Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Posterior Cruciate Ligament (PCL) merupakan ligamen yang saling
bersilangan dengan Anterior Cruciate Ligament (ACL) yang menghubungkan dan
memberikan ikatan antara tulang femur dengan tulang tibia. Sama seperti Anterior
Cruciate Ligament (ACL), Posterior Cruciate Ligament (PCL) juga memungkinkan
mengalami cedera.
Menurut statistik, 20% dari total keseluruhan cedera pada lutut, melibatkan
ligamen ini. Menurut data tahun 2010, ditemukan 463 kasus cedera Posterior
Cruciate Ligament (PCL). Dari total cedera, sebagian besar penderitanya berkisar
antara usia 18 - 44 tahun. Pengkajian awal mengenai kisaran usia pederita kasus
cedera ini, dikarenakan pada usia tersebut, orang masih sangat aktif dalam aktivitas
fisik maupun menggeluti salah satu cabang olahraga tertentu. Cedera ini sering dipicu
saat lutut mengalami benturan dari arah depan saat posisi lutut dalam keadaan fleksi
(menekuk). Contohnya, seperti saat lutut membentur dashboard pada beberapa kasus
kecelakaan di jalan raya. Kasus ini juga sering terjadi pada cabang olahraga fullbody
contact seperti American Football. Umumnya, penderita cedera ligamen ini
mengalami sensasi popping atau sensasi letusan pada lutut
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dengan Diagnosa
Medik "Posterior Curicate Ligament" di ruangan Instalasi Kamar Operasi RSPAD
Gatot Subroto.
BAB II
1
Posterior
Curicate
Ligament
groove
dan
intercondylar
notcth.
Ligamen tersebut melewati anterior,medial dan distal sendi dari femur ke tibia. ligamen
berputar atas diri membentuk spiral sedikit luar (lateral), melewati bawah ligamentum
transverse meniscal diujung tibialisnya. beberapa fasikula mungkin menyatu dengan
perlekatan anterior dengan meniskus lateral. Ikatan tibialis lebih lebar dan lebih kuatdari
perlekatan femoralis.
1. Ligamentum Intra Capsular
Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang sangat kuat,
saling menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri dari dua bagian yaitu
posterior dan anterior sesuai dengan perlekatannya pada tibiae. Ligamentum ini
penting karena merupakan pengikat utama antara femur dan tibiae.
2. Anterior Cruciate Ligament
ACL istilah cruciate berasal dari kata crux yang artinya(menyilang) dan
crucial (sangat penting).Cruciate ligament saling bersilangan satu sama yang lain.
menyerupai huruf X . ACL adalahstabelizer untuk knee joint pada aktivitas pivot.
ACL mula berkembang pada minggu ke 14 usia gestasi, berukuran sebesar jari kita
dan panjangnya rata-rata 38mm dan lebar rata-rata 10mm, dan dapat menahan tekanan
seberat 500 pon sekitar 226kg.
Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berjalan
kearah atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian posterior permukaan
medial condylus lateralis femoris.Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk
dan akan menegang bila lutut diluruskan sempurna. Ini tidak hanya mencegah anterior
translasi dari tibia pada femur tetapi juga memungkinkan untuk helicoid biasa
tindakan lutut, sehingga mencegah kemungkinan untuk patologi meniscal. Ini terdiri
dari dua bundel, sebuah bundel anteromedial, yang ketat di fleksi, dan bundel
posterolateral, yang lebih cembung dan ketat dalam ekstensi.
Suplai vaskuler ACL berasal dari arteri geniculate middle, sertadari difusi
melalui sheath sinovial nya . persarafan dari ACL terdiri dari mechanoreceptors
berasal dari saraf tibialis dan memberikan kontribusi untuk proprioseptifnya,
serabut rasa nyeri dalam ACL yang hampir tidak ada,ini menjelaskan mengapa ada
rasa sakit yang minimal setelah rupture ACL akut sebelum pengembangan
hemarthrosis yang menyakitkan.
connective,
kadang-kadang
ligamentum
ini
tertinggal
dalam
belakang jauh lebih lebar dari pada bagian depannya. Cornu anterior melekat pada area
intercondylaris anterior tibiae dan berhubungan dengan cartilage semilunaris lateralis
melalui beberapa serat yang disebut ligamentum transversum. Cornu posterior melekat
pada area intercondylaris posteriortibiae. Batas bagian perifernya melekat pada simpai
dan ligamentum collaterale sendi. Dan karena perlekatan inilah cartilago semilunaris
relative tetap.
dipisahkan
dari
ligamentum
collaterale
laterale
oleh
tendon
m.
popliteus,sebagian kecil dari tendon melekat pada cartilago ini. Akibat susunan yang
demikian ini cartilago semilunaris lateralis kurang terfiksasi pada tempatnya bila di
bandingkan dengan cartilago semilunaris medialis.
