Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian adalah merupakan sikap dan perilaku seseorang yang terlihat oleh
orang lain di luar dirinya. Sikap dan perilaku itu memberi gambaran mengenai sifat-sifat
khas, watak, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki sebagai isi kepribadian
seseorang.
Kepribadian adalah kualitas secara keseluruhan dari seseorang yang tampak dari
cara-cara berbuat, berfikir, mengeluarkan pendapat, sikap, minat dan kepercayaan.
Secara psikologi, kepribadian sebagai struktur dan proses-proses kejiwaan tetap
yang mengatur pengalaman-pengalaman seseorang dan membentuk tindakan-tindakan
dan respons terhadap lingkungannya dengan cara yang berbeda dengan orang lain.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Rumusan Masalah
Bagaimana pengertian dan gambaran kepribadian?
Bagaimana nilai-nilai karakter universal?
Bagaimana ruang lingkup pendidikan karakter?
Apa saja faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian?
Bagaimana pembentukkan karakteristik kepribadian?
Bagaimana cara mengenal kepribadian seseorang?
Bagaimana tipologi kepribadian?
Bagaimana tipe manusia berdasarkan temperamennya?
Bagaimana tipologi dan karakter manusia?
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
TUJUAN
Menjelaskan pengertian dan gambaran kepribadian.
Menjelaskan nilai-nilai karakter universal.
Menjelaskan ruang lingkup pendidikan karakter.
Menjelaskan faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian.
Menjelaskan pembentukkan karakteristik kepribadian.
Menjelaskan cara mengenal kepribadian seseorang.
Menjelaskan tipologi kepribadian.
Menjelaskan tipe manusia berdasarkan temperamennya.
Menjelaskan tipologi dan karakter manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan Kepribadian
Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin, persone, yang
berarti kedok atau topeng. Dimana hal ini selalu dipakai pada zaman romawi dalam
melakukan sandiwara panggung. Lambat laun kata persona (personality) berubah
istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima individu dari
kelompok atau masyarakat.
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri
individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut berkepribadian pemalu.
Kepada orang supel diberikan atribut berkepribadian supel dan kepada orang yang
plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut tidak punya kepribadian.
Dari penjelasan diatas bisa diperoleh gambaran bahwa kepribadian, menurut
pengertian sehari-hari atau masyarakat awam, menunjuk pada gambaran bagaimana
individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu yang lainnya.
Anggapan seperti ini sangatlah mudah dimengerti, tetapi juga sangat tidak bisa
mengartikan kepribadian dalam arti yang sesungguhnya. Karena mengartikan
kepribadian berdasarkan nilai dan hasil evaluatif. Padahal kerpibadian adalah sesuatu
hal yang netral, dimana tidak ada baik dan buruk. Kepribadian juga tidak terbatas
kepada hal yang ditampakkan individu saja, tetapi juga hal yang tidak ditampakkan
individu, serta adanya dinamika kepribadian, dimana kepribadian bisa berubah
tergantung situasi dan lingkungan yang dihadapi seseorang.
Pandangan orang secara umum mengenai kepribadian sebagai sesuatu yang ajek,
konsisten, dan tidak berubah, tidak sepenuhnya salah. Namun, perlu diingat bahwa
keadaan yang relatif stabil itu juga mengalami pertumbuhan dan perubahan.
c. George Kelly
Kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalamanpengalaman hidupnya.
d. Sigmund Freud
Kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari 3 sistem, yakni id, ego dan
super ego, dan tingkah laku menurutnya merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi
ketiga sistem kepribadian tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia Karakter adalah Sifat - sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain
Pengertian pendidikan
Berdasarkan (UU SISDIKNAS No 20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pengertian pendidikan karakter
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai karakter pada
peserta didik yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad serta
adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai - nilai baik terhadap Tuhan
YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun bangsa. Sementar itu menurut
Lickona pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu
seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan melakukan nilai - nilai
etika yang inti.
Training Guru
Program ini tujuannya adalah memberikan wawasan dan pelatihan kepada guru untuk
memahami para anak didiknya dari segi psikologis yang kemudian dapat mempermudah
dalam menentukan metode yang paling tepat untuk mendidik para siswanya melaui
pendekatan psikologis sehingga para anak didik dapat menyerap materi yang
disampaikan tanpa adanya beban ataupun rasa takut karena perbedaan status antara guru
dan siswa namun tentunya tanpa mengurangi kode etik dan norma etika dan sopan
santun.
