Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
M
DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK
DI BANGSAL SRIKANDI
RSJ GRHASIA DIY
Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Keperawatan Jiwa II
Disusun oleh :
Vinda Astri Permatasari
P07120112080
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M
DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK
DI BANGSAL SRIKANDI
RSJ GRHASIA DIY
Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Keperawatan Jiwa II
Laporan ini disahkan pada :
Hari, tanggal :
Tempat
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Akademik
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
Pasien merasa tidak berharga, mengejek dan mengkritik diri, merasa
bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri, sulit bergaul,
menarik diri dari realitas, cemas, panik dan curiga.
B. Proses terjadinya masalah atau keluhan
1. Pengertian
Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan
memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi
besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian,
kesuksesan dan keberhargaan (Coopersmith, 2002).
Coopersmith (2002) membagi harga diri kedalam empat aspek
yaitu:
a. Kekuasaan (power)
Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang
lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat
yang diterima individu dari orang lain.
b. Keberartian (significance)
Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari
orang lain.
c. Kebajikan (virtue)
Ikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi
tingkah laku yang tidak diperbolehkan.
d. Kemampuan (competence)
Sukses memenuhi tuntutan prestasi.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih
sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan
interpersonal yang buruk.
Harga diri meningkat bila diperhatikan atau dicintai dan dihargai
atau dibanggakan. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang
tinggi sampai rendah. Harga diri tinggi atau positif ditandai dengan
ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang
lain. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan
secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman sedangkan individu yang memiliki harga diri
rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap
sebagai ancaman (Yosep, 2009).
dapat terjadi secara situasional dan kronik. Gangguan harga diri yang
terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul
secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan,
menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus
masuk penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga menyebabkan
rendahnya harga diri seseorang diakibatkan penyakit fisik, pemasangan
alat bantu yang membuat pasien tidak nyaman, harapan yang tidak
tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas
kesehatan yang kurang mengharagai pasien dan keluarga. Sedangkan
gangguan harga diri kronik biasanya sudah berlangsung sejak lama
yang dirasakan pasien sebelum sakit atau sebelum dirawat dan menjadi
semakin meningkat saat dirawat.
Menurut Peplau dan Sulivan dalam Yosep (2009) mengatakan
bahwa harga diri berkaitan dengan pengalaman interpersonal, dalam
tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad
me, not me, anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan
amannya tidak terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan
apabila koping yang digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga
diri rendah. Menurut Caplan, lingkungan sosial akan mempengaruhi
individu, pengalaman seseorang dan adanya perubahan sosial seperti
perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan
menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat
harga diri rendah.
2. Tanda dan gejala
Keliat (2009) mengemukakan beberapa tanda dan gejala harga diri
rendah adalah:
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis.
d. Penurunan produktivitas.
e. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Selain tanda dan gejala tersebut, penampilan seseorang dengan
harga diri rendah juga tampak kurang memperhatikan perawatan diri,
berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap
lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan nada
suara lemah.
3. Penyebab
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu
yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya
system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan
umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi
pada tahap perkembangan awal (Townsend, 2005).
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor presipitasi
Faktor persipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh,
kegagalan atau produktifitas menurun.
Selain itu, faktor presipitasi dapat pula berupa:
1) Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam
peran atau posisi
2) Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
3) Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
4) Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
5) Perkembangn transisi
Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
6) Situasi transisi peran
Bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan
individu
E. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah kronik
Batasan karakteristik:
1. Pasien menilai diri putus asa
2. Pasien memperlihatkan kecenderungan pasif
3. Pasien mengungkapkan rasa malu dan bersalah
4. Pasien mengalami masalah medis atau mental kronis
5. Pasien kesulitan mengambil keputusan
6. Pasien sangat bergantung pada pendapat orang lain
7. Pasien mencari kepastian yang berlebihan
8. Pasien mengungkapkan pikiran penyangkalan diri
F. Rencana Tindakan
1. Untuk Pasien
Tujuan:
Setelah diberi asuhan keperawatan, harga diri pasien meningkat dengan
kriteria:
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
b. Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya
c. Pasien mengungkapkan perasaan yang berkaitan dengan harga diri
d. Pasien mengungkapkan perasaan aman di lingkungan
e. Pasien bekerja sama dalam perawatan diri dan proses pengambilan
keputusan secara bertahap
f. Pasien meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain
g. Pasien menunjukkan penurunan perasaan negatif tentang dirinya
h. Pasien mengungkapkan penerimaan umpan balik positif maupun
negatif tanpa melebih- lebihkan
INTERVENSI
a. Bina hubungan saling percaya dengan
RASIONAL
a. Hubungan saling percaya adalah
pasien
b. Sediakan
waktu
perawatan
yang
khusus
tidak
di
luar
terganggu
mengeksplorasi diri
pasien
c. Diskusikan
kemampuan
positif
dimiliki
yang
dan
aspek
pasien,
bantu
positif
kemampuan yang
yang
dimiliki
sehiingga
sudah
dipilih
dan
susun
jadwal
penerimaan
yang
tidak
dan
wawancara
melalui
e. Ansietas
pasien
f.
