Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
REPUBLIK INDONESIA
Nomor
Tanggal
: 20 /R/XIV.04/02/2006
: 17 Februari 2006
DAFTAR ISI
RESUME HASIL PEMERIKSAAN ...................................................................
BAB I.
BAB II.
10
11
11
5. Pemantauan ...........................................................................................
12
13
13
pemborosan
keuangan
daerah
sebesar
Rp380.000.000,00 .................................................................................
3. Pengeluaran
Bantuan
Profesi
Tahun
2004
16
sebesar
Bantuan
Dana
Pembangunan
19
Desa/Kelurahan,
22
25
kalkulator
belum
diserahkan
ke
KPUD
untuk
milik
Pemerintah
Kabupaten
Situbondo
28
senilai
31
dan
pengalihan
pekerjaan
pada
proyek
34
37
39
41
46
Tangkis
Kali
Memboroskan
Daerah
Sebesar
Rp69.349.000,00 ......................................................................................
49
52
Lampiran ..................................................................................................................
55
ii
SEMESTER II
TAHUN ANGGARAN 2005
DPRD
sebesar
Rp24.685.000,00
diragukan
dan
sebesar
inventaris
Pemerintah
Kabupaten
Situbondo
belum
seluruhnya
PERWAKILAN BPK-RI
DI YOGYAKARTA
KEPALA
BAB I
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN
1. Tujuan Pemeriksaan
Untuk menentukan apakah:
a. Sistem pengendalian intern atas entitas tersebut baik terhadap laporan
keuangan daerah maupun terhadap pengamanan atas kekayaan telah dirancang
dan dilaksanakan secara memadai untuk mencapai tujuan pengendalian;
b. Entitas yang diperiksa dalam menjalankan tugas dan fungsinya telah mematuhi
persyaratan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Sasaran Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, pemeriksaan diarahkan pada
sasaran:
a. Pelaksanaan sistem pengendalian intern;
b. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
pelaksanaan belanja daerah.
3. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan atas belanja daerah akan memberikan penilaian terhadap
pelaksanaan anggaran dan Sistem pengendalian Intern dengan pendekatan :
a. Pendekatan Resiko
Metodologi yang diterapkan dalam melaksanakan pemeriksaan tersebut
dilakukan dengan menggunakan pendekatan resiko. Pendekatan resiko yang
dilakukan dalam pemeriksaan ini didasarkan pada pemahaman dan pengujian
atas efektifitas Sistem Pengendaliam Intern mengenai pengelolaan Keuangan
Daerah khususnya di Bagian Keuangan dan Pemegang kas Daerah. Hasil
pemahaman dan pengujian SPI ini akan menentukan tingkat keandalan SPI
sesuai dengan asersi manajemen dan ketentuan yang berlaku.
b. Materialitas
Materialitas dalam pemeriksaan ini ditetapkan dengan menggunakan
persentase atas belanja daerah yang akan diperiksa.
Penetapan tingkat
4
% 2 %.
5. Obyek Pemeriksaan
a. Pemeriksaan dilakukan atas belanja daerah Kabupaten Situbondo Tahun
Anggaran 2004 dan 2005.
b. Anggaran dan Realisasi.
Anggaran dan realisasi belanja aparatur, belanja publik, belanja bagi hasil dan
belanja tak tersangka Tahun Anggaran 2004 pada Kabupaten Situbondo adalah
sebagai berikut:
1) Belanja Aparatur
Belanja aparatur dalam APBD Tahun Anggaran 2004 dianggarkan sebesar
Rp205.456.061.401,95
dan
telah
direalisasikan
sebesar
No.
Uraian Belanja
Anggaran
Realisasi
BELANJA
307.695.942.278,63
285.821.968.495,74
92,89
Belanja Aparatur
205.456.061.401,95
196.085.888.542,74
95,44
2.1.
171.932.055.838,97
168.771.894.856,59
98,16
2.1.01.
Belanja Pegawai/Personalia
153.333.226.240,47
151.274.882.518,84
98,66
2.1.02.
12.509.630.562,00
11.666.041.255,75
93,26
2.1.03.
3.246.682.450,00
3.137.183.450,00
96,63
2.1.04.
Belanja Pemeliharaan
2.842.516.586,50
2.693.787.632,00
94,77
2.2.
30.033.774.392,98
24.032.657.736,00
80,02
Pemeliharaan
2.2.01.
Belanja Pegawai/Personalia
17.821.290.218,98
16.791.121.912,15
94,22
2.2.02.
11.279.334.400,00
6.437.871.050,00
57,08
2.2.03.
710.070.000,00
585.625.000,00
82,47
2.2.04.
Belanja Pemeliharaan
223.079.774,00
218.039.774,00
97,74
2.3.
Belanja Modal
3.490.231.170,00
3.281.335.950,00
94,01
2.
Belanja Publik
102.239.881.326,68
89.736.079.953,00
87,77
2.1.
3.130.634.546,68
2.840.845.448,00
90,74
2.1.01.
Belanja Pegawai/Personalia
2.386.569.621,68
2.111.365.958,00
88,47
2.1.02.
712.268.125,00
697.752.690,00
97,96
2.1.03.
2.000.000,00
2.000.000,00
100,00
2.1.04.
Belanja Pemeliharaan
29.796.800,00
29.726.800,00
99,77
2.2.
27.659.666.680,00
26.239.429.718,00
94,87
2.2.01.
Belanja Pegawai/Personalia
1.878.379.800,00
2.2.02.
8.730.151.330,00
7.413.372.862,00
84,92
2.2.03.
1.114.271.000,00
1.091.350.000,00
97,94
2.2.04.
Belanja Pemeliharaan
15.936.864.550,00
15.881.659.856,00
99,65
2.3.
Belanja Modal
26.241.755.800,00
24.238.077.403,00
92,36
39.811.684.300,00
31.024.815.394,00
77,93
408.000.000,00
408.000.000,00
100,00
2.4.2
1.853.047.000,00
84,92
Keuangan
2.4.02.2
2.4.04.2
6.984.888.000,00
6.893.974.073,00
98,70
12.477.446.000,00
12.147.012.850,00
97,35
19.941.350.300,00
11.575.828.471,00
58,05
Pemerintah Desa/Kelurahan
2.4.05.2
2.4.06.2
2.5.2
5.396.140.000,00
5.392.911.990,00
99,94
2.5.01.2
5.396.140.000,00
5.392.911.990,00
99,94
Realisasi
01.
34.346.099.308,92
02.
Bidang Pertanian
2.773.771.519,00
03.
593.896.491,00
04.
0,00
06.
588.615.551,00
07.
Bidang Koperasi
401.407.612,00
08.
0,00
09.
Bidang Ketenagakerjaaan
630.713.378,00
10.
Bidang Kesehatan
6.892.270.647,50
11.
48.218.635.473,00
12.
Bidang Sosial
234.497.138,00
14.
Bidang Permukiman
1.727.159.325,00
16.
1.933.634.079,00
17.
170.542.164,00
18.
Bidang Kependudukan
1.237.182.251,00
Jumlah
100.879.408.252,42
BAB II
HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Pengendalian intern belanja daerah adalah suatu proses yang didesain dan
dijalankan untuk memberikan keyakinan memadai untuk mencapai tujuan menjamin
efektivitas dan efisiensi belanja dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku. Penilaian atas lima komponen dalam sistem pengendalian intern belanja
daerah Kabupaten Situbondo.
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian belanja daerah Kabupaten Situbondo dapat dijabarkan
sebaga berikut:
a. Integritas dan Nilai Etika
Integritas pimpinan daerah Kabupaten Situbondo yaitu DPRD, Bupati dan
para kepala unit kerja dalam pelaksanaan tujuan pemerintah daerah pada
umumnya cukup baik. DPRD, Bupati/Wakil Bupati maupun para kepala unit
kerja cukup menaati ketentuan pelaksanaan belanja baik yang dituangkan
dalam APBD, DASK maupun ketentuan-ketentuan lain.
unit kerja. Dengan demikian gaya manajemen dinas dan unit kerja menjadi
dominan. Pada beberapa dinas teknis perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
menjadi terpengaruh oleh gaya manajemen tersebut. Karena itu pada dinasdinas teknis resiko secara inherent menjadi lebih besar.
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dan tata kerja (SOT) pada instansi/unit kerja/bagian yang
ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Situbondo telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2004. Struktur organisasi dan tata kerja
yang dibentuk tersebut telah memisahkan secara tegas dan jelas mengenai
tugas dan fungsi masing-masing dinas, badan, kantor, dan bagian/sub bagian
yang berada di bawah Sekretariat Daerah, sehingga kemungkinan terjadi
tumpang tindih (perangkap fungsi) dapat dihindari.
dan pengolahan resiko baik yang berkaitan dengan masalah keuangan maupun non
keuangan.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian telah dilakukan dari tahap perencanaan, pelaksanaan
maupun pelaporan kegiatan. Pada tahap perencanaan dilakukan proses
penyusunan RASK, penetapan APBD sampai menjadi DASK. Secara umum,
proses pengendalian dalam perencanaan ini telah berjalan dengan baik, hanya
dalam perencanaan belanja bantuan dan honorarium, pengendalian kurang
berjalan dengan baik, yaitu beberapa belum didasarkan aturan dan proposal
bantuan. Hal ini mengakibatkan resiko pelanggaran ketentuan batas honorarium
maupun tidak sesuainya penyaluran bantuan menjadi tinggi.
Dalam pelaksanaan kegiatan, pengendalian secara umum telah berjalan baik
dengan adanya organisasi pelaksana dan pengawas kegiatan. Akan tetapi karena
belum adanya konsultan pengawas di beberapa pengadaan barang mengakibatkan
pelaksanaan menjadi beresiko yaitu pekerjaan kurang sesuai dengan rincian
pekerjaan. Pengawasan yang dilakukan secara swakelola tidak dilakukan secara
baik oleh staf pengawas pekerjaan di lapangan.
Dalam pelaporan, belanja bantuan keuangan menjadi beresiko karena adanya
dualisme pelaporan, yaitu di dinas atau unit kerja dan bagian keuangan (pemegang
kas Sekretariat Daerah). Dengan dualisme tersebut pengendalian menjadi lebih
sulit karena dinas maupun pemegang kas Sekretariat Daerah merasa bertanggung
jawab atas pembuatan pelaporan yang komprehensif.
sistem
pembukuan
Kabupaten
Situbondo,
pencatatn
transaksi
dan
contra
post.SPMU
dipakai
sebagai
dasar
pencatatan
11
5. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penerimaan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Secara umum pemantauan dilakukan oleh Badan Pengawas
secara periodikal. Hampir setiap bulan Badan Pengawas melakukan pemantauan
pada unit-unit kerja secara bergantian.
12
BAB III
TEMUAN PEMERIKSAAN
1. Pengeluaran
DPRD
sebesar
Rp24.685.000,00
diragukan
dan
sebesar
Kamar/
Konsumsi
Dibayar
3
Berdasar
Absensi
Selisih
Biaya/orang
Nilai selisih
5=3-4
7=5x6
17
18
12
12
5
6
750.000,00
252.500,00
3.750.000,00
1.515.000,00
Komisi B
Konsumsi
Hotel
-
19
18
15
15
4
3
315.000,00
975.000,00
1.260.000,00
2.925.000,00
Komisi C
- Kunjungan Ke Klaten & Cilacap
- Konsumsi
21
13
290.000,00
2.320.000,00
No.
Keterangan
1.
2
Komisi A
Kunjungan ke Yogya dan Cirebon
Hotel
Konsumsi
-
1.
2.
3.
13
4.
- Hotel
Komisi D
Kunjungan ke Jembrana dan Kab.
- Buleleng
- Konsumsi
- Hotel
20
13
850.000,00
5.950.000,00
20
20
13
13
7
7
270.000,00
725.000,00
1.890.000,00
5.075.000,00
Jumlah
24.685.000,00
peserta
sebenarnya,
sehingga
terjadi
pembayaran
lebih
sebesar
Rp24.685.000,00.
b. Pengeluaran sebesar Rp9.185.000,00 tidak dilengkapi dengan bukti yang lengkap.
Pengeluaran tersebut digunakan untuk perjalanan dinas Kabag/Kasubag; Staf dan
Sopir Sekretaris DPRD ke Bantul-Cilacap, MagelangSleman, Yogya-Cirebon dan
Jembrana-Buleleng dalam rangka konsultasi dan koordinasi.. Sampai saat
pemeriksaan tanggal 3 Oktober 2005 belum dapat dipertanggungjawabkan.
c. Selain
itu
terdapat
pengeluaran
sebesar
Rp21.371.300,00
yang
hanya
14
Rekomendasi BPK-RI
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati agar:
1. Pemegang Kas dan PT. Javanica Tour untuk mempertanggungjawabkan uang daerah
sebesar Rp24.685.000,00.
2. Menegur Pemegang Kas yang bekerja kurang cermat dan memerintahkan pengguna
anggaran untuk segera melengkapi bukti pertanggungjawaban.
15
dianggarkan
sebesar
Rp4.230.505.000,00
dan
telah
direalisasi
sebesar
Legislatif (Rp)
Eksekutif (Rp)
Sekretariat (Rp)
tanggal
0420/BT
Jumlah SPMU
(Rp)
tgl
562.500.000,00
0,00
0,00
562.500.000,00
590.000.000,00
189.000.000,00
35.000.000,00
811.000.000,00
tgl
590.000.000,00
0,00
0,00
590.000.000,00
tgl
589.000.000,00
0,00
0,00
589.000.000,00
tgl
0,00
210.000.000,00
0,00
210.000.000,00
tgl
157.000.000,00
0,00
0,00
157.000.000,00
35.000.000,00
2.919.500.000,00
02 -03-2004
0778/BT tgl
16-03-2004
2509/BT
21-06-2004
6055/BT
09-12-2004
6056/BT
09-12-2004
6057/BT
09-12-2004
Jumlah
2.488.500.000,00
399.000.000,00
16
Pemberian honorarium selama ini hanya mengacu pada SK Bupati tentang petunjuk
umum dan pedoman kerja bagi aparat dalam pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2005
yang mengatur atasan langsung, pemegang kas, pembantu pemegang kas dan pemegang
barang serta pimpinan kegiatan dan staf pelaksana dengan honorarium tertinggi untuk
pimpinan kegiatan sebesar Rp250.000,00 per orang dan dapat diberikan selama waktu
maksimal enam bulan. Padahal penerima honorarium panitia anggaran tidak termasuk
dalam penerima honorarium di SK Bupati tersebut.
Apabila batasan maksimum honorarium dalam SK Bupati tersebut, digunakan maka
yang diberikan sebesar
tanggal 02-03-2004
- SPMU No 2509/BT
tanggal 21-06-2004
= Rp54.000.000,00
17
Instansi
Rekomendasi BPK-RI
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati agar mengeluarkan Surat Keputusan
tentang besarnya honorarium bagi perangkat daerah yang dapat dijadikan dasar setiap
pemberian honorarium.
