Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAGIAN A1
DATA ORGANISASI
PERUSAHAAN
1.1
Umum
Uraian profil perusahaan adalah untuk memberikan gambaran secara umum tentang PT.
NUSANTARA CITRA sejak didirikan hingga saat ini. Selain pengalaman perusahaan,
juga menguraikan tentang Latar Belakang terbentuknya perusahaan PT. NUSANTARA
CITRA.
Sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah Republik Indonesia dalam pembangunan saat
ini, peningkatan Sumber Daya Manusia, Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi serta peningkatan sektor Kesehatan dan Industri memegang peranan penting
dalam keberhasilan pembangunan tersebut.
Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, dituntut peran aktif tenaga ahli profesional dari
berbagai disiplin ilmu PT. NUSANTARA CITRA sebagai Konsultan Perencana adalah
salah satu Perusahaan Jasa Konsultan ikut berpartisipasi mewujudkan kebijaksanaan
tersebut diatas dengan didukung oleh tenaga ahli yang telah berpengalaman dibidangnya
masing-masing.
Sebagai gambaran umum tentang lingkup kegiatan organisasi personalia, peralatan dan
pengalaman perusahaan serta legalitas perusahaan kami lampirkan dalam Usulan Teknis
ini.
1.2
PT. NUSANTARA CITRA didirikan di Bandung pada tanggal 14 Juni 2005, berdasarkan
Notaris Tedy Triadi, SH berkedudukan saat ini Jl Purwakarta No 39 Antapani-Bandung
merupakan wujud atas keinginan para pendirinya dalam rangka turut berperan aktif
dalam Pembangunan Nasional dengan menyumbangkan tenaga dan pikiran berupa
pelayanan Jasa Konsultan sebagai rekanan bagi pihak Pemerintah maupun Swasta.
Walaupun dari segi usia PT. NUSANTARA CITRA masih relative muda, namun
kapasitas dan pengalaman para tenaga ahli serta staf pendukungnya yang memiliki
kemampuan keteknikan (engineering) dalam berbagai bidang sesuai lingkup layanan
perusahaan-perusahaan memungkinkan ditawarkan layanan layanan jasa konsultan yang
handal dan berkualitas. Selain itu kerjasama yang erat dengan pusat-pusat penelitian
dibeberapa perguruan tinggi terkemuka dan konsultan nasional maupun internasional
menambah potensi perusahaan dalam memberikan layanan jasa konsultansi secara
maksimum.
Sebagai perusahaan nasional yang bergerak dalam Jasa Konsultansi Konstruksi
(Engineering), apabila mendapatkan kesempatan dan kepercayaan kami yakin bahwa PT.
NUSANTARA CITRA akan mampu melaksanakan tugasnya serta diharapkan dapat
memberikan hasil memuaskan.
1.3
1.4
B1-2
penyimpangan
tersebut
diperlukan
pekerjaan
pengelolaan
dan
pengawasan.
1.5
Untuk Jasa Konsultan Bidang Konstruksi PT. NUSANTARA CITRA telah memiliki
sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikat Nasional Usaha Jasa Konsultan Ikatan
Nasional Konsultan Indonesia (BSN UJK-INKINDO ) Propinsi Jawa Barat dan telah
mendapat registrasi dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dimana bidang,
dan sub bidang yang telah mendapat sertifikat tersebut adalah sebagai berikut :
A. Lingkup Layanan Secara Khusus
Jasa Konsultansi yang dilayani oleh PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN
meliputi bidang-bidang, antara lain :
1.
B1-3
2.
3.
a.
b.
c.
d.
Sistem Drainase
e.
b.
c.
d.
e.
4.
a.
Transportasi Darat
b.
Transportasi Laut
c.
Transportasi Udara
d.
e.
b.
c.
Perikanan
d.
Peternakan
e.
Kehutanan
B1-4
5.
6.
b.
c.
d.
Landscape
7.
a.
b.
c.
8.
a.
b.
Teknologi Komunikasi
c.
Aplikasi Telematika
Analisis Ekonomi
b.
c.
Kajian Investasi
Secara umum lingkup layanan Jasa Konsultansi yang dilayani PT. NUSANTARA
CITRA KONSULTAN dengan kualifikasi meliputi :
1.
Penelitian/Survey Investigasi
2.
3.
Studi Kelayakan
4.
5.
Pengawasan/Supervisi
B1-5
B.
6.
Manajemen
7.
b.
Fasilitas Industri
c.
d.
Lapangan Terbang
e.
f.
g.
h.
Penanggulangan Banjir
i.
D a m / Bendungan
j.
Hydropower/Power Plant
k.
l.
m. Sarana Transportasi
2.
n.
o.
b.
c.
Hidrologi / Hidrometri
d.
Hydrografi/Bathymetri
B1-6
3.
4.
5.
e.
f.
Topography
g.
h.
Sosial Ekonomi
b.
c.
d.
Supervisi/ Manajemen
a.
Perencanaan Jaringan
b.
c.
Manajemen peralatan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
b.
c.
d.
B1-7
1.6
Pengurus Perusahaan
1. Komisaris
2. Direktur Utama
: Ir S. Haryanto
3. Direktur Teknik
4. Direktur Umum
: Ir. Satiawati, MP
5. Direktur Operasional
: Suwardi, SE.
B1-8
DirekturUtama
Ir.S.Haryanto
DirekturTeknik
Ir.H.ImranIndrakusumah,Sp.,MT.
DirekturUmum
Ir.Satiawati,MP.
DirekturOperasional
Suwardi,SE.
TenagaAhli
SipilAir
TenagaAhli
SipilBangunan
TenagaAhli
ArsitekturBangunan
BagianKeuangan
BagianOperasional
Perusahaan
TenagaAhli
ArsitekturLansekap
TenagaAhli
KajianSosekbud
TenagaAhli
Perenc.Wil&Kota
BagianAdministrasi
Umum
BagianMarketing
Perusahaan
TenagaAhli
TeknikIndustri
TenagaAhli
SipilJalan&Jembatan
TenagaAhli
Ekonomi
BagianDokumen
TeknisPenawaran
TenagaAhli
MekanikalElektrikal
TenagaAhli
Kelautan
TenagaAhli
GISdanPemetaan
TenagaAhli
Lingkungan
StaffTeknis
TenagaAhli
UrbanDesign
B1-1
B2
Uraian Pekerjaan
Lingkup Layanan
Periode
Orang
Bulan
Nilai Kontrak
Mitra
Kerja
Dinas
Kelautan
dan
Perikanan Perencanaan Penyusunan Masterplan Pengembangan
Pemerintah Kabupaten Nunukan
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan
Perencanaan / Tata
Lingkungan
14
Agustus
2012
12
Desember 2012
34
486.695.000,-
Perencanaan / Tata
Lingkungan
10 Juli 2012 - 8
Desember 2012
45
561.000.000
Perencanaan/ Tata
lingkungan
19 Juli 2012 15
November
2012
44
585.277.000
Dinas Tata Ruang Kota Pemerintah Kota Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Bontang
Tata Lingkungan
31
Agustus
2012
28
Desember 2012
48
560.230.000,-
Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Pemerintah Kota Bandung
Kawasan Cicadas
Tata Lingkungan
30 Juli 2012 27
November
2012
30
290.240.500,-
Badan
Perencanaan
Daerah
(BAPPEDA)
Kabupaten Sumedang
Tata Lingkungan
26 Juli 2012 22
Desember
2012
40
859.876.325,-
dan DED
Objek Wisata
Pantai Batu
Kawasan
Tata Lingkungan
19 Juni 2012 16
November
2012
45
336.746.000,-
Tata Lingkungan
6 Juni 2012 - 02
November 2012
37
312.015.000,-
Pemerintah Kabupaten
Dinas Tata Ruang
Tangerang
Tata Lingkungan
15 Mei 2012 10
Desember
2012
44
234.129.000,-
10
Tata Lingkungan
20 April 2012 16
September
38
268.389.000.-
2012
11
Tata Lingkungan
20
September
2011
18
Desember 2011
12
Tata Lingkungan
Tata Lingkungan/
Arsitektur
6 Juli 2011 - 14
Desember 2011
14
Tata Lingkungan
339.865.000,-
364.534.000,-
31
223.795.000,-
26
Agustus
2011
24
Desember 2011
22
174.431.400,-
28
September
2011
27
Desember 2011
27
174.431.400,-
Tata Lingkungan
26 Juli 2011 - 7
Desember 2011
55
476.385.250,-
Tata Lingkungan
30 Juni 2011 30
Desember
2011
42
477.637.875,-
Tata lingkungan
44
593.676.050,-
15
16
17
Dinas Tata Ruang Kota Pemerintah Kota Penyusunan RTBL Kelurahan Loktuan
Bontang
Tata lingkungan
19
18
19
Tata lingkungan
9 Agustus 2010
- 09 Nopember
2010
25
373.477.500,-
20
Tata lingkungan
32
1.821.351.000,-
21
Tata lingkungan
21 Juli 2010 - 3
Desember 2010
33
200.830.000,-
22
Tata lingkungan
16 Juni 2010 16
November
2010
30
23
Tata Lingkungan
3 Juni 2009 - 28
November 2009
22
578.917.867,-
24
Tata Lingkungan
08 April 2009 04
27
550.427.240,-
698.266.000,-
Oktober
2009
25
Tata Lingkungan
30 Juni 2009 28
Oktober
2009
32
436.700.000,-
26
Tata Lingkungan
16 Oktober
2009 - 16
Desember 2009
16
97.000.000,-
27
Tata Lingkungan
60
729.600.000,-
28
Arsitektural
27
553.367.000,-
29
Tata Lingkungan
1 November
2006 - 29
Januari 2007
18
3.504.500.000,-
30
Tata Lingkungan
48
1.624.870.000
BAGIAN A3
REFERENSI DARI PENGGUNA
JASA
Sebagai
bahan
pertimbangan
mengenai
kualifikasi
perusahaan,
dibawah
ini
mencantumkan referensi dari pengguna jasa terkait daftar pengalaman perusahaan dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir dan pengalaman dalam pekerjaan sejenis, semoga daftar
tersebut dapat dijadikan penilaian.
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
2
4
8
4
2
4
8
3
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
3 OB
9 OB
12 OB
6 OB
6 OB
5 OB
9 OB
6 OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
2
8
8
4
4
4
8
4
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
6 OB
12 OB
12 OB
6 OB
10 OB
6 OB
12 OB
6 OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
4
4
7
4
4
4
4
4
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
2
2
2
2
2
2
2
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
2
2
4
2
2
2
2
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
5
5
5
5
5
2
5
5
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
4
8
8
4
4
4
4
4
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
3
3
3
3
3
2
3
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
2
2
2
2
2
2
2
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
4
4
4
4
2
2
2
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
4
4
4
4
2
2
2
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
4
3
4
2
2
2
2
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
6 OB
12 OB
12 OB
12 OB
9 OB
6 OB
12 OB
6 OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
5 OB
10 OB
15 OB
10 OB
7 OB
8 OB
10 OB
10 OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
4
4
4
4
2
2
4
4
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
8
4
4
4
4
4
4
4
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
5
5
5
2
2
2
5
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
3
5
5
3
3
3
3
3
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
2
2
1
1
1
1
2
1
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
2
2
4
2
2
2
2
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
2
3
4
2
2
2
2
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
2
2
2
2
1
1
2
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
3
6
6
6
6
6
6
6
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
4
4
4
4
4
4
4
4
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
4
8
8
4
4
4
4
4
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
4
4
4
4
4
2
4
4
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
2
4
4
2
4
2
4
2
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
2.
3.
4.
5.
6.
Lokasi Proyek
:
Nilai Kontrak
:
No. Kontrak
:
Periode
:
Nama Perusahaan Utama
Alamat
Negara Asal
7. Jumlah Tenaga Ahli
8. Perusahaan Mitra Kerja
a.
b.
c.
4
8
8
4
4
4
8
4
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
OB
BAGIAN B1
PEMAHAMAN, TANGGAPAN
DAN SARAN TERHADAP KAK
1.1
Pemahaman
Dalam sub-bab pemahaman ini akan menguraikan tentang pemahaman umum yang
menguraikan pemahaman akan kewajiban konsu ltan selama pelaksanaan pekerjaan dan
pemahaman terhadap perencanaan. Selain pemahaman umum, dalam sub-bab ini akan
menguraikan pemahaman subtansi pekerjaan yaitu pemahaman Review Master Plan
dan Penyusunan Site Plan Kawasan Industri Kariangau. Secara lebih rinci mengenai
uraian pemahaman umum dan pemahaman subtansi, dapat dilihat pada uraian berikut
ini.
1.1.1
Pemahaman Umum
Dalam Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan Industri Kariangau,
konsultan memahami tugas dan tanggung jawabnya selama proses pekerjaan
berlangsung, adapun pemahaman konsultan terhadap tugas dan tanggung jawabnya
adalah sebagai berikut :
a.
Secara kontraktual Konsultan Perencana bertanggung jawab kepada Tim Teknis pada
Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan Industri Kariangau;
b.
c.
Nama Kegiatan ini adalah Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan
Industri Kariangau;
d.
Waktu Pelaksanaan 150 (seratus lima puluh) hari kalender atau 5 (lima) bulan seperti
yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja adalah waktu yang cukup untuk
melaksanakan seluruh kegiatan apabila dalam kegiatan ini dilakukan secara efektif
dan efisien;
e.
f.
Paket pekerjaan Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan Industri
Kariangau mengikuti standard umum dan peraturan yang berlaku;
g.
Ruang lingkup wilayah mencakup kawasan seluas 3.565 ha sesuai RTRW Kota
Balikpapan Tahun 2012-2032, yang secara lebih detil terletak pada koordinat
geografis 116o 43 38 116o 50 34 BT dan 1o 4 40 1o 13 12 LS Kota
Balikpapan;
B1-2
h.
i.
j.
Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah tercapainya sasaran pokok proyek
yaitu ketepatan fungsi, mutu, waktu dan biaya sesuai dengan yang direncanakan.
