Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendaluhuan
Rumah Sakit A Wahab Sjahranie adalah rumah sakit type B pendidikan milik
pemerintah provinsi Kalimantan Timur dan berstatus sebagai rujukan puncak (Top
Referensi) di Provinsi Kaltim juga sebagai pusat kegiatan penelitian, pengembangan
serta diklat. 1
Laboratorium klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan dari manusia untuk
menentukan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh
pada kondisi kesehatan atau perorangan dan masyarakat. RSUD A wahab Sjahranie
memiliki Instalasi Laboratorium di bidang Patologi Klinik meliputi pelayanan
Hematologi Klinik, Imunologi, Urinalisa, Mikrobiologi dan Kimia Klinik, yang
merupakan salah satu unit operasional dalam pelayanan kesehatan Undang-Undang
No. 36 Tahun 2006 tenttang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Kepmenkes No. 289 tentang
pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan dan Pemenkes No. 411 Tahun 2010
tentang Laboratorium Klinik merupakan penjabaran dari undang-undang tersebut
dalam menjamin mutu pelayanan laboratorium kesehatan bagi masyarakat. 2
Permintaan pemeriksaan glukosa darah di instalasi Patologi Klinik RSUD A
Wahab Sjahranie cukup tinggi, yaitu mencapai 55.113 sampel pada bulan JanuariJuli 2012 dengan rata-rata jumlah pemeriksaan setiap bulannya adalah 7.873
sampel. Hasil pemeriksaan glukosa darah sangat bermanfaat untuk pengambilan
keputusan-keputusan klinis bagi keselamatan pasien. Sebagai komponen penting
dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium harus terjamin
mutunya. 3
Pemantapan mutu internal glukosa darah dilakukan secara mandiri oleh
laboratorium klinik dengan memonitor prosedur pemeriksaan yang merupakan
indikator kinerja laboratorium sehingga mutu akurasi (ketepatan) dan presisi
(ketelitian) hasil laboratorium dapat terus ditingkatkan. 4
Untuk dapat memberikan jaminan mutu tersebut, maka perlu dilakukan
upaya yang sistematis yang dinamakan kontrol kualitas (Quality Control). Evaluasi
hasil kontrol dapat dilakukan dengan menggunakan aturan-aturan wesgard
(Wesgard rules). Upaya pemantapan mutu internal di Instalasi Laboratorium RSUD
A Wahab Sjahranie samarinda telah dilaksanakan diantaranya dengan kontrol
kualitas dibidang kimia klinik termasuk kontrol kualitas glukosa darah. Namun untuk
mendapatkan validitas hasil pemeriksaan pemantapan glukosa darah maka perlu
adanya pelaksanaan pemantapan mutu internal dari tahap pra analitik dan pasca
analitik,
agar
hasil
yang
dikeluarkan
oleh
laboratorium
dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana
pelaksanaan pemantapan mutu internal pemeriksaan glukosa darah di instalasi
laboratorium RSUD A Wahab Sjahranie samarinda.
Metode
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui
ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan glukosa darah di Instalasi Patologi Klinik
Rumah Sakit Umum A wahab sjahranie yang dilaksanakan pada bulan Desember
2012 serta faktor-faktor yang terkait dengan mutu hasil pemeriksaan glukosa darah.
Subyek dalam penelitian ini adalah petugas yang berhubungan langsung
dengan proses pemeriksaan glukosa darah. Narasumber ditetapkan secara
purposive karena mempertimbangkan kekayaan informasi sehingga diharapkan
peneliti akan mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya tentang
pelaksanaan pemantapan mutu internal pemeriksaan glukosa darah.
Narasumber sendiri berjumlah 10 orang., terdiri dari 1 orang kepala instalasi,
orang penanggung jawab quality kontrol dan petugas plebotomi dan tujuh orang
analisis pelaksana. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi metode observasi yakni melakukan observasi langsung dengan bantuan
checklist tentang kegiatan pemantapan mutu internal mulai dari tahap pra analitik
dan pasca pra analitik, metode wawancara yakni melakukan wawancara kepada
petugas perihal pelaksanaan kegiatan pemantapan mutu internal dan pengumpulan
dokumen, yakni mengambil data kontrol kualitas pemeriksaan glukosa darah pada
bulan Desember 2012 sebagai periode kontrol untuk menentukan bias (d%),
ketelitian (CV%).5
Hasil Penelitian
Karakteristik Narasumber
Wawancara dilakukan untuk menggali informasi yang lebih dalam tentang
pelaksanaan mutu internal. Wawancara dilakukan terhadap 10 orang responden,
yaitu satu dokter sebagai kepal instalasi dengan masa dinas 9 tahun, satu
penanggung jawab quality control dengan masa dinas empat belas tahun, dan
petugas plebotomi serta tujuh petugas analisis.
1. Pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal Pemeriksaan Glukosa darah
Hasil Observasi
Observasi kepada petugas laboratorium dilaksanakan selama 20 hari kerja.
Observasi dilakukan langsung dengan menggunakan check list sebagai paduan
dalam observasi tentang pelaksanaan pemantapan mutu internal pemeriksaan
glukosa darah mulai tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik.
A. Tahap Pra Analitik
Aspek yang dinilai pada tahap pra analitik adalah identifikasi pasien dan
specimen, persiapan pasien, pengambilan dan penerimaan specimen,
penanganan specimen dan uji kualitas reagen. Data pelaksanaan
spemantapan mutu internal pemeriksaan glukosa darah tahap pra analitik
menunjukkan psesentase pelaksanaan sebanyak 91,2%. Semua aspek
kegiatan pada tahap ini termasuk kriteria baik yaitu aspek identifikasi pasien
dan specimen, persiapan pasien, pengambilan dan penerimaan specimen
dan uji kualitas reagen.
B. Tahap analitik
Aspek yang dinilai pada tahap analitik adalah perawatan dan kalibrasi alat, uji
kontrol ketepatan dan ketelitian, dan pelaksanaan pemeriksaan. Data
pelaksanaan pemantapan mutu internal Pemeriksaan Glukosa Darah tahap
analitik menunjukkan presentase pelaksanaan sebanyak 94,3%, termasuk
kriteria baik. Pada tahap innni semua aspek kegiatan termasuk kriteria baik
yaitu perawatan dan kalibrasi alat, uji ketepatan dan ketelitian pelaksanaan
pemeriksaan.
C. Tahap Pasca Analitik
Aspek yang dinilai pada tahap pasca analitik adalah interprestasi, vertifikasi,
validasi hasil, pencatatan dan pelaporan hasil. Data pelaksanaan
pemantapan mutu internal pemeriksaan glukosa darah tahap pasca analitik
menunjukkan presentase pelaksanaan sebanyak 93,5%, termasuk kriteria
baik seluruh kegiatan pada tahap ini termasuk kriteria baik.
Pemeriksaan serum kontrol Glukosa darah di Instalasi laboratorium RSUD A
wahab Sjahranie sudah dilakukan setiap hari oleh petugas shift pagi antara
pukul 07.30 08.00 sebelum pemeriksaan sampel dilaksanakan. Serum
kontrol untuk pemeriksaan glukosa darah hanya memakai satu level yaitu
kontrol normal.
Hail Analisa Ketepatan dan ketelitian pemeriksaan glukosa darah disajikan
dalam tabel berikut :
No
Kriteria
Hasil
Standar
1.
Bias (d%)
1,07
2,2
2.
Coevisien
Variensi 1,64
2,9
(CV%)
3.
Wesgardrules
Ada
pelanggaran Tidak
ada
terhadap aturan 10x. pelanggaran aturan
sepuluh
nilai 12S 113S. 22S. R4S.
berurutan
berada 41S. dan aturan 10x
pada sisi yang sama
terhadap
rerata
dalam satu level
kontrol.
Jika didapatkan nilai bias dan CV rendah maka hanya membutuhkan
prosedur QC minimal, tapi bila tetap didapatkan nilai bias tinggi, maka membutuhkan
lebih banyak prosedur QC. Pada hasil analisis faktor-faktor yang terkait dengan
pemeriksaan glukosa darah, yaitu :
a) Pra Analitik
1. Kelengkapan formulir yang belum lengkap
Petugas melengkapi formulir yang tidak lengkap dengan menanyakan lagi
pada pasien rawat jalan atau rawat inap.
2. Persiapan Pasien
Dalam pengamatan petugas memberikan informasi persiapan pasien
sebelum pengambilan 00specimen selebihnya pasien sudah memahami
sendiri.
3. Pengambilan Specimen dilakukan petugas yang terampil dengan cara yang
benar
Petugas sudah melakukan sesuai SOP dan teramppil.
4. Mengecek specimen setelah pengolahan/sentrifuge untuk melihat kondisi
specimen hemolisis atau tidak.
Petugas mengecek ada lisis atau tidak specimen setelah dicentrifuge, bila
ada sampel lisis yang tidak dilanjutkan untuk pemeriksaan
5. Selalu mengecek tanggal kadaluwarsa reagensia sebelum digunakan
Petugas mengecek setiap penggantian reagen baru selalu dilakukan
pengecekan tanggal kadaluwarsa reagen yang ada di kotak list.
6. Pengelolaan sampel pada waktu dibawa sampai ke laboratorium
Setelah dilakukan sampling specimen dituang ke botol atau tabung yang
sudah siap kemudian dibawa dengan box supaya aman.
b) 1. Kalibrasi alat
Kalibrasi alat rutin dilakukan petugas setiap menyalakan alat dan sebelum
dilakukan pemeriksaan.
2. Melakukan kontrol serum pada setiap pemeriksaan specimen
Sebelum melakukan pemeriksaan petugas rutin melakukan kontrol kualitas
setiap pagi hari.
3. Ada SOP
Sudah ada SOPPP di setiap sub/seksi terutama ruang kimia klinik.
4. Evaluasi hasil kontrol kualitas
Evaluasi belum rutin dilaksanakan hanya berdasarkan masuk tidaknya nilai
kontrol dalam range yang dikeluarkan pabrik dan diulang bila tidak masuk
range.
5. Pemeliharaan suhu almari es dan ruangan
Petugas melakukan pemantauan terhadap suhu lemari es tempat
penyimpanan control dan reagen secara rutin.
c) Pasca Analitik
1. Mencatat hasil pemeriksaan pada register pemeriksaan .
Petugas selalu mencatat setiap hasil yang keluar pada register pemeriksaan
untuk dituliskan ke blangko hasil
kontrol terdapat 60% dengan kriteria tidak baik, hal ini disebabkan tidak
rutinnya mengevaluasi hasil kontrol harian dan hanya satu petugas yang
melakukannya. Petugas harus melakukan evaluasi hasil setiap hari karena
evaluasi hasil ketelitian dan ketepatan dapat menentukan apakah ada
penyimpangan atau tidak pada hari tersebut.
3. Aspek pelaksanaan pemeriksaan dijalankan dengan baik dengan pencapaian
96,4%.
c. Tahap pasca analitik
1. Aspek interpretasi, verifikasi dan validasi dilaksanakan dengan baik dengan
pencapaian 98,%. Petugas sudah melakukan pengecekan ulang kesesuaian
hasil pemeriksaan, memastikan semua prosedur sudah diakui dengan
benar/tidak terjadi kesalahan dari tahap pra analitik sampai hasil siap
dilaporkan.
2. Aspek pencatatan hasil pemeriksaan tergolong baik dengan pencapaian
84,3%.
3. Aspek pelaporan hasil pemeriksaan tergolong baik dengan pencapaian
98,3%. Yang perlu ditingkatkan adalah penyerahan hasil kepada pasien
memakai buku ekspedisi.
Analisis Pelaksanaan Uji ketepatan dan Ketelitian
Berdsarkan hasil observasi terhadap pemeriksaan bahan kontrol selama 20
hari, pelaksanaan uji ketepatan pemeriksaan di instalasi laboratorium Klinik RSUD A
wahab Sjahranie Samarinda untuk pemeriksaan glukosa darah mempunyai
ketepatan
yang tinggi. Karena semakin kecil bias, semakin tinggi akurasi
pemeriksaan kita. 4
Tingkat ketelitian pemeriksaan glukosa darah juga mempunyai ketelitian
yang tinggi, dari hasil analisis ketepatan dan ketelitian berdasarkan wesgardrule
dalam grafik Levey Jenning hasil yang didapatkan kontrol dapat diterima semua
tetapi sepuluh nilai berurutan berada pada sisi yang sama terhadap rerata dalam
satu level kontrol, pada aturan ini terjadi pelanggaran yang mengidentifikasikan pada
kesalahan sistematik. Kesalahan sistematik ini dapat diminimalkan dengan
mematuhi :
1. Kalibrasi instrumen analitik dan non analitik secara berkala.
2. Penggunaan metode kalibrasi yang tepat.
3. Penggunaan metode pemeriksaan yang direkomendasikan
4. Pemeliharaan alat secara berkala
5. Penyimpanan bahan kontrol, standar, dan kalibrator yang tepat.
Daftar Pustaka
1. Http//rsudaws.com. Profil RSUD A wahab sjahranie Samarinda
2. Depkes RI. 2010. Produk Hukum. Diunduh tanggal 08 September 2012 dari
http://www.hukor.depkes.go.id
3. Depkes RI. 2004. Pedoman Praktek laboratorium yang Benar (Good
Laboratory Practice), Cetakan ke-3 Jakarta.
4. Sukorini, U, Nugroho, D. K., riski, M., Hendriawan P. J., B. 2010.
Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Klinik. Kanalmedika dan Alfamedia
Citra. Yogyakarta.
5. Depkes RI. 2007. Standar pelayanan Rumah Sakit-Instrumen Penilaian
Akreditasi Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta