Você está na página 1de 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN LETAK SUNGSANG


A. PENGERTIAN
Letak sungsang adalah letak memanjang (Membujur) dalam rahim,
kepala berada di fundus dan bokong di bawah.
B. KLASIFIKASI
1. Letak bokong murni Presentasi bokong murni (Frank Brech)
Bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus ke
atas.
2. Letak bokong kaki Presentasi bokong kaki ( Complete Brech) disebut
bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
3. Letak sungsang tidak sempurna (Incomplete Brech)
Adalah letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga
kaki atau lutut, terdiri dari:
-

Kedua kaki : Letak kaki sempurna ( 24%)


Satu kaki : Letak kaki tidak sempurna (presentasi kaki)

Kedua lutut : Letak lutut sempurna (1%)


Satu lutut : Letak lutut tidak sempurna

Posisi bokong ditentukan oleh sakrum, ada 4 posisi :


1.

Left sacrum anterior (Sakrum kiri depan)

2.

Right sacrum anterior (Sakrum kanan depan)

3.

Left sacrum posterior (Sakrum kiri belakang)

4.

Right sacrum postrerior (Sakrum kanan belakang)

C. ETIOLOGI
1.

Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
pada panggul sempit, hidrosefalus, anensefali, plasenta previa, tumor
tumor pelvis dan lain-lain.

2.

Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil


(prematur)

3.

Gemelli (kehamilan ganda)

4.

Kelainan uterus seperti uterus arkuatus, bikornis, mioma uteeri

5.

Janin yang sudah lama mati

6.

Sebab yang tidak diketahui

D. DIAGNOSIS
1.

Pergerakan janin
Teraba oleh Ibu dibagian perut bawah, dibawah pusat dan Ibu sering
merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.

2.

Palpasi
Teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus. Kepala teraba di
fundus, bokong dibagian bawah dan punggung di kiri atau kanan.

3.

Auskultasi
Denyut jantung janin paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi
dari pusat.

4.

Pemeriksaan dalam
Dapat diraba tulang sakrum, tuber ischii dan anus, kaang kadang kaki
(pada letak kaki).

5.

Pemeriksaan foto rontgen


Bayangan kepala di fundus.

E. PROGNOSIS
- Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan
tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi
mudah terkena infeksi.
- Bagi janin
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya perdarahan darah plasenta
setelah bokong lahir dan juga setelah perut janin lahir, tali pusat terjepit
antara kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia.
Oleh karena itu, setelah pusat lahir dan supaya janin hidup, janin harus
dilahirkan dalam waktu 8 menit.
F. PIMPINAN PERSALINAN
Pertolongan persalinan dengan letak sungsang dapat dilakukan dengan :
1.

Pertolongan pada kelahiran spontan

2.

Ekstraksi parsiil atau manual aid

3.

Ekstraksi

4.

Secsio Sesaria

G. MEKANISME PERSALINAN

Mekanisme persalinan sungsang hampir sama dengan letak kepala,


hanya disini yang memasuki pintu atas panggul adalah bokong. Persalinan
berlangsung agak lama, karena bokong dibandingkan dengan kepala lebih
lembek, jadi kurang kuat menekan sehingga pembukaan agak lama.
Bokong masuk pintu atas panggul dengan garis pangkal paha melintang
atau miring dengan turunnya bokong.Terjadi putaran sehingga didasar panggul
garis pangkal paha letaknya menjadi muka belakang dengan trochanter depan
sebagai hypomoclion (dibawah simpisis) terjadi latero fleksi tubuh janin
(punggung) sehinggga trochanter belakang melewati perineum.Setelah bokong
lahir diikuti kedua kaki kemudian teradi sedikit rotasi luar untuk
memungkinkan

