Você está na página 1de 11

Asuhan Keperawatan Muskulosekeletal

Rakhitis

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Wahyu Sapto Aji


Andriano Siwy
Dwi Yuliana Putri
Anggit Bagus Sudibyo
Anggara Setia Bella
Maikus Ayu Puji Astuti

(108112043)
(108112050)
(108112060)
(108112061)
(108112062)
(108112064)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL IRSYAD AL-ISLAMIYYAH
CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2013 / 2014
RAKHITIS

A. Definisi
Rakhitis adalah pelunakan dan melemahnya tulang pada anak-anak, biasanya karena
kekurangan vitamin D yang ekstrim dan berkepanjangan. Vitamin D sangat penting dalam
penyerapan kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan, yang dibutuhkan anak untuk
membangun tulang yang kuat. Kekurangan vitamin D membuat sulit untuk mempertahankan
dengan tepat tingkat kalsium dan fosfor pada tulang.
Jika vitamin D atau kekurangan kalsium menyebabkan rakhitis, menambahkan
vitamin D atau kalsium untuk diet yang dihasilkan umumnya memperbaiki masalah tulang
bagi anak.
Vitamin D berfungsi sebagai hormon untuk mengatur kadar kalsium dan fosfor dalam
tulang. Jika seseorangkekurangan vitamin D, tubuh tidak akan menyerap kalsium dan fosfor
dengan benar. Ketika tubuh Anda merasakan ketidakseimbangan kalsium dan fosfor dalam
aliran darah, bereaksi dengan mengambil kalsium dan fosfor dari tulang meningkatkan kadar
darah yang diperlukan tubuh. Hal ini lantas melemahkan struktur tulang, yang dapat
menyebabkan cacat kerangka, seperti bowlegs atau salah kelengkungan tulang belakang.

B. Etiologi
Penyebab kelainan ini bukan hanya karena faktor genetik, tapi juga ada sejumlah faktor lain,
seperti:
1. Posisi tidur yang salah, misalnya tengkurap seperti katak. Jika berlangsung lama,
kebiasaan ini dapat mengakibatkan gangguan rotasi dan bentuk tungkai.
2. Kebiasaan duduk yang salah, misalnya duduk dengan posisi kaki membentuk huruf
W atau bersila pada anak.
3. Kebiasaan menggendong yang salah, misalnya saat digendong menyamping, kaki
anak dibiarkan melingkari tubuh Anda dan membentuk sudut 90 derajat.
4. Memakaikan popok sekali pakai dengan cara dan pada saat yang tidak tepat, misalnya
terus-menerus pada saat anak sedang belajar berjalan. Hal ini membuat anak sulit
menemukan posisi kaki yang stabil.

5. Memakaikan baby walker. Anak yang belum cukup kuat menopang berat tubuhnya
akan memaksakan salah satu kakinya untuk menyangga seluruh berat tubuhnya.
Akibatnya, tungkai bawah dan pergelangan kaki saja yang terlatih, sehingga terjadi
ketidakseimbangan kekuatan otot (muscle imbalance). Penggunaan baby walker
memang tidak dianjurkan, karena sering juga menimbulkan kecelakaan pada anak.
6. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan
mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia kekurangan
vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di
dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang si kecil
menjadi lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses proses terakhir
pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak tercukupi maka otomatis proses
mineralisasi dalam tubuhnya akan berlangsung dengan baik.
7. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak mampu
memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.
8. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan
meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
9. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian
obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini.
10. Gangguan penyerapan.
Penyebab utama rakhitis yang terjadi setelah masa anak-anak ialah :
1. Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa usus
halus proksimal dan penyakit ileum.
2. Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang menyebabkan peningkatan kerja
enzim-enzim oksidase hati.
3. Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired), renal
tubular acidosis yang disertai disproteinemia kronik.
C. Patofisiologi
Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan kalsium serum, yang merangsang
pelepasan hormon paratiroid. Peningkatan hormon paratiroid meningkatkan penguraian
tulang dan ekskresi fosfat oleh ginjal. Tanpa mineralisasi tulang yang adekuat, maka tulang
menjadi tipis. Terjadi penimbunan osteoid yang tidak terkristalisasi dalam jumlah abnormal
yang membungkus saluran-saluran tulang bagian dalam, hal ini menimbulkan deformitas
tulang.
3

Diperkirakan defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif yang memacu


absorbsi kalsium dari traktus gastrointestinal dan memfasilitasi mineralisasi tulang. Pasokan
kalsium dan fosfat dalam cairan ekstrasel rendah.. Tanpa vitamin D yang mencukupi,
kalsium dan fosfat

tidak dapat dimasukkan

ketempat kalsifikasi tulang, sehingga

mengakibatkan kegagalan mineralisasi,terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh.


Rakhitis (riskets) adalah penyakit tulang pada anak akibat defisiensi vitamin D.
Rakitis menyebabkan disorganisasi tulang, terutama di lempeng pertumbuhan atau
epifisis sehingga pertumbuhan terhambat. Rakitis jarang dijumpai di Amerikan Serikat, tetapi
mungkin ditemukan pada keluarga yang sangat miskin atau yang berada di daerah-daerah
pinggiran. Malabsorbsi kalsium dalam makanan pada para pengidap penyakit crohn sindrom
malabsorbsi atau fibrosis kistik dapat menyebabkan osteomalasia atau rakhitis.
D. Tanda dan Gejala
Kekurangan vitamin D dimulai perlahan-lahan sebelum tanda-tanda fisik dan gejala
rakhitis muncul. Ketika tanda-tanda dan gejala rakhitis berkembang, tanda itu mencakup:
1. Kerangka cacat (Deformitas rangka)
Balita: kaki bengkok (genu varum)
Anak lebih tua: Knock-lutut (genu valgum) atau "lutut keanginan"
Kranial, tulang belakang, dan panggul cacat
2. Tulang rapuh tulang
Anak-anak rakhitis lebih rentan terhadap patah tulang.
3. Gangguan pertumbuhan
Pertumbuhan tertunda akibat rakhitis.
4. Masalah gigi
Termasuk cacat pada struktur gigi, peningkatan kesempatan rongga, miskin dan
menunda pembentukan enamel gigi.
5. Nyeri tulang
Mencakup nyeri di tulang belakang, panggul dan kaki.
6. Kelemahan otot
Penurunan otot dapat membuat gerakan tidak nyaman
7. Hipokalsemia (tingkat rendah kalsium dalam darah), dan
8. Tetani (kejang otot tidak terkendali di seluruh tubuh).
9. Craniotabes (tengkorak lunak)
10. Costochondral pembengkakan (alias "rosario reyot" atau "rachitic rosario")
11. Harrison alur
12. Malleoli ganda tanda akibat hiperplasia metaphyseal
13. Pelebaran pergelangan tangan menimbulkan kecurigaan awal, itu adalah karena
hiperplasia tulang rawan metaphysical

E. Pengobatan
1. Diet dan sinar matahari
Pengobatan meliputi peningkatan asupan makanan kalsium, fosfat dan vitamin
D. Paparan terhadap cahaya ultraviolet B (sinar matahari ketika matahari tertinggi di
langit), minyak ikan cod, minyak ikan pecak-hati, dan viosterol adalah sumber
vitamin D.
Sebuah jumlah yang cukup cahaya ultraviolet B sinar matahari setiap hari dan
persediaan yang memadai kalsium dan fosfor dalam makanan dapat mencegah
rakhitis. Darker bayi berkulit perlu lebih lama untuk terkena sinar ultraviolet.
Penggantian vitamin D telah terbukti benar rakhitis menggunakan metode terapi sinar
ultraviolet dan obat-obatan.
Rekomendasi adalah untuk 400 unit internasional (IU) vitamin D per hari untuk bayi
dan anak-anak. Anak-anak yang tidak mendapatkan jumlah yang cukup vitamin D
meningkatkan risiko rakhitis. Vitamin D sangat penting karena membiarkan tubuh
untuk penyerapan kalsium untuk digunakan dalam kalsifikasi tulang yang tepat dan
pemeliharaan.
2. Suplementasi
Cukup kadar vitamin D juga dapat dicapai melalui suplemen makanan dan /
atau paparan sinar matahari. Vitamin D3 (cholecalciferol) adalah bentuk yang lebih
disukai karena lebih mudah diserap daripada vitamin D2. Kebanyakan dermatologists
merekomendasikan suplemen vitamin D sebagai alternatif untuk paparan ultraviolet
terlindungi karena peningkatan risiko kanker kulit yang berhubungan dengan paparan
sinar matahari. Perhatikan bahwa pada bulan Juli di New York City di siang hari
dengan sinar matahari, seorang laki-laki putih di T-shirt dan celana pendek akan
menghasilkan 20000 IU Vitamin D dari 20 menit dari paparan sinar matahari nontabir surya
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi yang diberi ASI
mungkin tidak mendapatkan cukup vitamin D dari ASI saja. Untuk alasan ini, AAP
merekomendasikan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif menerima suplemen
vitamin D harian dari usia 2 bulan sampai mereka mulai minum sekurang-kurangnya
5