dan
i.
l.
pasien
dirinya.
Mengurangi perasaan ambivalen,
dalam pengambilan keputusan
Gangguan hubungan interpersonal
merupakan ungkapan membenci
menunjukkan
ketika
gangguan
j.
pasien
mengalami
ansietas pasien
h. Pasien dapat mengabaikan dirinya
pengambilan keputusan
j.
karena
tinggi
minimal
sekali sehari
f.
yang
l.
diri
memerlukan
rendah
psikoterapi
kronis
jangka
panjang
2. Untuk Keluarga
Tujuan:
Setelah diberi asuhan keperawatan, pasien dapat memberdayakan
sistem pendukung dan keluarga mampu mengembangkan kemampuan
pasien untuk berhubungan dengan orang lain, dengan kriteria:
a. Keluarga dapatmenjelaskan perasaannya
INTERVENSI
RASIONAL
a. Hubungan
saling percaya,
dasar
hubungan terapeutik
tentang
masalah
yang
utk
mendukung
pasien:
berkomunikasi
dengan
pasien
2) Pemberian
aktivitas
yang
proses
penyembuhan
pasien
terjadwal
d. Beritahu
atau
ajarkan
keluarga
d. Apabila
gangguan
kambuh,
menghubungi
jiwa
pasien
keluarga
dapat
sumber
pelayanan
kesehatan secepatnya.
e. Dorong
anggota
keluarga
untuk
memberikan
f.
dukungan
kepada
orang lain
baik.
dan
bergantian
menjenguk
f.
Kunjungan
keluarga
membuat
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal pengkajian
: 08 Desember 2014
Waktu
: 08.00 WIB
Oleh
Tempat
: Bangsal Srikandi
keluarga
untuk
merawat
Metode
Sumber
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. M
Umur
: 44 tahun
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Kawin cerai
Nomor RM
: 073723
Tanggal masuk RS
: 29 November 2014
: 01 Desember 2014
Diagnosa medis
G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
1. Tanda-tanda vital
TD
: 110/80 mmHg
N
: 80 x/menit
RR
: 19 x/menit
S
: Afebris
2. Status gizi
BB
: 41 kg
TB
: 148 cm
IMT
: 41 kg/2,19 m2 = 18,7 kg/m2 (normal)
3. Keluhan fisik
Tidak ada keluhan.
H. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Pasien
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Cerai
: Hamil
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas
Pasien menyadari dirinya sebagai seorang ibu, mertua dan anak
perempuan satu-satunya di keluarganya.
c. Peran
Pasien mengatakan dirinya berperan untuk membantu ayah dan
ibunya yang sudah tua. Pasien mengatakan tidak mau merepotkan
kedua orang tuanya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan bekerja karena sudah
merasa bosan berada di rumah sakit dan rindu dengan keluarganya.
e. Harga diri
Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila
tidak bekerja. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan
pasien belum mendapatkan pekerjaan. Pasien mengatakan ingin
selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan. Pasien mengatakan tidak
berguna, merasakan sudah tidak punya darah dan tidak ada gunanya
lagi untuk hidup
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di kampungnya.
Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
mengikuti kegiatan di kampungnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
STATUS MENTAL.
1. Penampilan
Pasien menggunakan seragam RSJ Grhasia dengan rapi. Penampilan
pasien baik dan bersih. Pakaian sesuai.