B. Lingkungan Keluarga
Karakter akan terbentuk dari apa yang kita lihat, kita rasakan, dan dari sebuah
aktifitas yang sering kita lakukan yang kemudian menjadi sebuah kebiasaan dan pada
akhirnya akan menjadi sebuah kepribadian yang juga disebut dengan karakter.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki 3 hubungan yaitu hubungan dengan diri
sendiri, hubungan sosial dan alam sekitar dan hubungan dengan Tuhan YME. Dari
ketiga hubungan tersebut akan menciptakan pemahaman kepada anak yang selanjutnya
menjadi sebuah keyakinan dan dari sebuah pemahaman tersebut akan menentukan cara
anak dalam memperlakukan dunianya.
Positif atau negatif perilaku anak sangat tergantung dengan positif atau
negatifnya pemahaman anak tersebut dalam memahami atau memandang sebuah
permasalahan atupun objek dan segala sesuatu yang terdapat disekitarnya.
Membangun karakter anak sejak usia dini memiliki efek yang membekas dan
akan tetap tertanam sampai anak itu tumbuh lebih dewasa dan mampu menjadi filter
dari apa yang ia temukan di lingkungan sosial yang lebih luas yaitu masyarakat. Dari
lingkungan keluarga ini lah persespsi anak akan terbentuk oleh karena itu berikanlah
pemahaman yang positif terhadap baik dalam bentuk komunikasi maupun sikap dan
berikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan
tetap adanya kontrol yang seimbang
menciptakan manusia yang cerdas, kreatif dan berpepribadian yang luhur agar mampu
mengelola sumber kekayaan alam sesuai dengan semestinya yaitu untuk membangun
sebuah bangsa yang tidak hanya maju secara ekonomi atau tangguh dalam militer akan
tetapi tidak mencerminkan bangsa yang bermartabat melainkan menjadi bangsa yang
besar, mandiri dalam segala aspek dan bangsa yang berbudaya luhur dan bermartabat.
Pendidikan karakter sebenarnya sudah lama diterapkan dalam proses
pembelajaran. Akan tetapi belum bisa berjalan optimal. Sekolah adalah tempat yang
utama (setelah keluarga) dan sangat strategis untuk membentuk akhlak/karakter peserta
didik. Mestinya sudah menjadi kewajiban setiap sekolah menjadikan kualitas
akhlak/karakter sebagai salah satu Quality Assurance yang harus dimiliki setiap
lulusannya.
Olah
Pikir (intellectual
development), Olah
Raga
dan
Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective
and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter
perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut.
UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3,
yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
10
kelompok.
Perkembangan negative masaini:
Stereotypes meniru/memakaipersonifikasi
orang/kelompok
yang
diturunkan antargenerasi.
Disparagement meremehkan/menjatuhkanorang lainberpengaruh pada
hubungan interpersonal ketikadewasa.
4. Pre-adolescence (9-12 th)
o Fokus pada kemampuanbergaul dengan orang lain.
o Hubunganiniakanmembantuindividumerasaberharga&disukaitanpakema
mpuanini,
pembentukan
hubungan
yang
11
intim
pada late
Kepuasanseksual.
inattention ygberlebihan
interpersonal
ygmenimbulkankecemasanakanseringterjadi.
o Kematanganditandai:
belajarmemuaskankebutuhanygpenting,
orang
lain
yang
memberikepuasanintimasi&seksual,
berfungsisecaraefektifdiomasyarakat.
Penghambatperkembangankepribadian internal &eksternal
Internal:
12
o Individutdkmempunyaitujuanhidupygjelas.
o Individukurangtermotivasidlmhidup.
o Individuengganmenelaahdiri.
o ke-3faktor
tersebut
menunjukkanindividuterikatmasakanak-
telahberumurmerasa
lebih
banyaktahutentang
kehidupan,
Faktoreksternal:
1. Tradisibudaya:
Adanyatekananuntukmengembangkankepribadiansesuaistandar
yang
Jepang)
cenderungragu-ragumengambilkeputusan
yang
Penerimaansosialrendahindividuakanrendahdiri,
menarikdiri
darikontaksosialkecenderunganmenutupdiripengembangankonsepdirineg
atif.
13
14
bayi tersebut akan tenang di dekapan ibunya karena dia sudah merasa tidak asing lagi
dengan detak jantung ibunya. Pikiran bawah sadar bersifat netral dan sugestif.
Untuk memahami cara kerja pikiran, kita perlu tahu bahwa pikiran sadar (conscious)
adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan objek luar dengan menggunakan
panca indra sebagai media dan sifat pikiran sadar ini adalah menalar. Sedangkan pikiran
bawah sadar (subsconscious) adalah pikiran subjektif yang berisi emosi serta memori,
bersifat irasional, tidak menalar, dan tidak dapat membantah. Kerja pikiran bawah sadar
menjadi sangat optimal ketika kerja pikiran sadar semakin minimal.