bahu

masukpintun

atas

panggul

dalam

posisi

melintang.Setelah bahu turun terjadi putaran paksi dari bahu sampai ukuran
bisa cranial dalam ukuran muka belakang dari pintu bawah panggul karena itu
punggung berputar lagi kesamping.
Pada saat bahu akan lahir kepala dalam keadaan fleksi masuk dalam
ukuran pintu atas panggul.
Kepala ini mengadakan putaran paksi sedemikian rupa hingga kuduk
terdapat di bawah sympisis da dagu sebelah belakang.
Berturut-turut lahir pada perineum dagu,mulut,hidung,dahi, dan
belakang kepala.
Pertolongan dengan kelahiran spontan letak bokong murni
Biasanya ditolong secara Bracht.Pada primi gravida selalu didahului
dengan episiotomi.Pada pertolongan secara bracht bokong diangkat keatas
supaya badan janin searah dengan paksi jalan lahir, tidak dilakukan tarikan.
Tekhnik :
Pertolongan dimulai setelah bokong anak lahir.Pada letak bokong ini
dipegang dengan dua tangan sedemikian rupa hingga kedua ibu jari pada
permukaan belakang pangkal paha dan empat jari lainnya pada permukaan
bokong.
Jika kaki sudah lahir seperti pada letak bokong kaki, letak lutut, letak
kaki maka bokong dipegang sedemikian rupa sehingga ibu jariterletak pada
lipat paha dan jari lainnya menggenggam bokong.
Bokong ini terus di bawa ke atas ke arah perut ibu sampai kepala lahir,
keuntungan pertolongan dari cara Bracht ialah bahwa tangan sama sekali tidak
masuk ke dalam jalan lahir, yang mengecilkan kemungkinan infeksi jalan lahir.

Jika persalinan dari cara Bracht mengalami kegagalan, misalnya bila


terajadi kemacetan baik pada saat melahirkan bahu atau kepala maka
pertolongan dilakukan secara manual aid (parcial breech extantion).
Tahapan prosedur manual :
1.

Tahap pertama : lahirnya bokong sampai pusat yang dilahirkan dengan


kekuatan tenaga ibu sendiri

2.

3.

Tahap kedua :
-

Klasik

Mueller
Lovset
Bickenbach

Tahap ketiga (lahirnya kepala) :


-

Mauriceau

Najouks

Wigan Martin, winclel

Prageu terbalik

Cunam piper

H. PENYULIT
1. Sufokasi : terjadi karena sebagian besar badan janin sudah lahir, terjadilah
pengecilan rahim sehingga terjadi gangguan sirkulasi plasenta dan
menimbulkan anoksia janin, keadaan ini merangsang janin untuk
bernafas.Akibatnya darah, mukus, cairan amnion dan mekonium akan di
aspirasi yang dapat menimbulkan sufokasi.
2. Afiksia fetalis : selain akibat mengecilnya uterus pada waktu badan janin
lahir yang menimbulkan anoksia dan di[perberat lagi dengan terjepitnya
tali pusat pada waktu kepala masuk panggul.
3. Kerusakan jaringan otak
4. Fraktur pada tulang-tulang janin
I.

PROSEDUR PERSALINAN SUNGSANG PER ABDOMINAL


1.

Persalinan letak sungsang dengan sectio caesaria sudah tentu merupakan


cara tebaik ditinjau dari keselamatan janin.

2.

Bahwa persalinan dengan letak sungsang harus dilahirkan perabdominam :


-

Primigravida tua

Nilai sosial janin tinggi

Riwayat persalinan yang buruk

Janin besar >3,5 kg

J.

Dicurigai adanya kesempitan panggul

Prematuritas

PERSIAPAN
1. Persiapan alat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Partus set
Set resusitasi bayi
Uterotonika
Anastesi Local
Piper Forcep
Jarum dengan nedle no.23
Infus set
Popidon iodine 10%
Episiotomy set
Heacting set

2. Persiapan lingkungan :

- Menyiapkan lingkungan yang nyaman


- Menjaga privacy klien dengan memasang sampiran atau penutup tirai
3. Persiapan klien :
- Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
- Mengatur posisi klien sesuai dengan kebutuhan
K. PELAKSANAAN
1. Meletakkan pasien dalam posisi litotomi
2. Memastikan kandung kemih ibu kosong dan bersih pada daerah perineum
3. Menyiapkan alat;
- Partus set
-

Set resusitasi bayi


Uterotonika
Jarum dengan nedle no.23
Anastesi Local
Piper Forcep
Infus set
Popidon iodine 10%
Heacting set
Episiotomy set

4. Meletakkan alat-alat tersebut di dalam tempatnya


5. Menggunakan celemek
6. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir kemudian dikeringkan
dengan handuk streril
7. Menggunakan sarung tangan steril
8. Melakukan pemriksaan dalam untuk menentukan posisi, dilatasi dan bagian
terendah
9. Mengatakan pada pasien untuk mengejan dengan benar bila ada kontraksi
uterus
10. Melakukan episiotomy ketika bokong tampak dan perineum sudah menipis
MELAHIRKAN BAYI

1. Teknik Bracht (persalinan spontan)


Tahap I: Fase lambat yaitu lahirnya bokong sampai pusar, setelah bokong dapat
dilahirkan pegang bokong dengan cara bracht yaitu kedua ibu jari lain
memegang daerah pelvis. Pada setiap his ibu di suruh mengejan, kemudian pada
waktu, tali pusat dan tampak sangat teregang, tali pusat dan tampak sangat
teregang, tali pusat dikendorkan terlebih dahulu
Tahap II : fase cepat yaitu lahirnya pusat sampai mulut. Disini penolong
melakukan hyperlordosis pada badan guna mengikuti gerakan rotasi anterior,
yaitu punggung janin didekatkan keperut ibu dan penolong hanya mengikuti
gerakan ini tanpa melakukan tarikan
Tahap III : fase lambat yaitu lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir. Dengan
gerakan hyperlordosis ini lahirlah mulut dan akhirnya seluruh kepala.
Letakkan bayi yang baru lahir pada perut ibu, tutupi selimut hangat,
bersihkan jalan nafas oleh sistem dan potong tali pusat. Letakkan bayi
telungkup pada ibu untuk diberi ASI (kontak dini)
11.Manual Aid (janin dilahirkan sebagian dengan tenaga ibu dan sebagian
dengan tenaga penolong)
Tekhnik Klasik:
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan cara
bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir

Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehigga bokong dan
kaki lahir Tali pusat dikendorkan
Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas
Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu, untuk melahirkan
bahu kiri bayi yang berada di belakang
Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk melahirkan
bahu kanan bayi yang berada belakang
Masukkan dua jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan
lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi*
Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra
lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan
dengan cara yang sama
Catatan *: Bila pada tahap ini, sulit untuk melahirkan bahu belakang maka lakukan cara
Muller (melahirkan bahu depan terlebih dahulu)
Teknik Muller:
Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht
bahu dan tangan tidak bisa lahir
Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara
yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan
Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk
melahirkan bahu dan lengan belakang

Teknik Lovsets (ketika lengan bayi tidak dapat ditinggikan kembali dari
kepala/lengan nuchal): setelah bokong dan kaki lahir pegang janin dengan
kedua tangan. Kemudian memutar bayi 180 dengan mengangkat lengan
kearah penunjuk jari tangan yang terjungkit, memutar kembali 180 kearah
yang berlawanan kekiri/kekanan beberapa kali sampai kedua bahu dan lengan
secara klasik/muller
2. Prosedur melahirkan kepala bayi

Teknik Mouriccan: tangan penolong yang sesuai dengan muka janin


dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengah dimasukkan kedalam mulut
janin dan jari telunjuk dan jari lainnya mencengkap fosa kanina,
sedangkan jari lainnya mencekam leher, badan anak diletakkan diatas
lengan bawah penolong, seolah-olah janin menungganng kuda. Jari
telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain mencekam leher janin dari arah

punggung. Kedua tangan penolong menarik kepala janin cunam kebawah


sambil seorang asisten melakukan ekspresi kristeller, tenaga tarukan
dilakukan oleh tangan penolong yang mencekam leher janin dari arah
punggung, bila suboksiput tampak dibawah simfisis kepala janin dielevasi
keatas dengan sub oksiput sebagai hypomoklion sehingga berturut-turut
lahirlah dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya
lahirlah seluruh kepala janin
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Manajemen aktif kala III


Pelepasan plasenta secara manual jika ada indikasi
Melakukan jahitan pada episiotomy dan robekan pada perineum
Membersihkan alat-alat dan dimasukkan kedalam cairan clorin 0,5%
Membuang sampah pada tempatnya
Bersihkan bagian-bagian/permukaan-permukaan yang terkontaminasi oleh

darah atau cairan dari tubuh lainnya dengan larutan clorin 0,5%
18. Bersihkan sarung tangan dengan larutan clorin 0,5%
19. Mengawasi kala IV
20. Memberitahu suami ibu dan keluarganya bahwa tindakan-tindakan telah
dilakukan dan pasien tetap memerlukan tindakan lebih lanjut
21. Bersama dengan petugas yang akan melakukan perawatan, menjelsakan
kepada ibu tentang perawatan yang diperlukan dan memintanya untuk
melaporkan kepetugas jika ada keluhan/masalah- masalah setelah
dilakukan tindakan
L. DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin., 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Mengetahui,
CI Ruangan

Mahasiswi Kebidanan

NIP.

TRILLIA SARI
NIM. P07224110039

Você também pode gostar