Você está na página 1de 15

AERASI TANAH

( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan )

Oleh
Ferdy Ardiansyah
1314151022

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk hidup yang hidup di dunia ini tidak pernah terlepas dari keperluan
akan tanah. Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang
hidup di darat. Tanah berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup, maka dari itu tanah merupakan komponen alam yang utama untuk
menunjang kehidupan makhluk hidup.
Aerasi tanah adalah kemampuan tanah melakukan pertukaran O2 dengan CO2
ke atmosfir. Aerasi tanah ini juga berkaitan erat dengan drainase, drainase
menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah atau keadaan tanah yang
menunjukkan lama dan seringnya jenis air. Drainase tanah adalah
kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air yang berada
dalam tanah maupun pada permukaan tanah.
Proses ini juga berkaitan dengan infiltrasi tanah, Infiltrasi adalah aliran air ke
dalam tanah melalui permukaan tanah.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan aerasi tanah
2. Agar mahasiswa mengetahui media yang baik dalam proses aerasi tanah
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
aerasi tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan suatu sistem lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan
ketebalan beragam berbeda dengan bahan-bahan dibawahnya, yang juga tidak
baku dalam hal warna, bangunan fisik, struktur, susunan kimiawi, sifat biologi,
proses kimia ataupun reaksi-reaksi (Marbut, 2002).

Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi.
Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu
periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah
dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi
maksimum air meresap ke dalam tanah (Sutanto, 2002).
Bahan tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan
padat organik, air, dan udara. Bahan padat mineral terdiri atas sibir batuan dan
mineral primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral sekunder. Bahan padat
organik terdiri atas sisa dan rombakan jaringan jasad, terutama akar tumbuhan, zat
humik, dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan hidup. Air
mengandung berbagai zat terlarut. Maka disebut juga larutan tanah. Udara tanah
berasal dari udara atmosfer, akan tetapi mengalami perubahan susunan karena
saling tindaknya dengan tanah. Bahan padat merupakan komponen terbesar, maka
tanah berkelakuaan sebagai bahan padat. Bahan padat membentuk kerangka tanah.
Air dan udara tanah mengisi pori-pori di antara kerangka tanah. Oleh karena
menempati ruangan yang sama, antara air dan udara tanah selalu terjadi
persaingan dalam menempati pori. Dalam tanah basah, kebanyakan pori terisi air
dan dapat menyebabkan terjadinya kahat udara. Sebaliknya, dalam tanah kering
kebanyakan pori ditempati udara dan dapat menyebabkan terjadinya kahat air.
Sifat fisik tanah merujuk kepada tabiat dan perilaku mekanik, termal, optik,

koloidal, dan hidrologi tyanah. Tabiat dan perilaku menghadirkan sejumlah


parameter yang dapat diamati dan atau diukur (Notohadiprawiro, 1999).

Bagi tetanaman fungsi pertama tanah adalah sebagai media tumbuh dan sebagai
tempat akar berpenetrasi (sifat fisik) yang selama cadangan nutrisi (hara) masih
tersedia di dalam benih, hanya air yang diserap oleh akar-akar muda, kemudian
bersamaan dengan makin berkembangnya perakaran cadangan makanan ini
menipis, untuk melengkapi kebutuhannya maka akar-akar ini menyerap nutrisi
baik berupa ion-ion anorganik seperi N, P, K dan lain-lain, senyawa organik
sederhana, serta zat-zat pemacu tumbuh. Kemudahan tanah untuk dipenetrasi
tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk di antara partikel-partikel tanah,
sedangkan stabilitas ukuran ruang tergantung pada konsistensi tanah terhadap
pengaruh tekanan. Kerapatan porositas menentukan kemudahan air untuk
bersikulasi dengan udara. Sifat fisik lain yang penting adalah warna dan suhu
tanah. Warna mencerminkan jenis mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi,
intensitas pelindian dan akumulasi bahan yang terjadi. Sedangkan suhu
merupakan indikator energi matahari yang dapat diserap oleh bahan-bahan
penyusun tanah (Hanafiah, 2005).

Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah. pori
tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar bahan padat
tanah. Pengklasifikasian pori tanah da[at dilaksanakan dengan menganggap pori
tanah ini sebagai bahan tunggal di dalam tubuh tanah. Antar pori besar berukuran
setara akan dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil.pada
susunan padat sederhana butiran pasir, dengan pori yang berbentuk dan berukuran
serupa, saling berhubungan, maka bidag kerut-tegas yang terlihat dianggap
sebagai batas dari suatu pori. Pori dengan O < 30 mikron berperan penting bagi
jasad renik tanah dan tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting pada
fenomena pergantian udara tanah dan cadangan untuk transport dan pengagihan
air tanah, dan pori dengan O > 100 mikron berperan besar dalam mempercepat
laju penetrasi udara ke bagian tubuh tanah sebelah dalam, serta empercepat
pelaluan air. Pori tanah dapat dikelompokan menjadi delapan kategori, yaitu

packing void yang terdiri dari simple packing dan compound packing, vugh,
vesicle, channel dan chamber, plane yang terdiri dari joint, craze dan skew
(Poerwowidodo, 1990).

III. METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol air mineral
ukuran besar, gelas ukur, bak kecambah, stopwatch. Sedangkan bahan-bahan
yang digunakan adalah pasir, tanah, sekam padi, air.

B. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut.
1. Melubangi dengan ukuran kecil 3 botol air mineral pada bagian bawah
botol
2. Mengisi botol 1 dengan sekam padi, botol 2 dengan pasir, dan botol 3
dengan tanah
3. Mengisi air sebanyak 1 liter ke dalam gelas ukur, kemudian dituangkan ke
dalam botol
4. Menampung air yang keluar kedalam bak kecambah
5. Menghitung waktu yang diperlukan sampai air yang ada di botol habis
6. Mencatat hasilnya
7. Memasukkan air tampungan ke dalam gelas ukur
8. Mengamati perubahan volume air dalam gelas ukur
9. Mencatat volume air tampungan kedalam lembar kerja

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh adalah sebagai berikut.


Tabel 1. Pengamatan masuknya air ke dalam tanah
No

Nama media

Waktu

Volume awal (ml) Volume akhir (ml)

Tanah

58 detik

1000

930

Pasir

4 menit 21 detik

1000

900

Sekam padi

25 detik

1000

940

B. Pembahasan

Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa perbedaan media


pada percobaan ini sangat berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan air
untuk meresap habis ke dalam media. Pada media tanah waktu yang
diperlukan air untuk meresap adalah 58 detik. Pada media pasir, waktu yang
diperluka air untuk meresap adalah 4 menit 21 detik. Dan pada media sekam
padi, waktu yang diperlukan air untuk meresap adalah 25 detik.
Dari volume awal air yang dimasukkan ke dalam botol sebanyak 1000 ml,
yang tertahan atau tertampung oleh media tanah adalah 930 ml, pada media
pasir yaitu 900 ml, dan pada media sekam adalah 940 ml. Perbedaan waktu
dan volume ini disebabkan oleh kerapatan media ataupun pori-pori media dan
juga sifat media untuk menahan atau menyerap air. Pada media sekam padi
memiliki kerapatan sangat kecil dan daya serap air yang kecil pula akibatnya
air yang dimasukkan ke dalam botol cepat menembus celah-celah media atau
pori-pori media dan air yang tertahan oleh media sangat kecil, akibatnya

waktu yang dibutuhkan oleh air untuk meresap sangatlah cepat dan air yang
tersimpan dalam media sangatlah sedikit. Pada media tanah waktu yang
diperlukan air untuk meresap melewati media lebih lama dibanding dengan
media sekam padi. Hal ini disebabkan karena tanah memiliki kerapatan dan
sifat untuk menahan air lebih tinggi dibandingkan dengan media sekam padi,
akibatnya air lebih sulit untuk meresap melewati media dan air yang
tertampung dalam media juga banyak yang menyebabkan waktu yang
diperlukan air untuk melewati media tanah lebih lama.
Pada media pasir, kerapatan yang lebih tinggi dan sifat menahan air yang
tinggi dibandingkan dengan media sekam padi dan juga tanah menyebabkan
waktu yang diperlukan oleh air untuk melewati atau menembus media lebih
lama dibandingkan dengan waktu yang diperlukan pada media sekam padi
dan juga tanah dan air yang tertahan oleh media pasir lebih banyak. Dapat
dilihat dari hasil percobaan, bahwa tanah merupakan media yang paling bagus
dalam proses aerasi, karena media tanah memiliki daya serap yang tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Pada percobaan ini ada beberapa faktor yang memengaruhi laju air untuk
meresap melewati media, antara lain kerapatan, pori-pori, dan juga sifat
media untuk menahan air. Pori-pori ini sangat penting bagi tanah, dan
lanjutnya pori-pori tanah ini juga mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Karena pori-pori tanah memiliki peran penting bagi
tanah selain untuk pertukaran udara dalam tanah (aerasi), pori-pori tanah juga
berperan penting bagi jasad renik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Poerwowidodo (1990), bahwa Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak
antara padatan bahan tanah. Pori tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran
yang setara ruang antar bahan padat tanah. Pengklasifikasian pori tanah dapat
dilaksanakan dengan menganggap pori tanah ini sebagai badan tunggal di
dalam tubuh tanah. Antar poribesar berukuran setara akan dihubungkan oleh
sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil. Pada susunan padat sederhana
butiran pasir, dengan pori yang berbentuk dan berukuran serupa, saling
berhubungan, maka bidang kerut-tegas yang terlihat dianggap sabagai batas

dari suatu pori. Pori dengan O < 30 mikron berperan penting bagi jasad renik
tanah dan tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting pada fenomena
pergantian udara tanah dan cadangan untuk transpot dan pengagihan air
tanah, dan pori dengan O > 100 mikron berperan besar dalam mempercepat
laju penetrasi udara ke bagian tubuh tanah sebelah dalam, serta mempercepat
pelaluan air.

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dalam percobaan ini adalah


1.

Aerasi tanah adalah kemampuan tanah melakukan pertukaran O2 dengan CO2


ke atmosfir.

2.

Tanah merupakan media yang paling bagus dalam proses aerasi

3.

Faktor yang memengaruhi aerasi tanah adalah kerapatan, pori-pori, dan juga
sifat media untuk menahan air

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Ali Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Marbut 2002. Ilmu Tanah. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono.1999. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi. Depdikbud.
Poerwowidodo. 1990. Genesa Tanah: Proses Genesa dan Morfologi. Jakarta:
CV.Rajawali.
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.Media.

LAMPIRAN

Gambar 1. Media tanah

Gamabar 2. Dari kiri media pasir, media sekam padi

Gambar 3. Percobaan pada media tanah

Gambar 4. Percobaan pada media sekam

Gambar 5. Percobaan pada media pasir

Você também pode gostar