Você está na página 1de 8

I.

Tinjauan Pustaka
I.1. Uji Kadar Albumin dalam Serum
Albumin adalah protein yang memfasilitasi retensi cairan di dalamdarah.
Dalam keadaan normal, albumin seharusnyatidakmelewati glomerulus atau filter
dariginjaldandiserapkembalikedalamdarah.Albumin
dalamperedarandarahmerupakanpenentuutamatekananonkotik

plasma

darah.

Akibatnyapenurunankonsentrasi

albumin

dalamsirkulasimenyebabkanpergeserancairandariruang

intravascular

keruangekstravaskular.
Beberapamekanismeberbedadapatmenyebabkanpenurunankadar

albumin

atauhipoalbuminemiamungkin yang terseringpenurunan albumin yang disintesis


di hati. Albumin jugaberfungsisebagaicadanganasam amino yang bersirkulasi
yang akancepatdibersihkanmelalui urine apabilatidaksegeradigabungkanmenjadi
protein yang memilikiberatmolekullebihbesar.( Ronalddanricharda , 2004)
Penurunantingkat

albumin

menyebabkancairandalamdarahterpisahsehinggamenumpuk
berbagaibagiantubuhdanmenyebabkan

edema.

di
Karena

albumin

ikutbersirkulasidalamdarah, tesdarahsederhanabisamenentukantingkat albumin


seseorang.

Kadar

albumin

akandianggapdalamkondisi

normal

bilateslaboratoriummenunjukkanpembacaanlebihdari 4,0 g/dl. Secaraumum, nilai


normal albumin bervariasiantara 4,0hingga 5,4 g/dl. Versi lain menyatakantingkat
albumin

normal

berkisarantara

3,4-5,4

g/dl.

Sampeltesdarah

yang

menunjukkankadar albumin 4,0 g/dl berartibahwadalam 1 liter darahterdapat 40


gram albumin.
Kadar

albumin

tinggidisebabkanhanyaolehdehidrasiataupemberian

tinggi

yang
albumin.

Penyakithatilukabakargastroenteropatinefrosiskelaparandankeganasanmenyebabk
anhipoalbuminemia. ( Mijakimdkk., 2006 )

I.2. Uji Kadar Total Protein

Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi. Protein sederhana


hanya mengandung asam-asam amino. Protein kompleks mengandung bahan
tambahan bukan asam amino, seperti derivat vitamin, lipid atau karbohidrat.
Protein berperan pokok dalam fungsi sel. Analisis terhadap protein dan enzim
darah tertentu digunakan secara luas untuk tujuan diagnostik (bernasconi, 1995).
Protein dapat ditetapkan kadarnya dengan metode biuret. Prinsip dari metode
biuret ini adalah ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu dengan penambahan garam kupri dalam suasana basa
Kerugian dari metode ini adalah hasil penetapannya tidak murni
menunjukkan kadar

protein, melainkan bisa saja kadar senyawa yang

mengandung benzena, gugus fenol, gugus sulfhidrin, ikut terbaca kadarnya.


Selain itu, waktu penetapan yang dipergunakan juga lama, sehingga sering kali
kurang effektif (Lehninger, 1982). Kadar plasma protein total adalahsekitar 0,2
0,4 g /dl lebihtinggidaripada serum akibat fibrinogen. Konsentrasi protein
dapatmeningkatkarenabeberapasebabsalahsatupenyebabadalahpeningkatanpermea
bilitassawardarahotakakibatperadangan .( Robertharr, 2002)
Protein total CSS dapatdikoreksi untuk keberadaan darah 1mg/ dl per 100 sel
darah merah / ul apabila protein serum dan hitung sel darah normal dan apabila
diperiksa pada specimen CSS yang sama. Pada sebagian besar penyakit hitung sel
dan konsentrasi protein cendrung berubah secara pararel. Pada sclerosis multiple
proporsi IgG meningkat relative terhadap protein lain, kadang kadang dengan
hanya sedikit peningkatan konsentrasi protein total. Protein ini dapat diperiksa
dengan teknik teknik elektroforetik dan mungkin memperlihatkan pita pita
oliglokonal.

