Você está na página 1de 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Campak merupakan penyakit virus yang dapat mendatangkan komplikasi
serius. Pada masa lalu, infeksi campak sangat umum di kalangan anak-anak.
Kini campak jarang terjadi di NSW karena imunisasi.
Di kebanyakan Negara, campak merupakan penyakit permulaan masa
kanak-kanak, dengan insiden puncaknya ditemukan pada anak uia pra sekolah
dan usia sekolah awal. Laju serangan penyakit yang sangat tinggi pada yang
peka dan terpajan mengakibatkan periodisitas epidemic dengan interval 2 atau
3 tahun, saat kelompok anak yang peka meningkat. Di daerah perkotaan yang
padat, insiden paling tinggi pada kelompok usia 1 samapi 5 tahun, sementara
distribusi usia bergeser ke usia 5 sampai 10 tahun di daerah pinggiran dan
pedesaan, saat pajanan tertunda sampai mulai masuk sekolah. Hampir 100%
dewasa muda pernah menderita campak atau mendapat vaksin campak., tetapi
ada sedikit individu yang mungkin lolos dari infeksi selama masa kanakkanak, tetapi kemudian terinfeksi bila terpajan dengan anak yang terinfeksi.
Epidemiologi berubah tiba-tiba di Negara-negara yang telah menggunakan
vaksin secara luas. Pembicaraan selanjutnya termasuk di bagian imunisasi
aktif.
Program Pencegahan dan pemberantasan Campak di Indonesia pada saat
ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan KLB.
Hasil pemeriksaan sample darah dan urine penderita campak pada saat KLB
menunjukkan Igm positip sekitar 70% 100%.
Insidens rate semua kelompok umur dari laporan rutin Puskesmas dan
Rumah Sakit selama tahun 1992 1998 cenderung menurun, terutama terjadi
penurunan yang tajam pada kelompok umur = 90%) dan merata disetiap desa
masih merupakan strategi ampuh saat ini untuk mencapai reduksi campak di
Indonesia pada tahun 2000. CFR campak dari Rumah Sakit maupun dari hasil
penyelidikan KLB selama tahun 1997 1999 cenderung meningkat,
1

kemungkinan hal ini terjadi berkaitan dengan dampak kiris pangan dan gizi,
namun masih perlu dikaji secara mendalam dan komprehensive.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari campak
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa gejala dari campak
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari campak
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan membuat asuhan keperawatan pada
campak

BAB II
TINJAUAN TEORI
1. DEFINISI
o Campak adalah penyakit infeksi menular yang ditandai dengan 3 stadium,
yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi.
o Campak adalah suatu infeksi akut yang sangat menular ditandai oleh gejala
prodormal panas, batuk, pilek, radang mata disertai dengan timbulnya
bercak merah makulopapurer yang menyebar ke seluruh tubuh yang
kemudian menghitam dan mengelupas.
2. ETIOLOGI
Penyebabnya sejenis virus yang tergolong dalam family Paramixovirus, yaitu
genus virus morbili yang terdapat dalam secret nasofaring dan darah selama
prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak.
Cara penularannya adalah dengan droplet dan kontak langsung.
3. MANIFESTASI KLINIS
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari (referensi lain menyebutkan
sekitar 10-20 hari) setelah terinfeksi, yaitu berupa: - nyeri tenggorokan hidung meler - batuk - nyeri otot - demam - mata merah - fotofobia (rentan
terhadap cahaya, silau). Namun, gejala ini tidak semuanya terjadi pada tiap
penderita tergantung dari stamina masing-masing.
Gejala klinis dibagi menjadi 3 stadium, yakni:
Stadium awal (prodromal)
Stadium timbulnya bercak (erupsi)

Stadium masa penyembuhan (konvalesen)


1. Stadium awal (prodromal)
Pada umumnya berlangsung sekitar 4-5 hari, ditandai dengan: panas, lemas
(malaise), nyeri otot, batuk, pilek, mata merah, fotofobia (takut cahaya), diare
karena

adanya

peradangan

saluran

pernapasan

dan

pencernaan.

Pada stadium ini, gejalanya mirip influenza. Namun diagnosa ke arah Morbili
dapat dibuat bila 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian
dalam (bintik Koplik).di dinding pipi bagian dalam (mukosa bukalis) dan
penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam 2 minggu terakhir.
2. Stadium timbulnya bercak (erupsi)
Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul terjadi sekitar 2-5
hari setelah stadium awal. Ditandai dengan: demam meningkat, bercak merah
menyebar ke seluruh tubuh, disertai rasa gatal. Ruam ini bisa berbentuk
makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan
yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di
bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam
menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah
mulai memudar. Selanjutnya gejala tersebut akan menghilang sekitar hari
ketiga. Kadang disertai diare dan muntah.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas
serta suhu tubuhnya mencapai 40 Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya
turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama
beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan
merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
3. Stadium masa penyembuhan (konvalesen)
Pada stadium ini, gejala-gejala di atas berangsur menghilang. Suhu tubuh
menjadi normal, kecuali ada komplikasi.

4. PATOFISIOLOGI
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran
pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial, berkembang biak dan
selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala
pada saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala
patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk
berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam
sirkulasi. Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi
virus.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni.
b. Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan adanya
multinucleated giant sel yang khas.
c. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan
complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik
dalam 1 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2 4
minggu kemudian.
6. KOMPLIKASI
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.
Namun komplikasi dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai
akibat penyakit Campak. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1) Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2) Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga

pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan


3) Ensefalitis (radang otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

4) Bronkopnemonia (infeksi saluran napas)


5) Otitis Media (infeksi telinga)
6) Laringitis (infeksi laring)
7) Diare
8) Kejang Demam (step)
7. PENATALAKSANAAN TERAPI
Morbili merupakan suatu penyakit self limiting, sehingga pengobatannya
hanya bersifat symtomatik, yaitu:
o Memperbaiki keadaan umum.
o Antipiretika bila suhu tinggi.
o Seldativum.
o Obat batuk.
Antibiotic diberikan bila ada infeksi sekunder. Kortikosteroid dosis tinggi
biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis,
yaitu:
o Hidrokostison 100 200 mg/hari selama 3 4 hari.
o Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN CAMPAK
1. PENGKAJIAN
a. Identitas diri :
b. Riwayat Imunisasi
c. Kontak dengan orang yang terinfeksi
d. Pemeriksaan fisik :
Mata :
Terdapat konjungtivitis, fotophobia
Kepala :
Sakit kepala
Hidung :
Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan hidung
(pada stad eripsi ).
Mulut & bibir :
Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.

Kulit :
Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada
leher, muka, lengan dan kaki (pada stad. Konvalensi), evitema, panas
(demam).

Pernafasan :
Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum
Tumbuh Kembang :
BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi.
Pola Defekasi :
BAK, BAB, Diare
Status Nutrisi :
intake output makanan, nafsu makanan
a. Biodata
o Anak yang sakit.
o Orang tua.
b. Riwayat kesehatan
o Keluhan utama.
o RPS (demam tinggi, anoreksia, malaise, dll).
o Riwayat kesehatan lalu.
o Riwayat kesehatan keluarga.
o Riwayat kehamilan (anak yang sakit). ANG..x, imunisasix, ada
kelainan / tidak.
o Riwayat imunisasi (bayi dan anak).
o Riwayat nutrisi.
o Riwayat tumbuh kembang.
c. Pola aktivitas sehari-hari
o Nutrisi / minum

: 1) Dirumah
2) Dirumah sakit
8

o Tidur / istirahat

: 1) Dirumah
2) Dirumah sakit

o Kebersihan

: 1) Dirumah
2) Dirumah sakit

o Eliminasi

: 1) Dirumah
2) Dirumah sakit

d. Pemeriksaan fisik
o K/U lemah
o TTV (suhu di atas 38oC)
o Pemeriksaan mulai dari kepala musculoskeletal termasuk neurology.
e. Pemeriksaan penunjang
o Pemeriksaan darah
o Pemeriksaan sel giant
o Pemeriksaan serologis

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia.
b. Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi virus.
c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya demam,
tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-kadang muntah dan
gatal.
d. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang
menurun.
e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.
9

3. INTERVENSI / IMPLEMENTASI
a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia.
Kriteria standart:

Menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan peningkatan


yang tepat.

Menunjukkan perilaku / perubahan pola hidup untuk meningkatkan


dan atau mempertahankan berat badan yang tepat.