1.1.2
Memberi kemudahan bagi dunia usaha untuk memperoleh kaveling industri siap
bangun yang sudah dilengkapi berbagai infrastruktur yang memadai;
b.
Memberi kepastian hukum lokasi tempat usaha, sehingga terhindar dari segala
bentuk gangguan dan diperolehnya rasa aman bagi dunia usaha;
c.
B1-3
1.2
Tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja menjadi tolok ukur pemahaman pihak
konsultan sekaligus merupakan feedback bagi pihak pemberi pekerjaan. Pada bab ini akan
diberikan berbagai tanggapan terhadap isi Kerangka Acuan Kerja.
1.
2.
3.
4.
5.
1.3
B1-4
1.3.1
Pengertian
Kawasan Industri (Industrial estate) adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki izin usaha kawasan
industri;
Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan
industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan;
Perusahaan Industri adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang usaha
industri di wilayah Indonesia;
Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan yang mengusahakan pengembangan
dan pengelolaan Kawasan Industri;
Tata Tertib Kawasan Industri (estate regulation) adalah peraturan yang ditetapkan oleh
Perusahaan Kawasan Industri, yang mengatur hak dan kewajiban Perusahaan Kawasan
Industri, Perusahaan Pengelola Kawasan Industri, dan Perusahaan Industri dalam
pengelolaan dan pemanfaatan Kawasan Industri;
Tim Nasional Kawasan Industri selanjutnya disingkat Timnas-KI adalah Tim yang
dibentuk oleh Menteri Perindustrian dengan tugas membantu dalam pelaksanaan
kebijakan pengembangan dan pengelolaan Kawasan Industri.
B1-5
1.3.2
b.
c.
d.
e.
f.
1.3.3
b.
2)
B1-6
3)
Tersedianya sumber air sebagai air baku industri baik yang bersumber dari air
permukaan, PDAM, air tanah dalam; dengan prioritas utama yang berasal dari
air permukaan yang dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri (Water
Treatment Plant);
4)
5)
c.
Ramah Lingkungan
Dalam pengembangan kawasan industri, pengelola kawasan Industri wajib
melaksanakan pengendalian dan pengelolaan lingkungan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku, di mana kawasan industri wajib dilengkapi dengan
dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL merupakan perangkat kebijakan yang dipersiapkan untuk mengurangi
dampak lingkungan suatu kegiatan sejak tahap perencanaan kegiatan. Dalam hal
kegiatan yang direncanakan dapat menimbulkan dampak yang sangat penting dan
tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan, maka keputusan dan rencana yang
bersangkutan dengan kegiatannya harus diubah.
Fungsi AMDAL untuk (a) memberi masukan dalam pengambilan keputusan, (b)
memberi
pedoman
upaya
pencegahan,
pengendalian
dan
pemantauan
B1-7
d.
Efisiensi
Aspek efisiensi merupakanlandasan pokok dalam pengembangan kawasan industri.
Bagi pengguna kaveling (user) akan mendapatkan lokasi kegiatan industri yang
sudah tertata dengan baik di mana terdapat beberapa keuntungan seperti bantuan
proses perijinan, ketersediaan prasarana dan sarana. Sedangkan bagi pemerintah
daerah akan menjadi lebih efisien dalam perencanaan pembangunan prasarana yang
mendukung dalam pengembangan kawasan industri.
e.
1.3.4
Berkembangnya suatu Kawasan Industri tidak terlepas dari pemilihan lokasi kawasan
industri
yang
akan
dikembangkan,
karena
sangat
dipengaruhi
oleh
B1-8
a.
b.
Berdampak positif dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja dan aspek
pemasaran produk. Dalam hal ini juga perlu dipertimbangkan adanya
kebutuhan tambahan akan perumahan sebagai akibat daripembangunan
Kawasan Industri. Dalam kaitannya dengan jarak terhadap permukiman di sini
harus mempertimbangkan masalah pertumbuhan perumahan, di mana sering
terjadi areal tanah di sekitar lokasi industri menjadi kumuh dan tidak ada lagi
jarak antara perumahan dengan kegiatan industri.
2)
3)
Jarak terhadap permukiman yang ideal minimal 2 (dua) Km dari lokasi kegiatan
industri.
c.
B1-9
Jaringan Listrik
Ketersediaan jaringan listrik menjadi syarat yang penting untuk kegiatan
industri. Karena bisa dipastikan proses produksi kegiatan industri sangat
membutuhkan
energi
yang
bersumber
dari
listrik,
untuk
keperluan
Jaringan Telekomunikasi
Kegiatan industri tidak akan lepas dari aspek bisnis, dalam rangka pemasaran
maupun pengembangan usaha.
Untuk itulah jaringan telekomunikasi seperti telepon dan internet menjadi
kebutuhan dasar bagi pelaku kegiatan industri untuk menjalankan kegiatannya.
Sehingga ketersediaan jaringan telekomunikasi tersebut menjadi syarat dalam
penentuan lokasi industri.
B1-10
3)
Pelabuhan Laut
Kebutuhan prasarana pelabuhan menjadi kebutuhan yang mutlak, terutama bagi
kegiatan pengiriman bahan baku/bahan penolong dan pemasaran produksi,
yang berorientasi ke luar daerah dan ke luar negeri (ekspor/impor). Kegiatan
industri sangat membutuhkan pelabuhan sebagai pintu ke luar masuk berbagai
kebutuhan pendukung. Sebagaiilustrasiuntuk memproduksi satu produk
membutuhkan banyak bahan pendukung yang tidak mungkin dipenuhi
seluruhnya dari dalam daerah/wilayah itu sendiri, misalnya kebutuhan
peralatan mesin dan komponen produksi lainnya yang harus diimport, demikian
pula
produk
yang
dihasilkan
diharapkan
dapat
dipasarkan
di
luar
Topografi
Pemilihan lokasi peruntukan kegiatan industri hendaknya pada areal lahan yang
memiliki topografi yang relatif datar. Kondisi topografi yang relatif datar akan
mengurangi
pekerjaan
pematangan
lahan
(cut
and
fill)
sehingga
dapat
air.
Di
samping
itu
jarak
yang
ideal
seharusnya
industri
dapat
secara
juga
Sungai
(DAS),
sehingga
kegiatan
seimbang
menggunakan sungai untuk kebutuhan kegiatan industrinya tetapi juga dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS)
tersebut. Jarak terhadap sungai atau sumber air bersih maksimum 5 (lima) Km dan
terlayani sungai tipe C dan D atau Kelas III dan IV.
B1-11
g.
Kondisi Lahan
Peruntukan lahan industri perlu mempertimbangkan daya dukung lahan dan
kesuburan lahan.
1)
2)
Kesuburan Lahan
Tingkat kesuburan lahan merupakan faktor penting dalam menentukan lokasi
peruntukan kawasan industri.
Apabila tingkat kesuburan lahan tinggi dan baik bagi kegiatan pertanian, maka
kondisi lahan seperti ini harus tetap dipertahankan untuk kegiatan pertanian dan
tidak dicalonkan dalam pemilihan lokasi kawasan industri.
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya konversi lahan yang dapat
mengakibatkan menurunnya tingkat produktivitas pertanian, sebagai penyedia
kebutuhan pangan bagi masyarakat dan dalam jangka panjang sangat
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan pangan (food security) di daerah-daerah.
Untuk itu dalam pengembangan industri, pemerintah daerah harus bersikap
tegas untuk tidak memberikan ijin lokasi industri pada lahan pertanian, terutama
areal pertanian lahan basah (irigasi teknis).
h.
Ketersediaan Lahan
Kegiatan industri umumnya membutuhkan lahan yang luas, terutama industriindustri berskala sedang dan besar.
Untuk itu skala industri yang akan dikembangkan harus pula memperhitungkan luas
lahan yang tersedia, sehingga tidak terjadi upaya memaksakan diri untuk konversi
lahan secara besar-besaran, guna pembangunan kawasan industri. Sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor: 24 tahun 2009 luas lahan kawasan industri minimal 50 hektar.
B1-12
Harga Lahan
Salah satu faktor utama yang menentukan pilihan investor dalam memilih lokasi
peruntukan industri adalah harga beli/sewa lahan yang kompetitif, artinya bila lahan
tersebut dimatangkan dalam arti sebagai kapling siap bangun yang telah dilengkapi
prasarana penunjang dapat dijangkau oleh para pengguna (user). Dengan demikian
maka dalam pemilihan lokasi Kawasan Industri sebaiknya harga lahan (tanah
mentah) tidak terlalu mahal.
Di samping itu sebagai syarat utamanya agar tidak terjadi transaksi lahan yang tidak
adil artinya harga yang tidak merugikan masyarakat pemilik lahan, atau pemerintah
mengeluarkan peraturan yang dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk
terlibat menanamkan modal dalam investasi kawasan industri melalui lahan yang
dimilikinya. Sehingga dengan demikian membuka peluang bagi masyarakat pemilik
lahan untuk merasakan langsung nilai tambah dari keberadaan kawasan industri di
daerahnya.
j.
Orientasi Lokasi
Mengingat Kawasan Industri sebagai tempat industri manufaktur (pengolahan) yang
biasanya merupakan industri yang bersifat footlose maka orientasi lokasi sangat
dipengaruhi oleh aksesibilitas dan potensi tenaga kerja.
k.
B1-13
timbulnya dampak negatif sebaiknya dilokasikan pada lokasi yang non pertanian
dan non permukiman, terutama bagi industri skala menengah dan besar.
l.
Mulitiplier Effects
Pembangunan Kawasan Industri jelas akan memberikan pengaruh eksternal yang
besar bagi lingkungan sekitarnya. Dengan istilah lain dapat disebut sebagai
multiplier effects. Dalam pertimbangan ini akan dibahas dari 2 aspek saja yaitu
pengaruh terhadap bangkitan lalu lintas dan juga aspek ketersediaan tenaga kerja
dalam kaitannya dengan kebutuhan berbagai fasilitas sosial.
Pembangunan suatu kawasan industri (misalnya dengan luas 100 Ha) akan
membangkitkan lalu lintas yang cukup besar baik bangkitan karena lalu lintas
kendaraan penumpang mengangkut tenaga kerja maupun kendaraan trailer
pengangkut barang (import dan eksport). Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada uraian
berikut:
Bila diasumsikan rata-rata per hektare lahan di kawasan industri menyerap 100
tenaga kerja, maka dengan luas 100 Ha akan terdapat 10.000 tenaga kerja.
Selanjutnya diasumsikan bahwa tenaga level manager sebesar 3% atau 300
orang, level staff 20% atau 2000 orang, dan buruh 7700 orang dengan komposisi
penduduk lokal 500 dan 7200 adalah buruh pendatang.
Angkutan barang import sebesar 100x3 TEUS = 300 TEUS per bulan (1200
smp/bulan = 40 smp/hari) dan eksport 100x3,5 TEUS=350 TEUS/bulan = 57
smp/hari. Sehingga total angkutan barang mendekati 100 smp/hari.
Total bangkitan angkutan buruh dan barang menjadi 450 + 100 = 550 smp/hari.
Jika dikembalikan kepada effect bangkitan dari per hektare kawasan industri
adalah 5,5 smp/hari/hektare. Meskipun bangkitan yang diakibatkan oleh per
hektare kawasan industri terlihat tidak terlalu besar tetapi ada tuntutan untuk
penyediaan jalan dengan kualitas baik karena jalan yang disediakan akan dilalui
oleh angkutan berat.
B1-14
Dalam perhitungan kebutuhan berbagai fasilitas umum dan sosial sebagai akibat
dari bertambahnya penduduk karena faktor migrasi, dari asumsi di atas maka
terdapat 7200 tenaga kerja pendatang.
Selanjutnya dengan asumsi per unit rumah membutuhkan lahan 150 m , maka
kebutuhan lahan untuk perumahan menjadi 720.000m atau 72 hektare.
Jika tambahan kebutuhan lahan untuk berbagai fasilitas umum dan sosial adalah
25% dari lahan perumahan, maka dibutuhkan tambahan lahan sekitar 18 hektare.
Dengan demikian total kebutuhan lahan untuk perumahan dan fasilitas umum
dan sosial menjadi 90 hektare.
Dari pembahasan di atas jelas bahwa persoalan di luar Kawasan Industri akan
berkembang cukup besar dan membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.
Untuk itu perlu kesiapan pemerintah otonom yang akan memberikan ijin usaha kawasan
industri.
Secara ringkas kriteria pertimbangan pemilihan lokasi kawasan industri dan lokasi
industri dapat dilihat pada Tabel 1-1.
B1-15
5
6
7
Prasarana angkutan
Topografi/kemiringan tanah
Jarak terhadap sungai
8
9
10
11
12
Ketersediaan lahan
Harga lahan
13
Orientasi lokasi
14
Multiplier Effects
1.3.5
Faktor Pertimbangan
Minimal 10 Km
Minimal 2 (dua) km
Arteri primer
Jaringan listrik
Jaringan telekomunikasi
Tersedia pelabuhan laut sebagai outlet (export/import)
Maksimal 15%
Maks 5 (lima) km dan terlayani sungai tipe C dan D atau
kelas III dan IV
Sigma tanah : 0,7 - 1,0 kg/cm2
Relatif tidak subur (non irigasi teknis)
Non Pertanian
Non Permukiman
Non Konservasi
Minimal 50 Ha
Relatif (bukan merupakan lahan dengan harga yang tinggi
di daerah tersebut)
Aksessibilitas tinggi
Di samping kriteria lokasi dan kebutuhan infrastruktur, kegiatan industri juga harus
memenuhi standar teknis tertentu, yang juga akan mempengaruhi pengalokasian ruang
yang diperuntukkan bagi kegiatannya.
Pemahaman terhadap standar teknis kawasan industri diperlukan baik dalam rangka
memilih lokasi yang tepat bagi rencana lokasi kawasan industri maupun dalam menilai
apakah rencana pengembangan kawasan industri yang diusulkan oleh investor dapat
memenuhi
berbagai
prasyarat
teknis,
sehingga
dapat
menghindari
terjadinya
Kebutuhan Lahan
Pembangunan kawasan industri minimal dilakukan pada areal seluas 50 hektar. Hal
ini
didasarkan
atas
perhitungan
efisiensi
pemanfaatan
lahan
atas
biaya
B1-16
Di samping itu setiap jenis industri membutuhkan luas lahan yang berbeda sesuai
dengan skala dan proses produksinya. Oleh karena itu dalam pengalokasian ruang
industri tingkat kebutuhan lahan perlu diperhatikan, terutama untuk menampung
pertumbuhan industri baru ataupun relokasi.
Secara umum dalam perencanaan suatu kawasan industri yang akan ditempati oleh
industri manufaktur, 1 unit industri manufaktur membutuhkan lahan 1,34 Ha.
Artinya bila di suatu daerah akan tumbuh sebesar 100 unit usaha industri
manufaktur, maka lahan kawasan industri yang dibutuhkan adalah seluas 134 Ha.
b.
Luas areal kapling industri maksimum 70% dari total luas areal.
Luas ruang terbuka hijau (RTH) minimum 10% dari total luas areal.
Jenis Penggunaan
Kapling Industri
8 - 12 %
Minimal 10%
Fasilitas Penunjang
6 - 12 %
Keterangan
Setiap kapling harus mengikuti
ketentuan BCR sesuai dengan Perda
setempat (60:40)
B1-17
c.
Sistim Zoning
Mengingat kawasan industri sebagai tempat beraglomerasinya berbagai kegiatan
industri manufaktur dengan berbagai karakteristik yang berbeda, dalam arti
kebutuhan utilitas, tingkat/jenis polutan maupun skala produksi, dan untuk
tercapainya efisiensi dan efektifitas dalam penyediaan infrastruktur dan utilitas, serta
tercapai efisiensi dalam biaya pemeliharaan serta tidak saling mengganggu antar
industri yang saling kontradiktif sifat-sifat polutannya, maka diperlukan penerapan
sistem zoning dalam perencanaan bloknya, yang didasarkan atas:
d.
2.
Peruntukan badan air penerima limbah cair (stream) apakah merupakan badan
air klas I, II, III atau IV sesuai dengan PP 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
B1-18
BOD
pH
: 4 - 10
Mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri yang dibuang ke badan air harus
memenuhi kritera yang dapat dilihat pada Tabel 1-3.
Tabel 1-3 Kriteria Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri
No
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum
1
pH
6-9
2
TSS
mg/l
150
3
BOD
mg/l
50
4
COD
mg/l
100
5
Sulfida
mg/l
1
6
Amonia (NH3-N)
mg/l
20
7
Fenol
mg/l
1
8
Minyak dan Lemak
mg/l
15
9
MBAS
mg/l
10
10
Kadmium
mg/l
0,1
11
Krom Heksavalen (Cr6+)
mg/l
0,5
12
Krom total (Cr)
mg/l
1
13
Tembaga (Cu)
mg/l
2
14
Timbal (Pb)
mg/l
1
15
Nikel (Ni)
mg/l
0,5
16
Seng (Zn)
mg/l
10
Kuantitas Air Limbah Maksimum: 0,8 liter/detik/ha lahan kawasan terpakai
e.
Ukuran Kapling
Mengingat penyediaan Kawasan Industri adalah untuk menampung sebanyak
mungkin kegiatan industri, di samping dimungkinkan suatu kegiatan industri
menggunakan 2 atau lebih unit kapling, maka dalam perencanaan tata letak (site
planning) kawasan industri sebaiknya diterapkan sistim modul Dalam penerapan
sistim modul kapling industri terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu:
1)
2)
Lebar kapling minimal di luar ketentuan Garis Sempadan Bangunan (GSB) kiri
dan kanan adalah kelipatan 18 m.
B1-19
f.
B1-20
g.
h.
Jalan satu jalur dengan dua arah, lebar perkerasan minimum 8 meter
atau:
Jalan dua jalur dengan satu arah, lebar perkerasan minimum 2x7 meter.
b)
B 2
untuk
melayani
kapling-kapling
industri
menyalurkan
f)
Penerangan jalan pada tiap jalur jalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
g)
h)
i)
B1-22
2)
3)
Trade center ini akan sangat bermanfaat bagi pemerintah daerah dan pelaku industri
di daerah tersebut untuk mempromosikan potensi dan keunggulan yang dimilikinya,
sehingga mendorong masuknya investasi ke daerah tersebut.
Berikut ini adalah tabel yang memuat standar teknis pelayanan yang bersifat umum
yang minimal tersedia dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan industri (Tabel
1-4), serta tentang alokasi peruntukan lahan kawasan industri (Tabel 1-5).
B1-23
Teknik Pelayanan
Luas lahan per unit usaha
Kapasitas Pelayanan
0,3 - 5 Ha
Jaringan jalan
Sesuai debit
Sesuai debit
Listrik
7
8
Telekomunikasi
Kapasitas kelola IPAL
Tenaga kerja
20 - 40 SST/Ha
Standar influent:
BOD: 400 - 600 mg/l
COD: 600 - 800 mg/l
TSS: 400 - 600 mg/l
pH: 4 - 10
90 - 110 TK/Ha
10
Kebutuhan hunian
11
Bangkitan Transportasi
12
13
Ekspor=3,5 TEUs/Ha/bln
Impor=3,0 TEUs/Ha/bln
* 1 bak sampah/kapling
* 1 armada sampah/20 Ha
* 1 unit TPS/20 Ha
Sesuai kebutuhan dengan
maksimum 20%
luas lahan.
- Jalan Utama
- Jalan Lingkungan
Keterangan
Rerata Industri manufaktur
butuh lahan 1,34 Ha
Perbandingan lebar:panjang
2:3 atau 1:2 dgn lebar
minimum 18 m di luar GSB
2
arah
dengan
lebar
perkerasan minimun 7 m
Ditempatkan di kiri kanan jalan
utama dan jalan lingkungan
Saluran tertutup yang terpisah
dari saluran drainase
Air bersih dapat bersumber dari
PDAM maupun air tanah yang
dikelola sendiri oleh pengelola
KI, sesuai dengan peraturan yang
berlaku
Bersumber dari listrik PLN
maupun listrik swasta.
Termasuk faximile/telex
Rumah hunian
Mess/dormitori karyawan
Belum termasuk angkutan buruh
dan karyawan.
Perkiraan limbah padat yang
dihasilkan adalah 4m /Ha/Hari
B1-24
Luasan
Kawasan
Industri (ha)
10 - 20
>20 - 50
>50 - 100
>100 - 200
>200 - 500
>500
Keterangan:
1.
Maks. 10
Maks. 10
Maks. 12,5
Maks. 15
Maks. 17.5
Maks. 20
Kaveling
Perumahan (%)
Maks. 10
Maks. 10
Maks. 15
Maks. 20
Maks. 25
Maks. 30
Ruang Terbuka
Hijau (%)
Sesuai Kebutuhan
Sesuai Kebutuhan
Sesuai Kebutuhan
Sesuai Kebutuhan
Sesuai Kebutuhan
Sesuai Kebutuhan
Min. 10
Min. 10
Min. 10
Min. 10
Min. 10
Min. 10
Kaveling komersial adalah kaveling yang disediakan oleh perusahaan kawasan industri untuk sarana
penunjang seperti perkantoran, bank, pertokoan/tempat belanja, tempat tinggal sementara, kantin, dan
sebagainya.