18
Diberikan secara salah beban, karena obyek yang diberi bantuan telah memiliki
rekening sendiri dalam APBD, seperti pilkada 2005.
c. Diberikan kepada instansi yang telah memiliki anggaran sendiri dari instansi
vertikalnya untuk biaya operasional, seperti pemeliharaan basis data KPPBB. Biaya
Operasional ini seharusnya menjadi beban instansi bersangkutan kecuali jika ada
kegiatan Pemerintah Kabupaten yang memerlukan jasa mereka, seperti pengamanan
pilpres untuk acara-acara Pemerintah Kabupaten. Pemberian bantuan operasional
instansi diluar Pemerintah Kabupaten membebani APBD.
d. Diberikan secara Lumpsum/Block grant tanpa pertanggungjawaban lebih lanjut,
seperti bakti sosial tanpa bukti adanya kegiatan bakti sosial.
Ringkasan bantuan yang kurang tepat adalah sebagai berikut:
No
1.
2.
3.
4.
Uraian
Muspida
Spj kurang jelas
Salah beban
Biaya Operasional sendiri
Jumlah
Jumlah (Rp)
Tahun 2004
Tahun2005
134.000.000,00
20.000.000,00
625.500.000,00
125.000.000,00
4.448.135.600,00
2.648.033.445,00
561.425.000,00
425.250.000,00
5.769.060.600,00
3.218.283.445,00
19
kesadaran
para
penerima
bantuan
untuk
membuat
surat
pertanggungjawaban.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut instansi yang bersangkutan menyatakan:
a. Pemberian salah beban terjadi karena transisi pergantian Bupati, sehingga
memerlukan biaya operasional tinggi untuk koordinasi;
b. SPJ kurang jelas kebanyakan memang berupa disposisi;
c. Tahun 2006 akan lebih ditertibkan sesuai aturan.
Rekomendasi BPK-RI
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati agar:
a. Memerintahkan Tim Anggaran untuk tidak lagi menganggarkan belanja muspida dan
instansi vertikal,
20
21
Daerah
Kabupaten
Situbondo
dalam
Tahun
Anggaran
2005
menganggarkan tiga jenis Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Kabupaten dan Desa
pada kode rekening 2.01.0003.4.04.08.00.2. sebesar Rp4.737.000.000,00 dan sampai
dengan Triwulan III telah terealisasi sebesar Rp4.112.000.000,00. Bantuan tersebut
diantaranya dialokasikan untuk Bantuan Dana Pembangunan Desa/Kelurahan (DPD/K)
sebesar Rp1.632.000.000,00. Bantuan DPD/K diberikan pada 136 kelurahan/desa
masing-masing kelurahan/desa mendapat Rp12.000.000,00. Bantuan juga diberikan
melalui Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (GERDU TASKIN) sebesar
Rp500.000.000,00 diberikan pada 13 (tiga belas) kelurahan/desa. Selain itu, juga
diberikan bantuan melalui Program Percepatan Pemberdayaan Kecamatan (P3K) sebesar
Rp650.000.000,00 diberikan pada 11 (sebelas) kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten
Situbondo.
Pemeriksaan
atas
dokumen
pelaksanaan
tersebut
pada
BPMP
(Badan
22
4) Desa Talkandang
5) Desa Kotakan
b. Gardu Taskin
1) Kelurahan Mimbaan
2) Desa Klampokan
3) Desa Battal
c. Bantuan P3K
1) Desa Tanjung Glugur
10) Desa`Olean
2) Desa`Tanjung Pecinan
3) Desa`Semiring
12) Desa`Kalibagor
4) Desa` Bugeman
6) Desa Rajekwesi
15) Desa`Duwet
7) Kelurahan Dawuhan
16) Desa`Peleyan
8) Desa Patokan
17) Desa`Gelung
9) Desa`Talkandang
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan :
a. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Bantuan Dana Pembanguanan Desa/Kelurahan
(DPD/K) Tahun 2005 Nomor 972/76/431.408.3/2005 tanggal 08 Maret 2005 angka
romawi VI Pelaporan menyebutkan bahwa perkembangan pelaksanaan kegiatan
Program Bantuan Dana Pembangunan Desa/Kelurahan (DPD/K) agar dilaporkan
oleh Petinggi/Lurah yang meliputi Laporan Pengesahan Daftar Usulan Rencana
Kegiatan (DURK) penyaluran dana dan pelaksanaannya melalui Camat untuk
dilaporkan secara rutin per bulan kepada Bupati Cq. Kepala BPMP Kabupaten
Situbondo
b. Petunjuk
Pelaksanaan
Kemiskinan
(Gerdu
Program
Taskin)
Pendukung
Tahun
2005
Gerakan
Terpadu
Kabupaten
Pengentasan
Situbondo
Nomor
23
verbal mulai dari awal sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian proyek
100%.
c. Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan Pemberdayaan Kecamatan (P3K) Tahun
2005 Kabupaten Situbondo Nomor 414/170/431.303.2.2/2005 tanggal 19 April 2005
Bab VI pelaporan huruf (b) pertanggungjawaban menyebutkan proses pelaksanaan
P3K harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk pertanggungjawaban administrasi
berupa laporan secara tertulis dan surat pertanggungjawaban penggunaan dana P3K
sebagaimana sistematika palaporan tersebut diatas selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
setelah selesai pelaksanaan dan dikirim kepada Bupati Situbondo Cq. BPMP
Kabupaten Situbondo yaitu berupa laporan tertulis.
Kondisi tersebut mengakibatkan pengendalian kegiatan DPD/K, Gerdu Taskin
dan P3K Tahun 2005 tidak dapat dilakukan secara baik oleh BPMP.
Hal tersebut disebabkan kurang aktifnya pengelola kegiatan/penerima bantuan
untuk membuat laporan bulanan dan melaporkannya melalui camat untuk dilaporkan
secara rutin per bulan kepada Kepala BPMP Kabupaten Situbondo.
Kepala BPMP Kabupaten Situbondo mengakui dan menyatakan bahwa:
a. Akan melaksanakan terhadap kekurangan-kekurangan administrasi pelaporan dalam
pelaksanaan kegiatan bantuan DPD/K, Gerdu Taskin dan P3K pada desa-desa
penerima bantuan tersebut dan akan dilaksanakan pembinaan yang lebih intensif
sebagaimana yang diatur dalam petunjuk teknis.
b. Meningkatakan pengendalian program sebagai langkah mengefektifkan pelaksanaan
kegiatan adminstrasi dan fisik secara keseluruhan.
Rekomendasi BPK-RI
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati agar memerintahkan Kepala BPMP
menegur para pengelola kegiatan/penerima bantuan untuk segera melaksanakan
pelaporan pertanggungjawaban sesuai dengan juknis/juklak untuk program DPD/K,
Program Gerdu Taskin dan Program P3K.
24
Dengan demikian terdapat kelebihan perjalanan dinas untuk setiap hari perjalanan dinas
sebagai berikut:
25
2004 tentang Petunjuk Umum dan Pedoman Kerja bagi Aparat dalam Pelaksanaan APBD
tahun 2005 Bab III. C. 1). disebutkan biaya perjalanan dinas maksimum adalah:
a. untuk perjalanan dinas di wilayah Jawa Timur Rp80.000,00 ditambah Rp150.000,00
untuk eselon II serta tiket dan penginapan;
b. untuk perjalanan dinas di luar wilayah Jawa Timur Rp100.000,00 ditambah
Rp200.000,00 untuk eselon II serta tiket dan penginapan;
Perjalanan dinas yang melebihi Keputusan Bupati mengakibatkan pemborosan
keuangan daerah sebesar Rp48.610.000,00.
Kelebihan pembayaran tersebut disebabkan:
a. Tidak adanya aturan perjalanan dinas KPUD yang jelas;
b. Kesengajaan KPUD untuk menerapkan biaya perjalanan dinas tersendiri yang
berbeda dengan ketentuan di daerah.