Saatinipengukurankadar protein dalamurin yang terkumpulselama 24jam


telahdigantidenganpenetuanrasio protein terhadapkreatinindalamsampel urine
sewaktu( rasio normal < 20 mg / mmol ) ( daviddanderek , 2008 ).

V. HASIL DAN PERHITUNGAN


V.1.
Protein
a. Hasil
Standar
0,5875 mL

Tes 1
0,420 mL

Tes 2
0,325 mL

b. Perhitungan
Perhitungan :
Kadar total protein =

Dari

x kadar standar = g % Protein

Tes1 =

x 4,5 g % = 3,2 g %

Tes 2 =

x 4,5 g % = 2,49 g %

hasil

yang

diperoleh,

maka

hasil

yang

digunakanpadapercobaaniniadalahhasil Tes 1 = 3,2 g %.

V.2.
Albumin
Pengamatanabsorbansilarutansampeldanstandardilakukanpadapanjanggelomb
ang

540-546

nm.Absorbansi

yang

diperolehpadapanjanggelombangmaksimum 546 nm adalahsebagaiberikut :


AbsorbansiSampel = 0,084
AbsorbansiStandar = 0,053

a. Perhitungan
Kadar albumin dalamlarutansampeldihitungdenganrumussebagaiberikut :
Kadar albumin

Absorbansi sampel
x kadar albumin standar
Absorbansi standar

Kadar albumin sampel

0,084
x 3,2 (g %)
0,053

= 5,072 g %
Kadar albumin dalamsampel yang diperolehadalah 5,072 g %.Dari hasil yang
dipeoleh

diketahui

bahwa

nilaiiniberadadalamrentangnilairujukan

yang

ditentukan (3,4-5,5 g%) sehinggakadar albumin pasiendapatdikatakan normal.


VI. PEMBAHASAN
Total protein terdiriatas albumin (60%) dan globulin (40%).Bahan
pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila
menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih
tinggi 3 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma. Saatini, pengukuran
protein telah banyak menggunakan analyzer kimiawi otomatis. Pengukuran kadar
menggunakan prinsip penyerapan (absorbance) molekul zat warna. Protein total
biasanya diukur dengan reagen Biuret dan tembaga sulfat basa. Penyerapan
dipantau

secara

spektrofotometri

seringdikuantifikasisendiri.Sedangkan

pada
globulin

545

nm.Albumin

dihitungdariselisihkadarantara

protein total dan albumin yang diukur.


Total protein yang diperolehpadapraktikumpertamaadalahsebesar 3,2 gr %,
inimenunjukkanhasildibawahdarikadar

normal

(6,6-8,5

gram).

Hal

inikemungkinandipengaruhiolehadanyafaktormalnutrisi protein ataukekurangan


intake

protein

dankebiasaanpolahidup

yang

tidaksehatataujugadapatdisebabkankarenadefisiensifungsiginjalsehinggamenyebab
kanjumlah protein yang diekskresikanmelaluiurinmenuru.
Kemudian pada percobaan selanjutnya dilakukan penetapan kadar albumin
dengan metode Biuret dengan menggunakan spektrofotometer. Dimana prinsip
dari metode ini adalah pengukuran serapan cahaya kompleks berwarna ungu dari
protein yang bereaksi dengan pereaksi biuret dimana, yang membentuk kompleks
adalah protein dengan ion Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi biuret dalam
suasana basa. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diserap oleh alat maka
semakin tinggi pula kandungan albumin yang terdapat di dalam serum tersebut
(Dewi dkk, 2011).
Dalam pereaksi biuret terkandung 3 macam reagen yaitu reagen yang
pertama adalah CuSO4 dalam aquadest dimana reagen ini berfungsi sebagai
penyedia ion Cu2+ yang nantinya akan membentuk kompleks dengan protein.
Reagen yang kedua adalah K-Na-Tartrat yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya reduksi pada Cu2+ sehingga tidak mengendap. Reagen yang ketiga
adalah NaOH dimana fungsinya adalah membuat suasana basa. Suasana basa
akan membantu pembentukan Cu(OH)2yang nantinya akan menjadi Cu2+ dan
2OH-.
Pada tabung dimasukkan Natrium sulfit 25% sebnyak 2 mL ini kemudian
dimasukkan sampel plasma 0,2 mL dan 2 mL kemudian dikocok kuat.
Penambahan natrium sulfit dan eter ini adalah berguna untuk memisahkan antara
albumin dengan protein serum lainnya seperti globulin, fibrinogen dan lain-lain.
Selanjutnya didiamkan hingga terbentuk 2 lapisan cairan, lapisan atas terdiri dari
ether dan protein serum lainnya. Sedangkan bagian bawah mengandung albumin
sehingga lapisan bagian atas dibuang dan lapisan bagian bawah kemudian
ditambahkan dengan pereaksi biuret dan dikocok.
Pada saat sampel dikocok, jangan sampai menimbulkan buih karena akan
mempengaruhi pengukuran absorbansi. Dan setelah ditetesi pereaksi biuret,
sampel didiamkan selama 20 menit. 20 menit ini merupakan operating time yaitu