Capsula Articularis
Capsula articularis terletak pada permukaan posterior dari tendon m. quadriceps
femoris dan didepan menutupi patella menuju permukan anterior dari femur diatas
tubrositas sendi. Kemudian capsula ini berlanjut sebagai loose membran yang dipisahkan
oleh jaringan lemak yang tebal dari ligamentum patellae dan dari bagian tengah dari
retinacula patellae menuju bagian atas tepi dari dua meniscus dan ke bawah melekat pada
ligamentum cruciatum anterior. Selanjutnya capsula articularis ini menutupi kedua
ligamentun cruciatum pada sendi lutut sebagai suatu lembaran dan melintasi tepi posterior
ligamentum cruciatum posterior. Dari tepi medial dan lateral dari fascies articularis
5
membentuk dua tonjolan , lipatan synovial, plica alares yang terkumpul pada bagian
bawah. Kesemuanya hal ini membentuk suatu synovial villi
Plica synovialis patellaris, membentang pada bagian belakang yang mengarah
pada bidang sagital menuju cavum sendi dan melekat pada bagian paling bawah dari tepi
fossa intercondyloidea femoris. Plica ini merupakan lipatan sagital yang lebar pada
synovial membran.
Lipatan ini membagi cavum sendi menjadi dua bagian , berhubungan dengan dua
pasang condylus femoris dan tibiae. Lipatan capsul sendi pada bagian samping berjalan
dekat pinggir tulang rawan.
kemudian menutupi permukaan cartilago, dan bagian permukaan anterior dari femur
tidak ditutupi oleh cartilago. Pada tibia capsul sendi ini melekat mengelilingi margo
infraglenoidalis, sedikit bagian bawah dari permukaan cartilago, selanjutnya berjalan
kebawah tepi dari masing-masing meniscus.
Bursa Anterior
1. Bursa supra patellaris terletak di bawah m. quadriceps femoris dan berhubungan erat
dengan rongga sendi.
2. Bursa Prepatellaris terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan bagian depan
belahan bawah patella dan bagian atas ligamentum patellae
3. Bursa infrapatellaris superficialis terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan
bagian depan belahan bawah ligamentum patellae
4. Bursa Infapatellaris Profunda terletak di antara permukaan posteriordari ligamentum
patellae dan permukaan anterior tibiae. Bursa ini terpisah dari cavum sendi melalui
jaringan lemak dan hubungan antara keduanya ini jarang terjadi.
Bursa Posterior
1. Recessus Subpopliteus ditemukan sehubungan dengan tendon m. popliteus dan
berhubungan dengan rongga sendi.
2. Bursa M. Semimembranosus ditemukan
sehubungan
dengan
insertiom.
N. Femoralis
N. Obturatorius
N. Peroneus communis
N. Tibialis
Suplai Darah
Suplai darah pada sendi lutut berasal dari anastomose pembuluh darah disekitar
sendi ini. Dimana sendi lutut menerima darah dari descending genicular arteri femoralis,
cabang-cabang genicular arteri popliteal dan cabang descending arteri circumflexia
femoralis dan cabang ascending arteri tibialis anterior. Aliran vena pada sendi lutut
mengikuti perjalanan arteri untuk kemudian akan memasuki vena femoralis.
Sistem Limfe
System limfe pada sendi lutut terutama terdapat pada perbatasan fascia
subcutaneous. Kemudian selanjutnya akan bergabung dengan lymph node sub inguinal
superficialis. Sebagian lagi aliran limfe ini akan memasuki lymph node popliteal, dimana
aliran limfe berjalan sepanjang vena femoralis menuju deep inguinal lymph node.