Pikiran sadar dan bawah sadar terus berinteraksi. Pikiran bawah sadar akan
menjalankan apa yang telah dikesankan kepadanya melalui sistem kepercayaan yang
lahir dari hasil kesimpulan nalar dari pikiran sadar terhadap objek luar yang diamatinya.
Karena, pikiran bawah sadar akan terus mengikuti kesan dari pikiran sadar, maka
pikiran sadar diibaratkan seperti nahkoda sedangkan pikiran bawah sadar diibaratkan
seperti awak kapal yang siap menjalankan perintah, terlepas perintah itu benar atau
salah. Di sini, pikiran sadar bisa berperan sebagai penjaga untuk melindungi pikiran
bawah sadar dari pengaruh objek luar.
Macam-macam Nilai dalam Pembentukan Karakter atau Kepribadian
Nilai dibagi menjadi empat antara lain :
i.
kejujuran nilai tersebut saling berhubungan dengan akhlak nilai ini juga berkaitan
dengan benar atau salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat. Nilai etis atau etik
sering disebut sebagai nilai moral, akhlak atau budi pekerti selain kejujuran, perilaku
suka menolong, adil, pengasih, penyayang, ramah dan sopan termasuk juga ke dalam
nilai sanksinya berupa teguran, caci maki, pengucilan atau pengusiran dari masyarakat.
Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik
atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai
15
Nilai Estetika
Nilai estetika atau nilai keindahan sering dikatikan dengan benda, orang dan
peristiwa yang dapat menyenangkan hati (perasaan). Nilai estetika juga dikaitkan
dengan karya seni, meskipun sebenarnya semua ciptaan Tuhan juga memiliki keindahan
alami yang tak tertandingi.
iii.
Nilai Agama
Nilai agama berhubungan antara manusia dengan Tuhan, kaitannya dengan
pelaksanaan perintah dan larangan-Nya. Nilai agama diwujudkan dalam bentuk amal
perbuatan yang bermanfaat baik di dunia maupun akhirat, seperti rajin beribadah,
berbakti kepada orangtua, menjaga kebersihan, tidak berjudi, tidak meminum-minuman
keras, dsb. Bila seseorang melanggar norma/kaidah agama, ia akan mendapatkan sanksi
dari Tuhan sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing . Oleh karena itu, tujuan
norma agama adalah menciptakan insan-insan yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dalam penertian mampu melaksanakan apa yang menjadi
perintah dan meninggalkan apa yang di larangNya. Adapun kegunaan norma agama
yaitu untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap manusia dalam kehidupannya agar
selamat di dunia dan akhirat.
iv.
Nilai Sosial
Nilai sosial berkaitan dengan perhatian dan perlakuan kita terhadap sesama manusia
di lingkungan kita. Nilai ini tercipta karena manusia sebagai makhluk sosial, manusia
harus menjaga hubungan diantara sesamanya. Hubungan ini akan menciptakan sebuah
keharmonisan dan sikap saling membantu, kepedulian terhadap persoalan lingkungan,
seperti kegitan gotong-royong danmenjaga keserasian hidup bertetangga merupakan
nilai sosial.
16
Aborigin harus berjuang lebih gigih untuk dapat bertahan hidup karena kondisi alamnya
yang kering dan tandus, sementara, bangsa Indonesia hanya memerlukan sedikit
waktunya untuk mendapatkan makanan yang akan mereka makan sehari-hari karena
tanahnya yang subur. Contoh lain, orang-orang yang tinggal di daerah pantai memiliki
ke pribadian yang lebih keras dan kuat jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal
di pegunungan. Masyarakat di pedesaan penuh dengan kesederhanaan dibandingkan
masyarakat kota.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor geografis sangat memengaruhi
perkembangan kepribadian seseorang, tetapi banyak pula ahli yang tidak menganggap
hal ini sebagai faktor yang cukup penting dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya.
c. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian
seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung memengaruhi
individu.Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang berkembang
di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia dapat
bertahan hidup. Proses mem pelajari unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak kecil
sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang berbeda antarindividu ataupun
antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya. Contohnya, orang Bugis memiliki
budaya merantau dan mengarungi lautan.Budaya ini telah membuat orang-orang Bugis
menjadi keras dan pemberani.
d. Faktor Pengalaman Kelompok
Pengalaman kelompok yang dilalui seseorang dalam sosialisasi cukup penting
perannya dalam mengembangkan kepribadian. Kelompok yang sangat berpengaruh
dalam perkembangan kepribadian seseorang dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
-
Kelompok Acuan
(Kelompok
Referensi).
Sepanjang
hidup
seseorang,
adalahteman-teman
sebaya.