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan lambat. Blocking.
3. Aktivitas motorik
Pasien terlihat lesu. Pasif. Pasien banyak tidur di tempat tidur.
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan pasien belum
mendapatkan pekerjaan. Sedih dirasakan setiap sore hari. Pasien
mengatakan ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena
sudah terbiasa bekerja keras sejak masih SD.
5. Afek
Tumpul.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif. Kontak mata selama wawancara kurang. Pasien pergi
menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak bercerita mengenai
kehidupan pribadinya (blocking).
7. Persepsi
Selama
di
rumah,
keluarga
pasien
mengatakan
pasien
sempat
mengatakan ingin bunuh diri, ingin ditabrak mobil dan truk agar mati.
Keluarga pasien mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara
agar pasien berenang di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan
pasien untuk berenang di kolam. Pasien juga sempat mengatakan tidak
berguna, merasakan sudah tidak punya darah dan tidak ada gunanya lagi
untuk hidup.
8. Proses Pikir
Koheren. Tidak ada masalah.
9. Isi pikir
Pasien tidak mengalami disorientasi. Pasien terlihat stabil dan tidak
bingung.
10. Tingkat kesadaran
Orientasi pasien terhadap orang, tempat dan waktu baik.
11. Memori
Ingatan jangka pendek dan panjang pasien baik.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi dan berhitung pasien baik.
13. Kemampuan penilaian
Kemampuan penilaian pasien baik.
14. Daya tilik diri
Pasien mengetahui dirinya dirawat di RSJ Grhasia karena saat pertama
kali pasien masuk RSJ Grhasia merasa kebingungan.
J. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Pasien makan secara rutin 3 kali sehari dan mandiri. Pasien selalu
menghabiskan 1 porsi makan setiap kali makan dengan menu nasi, sayur,
lauk. Setelah selesai makan, pasien selalu membereskan peralatan
makannya dan mencuci piring dan gelasnya sendiri.
2. BAB atau BAK
Pasien BAB dan BAK secara mandiri di toilet.
3. Mandi
Pasien mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun secara mandiri.
4. Berpakaian atau berhias
Pasien dapat berpakaian dan berhias secara mandiri.
5. Istirahat dan tidur
Selama di Bangsal Srikandi, pasien mengatakan dapat tidur tenang saat
malam hari. Pasien mengatakan selalu tidur siang karena tidak
melakukan pekerjaan.. Pasien aktif mengikuti kegiatan yang ada di
bangsal seperti senam pagi, makan, terapi aktivitas dan rehabilitasi.
Nama Obat
Haloperidol
Waktu
Pemberian
-0-0
Indikasi
Penanganan
schizofrenia,
1,5 mg
sindroma Tourette
pada anak dan
dewasa, masalah
pada anak.
Clozapine
25 mg
0-0-
Pengobatan
penderita resisten
skizofrenia (non
responsif atau
intoleransi terhadap
neuroleptik klasik)
Trihexyphe
0-0-
nidyl 2 mg
Terapi tambahan
dalam parkinson
Maprotiline
1-0-
50 mg
neurosis, gangguan
dysthymic, depresi
manik
M. ANALISA DATA
DATA
DO :
MASALAH
Harga
diri
1.
2.
3.
4.
5.
rendah kronik
DS :
1. Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila
tidak bekerja
2. Pasien mengatakan
dirinya
merasa
sedih
dikarenakan
belum
mendapatkan pekerjaan
3. Pasien mengatakan sedih dirasakan setiap sore hari
4. Pasien ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah
terbiasa bekerja keras sejak masih SD
5. Keluarga pasien mengeluhkan sejak pasien berhenti bekerja sebagai
pembantu rumah tangga karena pasien mengalami sakit typhoid,
sudah sejak 1 tahun yang lalu, pasien sering terlihat sedih, sulit tidur,
tidak mau makan, tidak mau mandi, merasa tidak berguna, merasa
tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga
DO :
1.
2.
3.
4.
5.
DS :
1. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
bersosialisasi dengan warga dan tetangga di kampungnya.
