perhatian terfokus pada diri sendiri
melulu, kegagalan komunikasilah yang akan terjadi.
Kita perlu lebih memfokuskan perhatian kita pada orang yang
kita ajak berkomunikasi, bukannya pada diri sendiri melulu.
Dengan memberikan fokus perhatian kepada orang lain, maka
orang merasa kita memperdullikan mereka. Selanjutnya, kalau
orang merasakan kita memang memberikan perhatian,
kepedulian, dan rasa hormat kepada mereka ketika mereka
berbicara ataupun menyampaikan pendapat, maka mereka akan
juga bersedia mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang
akan kita komunikasikan kepada mereka.
Dengan memfokuskan perhatian kepada orang lain, kita bisa
lebih mudah memahami siapa lawan bicara kita (apa keinginan
12
14