Fisiologi
Dari ligamen lutut, cruciates adalah yang paling penting dalam menyediakan
pengekangan pasif untuk anterior = posterior gerakanlutut. Jika salah satu atau kedua
cruciates terganggu, biomekanik selama kegiatan jalan mungkin terganggu. Fungsi utama
dari ACL adalah untuk mencegah translasi anterior dari tibia, dalam ekstensi penuh,ACL
menyerap 75% muatan anterior dan 85% antara 30 dan 90 fleksi. Selain itu, Fungsi lain
7
ACL termasuk melawan rotasi internal tibia dan varus /valgus angulasi dari tibia dengan
adanya cedera ligamen kolateral, hilangnya ACL menyebabkan penurunan magnitude
pada coupled rotasi selama fleksi, dan lutut yang tidak stabil. Kekuatan tarik ACL sekitar
2200N tetapi berubah dengan usia dan beban berulang.
B. DEFINISI
Ligamen Krusiata Posterior (Posterior
Curicate Ligamnet / PCL) adalah salah satu
dariligamen krusiata yang menghubungkan
tulang paha (femur) dengan tulang kering
(tibia) di dalam sendi lutut. Ligamne ini
saling bersilangan dengan ligament krusiata
anterior di tengah sendi. Fungsi utama PCL
adalah mencegah pergeseran mundur tibia
terhadap tulang paha. Ligamen ini juga
membantu mencegah hiperekstensi gerakan memutar tibia. Cedera pada PCL
menyebabkan ketidakstabilan lutut, dimana tibia cenderung untuk merosot mundur ketika
lutut ditekuk 90o.
Posterior Cruciate Ligament (PCL) merupakan ligamen yang saling bersilangan
dengan Anterior Cruciate Ligament (ACL) yang menghubungkan dan memberikan ikatan
antara tulang femur dengan tulang tibia. Sama seperti Anterior Cruciate Ligament (ACL),
Posterior Cruciate Ligament (PCL) juga memungkinkan mengalami cedera.
Menurut statistik, 20% dari total keseluruhan cedera pada lutut, melibatkan
ligamen ini. Menurut data tahun 2010, ditemukan 463 kasus cedera Posterior Cruciate
Ligament (PCL). Dari total cedera, sebagian besar penderitanya berkisar antara usia 18 44 tahun. Pengkajian awal mengenai kisaran usia pederita kasus cedera ini, dikarenakan
pada usia tersebut, orang masih sangat aktif dalam aktivitas fisik maupun menggeluti
salah satu cabang olahraga tertentu. Cedera ini sering dipicu saat lutut mengalami
benturan dari arah depan saat posisi lutut dalam keadaan fleksi (menekuk). Contohnya,
seperti saat lutut membentur dashboard pada beberapa kasus kecelakaan di jalan raya.
Kasus ini juga sering terjadi pada cabang olahraga fullbody contact seperti American
8
Football. Umumnya, penderita cedera ligamen ini mengalami sensasi popping atau
sensasi letusan pada lutut
Cedera Posterior
Crucite
Ligament (PCL)
ditandai
oleh
beberapa
C. ETIOLOGI
Diperkirakan bahwa 70&% persen dari cedera acl terjadi melalui mekanisme non
kontak sementara 30% persen adalah hasil dari kontak langsung dengan pemain lain atau
object. Mekanisme cedera sering dikaitkan dengan perlambatan diikuti dengan
pemotongan, berputar atau side stepping maneuver , pendaratan canggung atau out of
control play
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa atlet wanita memiliki insiden yang lebih
tinggi cedera acl dari atlet laki-laki di olahraga tertentu, telah diusulkan bahwa ini adalah
9
karena perbedaan kondisi fisik, kekuatan otot, dan kontrol neuromuskular. Penyebab lain
dari hipotesis ini adalah perbedaan kelamin yang berkaitan dengan tingkat cedera acl
yang termasuk keselarasan pelvis dan ekstremitas bawah (kaki), peningkatan kelemahan
ligamen, dan efek estrogen pada sifat ligamen.
Jatuh dari tangga atau hilang satu langkah di tangga adalahkemungkinan penyebab
lainnya. Seperti bagian tubuh lain, ACL menjadi lemah dengan usia. Jadi robekan terjadi
lebih mudah pada orang tua dari usia 40%.