2. Pasien mengatakan selama di rumah hanya mengurung diri di rumah
dan menonton TV
3. Keluarga pasien mengatakan kegiatan pasien selama di rumah hanya
menonton televisi dan menangis
4. Keluarga pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga
yang menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan
5. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
mengikuti kegiatan di kampungnya
6. Pasien mengatakan belum mengenal dan hapal nama semua pasien
satu bangsal.
Isolasi sosial
DO : -
Ketidakefektifa
DS :
manajemen
regimen
terapeutik
keluarga
Core problem
P. DIAGNOSA MEDIS
Aksis 1 : F 32.3 : Depresi berat dengan gejala psikotik
Aksis 2 : Cenderung schizoid
Aksis 3 : Belum ada diagnosa
Aksis 4 : Masalah pekerjaan
Aksis 5 : GAF 31-40
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Harga diri rendah
kronik
TUJUAN
08 Desember 2014
09.00 WIB
Tujuan umum :
Pasien memiliki
konsep diri yang
positif
KRITERIA EVALUASI
08 Desember 2014
09.00 WIB
Setelah 2 kali interaksi,
PERENCANAAN
INTERVENSI
08 Desember 2014
09.00 WIB
Bina hubungan saling percaya dengan
RASIONAL
08 Desember 2014
09.00 WIB
Hubungan saling percaya
pasien menunjukkan
eskpresi wajah
terapeutik :
1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal
hubungan interaksi
bersahabat, menun-
Tujuan khusus:
1. Pasien dapat
membina
hubungan
saling percaya
dengan
perawat.
Vinda
berdampingan dengan
selanjutnya.
Vinda
perawat, mau
mengutarakan masalah
Vinda
yang dihadapi.
Vinda
08 Desember 2014
09.00 WIB
08 Desember 2014
09.00 WIB
Setelah 2 kali interaksi
08 Desember 2014
09.00 WIB
1. Diskusikan dengan pasien tentang:
08 Desember 2014
09.00 WIB
Menilai realitas, kontrol diri
Tujuan khusus:
2. Pasien dapat
mengidentifikasi
aspek positif
dan
kemampuan
yang dimiliki.
Vinda
pasien menyebutkan:
1. Aspek positif dan
kemampuan yang
dimiliki pasien.
2. Aspek positif
keluarga.
3. Aspek positif
lingkungan pasien.
Vinda
keluarga, lingkungan.
b. Kemampuan yang dimiliki pasien.
2. Bersama pasien buat daftar tentang:
a. Aspek positif pasien, keluarga,
lingkungan.
b. Kemampuan yang dimiliki pasien.
3. Beri pujian yang realistis, hindarkan
keperawatannya,
reinforcement positif akan
pasien, dan pujian yang
realistik tidak menyebabkan
Vinda
08 Desember 2014
09.00 WIB
Tujuan khusus:
3. Pasien dapat
menilai
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
pasien menyebutkan
kemampuan
yang dimiliki
untuk
dilaksanakan
dilaksanakan dan
mengikuti rehabilitasi
08 Desember 2014
09.00 WIB
Prasarat untuk berubah dan
dilanjutkan pelaksanaannya.
3. Motivasi dan ikut sertakan pasien untuk
mengikuti rehabilitasi
Vinda
Vinda
Vinda
Vinda
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
Tujuan khusus:
4. Pasien dapat
pasien membuat
merencanakan
Vinda
kegiatan sesuai
dengan
kemampuan
yang dimiliki
Vinda
kemampuan pasien:
a. Kegiatan mandiri.
b. Kegiatan dengan bantuan.
2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi
pasien.
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
Vinda
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
Tujuan khusus:
5. Pasien dapat
pasien melakukan
melakukan
kegiatan sesuai
yang dibuat
rencana
Vinda
pasien.
3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan
Vinda
pasien.
4. Diskusikan dengan pasien
kemungkinan pelaksanaan kegiatan
setelah pulang.
Vinda
08 Desember 2014
09.00 WIB
Reinforcement positif dapat
meningkatkan harga diri kllien
dan memberikan kesempatan
kepada pasien untuk tetap
melakukan kegiatan yang
biasa dilakukan
Vinda
Vinda
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
Tujuan khusus:
6. Pasien dapat
pasien memanfaatkan
memanfaatkan
sistem
ada di keluarga
pendukung
Vinda
Isolasi sosial
08 Desember 2014
09.00 WIB
Tujuan Umum:
Pasien dapat
berinteraksi
dengan orang lain.