26
Rekomendasi BPK-RI
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati untuk menegur Ketua KPUD untuk
memperhatikan standar belanja perjalanan dinas yang diterapkan oleh Pemerintah
Kabupaten Situbondo dalam dalam pelaksaaan belanja yang dibiayai APBD.
27
KPPS
Sumbermalang
Jatibening
Banyuglugur
Besuki
Suboh
Mlandingan
Bungatan
Kendit
Panarukan
Situbondo
Panji
Mangaran
Terima
75
65
59
149
70
66
66
81
129
120
86
86
Kembali
75
65
0
0
0
66
66
81
0
110
0
0
Pengembalian
0
0
59
149
70
0
0
0
129
10
86
86
28
13
14
15
16
17
Kapongan
Arjasa
Jangkar
Asembagus
Banyuputih
Jumlah
101
104
100
130
131
1.703
101
104
98
130
0
896
0
0
2
0
131
807
Dari data tersebut jumlah kalkulator yang masih belum dikembalikan ke Pemda
Situbondo dengan menyertakan berita acara serah terima setidaknya adalah:
=Jumlah di KPPS x Rp41.000,00
=807 x Rp41.000,00
=Rp33.087.000,00
Jadi masih terdapat barang inventaris Pemda di KPPS yang elum ditarik KPUD dan
dikembalikan ke Pemerintah Kabupaten Situbondo setidaknya sebesar Rp33.087.000,00
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2005 tentang Perubahan atas peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun
2005 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Pemilihan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pasal 32 yang menyebutkan bahwa :
a. Sisa barang persediaan pilkada atau sarana dan prasarana lainnya yang digunakan
untuk menunjang kegiatan pilkada yang pengadaannya bersumbar dari dana APBD
diserahkan kembali oleh KPUD kepada Pemerintah Daerah paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah berakhirnya seluruh tahapan pelaksanaan pilkada dengan dilengkapi
berita acara serah terima.
b. Berita acara serah terima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari
laporan pertanggungjawaban penggunaan dana pilkada yang disampaikan oleh Ketua
KPUD kepada BPK dan atau aparat pengawas fungsional lainnya.
Kondisi tersebut mengakibatkan inventaris Pemerintah Kabupaten Situbondo
kurang sebesar Rp33.087.000,00
29
Hal tersebut disebabkan oleh panitia pengadaan barang KPUD yang kurang aktif
dalam melakukan penagihan barang-barang logistik untuk dikembalikan ke KPUD
Kabupaten Situbondo yang selanjutnya harus diserahkan ke Pemerintah Kabupaten
Situbondo.
Kepala KPUD Kabupaten Situbondo menyatakan akan melakukan langkahlangkah melalui teguran surat kepada masing-masing PPS yang belum mengembalikan
kalkulator ke KPUD.
Rekomendasi BPK-RI
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati agar memerintahkan Ketua KPUD
untuk meminta kembali barang-barang inventaris daerah tersebut di atas dari PPS dan
mengembalikannya ke Pemerintah Kabupaten Situbondo.
30
Lokasi Tanah
Desa Klampokan Kec Panji
Desa Cemara Kec Suboh
Desa
Plalangan
Kec
Sumberlawang
Desa Tokelan dan Desa
Tamansari
Desa Alasbayur dan Desa
Patemon
TOTAL
No. SPMU
3117/2004
3112/2004
3108/2004
Tanggal
23 Juli 2004
27 Juli 2004
26 Juli 2004
Nilai (Rp)
100.000.000,00
100.000.000,00
100.000.000,00
918/2004
30 Maret 2004
96.000.000,00
911/2004
29 Maret 2004
94.000.000,00
490.000.000,00
Lokasi Tanah
Desa Pategalan Kec Jatibanteng
Desa Battal Kec. Panji
Desa Agel Kec Jangkar dan Desa
Selobanteng Kec Banyuglugur
Desa
Baderan
Kec
Sumbermalang
dan
desa
Lamongan Kec Arjasa
TOTAL
No. SPMU
Tanggal
1929/2005 21 Juli 2005
1968/2005 26 Juli 2005
1877/2005 20 Juli 2005
Nilai (Rp)
100.000.000,00
100.000.000,00
135,000.000,00
107.500.000,00
442.500.000,00
31
bukti kepemilikan sama sekali atas tanah tersebut. Untuk pengadaan yang dilakukan pada
tahun 2004 seharusnya surat pernyataan pelepasan hak telah selesai. selain itu tidak
terdapat bukti pembayaran pajak BPHTB (Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan) atas perolehan tanah di atas, yang menunjukkan belum dilakukannya proses
formal atas jual beli tersebut.
Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan:
a. UU Nomor 05 Tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria (UUPA)
Pasal 19 ayat:
1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah
diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
2) Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat.
b. PP 24 Tahun 1999 tentang pendaftaran tanah Pasal 1 angka (20) menyatakan
sertifikat adalah surat tanda hak bukti sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2)
huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas
satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam
buku tanah yang bersangkutan.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tanggal 10 Nopember 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam pasal 27 ayat (1)
disebutkan bahwa Setiap pembebanan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
harus didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh
oleh pihak yang menagih
.
Hal tersebut mengakibatkan:
1) Status kepemilikan tanah tidak bisa diyakini secara sah;
2) Pengeluaran untuk pengadaan tanah Desa Agel Kecamatan Jangkar tidak dapat
diyakini kebenarannya
3) Membuka peluang terjadinya penyalahgunaan kepemilikan hak.
Hal ini disebabkan kurang tanggapnya pelaksana kegiatan di Bagian Pemerintahan
untuk segera mensertifikatkan tanah yang menjadi tanggungjawabnya.
32
Instansi yang bersangkutan menyatakan bahwa sesuai dengan RASK dan DASK
tanah Desa Agel merupakan penggantian biaya perkara kepada mantan petinggi Agel
sedangkan bukti pembayaran pajak BPHTB (Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan) dan proses pensertifikatan akan dianggarkan di Tahun Anggaran 2006
Rekomendasi BPK-RI
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati melalui Kepala Bagian Pemerintahan
memerintahkan pelaksana kegiatan segera menyelesaikan penyertifikatan tanah daerah..
33
8.
Volume pekerjaan beton rabat kurang dari RAB senilai Rp27.330.537,60 dan
pengalihan pekerjaan pada proyek pemasangan jaringan perpipaan senilai
Rp22.062.000,00 kurang bisa dipercaya
Dalam Tahun Anggaran 2004 Dinas Pemukiman dan Kebersihan mengalokasikan
dana APBD sebesar Rp432.597.000,00 untuk proyek Pemasangan Jaringan Perpipaan,
Pembuatan Broncaptering, Pembuatan Kran Umum dan Pembuatan Reservoir di Desa
Rajekwesi Kecamatan Kendit. Pelaksana proyek oleh CV. Jaya Wijaya berdasarkan
kontrak Nomor 660/216.K.DAU/431.202.3/2004 tanggal 19 Mei 2004 senilai
Rp411.930.000,00. Pekerjaan telah selesai dan diserahterimakan serta biaya telah
dibayarkan tunai berdasarkan SPMU No. 5936 tanggal 7 Desember 2004.
Dalam pelaksanaannya terdapat pekerjaan tambah kurang/CCO, berupa pekerjaan
broncaptering senilai Rp10.025.278,22 dan pekerjaan pembuatan plengsengan senilai
Rp12.217.447,35 dialihkan pada pekerjaan pengadaan perpipaan, berupa Pipa GI
diameter 3 sepanjang 225 m dan GI diameter 4 sepanjang 30 m senilai Rp22.062.000,00.
Hasil Pemeriksaan fisik pada tanggal 17 September 2005 menunjukkan:
a. Penambahan pipa tidak terlihat karena lokasi sama dengan gambar perencanaan.