2.
Kaveling perumahan adalah kaveling yang disediakan oleh perusahaan kawasan industri untuk
3.
Fasilitas yang termasuk sarana penunjang lainnya, antara lain pusat kesegaran jasmani (fitness center),
perumahan pekerja termasuk fasilitas penunjangnya, seperti tempat olahraga dan sarana ibadah.
pos pelayanan telekomunikasi, saluran pembuangan air hujan, instalasi pengolahan air limbah industri,
instalasi penyediaan air bersih, instalasi penyediaan tenaga listrik, instalasi telekomunikasi, unit
pemadam kebakaran.
4.
Persentase mengenai penggunaan tanah untuk jalan dan sarana penunjang lainnya disesuaikan menurut
kebutuhan berdasarkan ketentuan yang
bersangkutan.
5.
Persentase ruang terbuka hijau ditetapkan minimal 10% sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota bersangkutan.
B1-25
BAGIAN B2
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
2.1
Pendekatan
Penerapan pendekatan yang digunakan dalam pekerjaan Review Master Plan dan
Penyusunan Site Plan Kawasan Industri Kariangau ini perlu didukung oleh alur proses
pelaksanaan yang runtut, jelas, efektif dan efisien. Secara garis besar, pendektatan
pelaksanaan pekerjaan akan terbagi atas :
1.
Studi Literatur, sebagai bentuk pemahaman terhadap teori, konsep, wilayah kajian
dan akan menjadi dasar dalam penetapan indikator kelayakan dan pelaksanaan
analisis, survey lapangan dan pengumpulan data;
2.
3.
4.
5.
Kesimpulan dan
Rekomendasi
Gambar 2.1 Alur Proses Pelaksanaan Pekerjaan
B2
2.2
Pada umumnya proses penyusunan Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan
Industri mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.
2.
Merencanakan Pola Ruang, meliputi lahan produktif (komersial) dan lahan tidak
produktif (sarana dan prasarana)
a.
Penataan zoning/Kaveling
Penataan zoning/kaveling berfungsi sebagai panduan mengenai ketentuan
teknis
pemanfaatan
ruang
dan pelaksanaan
serta
indikasi
program
pembangunan.
Zoning/kaveling
dapat
dikategorikan atas beberapa kriteria, antara lain yaitu untuk industri, fasilitas
pendukung, fasilitas umum dan sosial, dan ruang terbuka hijau (RTH).
Zoning/kaveling industri dapat dikategorikan sebagai berikut:
1)
Berdasarkan luas lahan, kaveling siap bangun dengan ukuran lahan kecil
berkisar 300-3000 m per kaveling, ukuran sedang sampai dengan 3000-30000
m2 per kaveling dan ukuran besar bila lahan sampai dengan di atas 3 hektar
per kaveling;
2)
3)
B2-2
b.
4.
Listrik
Instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenaga listrik sesuai dengan
ketentuan PLN, yang sumber tenaga listriknya dapat berasal dari PLN dan/atau
dari sumber tenaga listrik yang diusahakan sendiri oleh Perusahaan Kawasan
Industri dan atau Perusahaan Industri di dalam Kawasan Industri;
B2-3
Air Bersih
Instalasi penyediaan air bersih termasuk saluran distribusi ke setiap kaveling
industri, yang kapasitasnya dapat memenuhi permintaan. Sumber air dapat
berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM) dan/atau dari sistem yang
diusahakan sendiri oleh Perusahaan Kawasan Industri dengan mengutamakan
sumber air permukaan.
B2-4
Sistem Drainase
Saluran pembuangan air hujan (drainase) yang bermuara kepada saluran
pembuangan sesuai dengan ketentuan teknis Pemerintah Daerah setempat
menyangkut daerah aliran sungai, cekungan drainase dan daerah rawa.
Gambar 2.4 Sistem Polder sebagai salah satu contoh dalam penangan banjir di
Kawasan Industri
B2-5
B2-6
Penerangan Jalan
Penerangan jalan dibuat pada tiap jalur jalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Sarana Penunjang
Di dalam kawasan industri dapat juga disediakan sarana penunjang untuk
kegiatan industri baik kegiatan yang langsung berkaitan dengan industri
maupun yang menunjang aktivitas tenaga kerja, antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)
5.
industri.
Perencanaan
pengembangan
dilakukan
dengan
mempertimbangkan hasil analisis penataan struktur dan pola ruang, estimasi biaya
yang diperlukan dan faktor faktor yang berdampak kuat, seperti kepemilikan lahan,
iklim ekonomi nasional/regional/internsional dan lainnya.
B2-7
6.
7.
2.3
Rencana Kerja
Rencana kerja penyusunan Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan
Industri Kariangau mencakup tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :
1.
Tahap Persiapan
a.
b.
Persiapan Administrasi
1)
2)
3)
4)
Persiapan Pelaksanaan
1)
c.
2.
b)
c)
2)
3)
4)
Data Primer
b)
Data Sekunder
2)
Tahap Pelaksanaan
a.
Observasi Lapangan
B2-8
2)
b.
c.
2)
Kompilasi Data
3)
4)
Pengolahan Data
2)
Menstrukturkan Masalah
3)
Memprediksi Pengembangan
4)
Memprediksi Kebutuhan
5)
6)
7)
8)
9)
b.
c.
2)
3)
2)
3)
4)
5)
Penyempurnaan
B2-9
4.
Pelaporan
a.
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisikan metode pelaksanaan pekerjaan beserta rencana
kerja dalam penyusunan Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan
Kawasan Industri Kariangau. Laporan Pendahuluan yang telah disetujui
dicetak sebanyak 20 buku dan diserahkan satu bulan setelah diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
b.
Laporan Antara
Laporan Antara berisikan fakta, data dan analisa dalam penyusunan Review
Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan Industri Kariangau. Laporan
Antara yang telah disetujui dicetak sebanyak 20 buku dan diserahkan tiga bulan
setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), atau dua bulan
setelah penyerahan Laporan Pendahuluan.
c.
d.
e.
f.
DVD laporan
Semua laporan yang telah disusun, diback-up dalam DVD ebanyak 20 keping
DVD. Selain DVD laporan, diserahkan pula DVD hasil survey sebanyak 20
keping DVD.
g.
h.
B2-10
5.
2.4
Diskusi
a.
b.
c.
Pelaporan
Sistem pelaporan dalam penyusunan Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan
Kawasan Industri Kariangau adalah sebagai berikut :
1.
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisikan metode pelaksanaan pekerjaan beserta rencana kerja
dalam penyusunan Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan
Industri Kariangau. Laporan Pendahuluan yang telah disetujui dicetak sebanyak 20
buku dan diserahkan satu bulan setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).
2.
Laporan Antara
Laporan Antara berisikan fakta, data dan analisa dalam penyusunan Review Master
Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan Industri Kariangau. Laporan Antara yang
telah disetujui dicetak sebanyak 20 buku dan diserahkan tiga bulan setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), atau dua bulan setelah
penyerahan Laporan Pendahuluan.
3.
4.
B2-11
5.
6.
DVD laporan
Semua laporan yang telah disusun, diback-up dalam DVD ebanyak 20 keping DVD.
Selain DVD laporan, diserahkan pula DVD hasil survey sebanyak 20 keping DVD.
7.
8.
2.5
Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung juga merupakan salah satu kunci untuk memperlancar pelaksanaan
pekerjaan Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan Industri
Kariangau dari Konsultan Perencana. Fasilitas pendukung yang akan diberikan oleh
Perusahaan kepada tenaga ahli / personil adalah sebagai berikut :
1.
Kantor
Perkiraan kebutuhan fasilitas perkantoran untuk untuk kegiatan operasional Tim
Perencana meliputi :
2.
a.
b.
c.
Alat Bantu
Digunakan untuk mendukung kegiatan survey pengadaan data, diskusi, seminar
maupun kegiatan lainnya. Fasilitas tersebut antrara lain :
a.
b.
Alat pemapar dalam bentuk media audio visual, seperti : notebook, infocus, layer
pemapar dan laser pointer,
c.
3.
Transportasi
Kebutuhan sarana transportasi dalam rangka pengumpulan data, asistensi. Diskusi /
koordinasi di tingkat pusat akan didukung oleh kendaraan milik Perusahaan,
B2-12
Daftar Peralatan
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Konsultan Perencana akan menggunakan beberapa
peralatan sebagai pendukung pekerjaan baik untuk keperluan di lapangan maupun
di studio. Adapun rincian daftar peralatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2-1.
B2-13
NAMA PERALATAN
2
A.
Ruang Kantor
B.
1
Peralatan Kantor
Komputer
Notebook
Printer
a. Plotter Colour A0
b. Printer Colour A4
c. Printer Colour A3
4.
Scanner
5.
Plotter
6.
7.
8.
9.
10.
11
Mesin Tik
Mexin Fotocopy
Filling Kabinet
Mesin Gambar
Digitizer
JUMLAH
4
KONDISI
5
STATUS
6
LOKASI SEKARANG
7
500 m2
Baik
Milik
Bandung
Baik
Milik
Bandung
5
1
Baik
Baik
Milik
Milik
Bandung
Bandung
1
1
HP Desinjet 510
Canon Pixma IP 2200
Canon Pixma IP 1300
Canon Pixma IP 1200
Epson Stylus R230
HP Office Pro K850
Canon i6500
HP Officejet K7100
Canon Solution
Canon Lide 25
Calcomp, HP DesainJet 750
c
Tata Model e-Blind
Combman Ibico
Brother CE - 50
Canon NP 3545
Aristo
Bravo
Nomonic
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
1
1
1
1
1
3
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
KETERANGAN
8
B2-1
NO.
12
13.
14.
15.
NAMA PERALATAN
Handycam
Video Player (VHS)
Video Player (Beta)
Kamera Digital
C.
1.
Peralatan Khusus
Software Mapinfo dan
MapX
Software Arc View GIS
dan Arc Info
AutoCad R14, 2000, 2002,
2006
Windows
Jaringan LAN
Peta Digital Bandung
Skala 1:1000
Peta Photo Satelit Skala
1:1000
Peta Tata Ruang
Bandung
Software GIS Lainnya
CD Duplikasi
Doli
DVDRW
Card Editing
VTR Mini DV
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14
D.
1.
2.
3.
4.
Peralatan Lapangan /
Survey
Theodolith
Rool Meter
TV Monitor
Camera Video
JUMLAH
1
1
1
1
KONDISI
Baik
Baik
Baik
Baik
STATUS
Milik
Milik
Milik
Milik
LOKASI SEKARANG
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Baik
Milik
Bandung
Baik
Milik
Bandung
Baik
Milik
Bandung
3
1
1
Baik
Baik
Baik
Milik
Milik
Milik
Bandung
Bandung
Bandung
Baik
Milik
Bandung
Baik
Milik
Bandung
Sony
Sony
Sony
Matrod RT 1000
Sony
1
1
3
8
3
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Wild T 0 T 2
Sokia
4
6
1
2
2
2
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
KETERANGAN
B2-2
NO.
5
NAMA PERALATAN
Wide Lens
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
HMI KMV
Timmy Jib
Generator Set
Match Box
Camera Photo
Tripod
Filter
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Waterpass
Pita Ukur Baja
EDM
Total Station
Salino Meter
Bor Mesin
19.
E.
1.
Kendaraan
Roda 4
2.
Roda 2
JUMLAH
1
1
2
2
b
1
2
3
2
b
3
2
2
2
1
1
1
2
KONDISI
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
STATUS
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
LOKASI SEKARANG
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Toyota Great
Kijang Innova
Daihatsu Xenia
Suzuki AVP
Suzuki Smash 2004
Astrea Legenda 2003
Vespa 1976
Honda Vario 2007
Yamaha Mio 2006
Honda Revo 2007
Honda Tiger CW 2009
Yamaha Vega R 2007
Honda Tiger 2006
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
KETERANGAN
B2-3
BAGIAN B2
JADWAL PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Jadwal pelaksanaan pekerjaan Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan
Industri Kariangau adalah sebagai berikut:
Kegiatan
1
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.3
1.3.1
1.3.2
2
2.1
2.1.1
2.1.2
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.3
2.3.1
Bulan 1
2
3
Bulan 2
2
3
Bulan 5
2
3
Ket.
4
PERSIAPAN
PERSIAPAN ADMINISTRASI
Persiapan Dokumen Pendukung
Inventaris Data dan Surat-Menyurat
Mobilisasi Tenaga Ahli
Penyusunan Rencana Kerja
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pengumpulan Data Sekunder Awal
a. Kebijakan Terkait Kawasan Industri Kariangau
b. Kondisi Umum Kota Balikpapan
c. Studi Literatur Kawasan Industri
Perumusan Hipotesis Isu dan Permasalahan
Pemesanan dan Proses Koreksi Data Citra Satelit
Penyusunan Daftar Kebutuhan Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
PERSIAPAN SURVEY LAPANGAN
Penyusunan Jadwal Survey Lapangan
Penyiapan Materi Survey Lapangan
PELAKSANAAN
PENGUMPULAN DATA DAN OBSERVASI LAP.
Observasi Lapangan
Pengumpulan Data dan Informasi
KOMPILASI DAN PENGOLAHAN DATA
Peninjauan Kembali Master Plan Kaw. Industri
Kariangau Sebelumnya
Kompilasi Data
Digitalisasi Peta-Peta Tematik
Pengolahan Data
KAJIAN DAN ANALISIS
Memperkirakan Pemanfaatan Fisik dan Daya
B3-1
No
Kegiatan
1
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.3.7
2.3.8
2.3.9
2.3.10
2.3.11
2.3.12
3
3.1
3.1.1.
3.1.2
3.1.3
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.2.5
3.3
4
4.1
4.2
4.3
Bulan 1
2
3
Bulan 2
2
3
Bulan 5
2
3
Ket.