1. Pasien dapat
membina
Vinda
08 Desember 2014
09.00 WIB
1. Setelah 2x interaksi
Vinda
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
Dengan terbinanya hubungan
tanda-tanda percaya
pasien menunjukkan
perawat:
a. Wajah cerah,
Tujuan Khusus:
yang ada.
2.
08 Desember 2014
09.00 WIB
Mendorong keluarga akan
tersenyum
b. Mau berkenalan
c. Ada kontak
berkenalan
c. Tanyakan dan panggil nama
kesukaaan pasien
d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati
janji
Vinda
hubungan
saling percaya
mata
d. Bersedia
Vinda
menceritakan
perasaan
Vinda
08 Desember 2014
09.00 WIB
Tujuan khusus :
2. Pasien mampu
menyebutkan
Vinda
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
Setelah 1x interaksi
pasien dapat
penyebab
menyebutkan minimal
menarik diri
1. Diri sendiri
2. Orang lain
3. Lingkungan
Vinda
Vinda
menarik diri
3. Beri pujian terhadap kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya
Vinda
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
3. Pasien mampu
Setelah 1x interaksi
Dengan mengetahui
menyebutkan
keuntungan
menyebutkan
berhubungan
keuntungan
sosial dan
berhubungan sosial,
kerugian
misalnya:
menarik diri.
1.
Vinda 2.
3.
4.
Banyak teman
Tidak kesepian
Bisa diskusi
Saling menolong
Vinda
Vinda
Vinda
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
4. Pasien dapat
Setelah 3x interaksi
melaksanakan
pasien dapat
hubungan
melaksanakan hubungan
berhubungan sosial
2. Beri motivasi dan bantu pasien untuk
sosial secara
bertahap.
dengan:
Vinda
a.
b.
c.
d.
09.00 WIB
dengan:
a. Perawat lain
b. Pasien lain
c. Kelompok
3. Libatkan pasien dalam Terapi Aktivitas
Perawat
Perawat lain
Pasien lain
Kelompok
Vinda
Kelompok Sosialisasi
4. Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan pasien bersosialisasi
5. Beri motivasi pasien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat
6. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang dilaksanakan
Vinda
orang lain
Vinda
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
5. Pasien mampu
Setalah 3x interaksi
menjelaskan
pasien dapat
perasaannya
menjelaskan
setelah
perasaannya setelah
berhubungan
berhubungan sosial
sosial.
dengan:
Mengungkapkan perasaan
akan membantu pasien
menilai keuntungan
berinteraksi dengan orang lain.
Vinda
Vinda
2. Kelompok
Vinda
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
6. Pasien
Setelah 1x pertemuan
mendapat
keluarga dapat
dukungan
mempraktekan cara
keluarga
dalam
memperluas
tentang:
hubungan
1. Pengertian menarik
sosial
diri
Vinda
Vinda
Vinda
3.