Tidak ada penambahan jalur dengan pipa sepanjang 225 m serta 30 m seperti tersebut
dalam CCO, senilai Rp22.062.000,00
b. Rabat Beton (Thrust Block)
Rabat beton untuk penyangga sambungan pipa di tempat-tempat tertentu sebanyak
226 buah dengan ukuran maksimum:
Ukuran alas atas = 0,38 m x 0,38 m.
Tinggi = 0,7 cm.
Ukuran alas bawah = 0,6 cm x 0,6 cm.
Dengan ukuran rabat beton seperti di atas, besarnya volume rabat beton secara
keseluruhan dapat dihitung sebagai sebagai berikut:
Luas alas atas (I)
Luas alas bawah (II)
0,38 M x 0,38 M
0,1444 M2
0,6 M x 0,6 M
34
=
Volume
tiap
rabat =
0,36 M2
t (I + II + I x II)
beton
=
0,17 M3
226 x 0,17 M3
seluruhnya
=
38,42 M3
98,00 M3
dalam RAB
Atas dasar tersebut terdapat Selisih RAB dan rabat beton terpasang sebesar:
=
Rp27.330.537,60
35
pelaksana,
pengawas
kegiatan
dan
rekanan
untuk
pelaksana
kegiatan
untuk
menarik
kerugian
pemindahan
36
9.
No.
Nama
Pekerjaan
1.
2
Tahap I
1.
Pekerjaan
Tenis Court
(Pembuatan
Pagar
Keliling)
2.
Landscape;
Kesalahan
Penjumlahan
komponen
biaya
3.
Children Paly
Ground
4.
Main Plaza:
Kelapa Sawit
Tahap II
1.
Hall
Keramik
2.
Eternit
Pintu Panil
Musolla
RAB
Cek Fisik
Selisih
5=3-4
Harga
Satuan
6
432 m2
378 m2
54 m2
106.000,00
120.525.000,00
117.285.000,00
Tidak ada
pekerjaan
6 unit
Tidak ada
6 unit
pekerjaan
Jumlah Kekuarangan Tahap I
Tidak ada
280 m2
4 buah
Tidak ada
3 buah
7=5x6
5.724.000,00
3.240.000,00
21.200.000,00
172 dus
Jumlah
172
dus
280 m2
1 buah
21.200.000,00
2.500.000,00
15.000.000,00
45.164.000,00
35.000,00
6.020.000,00
4.500,00
600.000,00
1.260.000,00
600.000,00
37
Keramik
40x40
Keramik
20x25
30 dus
Tidak ada
30 dus
33.000,00
990.000,00
5 dus
Tidak ada
5 dus
32.000,00
160.000,00
19.035.000,00
64.199.000,00
dengan
permasalahan
tersebut
instansi
yang
bersangkutan
menyatakan bahwa pekerjaan yang tidak ada di atas telah dialihkan ke pekerjaan urug
pasir sepengetahuan Ptj. Direktur PD Pasir Putih tetapi belum diperoleh dokumen yang
menjelaskan RAB dari pekerjaan yang dialihkan tersebut.
Rekomendasi BPK-RI
BPK merekomendasikan agar Bupati menegur dan memerintahkan Pjt Direktur PD
Pasir Putih sebagai pelaksana kegiatan untuk mempertangungjawabkan pemindahan
pekerjaan dengan bukti-bukti yang jelas dan lengkap.
38
10. Surat pertanggungjawaban pada dua kegiatan di Bagian Ekonomi dan Bagian
keuangan kurang didukung bukti yang lengkap senilai Rp292.500.000,00
demikian
masih
terdapat
Rp156.500.000,00
yang
belum
dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Bagian Keuangan
Melalui rekening Jasa Tenaga Kerja Non Pegawai 2.01.003.2.2.02.01.1 tahun
2004 telah dilakukan kegiatan Sosialisasi dan Implementasi tentang Pemotongan,
Pemungutan PPH pasal 21, 22, 23 pasal 4 ayat 2, PPN dan PPh BM dan
Pelaporannya. Kegiatan tersebut dibiayai dengan dana sebesar Rp275.000.000,00
dengan SPMU 4845 tanggal 23 Oktober 2004.
Kegiatan tersebut dikerjakan oleh Cipta Jasatama Consultants berdasarkan
kontrak 960/204/431.002.4/2004 tanggal 23 Agustus 2004. Atas pelaksanaan kegiatan
tersebut bukti pertanggungjawabannya hanya melampirkan kontrak, jadwal, dan
daftar absensi, dan beberapa item biaya tidak ada bukti pertanggungjawabannya,
yaitu:
39
angkatan pertama, hari pertama, empat dari lima sesi hanya diisi oleh tiga
orang. Satu sesi lainnya oleh tim. Angkatan kedua seluruh sesi dilakukan oleh
tim. Tidak disebutkan jumlah orang untuk tim tersebut. dan di dalam
pertanggungjawaban tidak ada daftar hadir dan bukti penerimaan honor oleh 8
orang tersebut.
Permasalahan di atas tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun
2000 tanggal 10 Nopember 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah dalam pasal 27 ayat (1) disebutkan bahwa Setiap pembebanan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus didukung oleh bukti-bukti yang lengkap
dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.
Pengeluaran yang tidak didukung dengan bukti yang lengkap mengakibatkan
pengeluaran-pengeluaran tersebut tidak dapat diyakini kebenarannya.
Hal tersebut disebabkan kelalaian para Pemegang Kas, Pimpinan Kegiatan dalam
memenuhi kelengkapan sahnya bukti pengeluaran dan Sub Bagian Verifikasi yang
kurang cermat dalam meneliti sahnya bukti pengeluaran.
Rekomendasi BPK-RI
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati melalui Kepala Bagian Perekonomian
dan Kepala Bagian Keuangan agar menegur dan memerintahkan pelaksana kegiatan
menunjukkan surat pertangungjawaban dua kegiatan tersebut dengan bukti yang jelas dan
lengkap.
40
11. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jalan berkala tidak sesuai kontrak sebesar
Rp125.440.293,82
Untuk menunjang kegiatan perekonomian, Pemerintah Kabupaten Situbondo
mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jalan yang mengalami kerusakan. Kegiatan
perbaikan jalan berupa pemeliharaan tersebut dilakukan oleh Sub Dinas Bina Marga. Sub
Dinas Bina Marga bertugas sebagai perencana, pelaksana kegiatan, dan pengawas
lapangan.
Pemeriksaan fisik tanggal pada 22 September dan 23 September 2005 yang
dilakukan terhadap proyek pemeliharaan Jln. Pokaan-Tanjung Pecinan (Section I dan II),
Jalan Wringin Anom- Duwet dan Jalan Negara Pelabuhan Banongan terdapat
kekurangan pekerjaan, yaitu:
a. Proyek Pemeliharaan Jalan Pokaan Tanjung Pecinan (Section I)
Pekerjaan dilaksanakan oleh CV Kancil Mas, Situbondo berdasarkan kontrak
Nomor 620/141.K.DAK/431.202.5/2004 tanggal 19 Mei 2004 berakhir 15 September
2004 sebesar Rp441.716.000,00. Pekerjaan tersebut terdapat perubahan tambah
kurang pekerjaan yang dituangkan dalam Berita Acara Tambah Kurang Pekerjaan
(CCO) Nomor: 042/KM.48/V/2004 tanggal 21 Mei 2004. Perubahan pekerjaan
tersebut tidak menyebabkan perubahan nilai kontrak. Perubahan pekerjaan terjadi
pada volume galian tanah untuk konstruksi bertambah 44,44m3, pasangan batu kali
bertambah 59,20m3, volume siaran bertambah 88m2, volume plesteran bertambah
32m2, volume HRS berkurang 677,70m2.