waktu yang dibutuhkan agar seluruh reaktan/protein bereaksi seluruhnya dengan


reagen. Setelah 20 menit, maka sampel diukur absorbansinya dengan alat
spektrofotometer dengan panjang gelombang 540-546 nm. Panjang gelombang
540 nm merupakan panjang gelombang serapan maksimum untuk warna ungu.
Reaksi yang terjadi pada penetapan kadar protein dengan metode Biuret adalah :
CuSO4.5H2O + 2NaOH

Cu(OH)2+Na2SO4+5H2O

Cu2+ + 2OH-

Cu(OH)2

(Harper, 1995)
Setelah dilakukan pengukuran terhadap standar dan tes didapatkan
absorbansi larutan standar adalah 0,053 dan absorbansi larutan sampel adalah
0,084. Perhitungan kadar albumin dalam serum dilakukan dengan menggunakan
rumus :
Kadar Albumin total =

x Kadar albumin standar

Sehingga didapatkan hasil kadar albumin dalam serum adalah 5,072 g% atau
5,072

g/dl.

Dari

hasil

yang

nilaiiniberadadalamrentangnilairujukan

dipeoleh
yang

diketahui

ditentukan

sehinggakadar albumin pasiendapatdikatakan normal.

(3,4-5,5

bahwa
g%)

VII.

KESIMPULAN
Dari hasil analisis kandungan protein total dalam plasma dengan metode

biuret diperoleh kadar total protein sebesar 3,2 gram % protein. Jumlah kadar
protein tersebut berada dibawah nilai normal (6,6 -8,5 gram % protein).
Kadar albumin total dalam serum adalah 5,072 g% .Dari hasil yang dipeoleh
diketahui bahwa nilai ini berada dalam rentang nilai rujukan yang ditentukan (3,45,5 g%) sehingga kadar albumin pasien dapat dikatakan normal.

DAFTAR PUSTAKA
David Hull Derek I Johnston david hull derek I Johnston , 2008, Dasar Dasar Pediatri
Edisi 3, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ( EGC )

Dewi, Rasmika D.A.P, D.G. Diah Dharma Santi, A.A.N. Santa A.P.. 2011. Petunjuk
Praktikum Kimia Klinik. Denpasar: BagianPatologiKlinikFakultasKedokteran
UniversitasUdayana.
Bernasconi, G, 1995,Teknologi KimiaJilid 2, Edisipertama, Jakarta: PT.
PradayaParamita Mijakim, Gertrude k. Mcfarlandaundrey m. mc lane, 2006,
Diagnosekeperawatanedisi 7, Jakarta : Penerbitbukukedokteran( EGC)
Harper, M., 1995, Biokimia Harper, 47-50, EGC, Jakarta
Lehninger, A. L, 1982, Principles of BiochemistryWorth Pub1st edition. New York

Lintang,

Letta

Sari,.

2003.

GambaranFraksi

DarahPadaPreeklampsiadanHamilNormotensif.
FakultasKedokteranUniversitas Sumatra Utara. Medan.
Robert harr , 2002, ResensiIlmuLaboratoriumKlinis ,
Jakarta:PenerbitBukuKedokteran (EGC)
Ronald a sacher. richarda. Mcperson , 2004,
TinjauanKlinisHasilPemeriksaanLaboratriumEdisi 11 , Jakarta :
PenerbitBukuKedokteran EGC
.

Protein

Você também pode gostar