17 ons susu yang diperkaya vitamin D atau formula sehari. Ini persyaratan untuk D
suplemen vitamin tidak cacat dalam evolusi ASI manusia, tetapi bukan akibat pajanan
bayi modern menurun terhadap sinar matahari (yaitu yang diberi ASI bayi yang
menerima paparan sinar matahari yang cukup kurang mungkin mengembangkan
rakhitis, suplemen walaupun masih dapat diindikasikan di musim dingin, tergantung
pada garis lintang geografis).
F. Penangan Rakhitis
Berikut penanganan yang biasanya dilakukan pada penderita rakhitis berdasarkan
penyebabnya :
1. Jika kekurangan kalsium.
Jalan satu-satunya memperbanyak konsumsi unsur kalsium sehingga
memperkuat kerja sel osteoblas (pembentuk tulang). Oleh sebab itu, makanan
seperti sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt, sangatlah
disarankan. Suplemen kalsium dapat ditambahkan baik yang berbentuk sirup atau
tablet dengan konsumsi 1,5 gram per hari. Kekurangan kalsium juga
menyebabkan mudah mengalami kram pada otot tangan dan kaki serta
terganggunya tekanan darah.
2. Jika kekurangan vitamin D.
Ada dua sumber vitamin D:
a) Terkena sinar matahari
Kulit memproduksi vitamin D ketika itu terkena sinar matahari.
b) Makanan
Usus menyerap vitamin D yang ditemukan secara alami dalam makanan yang
dimakan, atau ditambahkan ke dalamnya selama pemrosesan, atau dari
suplemen atau multivitamin yang dikonsumsi.
Perbanyak mengonsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan,
dan susu. Bisa juga dengan sering berjemur di bawah sinar matahari karena akan
membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh. Waktu yang tepat untuk
berjemur sekitar pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 -17. Berjemur di luar
waktu tersebut justru berbahaya karena matahari banyak mengeluarkan sinar
ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker kulit dan katarak.
3. Jika karena gangguan ginjal atau hati
Langkah pertama adalah menyembuhkan dulu gangguan/penyakit tersebut.
Biasanya terapi yang dilakukan lebih lama karena gangguan ginjal maupun hati
mengganggu metabolisme penyerapan kalsium.
4. Jika karena pengaruh atau efek samping dari obat-obatan seperti steroid.
Maka konsumsi obat itu harus segera dikurangi atau kalau bisa diganti dengan
obat yang bisa menyerap kalsium.
6

5.

Jika sudah telanjur mengalami patah tulang.


Mau tak mau harus dilakukan tindakan seperti gips untuk patah tulang di
bagian lengan. Kalau patah tulang di bagian tungkai atau tulang paha dilakukan
dengan biopsi. Berbeda patah tulang pada anak-anak relatif mudah tersambung
kembali, yakni sekitar tiga bulanan. Tindakan selanjutnya upaya rehabilitasi atau
fisioterapi untuk melatih kemampuan atau keterampilan gerak. Misalnya, melatih
keseimbangan duduk, berdiri, dan berjalan.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Evaluasi dengan sinar-x dapat memperlihatkan penurunan osifikasi / demineralisasi
tulang secara umum
2. Pengukuran kalsium dan fosfat serum akan memperlihatkan nilai yangrendah
3. Pemeriksaan urin menunjukkan kalsiun dan kreatinin rendah
4. Pemeriksaan vertebra akan memperlihatkan adanya patah tulangkompresi tanpa batas
vertebra yang jelas.
5. Biopsi tulang akan menunjukkan peningkatan jumlah osteoid
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medik
Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D
200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU
setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia),
maka dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
Penatalaksanan non medic
Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi
unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain
mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi
suplemen kalsium sangatlah disarankan. Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk
memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu.
Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah
sinar matahari pagi antara pukul 7 9 pagi dan sore pada pukul 16 17.

I. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RAKITIS


7

1. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri berhubungan dengan Agen cedera fisiologis
b) Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan program tindakan
c) Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tungkai
melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra
2. Intervensi

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

TUJUAN

INTERVENSI

Nyeri
berhubungan rasa nyeri berkurang.
dengan Agen cedera
fisiologis
Kriteria hasil :

Klien
dapat
mendemonstrasikan
teknik relaksasi dengan
benar
TTV klien normal

RASIONAL

Memberikan
Kaji status nyeri
pengetahuan
dasar
( lokasi, frekuensi, durasi, dimana pasien dapat
dan intensitas nyeri )
membuat
pilihan
Berikan lingkungan berdasarkan informasi
yang nyaman

Ajarkan
teknik
manajemen nyeri seperti
teknik
relaksasi
napas
dalam, visualisasi, dan
bimbingan imajinasi.