D. MANIFESTASI KLINIS
Pasien selalunya merasa atau mendengar bunyi pop di lutut pada saat cedera
yang sering terjadi saat mengganti arah, pemotongan,atau pendaratan dari melompat
(biasanya kombinasi hiperekstensi/poros). Ketidakstabilan mendadak di lutut. (Lutut
terasa goyah.) Gal ini bisa terjadi setelah lompatan atau perubahan arah atau setelah
pukulan langsungke sisi lutut. Nyeri di bagian luar dan belakang lutut.
Lutut bengkak dalam beberapa jam pertama dari cedera. Ini mungkin merupakan
tanda perdarahan dalam sendi. Pembengkakan yang terjadi tiba-tiba biasanya merupakan
tanda cedera lutut serius. Gerakan lutut terbatas karena pembengkakan dan atau rasa sakit.
Kebanyakan cedera pada ACL dapat didiagnosis melalui anamneae yang cermat
menekankan mekanisme kejadian cedera ditambah dengan pemeriksaan fisik yang sesuai.
Pastikan anamnesa mencakup mekanisme kejadian cedera sekarang dan kejadian
sebelumnya jika ada.
E. KLASIFIKASI
Beberapa ahli mengelompokkan cedera Posterior Cruciate Ligament (PCL) ke
dalam beberapa kelompok berdasarkan kondisi ligamen sesaat setalah cedera terjadi,
yaitu :
a. Grade I : Cedera dimana ligamen hanya mengalami cedera sebagian. Biasanya
disebabkan karena tertarik dalam mengakomodasi gerakan.
b. Grade II : Cedera dimana ligament mengalami tarikan berlebihan sehingga lutut
kehilangan stabilitas akibat ligamen kendor.
10
c. Grade III : Cedera dimana ligament mengalami sobekan total sehingga lutut tidak
stabil.
d. Grade IV : Cedera dimana ligamen yang terlukan mengakibatkan cedera pada bagian
lutut lainnya, baik tulang, meniscus, ligamen, maupun otot.
F. PATOFISIOLOGI
ACL seperti semua ligament lain, terdiri dari tipe 1 kolagen.Ultrastruktur ligament
adalah sangat mirip dengan tendon, tetapi serat didalam ligament lebih bervariasi dan
memiliki isi elastin yang lebih tinggi. Ligamen menerima suplai darah dari lokasi
insersinya. Vaskularisasi dalam ligament adalah seragam, dan ligament masing-masing
berisi mechanoreceptors dan ujung saraf bebas yang diduga membantu dalam
menstabilkan sendi. Avulsi ligamen pada umumnya terjadi diantara lapisan fibrocartilage
tidak bermineral dan yang bermineral. Rupture ACL yang paling umum, adalah ruptur
midsubstan. Jenis ruptur ini terjadi terutama sewaktu ligamentum ditranseksi oleh
kondilus femoral lateral yang berputar.
ACL menerima suplai darah kaya, terutama dari arteri geniculate medial, sewaktu
ACL pecah, haemarthrosis biasanya berkembang dengan cepat. Namun, meskipun intraartikular lokasinya, ACL sebenarnya di extrasynovial.
G. PENATALAKSANAAN
Penanganan untuk ACL yang robek tergantung pada keperluan pasien. Contohnya
atlet yang muda akan terlibat dalam aktivitas olahraga dan perlu dioperasi supaya fungsi
dapat kembali. Bagi individu yang lebih tua, dengan aktivitas yang lebih sederhana
biasanya tidak perlu dioperasi dan kembali ke kehidupan yang sederhana.
Namun sering, setelah cedera 1-2 hari, pasien dapat jalan seperti biasa. Keadaan
ini bukan berarti ACL sudah sembuh. Pada perkembangannya pasien akan merasakan
bahwa lututnya tidak stabil, gampang goyang dan sering timbul nyeri. Dengan cedera
ACL pasien akan sulit sekali untuk dapat melakukan aktifitas high impact sports, seperti
main
bola, futsal, basket atau badminton. Sebagian besar cedera ACL memerlukan
tindakkan operasi Arthroscopy agar pasien dapat pulih seperti sedia kala. Standar operasi
Arthroscopy ACL Reconstruction yang dipakai adalah Arthroscopic ACL Double Bundle
11
Reconstruction. Tehnik ini telah dilakukan lebih dari 200 kali sejak tahun 2007. Tehnik
operasi ini sangat populer di USA,Eropa dan Jepang karena dengan tehnik ini, hasilnya
sangat memuaskan pasien. Saat ini tehnik operasi ini dipakai sebagai standard untuk
operasi cedera ACL atlet-atlet papan atas kelas dunia, misalnya Tiger Wood.
