Você está na página 1de 2

Proses

replating
dilakukan saat plat
yang ada pada kapal
sudah
tidak
memenuhi
sarat
minimum yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan aturan,
proses
replating
dilakukan
jika
ketebalan plat sudah mencapai 80% dari ketebalan plat awal. Untuk mengetahui ketebalan plat
pada kapal, maka dapat dilakukan pengukuran ketebalan plat yaitu dengan cara :
a. Visual, yaitu dengan cara melihat gambar bukaan kulit. Disana pasti terdapat bagian-bagian
mana saja pada kapal yang platnya sudah mengalami pengecekan sebelumnya. Dari sana kita bisa
tahu kira-kira bagian mana saja yang harus dilakukan pengetesan
b. Pengecekan ketebalan plat ini menggunakan ultrasonic thickness test. Hal yang pertama
dilakukan untuk melakukan test ini adalah mengkalibrasi UT dengan cara menempelkan prop pada
plat lain yang memiliki ketebalan sama dengan plat kapal yang akan disurvey. Setelah itu, uji plat
dengan cara menempelkan prop UT ke plat yang diinginkan.
c. Apabila ketebalan plat kurang dari sama dengan 80% dari ketebalan plat awal, maka harus
dilakukan replating.
Proses Replating
Contoh untuk Frame 30 sampai 37 seperti gambar dibawah ini

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, pada frame yang diarsir harus dilakukan replating. Maka
pemotongan plat harus dipaskan sesuai dengan frame yang ada. Plat yang akan digunakan untuk
mengganti harus dibentuk dulu pada bengkel plat yaitu dilakukan proses marking, forming dan
cutting.

Kemudian plat tadi


dipaskan pada bentuk
kapal
yang
akan
diganti. Pada saat
pengepasan ini, tidak
dilakukan
proses
pengelasan
hanya
dikunci saja untuk
mengantisipasi
ada
bentuk yang kurang
pas. Jika sudah pas
dapat dilas permanen
sedangkan jika belum
pas deforming lagi di
bengkel.


Untuk pengelasannya sendiri, hanya dilakukan pengelasan pada beberapa bagian saja. Jika ada
plat yang kurang, maka plat tersebut harus dipotong atau ditambah minimal 30 cm.

Você também pode gostar