Memberikan
nutrisi
optimal
untuk
meningkatkan
regenerasi jaringan

Kolaborasi
Wajah klien tampak
tenang
dan
tidak
Berikan analgesik sesuai
meringis
kebutuhan untuk nyeri

Kurang pengetahuan Menunjukkan


berhubungan dengan peningkatan
proses penyakit dan pengetahuan klien
program tindakan

Untuk
mempercepat
proses penyembuhan,
Kaji proses penyakit
Dimana target penting
Diskusikan perlunya dan dibutuhkan untuk
memproduksi vitamin
keseimbangan kesehatan ,
D dalam tubuh.
nutrisi
Anjurkan
pasien
mengkonsumsi kalsium dan
Vit, D sesuai jumlah
terapeutik dan anjurkan
pemajanan terhadap sinar
matahari

Meminimalisasi
kecemasan klien

Dosis yang tinggi dari


vitamin
D
dapat
menjadi racun dan
Menerangkan factor
faktor penunjang untuk

spesifik yang berperan


dalam proses penyakit

Memonitor tekanan terjadinya


hypercalsemia
rata-rata serum kalsium

Mengajak pasien
berdiskusi tentang body
image dan metode koping
yang efektif.

Dan criteria hasil :

Untuk
membangun
sebuah
hubungan
kepercayaan
pasien

Pasien
diberi
kesempatan untuk mengenal dalam hubungannnya
pelayanan
dan
mengungkapkan dengan
perawat
perasaannya

Mengetahui
proses
penyakit dan program
tindakan
Menunjukkan
Gangguan konsep diri keperacayaan
b/d
tungkai mengenai
melengkung,
jalan kemampuannya
bebek,
deformitas
vertebra
Kriteria hasil:

diri

Membantu
dalam interaksi sosia
o

klien

memberikan
data
dasar
untuk
menentukan
dan
mengevaluasi intervensi
yang diberikan.

Menciptakan
partisipasi aktif pasien
dan perawat dalam
rangka mengontrol diri
dan perasaannya untuk
membantu
memecahkan masalah

meningkatkan
relaksasi klien
Membantu penerimaan
o
meningkatkan klien akan keadaannya
yang telah mengalami
relaksasi
yang
dapat
perubahan.
Meningkatkan interaksi
menurunkan rasa nyeri
sosial
klien
Meningkatkan
kativitas klien

tingkat

mengurangi
nyeri dan spasme otot

3. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
a) Pemahaman tentang proses penyakit dan prosedur perawatan.
1) Pasien mengetahui proses perjalanan penyakit dan prosedur perawatan.
2) Penggunaan sesuai kebutuhan terapy calsium dan vitamin D.
3) Menjemur dibawah sinar matahari.
4) Memonitor rata-rata serum kalsium untuk kelanjutan kesembuhan penyakit.
5) Selalu follow up tentang semua ketetapan perawatan kesehatan.
9

b) Mencapai pengurangan rasa nyeri.


1) Pasien melaporkan adanya perasaan nyaman.
2) Pasien melaporkan berkurangnya kelemahan tulang.
a) Menunjukkan peningkatan konsep diri.
1) Menunjukkan saling percaya dalam percakapan pasien perawat.
2) Peningkatan tingkat aktivitas
3) Peningkatan interaksi sosial

10

DAFTAR PUSTAKA
Alfiansyah, Muhammad. (2012). Gangguan dan Kelainan Pada Tulang [Online].
Tersedia

:http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/gangguan-dan-kelainan-

pada-tulang.html [18 Maret 2012]


Handayani, Dewi. et al. (2010). Perawatan Bayi Baru. Jakarta : Pt. Aspirasi Pemuda.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rakitis
Novikasari,
Nurlita.
(2009).
Sejarah
Penyakit
Rakhitis
[Online].
Tersedia :http://ilmukeperawatan4u.blogspot.com [18 Maret 2012]
Prianggoro,
Hasto.
(2012). Tulang
Sehat,
Anak
Kuat [Online].
Tersedia :http://www.Tulang-Sehat-Anak-Kuat-1.htm [18 Maret 2012]
Rahayu,
Utami
Sri.
(2012). 9
Rambu
Menjemur
Bayi [Online].
Tersedia

:http://menyusui.net/diet-ibu-anak/9-rambu-menjemur-bayi/ [18

Maret 2012]
Rickets vs. abuse: a national and international epidemic Kathy A. Keller & Patrick D.
Barnes Received: 4 November 2007 / Revised: 28 July 2008 / Accepted: 18
August 2008

11

Você também pode gostar