Intervensi Keperawatan:
1. Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup yang tidak memakai
es).
Rasional : untuk mengkompensasi adanya peningkatan suhu tubuh dan
merangsang nafsu makan
2. Berikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat encer dan tidak
terlalu manis, dan berikan susu tersebut dalam keadaan yang hangat
ketika diminum).
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan
bernutrisi.
3. Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, sup atau
bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir tetapi dengan
kuantitas yang sering.
Rasional : untuk memudahkan mencerna makanan dan meningkatkan
asupan makanan.
4. Berikan nasi TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu makan
mulai membaik.

10

Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah sakit.


b. Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi virus.
Criteria standart:
- Pasien menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh mencapai normal.
- Pasien menunjukkan tidak adanya komplikasi.
Intervensi keperawatan:
1. Memberikan kompres dingin / hangat.
Rasional : untuk membantu dalam penurunan suhu tubuh pada pasien.
2. Kolaborasi medis untuk pemberian terapi antipiretikum.
Rasional : antipiretikum bekerja untuk menurunkan adanya kenaikan
suhu tubuh.
3. Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai
indikasi.
Rasional : suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk
mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.
c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya demam,
tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-kadang muntah dan
gatal.
Kriteria standart:
- Pasien menunjukkan kenyamanan, tidak merasa gatal lagi.
- Badan kelihatan segar dan tidak merasa pusing.
Intervensi keperawatan:
1.

Bedaki tubuh anak dengan bedak salisil 1% atau lainnya atas resep
dokter.

11

Rasional : bedak salisil 1% dapat mengurangi rasa gatal pada tubuh


anak.
2. Menghindari anak tidak tidur di bawah lampu karena silau dan
membuat tidak nyaman.
Rasional : lampu yang terlalu terang membuat anak silau dan
menambah rasa tidak nyaman.
3. Selama demam masih tinggi tidak boleh dimandikan dan sering-sering
dibedaki.
Rasional : tubuh yang dibedaki akan membuat rasa nyaman pasa
pasien.
4. Jika suhu tubuh turun, untuk mengurangi gatal dapat dimandikan
dengan PK atau air hangat atau dapat juga dengan bethadine.
Rasional : air hangat / PK dapat mengurangi gatal dan menambah rasa
nyaman.
d. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang
menurun.
Criteria standart:
- Pasien menunjukkan peningkatan kondisi tubuh.
- Daya tahan tubuh optimal tidak menunjukkan tanda-tanda mudah
terserang panyakit.
Intervensi keperawatan:
1. Mengubah sikap baring anak beberapa kali sehari dan berikan bantal
untuk meninggikan kepalanya.

12

Rasional : meninggikan posisi kepala dapat memberikan sirkulasi


udara dalam paru.
2. Mendudukkan anak / dipangku pada waktu minum.
Rasional : mencegah terjadinya aspirasi.
3. Menghindarkan

membaringkan

pasien di depan jendela

atau

membawanya keluar selama masih demam.


Rasional : menghindarkan anak terkena angin dan menambah suhu
tubuh.
e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.
Kriteria standart:
- Orang tua menunjukkan mengerti tetang proses penyakit.
- Orang tua mengerti bagaimana pencegahan dan meningkatkan gizi agar
tidak mudah timbul komplikasi yang berat.
Intervensi keperawatan:
1. Memberikan penyuluhan tentang pemberian gizi yang baik bagi anak,
terutama balita agar tidak mudah mendapat infeksi.
Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua.
2. Menjelaskan pada orang tua tentang morbili tentang hubungan
pencegahan dengan vaksinasi campak dan peningkatan gizi agar tidak
mudah timbul komplikasi yang berat.
Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang
pencegahan penyakit anaknya.
4.

EVALUASI

13

a. Suhu tubuh normal / turun (36,7oC 37,6oC).


b. Cairan dan nutrisi dalam tubuh seimbang.
c. Tubuh tidak merasa gatal.
d.

Orang

tua/keluarga

mengerti

mengenai

penyakit

morbili

dan

pencegahannya.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi
virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis
(peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita
campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum
rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak
terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak
SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan
kebal terhadap penyakit ini.

14

DAFTAR PUSTAKA
http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/454-campak-di-indonesia.html
http://zasmiarel.wordpress.com/2008/10/17/penyakit-tampak-campak-pada-bayidan-anak/

15

Você também pode gostar