Pekerjaan tersebut telah dibayar lunas kepada rekanan berdasarkan SPMU
Nomor 47/11/2004 tanggal 29 November 2004 sebesar Rp419.630.200,00 dan Nomor
11/12/2004 tanggal 1 Desember 2004 Rp22.085.800,00. Jenis pekerjaan yang
diperiksa aspal beton (HRS) dengan harga Rp26.832,79/m3 dan volume pekerjaan
berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar 12.110,30m2.
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap:
-
STA 0+200 sampai dengan 0+400 meter diketahui HRS setebal 2,6 cm
STA 0+600 sampai dengan 0+800 meter diketahui HRS setebal 2,4 cm
STA 1+400 sampai dengan 1+600 meter diketahui HRS setebal 2,5 cm
41
dan
Nomor
22/12/2004
tanggal
Desember
2004
Rp15.486.350,00. Jenis pekerjaan yang diperiksa aspal beton (HRS) dengan harga
Rp26.670,00/m3 dan volume pekerjaan berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
sebesar 7.685m2. Dari hasil cek fisik diketahui terdapat kekurangan pekerjaan yaitu
tebal rata-rata HRS (lapisan aspal paling atas) 2,5 cm {(2,5+2,4+2,60)/3} dari yang
seharusnya sebesar 3 cm. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap:
-
aspal beton ke lokasi proyek dengan dilampiri fotokopi delivery order. Jawaban
konfirmasi dengan dilampiri fotokopi delivery order menunjukan bahwa jumlah HRS
yang dikirimkan ke lokasi proyek sebesar 198,8 ton. Sedangkan HRS yang
seharusnya diterima berdasarkan Analisa K636 sebesar 508,33 ton (100/1500 X 7.685
m2).
Dengan demikian terdapat kekurangan pekerjaan untuk:
HRS (aspal beton) sebesar (0,5/3) X 7.685 X Rp26.670,00 = Rp34.159.825,00
c. Proyek Pemeliharaan Jalan Negara Pelabuhan Banongan
Pekerjaan dilaksanakan oleh CV Duta Graha, Situbondo dengan kontrak
Nomor 620/143.K.DAK/431.202.5/2004 tanggal 19 Mei 2004 berakhir 15 September
2004 sebesar Rp363.440.000,00. Pekerjaan tersebut telah dibayar lunas kepada
42
dan
Nomor
38/12/2004
tanggal
Desember
2004
Rp18.172.000,00. Jenis pekerjaan yang diperiksa aspal beton (HRS) dengan harga
Rp26.737,22/m3 dan volume pekerjaan berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
sebesar 7.491m2. Dari hasil cek fisik diketahui terdapat kekurangan pekerjaan yaitu
tebal rata-rata HRS (lapisan aspal paling atas) 2,46 cm {(2,5+2,4+2,5)/3} dari yang
seharusnya sebesar 3 cm. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap:
-
SPMU
Rp327.817.450,00
Nomor
dan
9/9/2004
Nomor
tanggal
10
24/12/2004
September
tanggal
2004
Desember
sebesar
2004
Rp17.253.550,00. Jenis pekerjaan yang diperiksa aspal beton (HRS) dengan harga
Rp26.742,00/m3 dan volume pekerjaan berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
sebesar 5.519,80m2. Dari hasil cek fisik diketahui terdapat pekerjaan pemindahan
burtu ke HRS atau HRS ke burtu, selain itu pada STA6800 sampai STA7000 tidak
terdapat HRS yang seharusnya dihampar dengan volume 40m2.
Dengan demikian terdapat kekurangan pekerjaan untuk:
HRS (aspal beton) sebesar 40 X Rp26.742,00 = Rp1.069.680,00.
Pekerjaan pemeliharaan dan peningkatan jalan tersebut di atas dan pekerjaan
lainnya di Dinas Bina Marga dan Pengairan tidak diawasi oleh konsultan pengawas,
tetapi dilakukan sendiri oleh staf di Bidang Bina Marga.
43
sebesar
Rp125.440.293,82
(Rp54.158.856,12
Rp36.051.932,70
Rp34.159.825,00 + Rp1.069.680,00).
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Masing-masing kontrak perjanjian Pasal 2 ayat (1)) antara lain disebutkan pekerjaan
dilaksanakan sesuai gambar/bestek, RKS dengan semua perubahannya sesuai dengan
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
b. RAB dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) pada masing-masing jalan adalah 3
cm.
Kondisi tersebut di atas mengakibatkan kerugian daerah sebesar Rp125.440.293,82
(Rp54.158.856,12 + Rp36.051.932,70 + Rp34.159.825,00 + Rp1.069.680,00).serta
mengurangi masa manfaat serta umur teknis jalan yang dibangun.
Hal tersebut terjadi karena:
a. Kelalaian pengawas lapangan dalam mengerjakan tugasnya serta tidak dilakukannya
pengambilan sampel jalan.
b. Sistem pengawasan pekerjaan di Dinas yang kurang baik
c. Adanya itikad tidak baik dari kontraktor yang bersangkutan.
Dinas Bina Marga dan Pengairan menyatakan:
-
Pada Jalan Wringin Anom Duwet tidak tampak karena HRS dilapisi lagi dengan
Burtu untuk menyeragamkan permukaan jalan.
Yang dimaksud dalam buku tersebut adalah ketebalan yang bisa dihampar HRS 2,5
3 cm sebagai spesifikasi dalam daftar penawaran. Sedangkan spesifikasi dalam
44
dokumen penawaran yang dibuat oleh Dinas adalah 3 cm. Tebal terpasang rata-rata
harus sama dengan atau lebih tebal dari nominal rencana. Di buku juga disebutkan
tidak boleh ada satu titik pun dengan ketebalan HRS padat kurang dari 90% tebal
rencana. Jadi ketebalan tidak boleh kurang dari 2,7 cm = (90% X 3). Seluruh sampel
jalan kurang dari 2,7cm.
-
Kualitas HRS lebih bagus daripada burtu. Pelapisan aspal tidak logis dari kualitas
baik dilapis dengan kualitas kurang baik, HRS dilapis burtu. Selain itu di laporan
pelaksanaan harian tidak menyebutkan adanya penghamparan HRS pada STA
bersangkutan.
Rekomendasi BPK-RI
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati melalui Kepala Dinas Bina Marga dan
Pengairan agar:
a. Menarik kerugian daerah dari kontraktor pelaksana sebesar Rp125.440.293,82 dan
menyetorkan hasilnya ke Kas Daerah.
b. Menegur para pelaksana dan pengawas kegiatan dan Kepala Bidang Bina Marga
karena kelalaiannya dalam melakukan pengawasan.
c. Menata kembali sistem pengawasan pekerjaan.
45
pengecekan laboratorium yang tidak mungkin dilakukan karena peralatan yang tidak
memadai.