Setelah luka bedah disembuhkan oleh pasien maka akan menjadwalkan pertemuan
pertama mereka dengan seorang fisioterapis. Terapis fisik untuk mengembangkan rencana
untuk mengobati pasien. Tujuan utama awal untuk mengurangi pembengkakan dan
bekerja untuk mencegah pembentukan jaringan parut. Tujuan berikutnya adalah untuk
menyediakan berbagai gerak kembali, sekaligus memperkuat otot-otot yang mendukung
sendi lutut. Dengan berbagai peningkatan gerak dan kekuatan, terapis fisik rehabilitasi
mereka akhirnya kegiatan dengan panggung dan kontrol neuromuskular gerakan
fungsional yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari pasien. Ini harus mengikuti jalannya
akronim pada tahap awal pemulihan dari robek ACL.
Rekonstruksi berhasil ACL tergantung atas sejumlah faktor, termasuk teknik
operasi, rehabilitasi pasca bedah dan menghubungkan ketidakstabilan ligamen sekunder.
Hari ini, rekonstruksi ACL biasanya dilakukan dengan arthroscopic bantuan. Ahli bedah
memakai korupsi, untuk mengganti sobek ACL. Graft mungkin dari tempat lain
ekstremitas pasien dipelopori (autograft), dipanen dari mayat (allograft) atau mungkin
sintetis.
Prosedur ACL rekonstruksi biasanya tidak dilakukan sampai sedikit minggu
setelah luka sebagai studi sudah menunjukkan hasil yang diperbaiki kalau lutut sudah
pulih dari jawaban luka gawat adalah lutut mempunyai pemecahan bertambah, rasa sakit
dan pasien sudah. Selama prosedur, pasien dibius umum atau tulang belakang=epidural.
Arthroscopy membolehkan penentuan luka yang dihubungkan, yang biasanya diobati di
tempat sama (e.g., meniscal cabikan atau chondral trauma). Bagian di lutut di mana PCL
dan ACL terdapat, taktik, sering sempit dan di kasus itu diperlebar (notchplasty) untuk
memberi cangkokan akomodasi mendapat kembali dekat gerakan dan kekuatan
penuh.Lalu lewat kecil memisahkan aksesori torehan, terowongan dibor lewat tulang
kering (tulang kaki direndahkan) dan lewat tulang paha (tulang atas) di posisi sama
sebagai tempat pertalian ligamen asli. Graft diciptakan untuk bisa masuk di terowongan
ini. Graft dibereskan ke tulang paha dan tulang kering (sol bagian atas dan menurunkan
12
tulang kaki) oleh jenis alat. Pernah mendapatkan, korupsi diperiksa untuk ketegangan
kulit.
Penyembuhan beristirahat selama - atau 4 hari yang pertama, usaha ditujukan di
minimizing bengkak dan mendirikan kembali quadriceps fungsi. Selama kali ini
peninggian lutut, kaki dan pergelangan kaki ditekankan. Perpindahan sering menambah
darah mengalir kembali dari ekstremitas (e.g. pompa pergelangan kaki) .Tongkat
dibiasakan dengan arah jalan-jalan menurut perintah dokter. Tekanan atas gaya berjalan
biasa tanpa limping. Wear nyaman shoes, Stay dalam tingkat nada aman anda gerakan
sebagai ditujukan oleh dokter anda
b. Level II
penyembuhan lebih cepat. Selain rekonstruktif ACL adalah terapi yang dikombinasi untuk
kerusakan ligament, selalunya tidak dilakukan segera. Keterlambatan ini memberi waktu
proses inflamasi untuk berjalan, dan memberi kelonggaran bagi pergerakan untuk belaku
sebelum operasi. rekonstruktif ACL terlalu awal dapat meningkatkan resiko artofibrosis
atau parut terjadi pada sendi dan bisa meningkatkan resikokehilangan pergerakan
Terapi Tanpa Operasi
ACL yang robek tidak akan sembuh sendiri dan harus dioperasi. Namun terapi
tanpa operasi efektif kepada pasien yang sudah tua dengan aktivitas kehidupan yang
sederhana. Jika stabilitas pada lutut intak, indikasinya adalah tanpa operasi. Bracing. Alat
ini dapat memproteksi lutut dari ketidakstabilan. Selanjutnya bias diteruskan dengan
pemakaian tongkat yang dapat mengurangi beban pada kaki. Terapi Fisikal, apabila
oedem berkurang, rehabilitasi akan bermula.Olahraga yang spesifik dapat restorasi fungsi
pada lutut dan menguatkan otot kaki yang memberi sokongan padanya.Berikut lima
langkah ini setiap hari seorang pasien untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan serta
untuk lebih mempersiapkan proses penyembuhan mereka bersama-sama. Sekitar satu atau
dua minggu setelah operasi, pasien akanmulai fisioterapi. Terapis fisik melakukan
evaluasi awal yang terdiri dari isu-isu substantif, dan pemeriksaan fisual dan fisik dari
lutut yang sama. Dengan formasi ini, seorang fisioterapis, rehabilitasi khusus rinci
kebutuhan setiap pasien. Jadwal dan rehabilitasi Expectations As kerusakan yang
perkiraan tanggal pemulihan tergantung pada banyak faktor, termasuk usia pasien,
besarnya kerugian, keberhasilan dan tipe operasi, etos kerja selama rehabilitasi, seni
terapis dan perhatian terhadap detail, dan secara keseluruhan kesehatan dan kondisi
pasien. Satu pasien, rata-rata, dari operasi ACL tradisional, akan mulai jogging ringan
sekitar empat bulan setelah operasi dengan kekuatan dan mobilitas tidak sepenuhnya
pulih sampai sekitar enam sampai sembilan bulan setelah operasi. Kebanyakan dokter
menyarankan pasien tidak kembali ke aktifitas fisik mereka lebih agresif sampai
penyembuhan tulang telah memenangkan setidaknya 90% kekuatan kaki suara. Ada
operasi yang lebih canggih yang atlet dapat di tanah dalam waktu sekitar enam bulan.
Pilihan ini adalah untuk atlet yang serius dan hanya seorang dokter harus dikonsultasikan
sebelum penelitian dari jenis cedera dapat alternative.
Rehabilitasi
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
15
Umur
:
Tgl Lahir :
Laki-laki
Perempuan
PENGKAJIAN
A. PRE OPERASI
1. Keadaan Umum :
Compos Mentis
Apatis
Delirium
2. Tanda Tanda Vital :
- TD : .mmHg
- RR : .x/menit
3. Pernafasan
Spontan
Cemas
Tenang
Canula
Tidak Ada Respon
4. Penilaian Nyeri
Lokasi
Derajat
0
1
2
3
4
Somnolen
Soporo
Coma
- Nadi : ..x/menit
- TB/BB :
- Suhu :
O2 : . 1/menit
10
Keterangan :
0
: Tidak Nyeri
4-7 : Nyeri Sedang
1-3 : Nyeri Ringan
8-10 : Nyeri Berat
5. Integritas Kulit
Tidak
Utuh
6. Sign In
Tidak
Ya
7. Marker Area Operasi
Tidak
Ya
ASUHAN KEPERAWATAN INSTALASI KAMAR OPERASI
Nama
:
No RM
:
Jenis kelamin :
Umur
:
Tgl Lahir :
Laki-laki
Perempuan
PENGKAJIAN
B. INTRA OPERASI
Anastesi Mulai : .....S/D.
Jenis Pembiusan
Tanda-Tanda Vital
Pembedahan : ...S/D...
Spinal / Regional
TD : . MmHg
Ga/Umum
RR : . X/Menit
Pernafasan
Lokal
S : . c
BB : . Kg
Spontan
Ventilator
Canula
O2 : .. x/ Menit
16
N : . X/Menit
Tangan
Kaki
Posisi Operasi
Supinasi
Jenis Operasi
Steril
Catheter Urine
Ya
Cairan Infuse
Jenis .
Transfuse
Pronasi
Arteri Line
Miring
Lithotomi
Bersih
Kotor
Tidak
Nomor :
Ket :
Jumlah . cc
Betadine 7,5%
Betadine 10%
Time Out
Ya
Tidak
Insisi Kulit
Mediana
Pranmedial
Electrosurgical
Ya
Tidak
Bipolar
Alkohol
Microsil
Monopolar
Volume :
Pemeriksaan Kulit Sebelum Operasi
Pemeriksaan Kulit Sesudah Operasi
Bersih
Kotor
(Sudah Tercukur)
(Belum Tercukur)
Utuh
Menggelembung / Bengkak
Monitor Anastesi
Ya
Tidak
Stand By
Mesin Anastesi
Ya
Tidak
Stand By
Thorniquet
Ya
Tidak
Lokasi Thorniquet
Tangan
Kaki
Pemakaian Implant
Ya
Tidak
Irigasi Luka
Ya
Tidak
Cairan
NaCl
H 2O2
Penilaian Nyeri
P :
Lokasi . Jenis ..
Q :
R :
S :
T :
0
8
1
9
2
10
Keterangan :
0
: Tidak Nyeri
1-3
: Nyeri Ringan
4-7
:Nyeri Sedang
ya
ya
tidak
tidak
Bagus
Tidak
External:
Bagus
Tidak
Umur
:
Tgl Lahir :
Laki-laki
Perempuan
PENGKAJIAN
C. POST OPERASI
1. Kesadaran
2. Pernafasan
3. Tanda-tanda Vital
4. Penilaian Nyeri
5.
CM
Delirium
Apatis
Somnolen
Soporo Coma
Coma
Spontan
Canula
tenang
TD :.. mmHg,
N : .. x/menit
S : C
RR :..x/menit,
BB/TB :
SpO2 :..
Lokasi
Derajat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
18
Cemas
Keterangan : 0
: tidak nyeri
Jumlah. CC
7. Transfusi
Gol Darah..
Jumlah.
8. Cairan infuse
Jenis..
Jumlah.
9. Ekstermitas
Hangat
Dingin
Lembab
Dingin
Elastis
Tidak Elastis
12. Sirkulasi
Merah muda
Sianosi
13. Urine
jumlah.
Ya
Tidak
ANALISA DATA
Nama
Usia
: 38 tahun
No RM
: 44-54-65
Tanggal Pengkajian
: 30 januari 2015
NO
DATA
PRE OPERASI
1
DATA SUBJEKTIF:
menjelang operasi
Klien mengatakan ini merupakan
opersi pertama
DATA OBJEKTIF :
MASALAH
ETIOLOGI
Cemas
Tindakan pembedahan
operasi
Klien tampak gelisah
Klien tampak tegang
Kesadaran klien compos metis
Klien dalam posisi supinasi
INTRA OPERATIF
DATA SUBJEKTIF:
Resiko
hipotermi
dingin
Nyeri
Insisi pembedahan
POST OPERATIF
DATA SUBJEKTIF:
DATA OBJEKTIF :
bagian operasi
Skala nyeri 5
Kesadaran klien apatis
20
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama
Usia
: 38 Tahun
No RM
: 44-54-65
Tanggal Pengkajian
: 30 januari 2015
No.
DIAGNOSA
Dx
1 PREOPERATIF
2
Tanggal
Tanggal
Tanda
Ditemukan
Teratasi
Tangan
30/01/2015
30/01/2015
30/01/2015
30/01/2015
POST OPERATIF
Nyeri b.d Insisi Pembedahan
21
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama
Usia
No RM
: 44-54-65
NO
INTERVENSI
INTERVENSI DAN
TUJUAN / KH
RASIONAL
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PRE OPERASI
1. Cemas
b.d
Pembedahan
: 38 Tahun
Pasien
tenang
TTV
dalam
normal
Ekpresi wajah tenang
Pasien tampak rileks
merasa
lebih
batas
kecemasan
pasien
mengungkapkan
rasa cemasnya
R : dapat mengurangi
22
nyaman
mengurangi
dapat
kecmasan
klien
5) Anjurkan untuk teknik
relaksasi nafas dalam
R : agar pasien menjadi
lebih tenang.
INTRA OPERASI
2 Resiko hipotermi b.d berada Setelah dilakukan tindakan 1) Pantau suhu klien setiap
di ruangan yang dingin
selama 1 x 30 menit,
2 jam
signifikan
membantu
Kriteria Hasil :
dalam
pemberian
intervensi.
suhu 36-370C
tidak pucat/sianosis
akral hangat
dapat
mengurangi
evaporasi
dapat
dipertahankan.
3) Pantau
suhu
ruangan
operasi
R
menjaga
suhu
kondisi
suhu
R : mengetahui daerah
nyeri,
Adanya penurunan
intensitas nyeri
kapan
Ketidaknyamanan akibat
nyeri berkurang
kualitas,
Tidak menunjukkan
R : untuk mengajarkan
akut
3) Batasi pergerakan klien
selelah operasi
R : jika klien banyak
gerak, nyeri akan makin
bertambah
4) Berikan sentuhan pada
klien
R
24
sentuhan
dapat
dalam
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama
Usia
No RM
: 44-54-65
25
: 38 Tahun
NO
TANGGAL
IMPLEMENTASI
TANDA
DX
WAKTU
PRE OPERASI
1.
30 /01/ 2015
KEPERAWATAN
TANGAN
pasien
dengan
posisi
yang
nyaman
Hasil : klien operasi dengan posisi supinasi
( terlentang)
3) Memberikan
kesempatan
pasien
untuk
30 /01/ 2015
POST OPERASI
3.
30 /01/ 2015
:setelah
diajarkan
tehnik
operasi
selesai,
klien
nafas
dalam
untuk
27
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama
Usia
No RM
: 44-54-65
NO
TANGGAL
DX
WAKTU
PRE OPERASI
EVALUASI
28
: 38 Tahun
TANDA
TANGAN
1.
30 januari 2015 S :
O:
dimulai
Hasil TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 80x/menit
RR : 24x/menit
S : 360C
2.
P : Intervensi dihentikan
30 januari 2015 S :
O:
Suhu ruangan 21 0C
29
3.
30 januari 2015 S :
Hasil TTV
O:
TD : 110/80 mmHg
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,60C
A: masalah nyeri teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan di ruang perawatan
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Orthopaedic Surgeons, 2009. ACL Injury: Does It Require Surgery.
Available from: http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00297
Canale,. Beaty. Campbell's Operative Orthopaedics, 11th ed,2007;145-147
Cruciate ligament. Clin Sports Med 1993; 12:637670.
DeLee, Jesse C., David Drez Jr., and Mark D. Miller, eds. DeLee & Drez's, 2010. orthopaedic
sports
medicine
principles
and
practice.
3rd
ed.
Vol.
2.
Philadelphia:
Saunders/Elsevier.Availablefrom:http://www.orthopaedia.com/display/Main/Anterior
+cruciate+ligament+injuries+of+the+knee
30
Duquin TR, Wind WM, Fineberg MS, Smolinski RJ, Buyea CM. Current trends in anterior
cruciate ligament reconstruction. J Knee Surg. Jan 2009;22(1):7-12
Finalli. G C.The Multiple Ligament Injured Knee, A Practical Guide To Management,
2003;2-15
Garrick, J. G. (Ed.). 2004. Orthopaedic Knowledge Update: Sports Medicine (3rd ed.).
Rosemont, IL: American Academy of Orthopaedic Surgeons. Available from:
http://www.orthopaedia.com/display/Main/Anterior+cruciate+ligament+injuries+of+t
he+knee
Healthwise Incorporated. 2011. Anterior Cruciate Ligament (ACL) Injuries. Webmed.
Available from: http://www.webmd.com/a-to-z-guides/anterior-cruciate-ligament-aclinjuries-topic-overview
Jon C. Thompson, Anatomy of Leg/knee, Netters concise orthopaedic anatomy, 2010; 9:
297-303.
Kennedy JC, Alexander IJ, Hayes KC. Nerve supply of the human knee and its functional
importance. Am J Sports Med 1982; 10:329335.
Kennedy JC, Alexander IJ, Hayes KC. Nerve supply of the human knee and its functional
importance. Am J Sports Med. Nov-Dec 1982;10(6):329-35
Klaud Miller , 2000. Acute Knee And Chronic Ligament Injuries. Available from:
http://www.jockdoc.ws/subs/kneeligament.htm
Lyon, Daniel. The Complete Book of Pilates for Men. Harper Collins (2005)
Maguire J., 2012 Anterior Cruciate Ligament Pathology. Townsville Orthopaedics and Sports
Surgery,
Australia.
Medscape.
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/307161-overview#showall
Smith BA, Livesay GA, Woo SL. Biology and biomechanics of the anterior
Souryal T.O. ACL Injury, ACL Tear, ACL Surgery. Texas Sports Medicine And Orthopaedic
Group. Available from: http://www.txsportsmed.com/emedicineacl.php
31