Ketidakefektifan
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
manajemen
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
regimen
Tujuan umum :
Setelah
terapeutik
Manajemen
asuhan
keluarga
regimen terapeutik
selama
pasien efektif
diharapkan
dilakukan 1. Observasi
keperawatan
1x
Vinda regimen
pasien
kepatuhan
pasien
untuk
pertemuan
pasien
terapeutik
1. Pasien
mengetahui
dapat
diketahui
untuk
meminta
efektif
obat
manajemen
kembali
pasien tentang
manfaat
dan
efek
mengenai ketergantungan
obat
2. Pasien berkomitmen
obat
obat
3. Pasien
dengan
pengertian
pasien
berkaitan
gangguan
jiwa
dokter
obatnya 4. Anjurkan pasien untuk mengatur jadwal
mengelola
selama dirumah
4. Keluarga
mengerti
untuk
2. Memberikan
mendiskusikan
pada pasien
regimen terapeutik
Vinda
rumah
tentang
untuk
manajemen
Vinda
3. Mengetahui
akibat
jika
pengetahuan
keikutsertaan
Vinda
IMPLEMENTASI
EVALUASI
aktivitas
kelompok
Sosialisasi Sesi 1
Vinda P : N : Bina hubungan saling percaya, ikutsertakan serta motivasi pasien mengikuti TAKS sesi
2
K : Membina hubungan saling percaya dengan perawat, berperan aktif dalam TAKS sesi 2
Vinda
Harga diri rendah
kronik
Srikandi
Vinda
Harga diri rendah
kronik
Vinda O : Rehabilitasi ditunda, pasien dijenguk anaknya, pasien terlihat senang dan antusias,
pasien dan anaknya ngobrol di luar bangsal
A : pasien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
P : N : Lanjutkan TUK 6
K : Memanfaatkan sistem pendukung : keluarga
Vinda
Isolasi sosial
saling
diajak ngobrol pasien mengatakan Mboten, kula kesel, pengen turu mawon, pasien
mengatakan tidak ada keluhan fisik, pasien mengatakan kadang-kadang masih merasa sedih
O : Pembicaraan koheren, kontak mata kurang, mau berjabat tangan, pasien mau menjawab
perhatian
ekspresi
perasaan
salam, pasien terlihat berpaling dan menolak ketika diajak duduk berdampingan, pasien tidak
pasien
3. Tanyakan pada pasien tentang:
a. Orang yang tinggal serumah
mau mengutarakan masalah yang dihadapi, anak pasien datang menjenguk dan
Vinda
dekat
dengan
orang
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
4. Diskusikan
dengan
pasien
penyebab menarik diri
5. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien
mengungkapkan
perasaannya
Vinda
Harga diri rendah
kronik
15.00 WIB
15.30 WIB
S : Pasien mengatakan baru saja mengikuti rehabilitasi bertani, pasien mengatakan senang
1. Membina
hubungan
saling
percaya
2. Mendiskusikan dengan pasien
tentang:
bekerja, pasien mengatakan pernah mengikuti rehabilitasi membuat telur asin di RSJ
Grhasia, pasien mengatakan kegiatan di rumah membantu pekerjaan rumah, kolam ikan lele
dan sawah
O : Pasien terlihat senang dan antusias ketika diajak berbicara mengenai kerja dan aktivitas,
pasien.
3. Memberi pujian yang realistis
A : Pasien dapat menyebutkan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki pasien, aspek
positif keluarga, aspek positif lingkungan pasien
Vinda
Isolasi sosial
16.00 WIB
16.30 WIB
S : Pasien mengatakan belum pernah curhat kepada teman satu bangsal, pasien
dekat
dengan
orang
tersebut
Upaya yang sudah dilakukan
mengatakan ketika ada masalah sering memendam sendirian dan menangis, pasien
mengatakan jarang menceritakan permasalahannya dengan orang lain, pasien mengatakan
belum hafal teman satu bangsal, pasien mengatakan ingin tidur tidak ingin diganggu karena
capek ikut rehabilitasi, pasien mengatakan tinggal satu rumah dengan anak, ibu dan
bapaknya
O : Pasien terlihat segan membicarakan masalah pribadinya, pasien berpaling dan blocking
ketika diajak mengungkapkan perasaan dan permasalahannya,
A : Pasien dapat menyebutkan penyebab menarik diri dari diri sendiri, orang lain, lingkungan
P : N : Lanjutkan TUK 3
K : Mengungkapkan perasaan dan masalahnya kepada orang yang dapat dipercaya
Vinda
mengungkapkan
perasaannya
Vinda
Harga diri rendah
kronik
07.10 WIB
07.30 WIB
S : Pasien mengatakan akan giat beraktivitas di bangsal agar cepat pulang, pasien
mengatakan masih mampu untuk bekerja, pasien mengatakan akan membantu pasien
pasien
2. Meningkatkan
lainnya untuk membersihkan peralatan makan dan membersihkan serta merapikan tempat
kegiatan
sesuai
kondisi pasien
kooperatif,
pasien
mampu
untuk
mengidentifikasi
Vinda kemampuannya
A : Pasien dapat membuat rencana kegiatan harian
P : N : Lanjutkan TUK 5
K : Melakukan aktivitas sesuai rencana
Vinda
Isolasi sosial
teman
O : Pasien kooperatif, mampu bercakap-cakap dengan teman sebelahnya, pasien aktif dalam
kegiatan
untuk
terapi
Vinda
pujian
terhadap
melalui
aktivitas
yang dilaksanakan
Vinda
Harga diri rendah
kronik
Vinda
Vinda
Harga diri rendah
kronik
untuk
kegiatan yang
telah direncanakan.
2. Memantau
kegiatan
merapikan meja tempat makan, pasien terlihat mengambil, merapikan serta membagikan
yang
dilaksanakan pasien.
3. Memberi pujian atas usaha yang
dilakukan pasien
Vinda
Vinda
Harga diri rendah
kronik
12.00 WIB
13.00 WIB
S : Keluarga pasien mengatakan akan mengajak pasien bersosialisasi dengan warga dan
tetangga sekitar, akan mengajak pasien untuk beribadah shalat, akan mengajak beraktivitas,
akan rajin kontrol dan mengingatkan pasien untuk teratur minum obat, akan mendukung
lingkungan di rumah
Vinda
Vinda
Harga diri rendah
kronik
10.00 WIB
10.15 WIB
Mendiskusikan
pelaksanaan
pulang
kemungkinan
kegiatan
setelah
S : Pasien mengatakan sempat merasakan dirinya tidak berguna dan merasa malu, pasien
mengatakan khawatir terhadap menantunya yang sedang hamil, pasien mengatakan ingin
mencoba usaha membuat telur asin di rumah, pasien mengatakan akan teratur minum obat
Vinda dan rutin kontrol 3 hari sebelum obat habis, pasien mengatakan akan berusaha mencari
pekerjaan setelah pulang dengan tempat tetap di dakam provinsi tidak jauh dari keluarga
dekat
O : Pasien terlihat antusias, kooperatif
A : Pasien melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
P : N : Beri edukasi mengenai obat
K : Memanfaatkan sistem pendukung di rumah
Vinda
Ketidakefektifan
manajemen
11.30 WIB
11.45 WIB
regimen
1. Mendiskusikan dengan
pasien
S : Pasien mengatakan selalu minum obat secara teratur selama di RS, pasien mengatakan
terapeutik
setelah minum obat efek samping yang sering dirasakan adalah perasaan mudah lemas dan
keluarga
secara
dan
ingin tidur, pasien mengatakan mengatasi perasaan mengantuk dengan tidur maupun tiduran,
obat,
pasien mengatakan apabila tidak minum obat secara teratur akan kambuh, pasien
kerugian
teratur,
tidak
manfaat
minum
mengatakan akan rajin kontrol 3 hari sebelum obat habis dan teratur mium obat
terapi,
dan
penggunaan
efek
obat
samping
serta
cara
A : Pasien mengetahui manfaat dan efek samping dari minum obat, pasien berkomitmen
untuk
P : N : Pasien BLPL
K : Mempertahankan keteraturan dan kedisiplinan minum obat selama di rumah
Vinda
habis
Vinda
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kasus yang dialami Ny. M yang sudah kami kaji dan beri Asuhan
Keperawatan berupa implementasi keperawatan selama 4x24 jam, masalah
keperawatan yang bisa diangkat berkaitan dengan kondisi pasien adalah:
a. Harga diri rendah kronik
b. Isolasi sosial
c. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga
Semua masalah keperawatan telah teratasi dengan beberapa faktor
pendukung dan faktor penghambat:
1. Faktor pendukung
a. Klien kooperatif
b. Klien mampu berkonsentrasi dan mengikuti arahan dengan baik
c. Keluarga klien cukup kooperatif karena sering menjenguk (1-2 kali
dalam seminggu)
2. Faktor penghambat : Pasien kadang masih merasakan sedih ketika
sendirian dan tidak ada aktivitas dan pekerjaan
B. Saran
Berdasarkan teori, diagnosa yang muncul pada Ny. M sudah banyak
tercapai dan menuju perkembangan tapi pada keperawatan jiwa, pasien
masih perlu dipantau terutama pada saat minum obat. Untuk itu perlu
adanya motivasi dari pihak tenaga kesehatan dan keluarga untuk
memotivasi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Coopersmith. 2002. The Antecedent Of Self Esteem. San Fransisco: W. H.
Freeman & Company
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC
Keliat, B. A. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG