Você está na página 1de 1

Aliran Naturalisme

Banyak pemikiran-pemikiran dari para ahli filsafat masa lampau yang


menghasilkan banyak aliran dalam filsafat. Semua aliran yang didasari atas
pemikiran yang mendalam tersebut dilatarbelakangi oleh banyak faktor yang tidak
sama.
Diantara sekian banyak aliran filsafat tersebut, satu diantaranya yaitu
aliran filsafat naturalisme. Aliran filsafat naturalisme lahir sebagai reaksi terhadap
aliran filasafat pendidikan Aristotalian-Thomistik. Naturalisme lahir pada abad ke
17 dan mengalami perkembangan pada abad ke 18. Naturalisme berkembang
dengan cepat di bidang sains. Ia berpandangan bahwa Learned heavily on the
knowledge reported by mans sense[1].
Secara definitif naturalisme berasal dari kata nature. Kadang
pendefinisikan nature hanya dalam makna dunia material saja, sesuatu selain
fisik secara otomatis menjadi supranatural. Tetapi dalam realita, alam terdiri dari
alam material dan alam spiritual, masing-masing dengan hukumnya sendiri. Era
Pencerahan, misalnya, memahami alam bukan sebagai keberadaan benda-benda
fisik tetapi sebagai asal dan fondasi kebenaran. Ia tidak memperlawankan material
dengan spiritual, istilah itu mencakup bukan hanya alam fisik tetapi juga alam
intelektual dan moral[2].
Salah satu ciri yang paling menakjubkan dari alam semesta adalah
keteraturan. Benak manusia sejak dulu menangkap keteraturan ini. Terbit dan
tenggelamnya Matahari, peredaran planet-planet dan susunan bintang-bintang
yang bergeser teratur dari malam ke malam sejak pertama kali manusia menyadari
keberadaannya di dalam alam semesta, hanya merupakan contoh-contoh
sederhana. Ilmu pengetahuan itu sendiri hanya menjadi mungkin karena
keteraturan tersebut yang kemudian dibahasakan lewat hukum-hukum
matematika. Tugas ilmu pengetahuan umumnya dapat dikatakan sebagai
menelaah, mengkaji, menghubungkan semua keteraturan yang teramati. Ilmu
pengetahuan bertujuan menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Namun
khusus untuk kosmologi, pertanyaan mengapa ini di titik tertentu mengalami
kesulitan yang luar biasa.
Naturalisme merupakan teori yang menerima nature (alam) sebagai
keseluruhan realitas. Istilah nature telah dipakai dalam filsafat dengan
bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia,
sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia
yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah
sebaliknya dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik
terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar
alam[3].
Aliran filsafat naturalisme didukung oleh tiga aliran besar yaitu
realisme, empirisme dan rasionalisme. Pada dasarnya, semua penganut
naturalisme merupakan penganut realisme, tetapi tidak semua penganut realisme
merupakan penganut naturalisme. Imam Barnadib menyebutkan bahwa realisme
merupakan anak dari naturalisme. Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran
realisme sejalan dengan naturalisme. Salah satunya adalah nilai estetis dan etis
dapat diperoleh dari alam, karena di alam tersedia kedua hal tersebut.

Você também pode gostar