Dengan demikian terdapat kekurangan pekerjaan untuk:
a. Jln. Curahkalak Sopet
Berdasarkan RAB, volume pekerjaan yang menggunakan bahan aspal adalah 100,14
dengan analisa K528 dan 9335,50 dengan analisa K641. Untuk analisa K528 setiap
45 m2 digunakan aspal 180 kg. Sedangkan analisa K641 setiap 900m2 digunakan
aspal 360 kg. Jadi terdapat volume kekurangan aspal sebesar {(180/45 x
100,14}ditambah {(360/900) x 9335,50} sama dengan 4.134,76 kg. Harga setiap 1 kg
aspal sama dengan Rp2.700,00. Jadi kekurangan pekerjaan sama dengan 4.134,76 X
2.700,00 = Rp11.163.852,00
b. Jln. Kendit Klatakan Section I
Berdasarkan RAB, volume pekerjaan yang menggunakan bahan aspal dengan analisa
K528 adalah 26,70 dan dengan analisa K636 adalah 12.494,60. Untuk analisa K528
46
setiap 45 m2 digunakan aspal 180 kg. Sedangkan analisa K636 setiap 1500m2
digunakan aspal 600 kg. Jadi terdapat volume kekurangan aspal sebesar {(180/45 x
26,70}ditambah {(600/1500) x 12.494,60} sama dengan 5.104,64 kg. Harga setiap 1
kg aspal sama dengan Rp2.700,00. Jadi kekurangan pekerjaan sama dengan 5.104,64
X 2.700,00 = Rp13.782.528,00
c. Jln Sumberkolak Kotakan Section I
Berdasarkan RAB, volume pekerjaan yang menggunakan bahan aspal dengan analisa
K528 adalah 5,76 dan dengan analisa K636 adalah 8.985. Untuk analisa K528 setiap
45 m2 digunakan aspal 180 kg. Sedangkan analisa K636 setiap 1500m2 digunakan
aspal 600 kg. Jadi terdapat volume kekurangan aspal sebesar {(180/45 x
5,76}ditambah {(600/1500) x 8.985} sama dengan 3.617,04 kg. Harga setiap 1 kg
aspal sama dengan Rp2.700,00. Jadi kekurangan pekerjaan sama dengan 3.617 X
2.700,00 = Rp9.766.008,00
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. RAB dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) pada masing-masing kontrak
perjanjian Pasal 2 ayat (1)) antara lain disebutkan pekerjaan dilaksanakan sesuai
gambar/bestek, RKS dengan semua perubahannya sesuai dengan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan.
Kondisi tersebut di atas mengakibatkan kerugian daerah sebesar
Rp34.712.388,00
47
Rekomendasi BPK-RI
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati melalui Kepala Dinas Bina Marga dan
Pengairan agar:
a. Menarik kerugian daerah dari kontraktor pelaksana sebesar Rp34.712.442,00 dan
menyetorkan hasilnya ke Kas Daerah.
b. Menegur Kepala Bidang Bina Marga dan pelaksana serta pengawas kegiatan karena
kelalaiannya dalam melakukan pengawasan.
48
13. Kesalahan Analisa HPS Bronjong Kawat Galvanis Pada Proyek Pembuatan
Tangkis Kali Memboroskan Daerah Sebesar Rp69.349.000,00
Pada Tahun Anggaran 2004 Bidang Pengairan pada Dinas Bina Marga dan
Pengairan Kabupaten Situbondo merealisasikan Biaya Pemeliharaan Irigasi sebesar
Rp3.336.465.500,00 dan diantaranya dimanfaatkan untuk membiayai pembuatan tangkis
kali. Pemeriksaan secara uji petik dilakukan terhadap empat pekerjaan pembuatan tangkis
kali, yaitu:
a. Pembuatan Tangkis Kali Deliwung (Section I) di Kecamatan Besuki.
Pelaksana
kontrak
CV.
Jaya
Abadi
berdasarkan
kontrak
Nomor
Kontrak
CV.
Dua
Tujuh
berdasarkan
kontrak
Nomor
Kontrak
CV.
Duta
Utama
berdasarkan
SPK
Nomor
Kontrak
CV.
Karya
Persada
berdasarkan
kontrak
Nomor
610/75.K.DAU/431.202.3/2004.
Dari ke empat pelaksanaan pekerjaan tersebut terdapat rincian pekerjaan pasangan
bronjong kawat galvanis diameter 4 mm yang tidak ada standarnya. Padahal dalam
analisa pekerjaan 1 M3 membutuhkan bronjong kawat galvanis diameter 4 mm sebesar
Rp17 kg. Kepala Bidang Perencanaan dan Perencana kontrak tidak dapat menunjukkan
standar yang jelas.
Hasil pemeriksaan fisik diketahui perhitungan kebutuhan kawat galvanis diameter 4
mm untuk satuan pembayaran Dalam satuan pekerjaan bronjong kawat galvanis diameter
4 mm untuk satuan mata pembayaran 1 M3 dibutuhkan kawat galvanis diameter 4 mm
49
50
51
14. Pengadaan semen dan batu kali untuk pekerjaan swakelola kurang dari seharusnya
sebesar Rp19.602.000,00
Melalui dana dari Belanja Tidak Tersangka tahun 2005 dilakukan pekerjaan
swakelola Perbaikan Tangkis Kali Kukusan / C.13 + Kali Klatakan dengan biaya
Rp1.000.000.000,00. Sampai dengan akhir Agustus 2005, kegiatan swakelola Perbaikan
Tangkis Kali Kukusan / C.13 + Kali Klatakan tersebut telah mencapai realisasi fisik 90 %
dan realisasi keuangan Rp449.240.900,00 (44,9%). Realisasi fisik seperti ditunjukkan
dalam Laporan Kemajuan Pekerjaan Swakelola tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
Pekerjaan
RAB
Galian tanah
Pencapaian fisik
Sisa Pekerjaan
11.986,25
10.702,25
1.284,00
Pemadatan timbunan
6.727,20
5.866,00
861,20
2.265,00
2.265,25
634,75
1.500,00
1.079,00
421,00
300,00
215,53
84,47
Dengan pencapaian seperti terlihat pada tabel di atas, pengadaan bahan seharusnya
sesuai
dengan
pekerjaan
pertanggungjawaban
yang
pekerjaan
telah
dilakukan.
swakelola
Juni
Pemeriksaan
sampai
dengan
terhadap
surat
Agustus
2005
menunjukkan pengadaan bahan lebih sedikit dari yang seharusnya dengan rincian sebagai
berikut:
Pekerjaan
Pencapaian
fisik
Semen
(zak @ 50 kg)
Seharusnya
Diadakan
Batu
(m3)
Seharusnya Diadakan
2.265
7.384
2.718
1.079
119
215
34
7.537
6.930
2.718
2.710
52
Dari tabel terlihat bahwa terjadi kekurangan semen dari yang seharusnya dipasang
sebesar 7.534 zak 6.930 zak = 604 zak. Sedangkan kekurangan batu sebesar 2.718 m3
2.710 m3 = 8 m3. Kekurangan pemasangan ini mengakibatkan volume pekerjaan yang
dilakukan yaitu pasangan batu kali, siaran dan plesteran kurang dari yang seharusnya
seperti tercantum di dalam rencana anggaran biaya. Lebih lanjut, kekurangan volume
pekerjaan ini mengakibatkan kualitas pekerjaan menjadi menurun.
Di dalam rencana anggaran biaya, perhitungan biaya swakelola sebesar
Rp1.000.000.000,00 dilakukan tanpa menunjukkan volume pekerjaan yang akan
dilakukan, tetapi dilakukan dengan menunjukkan bahan dan tenaga yang dibutuhkan.
Dengan kekurangan bahan yang dipasang, maka sisa bahan yang bisa dipesan untuk
pencapaian 100%, bukan dengan mengurangkan bahan yang dibeli ke bahan yang
seharusnya diadakan dalam RAB, tetapi berdasarkan pekerjaan yang belum diselesaikan.
Hal tersebut dapat dijelaskan dengan tabel berikut ini:
Pekerjaan
Sisa pekerjaan
Semen
Koefisien
Jumlah
Siaran
Plesteran
421
85
Jumlah
Dibulatkan
Bahan
Semen
Batu
RAB
7.597
2.718
0,11
0,16
46,31
13,60
59,91
60,00
Telah
Diadakan
6.930
2.710
0,00
000
0,00
0,00
Sisa RAB
604
8
Dari tabel di atas, semen yang masih dapat dipesan adalah 59,91 atau 60 zak bukan
604 zak, sedangkan batu yang masih dapat dipesan sebesar 0 m3 bukan sebesar 8 m3
(sisa RAB). Dengan kata lain, pagu anggaran untuk menyelesaikan pekerjaan swakelola
harus diturunkan dengan nilai:
53
= Rp19.148.800,00
= Rp
453.200,00
= Rp19.602.000,00
Pengadaaan barang yang tidak sesuai kebutuhan tersebut di atas tidak sesuai dengan
Kepres RI No 80 Tahun 2003 Bab I pasal 3 ayat f yang menyatakan bahwa pengadaan
barang wajib diselenggarakan secara akuntabel, mencapai sasaran fisik sesuai prinsipprinsip dan ketentuan yang berlaku.
Kekurangan pengadaan semen dan batu di atas disebabkan oleh kurangnya kontrol
pemakaian bahan.
Kekurangan tersebut mengakibatkan kualitas tangkis yang dibangun kurang sesuai
dengan persyaratan teknis yang diperlukan.
Rekomendasi BPK-RI
BPK merekomendasikan kepada Bupati melalui Kepala Dinas Bina Marga dan
Pengairan untuk:
-
54
LAMPIRAN I
PENGELUARAN BANTUAN PROFESI TAHUN 2004 DAN 2005
TAHUN 2004
No.
No/Tgl SPMU
1
3120/02-08-2004
2
1573/01-05-2004
3
1326/01-08-2004
4
4968/01-11--2004
5
2635/01-07-2004
6
4011/06-09-2004
7
5588/02-12-2004
8
1074/06-04-2004
9
427/02-03-2004
10 169/09-02-2004
11 3126/02-08-2004
12 04/14-01-2004
Keterangan
Jumlah (Rp)
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
13.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
13.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
134.000.000,00
Keterangan
Jumlah (Rp)
7.000.000,00
6.500.000,00
6.500.000,00
20.000.000,00
Muspida
Muspida
Muspida
Muspida
Muspida
Muspida
Muspida
Muspida
Muspida
Muspida
Muspida
Muspida
Jumlah
TAHUN 2005
No.
No/Tgl SPMU
1
743/26-04-2005
2
1143/01-06-2005
3
1606/01-07-2005
Muspida
Muspida
Muspida
Jumlah
TAHUN 2004
No
No/Tgl SPMU
1
1315/23-4-2004
2
1841/15-05-2004
3
4
5
6
7
8
3381/05-08-2004
9
10
11 4211/10-09-2004
12
13 4849/23-10-2004
14
15 4735/16-10-2004
16 16/16-01-2004
17 4708/12-10-2004
TAHUN 2005
No
No/Tgl SPMU
1
1492/18-06-2005
2
1812/16-07-2005
Jumlah (Rp)
9.000.000,00
26.000.000,00
25.000.000,00
30.000.000,00
26.000.000,00
18.000.000,00
50.000.000,00
25.000.000,00
12.000.000,00
30.000.000,00
150.000.000,00
15.000.000,00
16.500.000,00
22.000.000,00
55.000.000,00
100.000.000,00
150.000.000,00
625.500.000,00
Jumlah (Rp)
100.000.000,00
25.000.000,00
125.000.000,00
55
TAHUN 2004
No/Tgl SPMU
1
987/01-04-2004
2 920/31-03-2004
3
4 4122/09-09-2004
5 2442/14-06-2004
6 4186/10-09-2004
7 199/11-02-2004
8
9
10
11
12 1780/11-05-2004
13 2669/01-07-2004
14
15
16
17 124/04-02-2004
TAHUN 2005
No
No/Tgl SPMU
1 180/30-03-2005
2 0343/08-04-2005
3 0385/08/04/2005
4 429/07-04-2005
5 434/08-04-2005
6 577/13-04-2005
7 748/26-04-2005
8
9
10
11
12
13
14
15 1068/27-05-2005
16 1424/14-06-2005
17 1437/15-06-2005
18 1423/14-06-2005
19 1407/13-06-2005
20 696/20-04-2005
Salah beban
Penunjang Pemilu Kesbanglinmas
Kegiatan Pemilu
Operasi Pemilu
Dana Penunjang Pemilu
Transpts & Uang Kehormtn KPU
Kampanye Pilpres
Penunjang Pemilu
Operasional Bupati
Operasional Bupati
Operasional Bupati
Operasional Bupati
Pengajuan Anggaran KPU
Pilpres
Ketua DPRD ke Taiwan
Bupati Ke Taiwan
Bupati ke Taiwan
Penyediaan Data Makro Bhn Penyusunan DAU
Jumlah
Jumlah (Rp)
577.043.500,00
116.485.000,00
10.000.000,00
750.000.000,00
339.075.000,00
617.261.800,00
1.135.523.000,00
25.000.000,00
18.000.000,00
30.000.000,00
50.000.000,00
45.725.000,00
286.644.000,00
3.500.000,00
13.628.300,00
5.000.000,00
150.000.000,00
4.448.135.600,00
Salah beban
Pilkada
Pilkada
Pilkada
Pilkada
Pilkada bagian bulan januari-maret
Pilkada
Operasional Kodim April-Juni
Operasional Bupati
Yang ikelola Bupati
Operasional Bupati
Operasional Bupati
Operasional Bupati
Operasional Bupati
Pelantikan Pejabat Bupati
Pilkada bagian bulan mei-juni
Pengamanan Kampanye Pilkada
Pengamanan Pilkada
Pengamanan Pilkada
Kampanye Pilkada
Penyediaan Data Makro Bhn Penyusunan DAU Th 2006
Jumlah
Jumlah (Rp)
150.000.000,00
150.000.000,00
150.000.000,00
150.000.000,00
59.500.000,00
149.998.000,00
25.000.000,00
25.000.000,00
25.000.000,00
18.000.000,00
25.000.000,00
50.000.000,00
17.000.000,00
56.485.000,00
897.528.525,00
8.500.000,00
595.727.920,00
12.500.000,00
82.794.000,00
40.000.000,00
2.648.033.445,00
56
TAHUN 2005
No
No/Tgl SPMU
1 671/02-14-2005
2 683/19-04-2005
3 684/19-04-2005
4 682/19-04-2005
5 695/20-04-2005
6 1466/16-06-2005
7 1798/11-07-2005
8 1777/07-07-2005
9 1731/05-07-2005
10 748/26-04-2005
11 1812/16-07-2005
12 1320/06-06-2005
13 1504/21-06-2005
TAHUN 2004
No
No/Tgl SPMU
1 529/06-03-2004
Jumlah (Rp)
50.000.000,00
12.500.000,00
20.000.000,00
25.000.000,00
10.000.000,00
10.000.000,00
9.500.000,00
25.000.000,00
125.000.000,00
25.000.000,00
25.000.000,00
75.000.000,00
50.000.000,00
561.425.000,00
Jumlah (Rp)
425.250.000,00
57
LAMPIRAN II
No
1.
2.
3.
4.
Pekerjaan
Kontrak
Pelaksana
Kontrak
Volume
Standar
Ditetapkan
hasil
cek
Selisih
Selisih
Volume
Harga
Satuan
Nilai
610/30.SPK/431.202.3/2004
828
17
15
1.656,00
9.000,00
14.904.000,00
610/32.SPK/431.202.3/2004
690
17
15
1.380,00
9.000,00
12.420.000,00
610/77.K.DAU/431.202.3/2004
1330
17
15
2.660,00
8.450,00
22.477.000,00
610/75.K.DAU/431.202.3/2004
CV. Karya
Persada
1086
17
15
2.172,00
9.000,00
19.548.000,00
Jumlah
3934
7.868,00
69.349.000,00
58