4
Dukung Lingkungan
Menstrukturkan Masalah
Memprediksi Pengembangan
Memprediksi Kebutuhan
Mentabulasi dan Analisis Data
Menganalisis Sarana dan Prasarana
Menganalisis Struktur Ruang
Menganalisis Sosial dan Ekonomi
Menganalisis Kesesuaian Lahan
Menganalisis Peta-Peta Pendukung
Menganalisis Tapak Kawasan
Membuat Pra Rencana Teknik
PERUMUSAN RENCANA
MENYUSUN KEBUTUHAN PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN
Rencana Pemanfaatan Ruang Berupa Rencana
Perpetakan dan Tata Letak Bangunan
Arahan Letak dan Penampang Jalan serta Utilitas
Rencana Tapak, Tata Letak Bangunan Gedung dan
Bukan Gedung
MENYUSUN KEBUTUHAN KAWASAN
Rencana Sarana dan Prasarana Penunjang
Rencana Struktur Kawasan
Rencana Tipe Bangunan
Rencana Sumber Pendanaan % Penentuan
Stakeholder dalam Pengadaan
Menyusun Kebijakan Teknis Pengembangan
Kawasan Skala Besar
PENYEMPURNAAN
PELAPORAN
Laporan Pendahuluan
Laporan Antara
Laporan Draft Final
B3-2
No
Kegiatan
1
4.4
4.5
5
5.1
5.2
5.3
Bulan 1
2
3
Bulan 2
2
3
Bulan 5
2
3
Ket.
4
Laporan Final
Ringkasan Eksekutif
DISKUSI
Laporan Pendahuluan
Laporan Antara
Laporan Draft Final
B3-3
BAGIAN B4
KOMPOSISI TIM DAN
PENUGASAN
Konsultan akan membentuk Tim untuk menyusun Review Master Plan dan
Penyusunan Site Plan Kawasan Industri Kariangau yang secara fungsional dapat
langsung berhubungan dengan pemberi tugas untuk menyelesaikan rencana tersebut.
Tim dimaksud adalah merupakan gabungan dari berbagai keahlian, yang minimal
meliputi bidang keahlian sebagai berikut (lihat Tabel 4-1) :
a.
b.
Ahli Infrastruktur
c.
d.
e.
Ahli Ekonomi
f.
Ahli Sosial/Kelembagaan
g.
Ahli Lingkungan
h.
i.
Ahli Geologi
j.
Ahli Hukum
k.
l.
Surveyor Geologi
b.
Sekretaris
c.
Operator Komputer
d.
B4
Struktur organisasi pelaksana Pekerjaan Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan
Kawasan Industri Kariangau pada dasarnya menunjukkan mekanisme hubungan kerja
antara Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur selaku pemberi tugas dengan PT.
NUSANTARA CITRA selaku konsultan. Organisasi yang melibatkan kedua unsur
tersebut disusun sebagai upaya untuk memudahkan koordinasi dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi dalam pelaksanaan pekerjaan Review
Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan Industri Kariangau dapat dilihat pada
Gambar 4.1 berikut.
B4-2
Perusahaan
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Tenaga Ahli
(Lokal/Asing)
Lokal
Lingkup Keahlian
Ahli Pengembangan
Wilayah
Posisi
Diusulkan
Team
Leader
Uraian Pekerjaan
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Lokal
Ahli Infrastruktur
Tenaga Ahli
Jumlah
OB
5
B4-1
Nama Personil
Perusahaan
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Tenaga Ahli
(Lokal/Asing)
Lokal
Lingkup Keahlian
Posisi
Diusulkan
Tenaga Ahli
Uraian Pekerjaan
Ir. Muhamad
Dzikron., MT
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Lokal
Tenaga Ahli
Dikdik Kusdiana, SE
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Lokal
Ahli Ekonomi
Tenaga Ahli
Jumlah
OB
B4-2
Nama Personil
Perusahaan
Tenaga Ahli
(Lokal/Asing)
Lingkup Keahlian
Posisi
Diusulkan
Uraian Pekerjaan
Sobali Suswandy,
Drs.M.Si
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Lokal
Ahli
Sosial/Kelembagaan
Tenaga Ahli
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Lokal
Ahli Lingkungan
Tenaga Ahli
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Lokal
Ahli
Geodesi/Pemetaan
(GIS)
Tenaga Ahli
Jumlah
OB
B4-3
Nama Personil
Perusahaan
Tenaga Ahli
(Lokal/Asing)
Lingkup Keahlian
Posisi
Diusulkan
Uraian Pekerjaan
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Lokal
Ahli Geologi
Tenaga Ahli
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Lokal
Ahli Hukum
Tenaga Ahli
PT. NUSANTARA
CITRA
Lokal
Ahli Pengembangan
Wilayah/Planologi
Asisten
Tenaga Ahli
Jumlah
OB
B4-4
Nama Personil
Perusahaan
Tenaga Ahli
(Lokal/Asing)
Lingkup Keahlian
Posisi
Diusulkan
KONSULTAN
Uraian Pekerjaan
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Lokal
Ahli
Infrastruktur/Teknik
Sipil
Asisten
Tenaga Ahli
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Lokal
Asisten
Tenaga Ahli
To Be Name
To Be Name
To Be Name
To Be Name
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
PT. NUSANTARA
CITRA
KONSULTAN
Jumlah
OB
Lokal
Surveyor
Surveyor
Lokal
Sekretaris
Surveyor
Lokal
Operator Komputer
Operator
Komputer
10
Lokal
Operator
CAD
Total
84
B4-5
BAPPEDA
PROV. KALTIM
KONSULTAN
PELAKSANA
Office
Manager
PPTK
Tim Teknis
Direktur
Ahli
Pengembangan Wilayah
Ketua Tim
Tenaga Ahli :
Ahli Infrastruktur
Ahli Pesisir dan
Kelautan
3. Ahli Teknik Industri
4. Ahli Ekonomi
5. Ahli
Sosial/Kelembagaan
6. Ahli Lingkungan
7. Ahli
Geodesi/Pemetaan
(GIS)
8. Ahli Geologi
9. Ahli Hukum
10. Asisten Ahli
Pengembangan
Wilayah (Planologi)
11. Asisten Ahli
Infrastruktur/Teknik
Sipil
12. Asisten Ahli Teknik
Industri
1.
2.
Keterangan
Garis Tugas
Garis Koordinasi
1.
2.
3.
4.
Tenaga Pendukung
Surveyor
Sekretaris
Operator Komputer
Operator CAD/Desain
Grafis
Garis Perintah
B4-1
BAGIAN B5
JADWAL PENUGASAN
TENAGA AHLI
Dalam Kegiatan Review Master Plan dan Penyusunan Site Plan Kawasan Industri
Kariangau seluruh tenaga ahli akan dilibatkan sesuai dengan jumlah Man Month-nya.
Untuk lebih jelasnya mengenai Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dapat dilihat pada Tabel
5-1 berikut :
Nama Personil
OB
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
4
4
4
1
1
1
1
1
1
5
3
5
5
84
B5