Peran
kelompok
sepermainan
ini
dalam
menunjuk
pada
kenyataan
masyarakat yang lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk
memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbedabeda. Dalam keadaan seperti ini, hendaknya seseorang berusaha dengan keras
mempertahankan haknya untuk menentukan sendiri hal yang dianggapnya baik
dan bermanfaat bagi diri dan kepribadiannya sehingga tidak hanyut dalam arus
perbedaan dalam kelompok majemuk tempatnya berada. Artinya, dari
pengalaman ini seseorang harus mau dan mampu untuk memilah-milahkannya.
e. Faktor Pengalaman Unik
Pengalaman unik akan memengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu
berbeda-beda antara satu dan lainnya karena pengalaman yang dialami seseorang itu
unik dan tidak seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama.
Sekalipun dalam lingkungan keluarga yang sama, tetapi tidak ada individu yang
memiliki kepribadian yang sama, karena meskipun berada dalam satu, setiap individu
keluarga tidak mendapatkan pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalaman
yang dialami oleh orang yang lahir kembar, tidak akan sama. Sebagai mana menurut
Paul B. Horton, kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa di atas
peristiwa lainnya.Arti dan pengaruh suatu pengalaman bergantung pada pengalamanpengalaman yang mendahuluinya.
6. Mengenal kepribadian seseorang
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang
menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini,
Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan
tidak sehat supaya kita dapat mengenali kepribadian seseorang, sebagai berikut :
a. Kepribadian yang sehat
19
1. Mampu menilai diri sendiri secara realistik, mampu menilai diri sendiri apa
adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, mampu menilai diri sendiri secara
fisik, pengetahuan, keterampilan dsb.
2. Mampu menilai situasi secara realistik, dapat menghadapi situasi atau kondisi
kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar,
tidak mengharapkan kehidupan itu sebagai suatu yang sempurna.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, dapat menilai
keberhasilan yang diperolehnya dan mereaksikannya secara rasional, tidak
menjadi sombong, angkuh atau superiority complex, apabila memperoleh
prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak
mereaksinya dengan frustasi, tetapi dengan sikap optimis.
4. Menerima tanggung jawab, mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
5. Kemandirian, memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir dan bertindak, mampu
mengambil
keputusan,
mengarahkan
dan
mengembangkan
diri
serta
20
melarikan diri dari obyek, seakan-akan obyek itu harus dicegah agar tidak
menguasainya. Sebaliknya, orang yang ekstrovert mempunyai sikap yang positif
terhadap obyek. Dialah yang menguasai obyek itu.
1. Aliran Konvergensi, kepribadian merupakan hasil perpaduan antara pembawaan
(faktor internal) dengan pengalaman (faktor eksternal).
2. Aliran nativisme, kepribadian ditentukan oleh faktor pembawaan.
3. Aliran empirisme (tabularasa), kepribadian ditentukan oleh pengalamanpengalaman dan lingkungannya.
4. Kepribadian rasional, yang dipengaruhi oleh akal pikiran sehat.
5. Kepribadian intuitif, yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh firasat atau
perasaan kira-kira.
6. Kepribadian emosional, kepribadian yang dipengaruhi oleh perasaan.
7. Kepribadian sensitif, kepribadian yang dipengaruhi oleh panca indera sehingga
cepat bereaksi.
8. Kepribadian ekstrovert, yaitu kepribadia nyang terbuka, berorientasi keluar.
9. Kepribadian introvert, yaitu kepribadian tertutup dan berorientasi pada diri
sendiri.
10. Kepribadian ambivert, yaitu kepribadian campuran.
B. Macam-Macam Tipologi Kepribadian
Tipologi Kepribadian dari Hiprocrates-Galenus
Hipocatres (dalam sumadi suryabrata) mengatakan bahwa dalam diri seseorang
terdapat empat unsur kepribadian, yakni unsur chole, melancholic, phlegmatic, dan
sanguinis. Keempat unsur kepribadian tersebut harus diselaraskan dengan kondisi
kehidupan seseorang. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian sehat apabila terdapat
22
Tempramen melankolis
Tempramen felgmatis
Tempramen sanguinis
Gambaran tempramen
Hidupnya penuh semangat
Keras hati dan emosi mudah terbakar
Daya juang besar dan optimis
Mudah kecewa dan marah
Daya juang kecil dan selalu pesimis
Tidak suka terburu-buru
Pembawaan tenang dan kalem
Sulit di pengaruhi dan setia
Hidup mudah berganti-ganti
Kurang tetap pendirian tetapi ramah
23
(leptosom,atletis,
displastik
Tipe cycolthym (tipe piknik)
dan
Gambaran tempramen
Suka mengasingkan diri dan tertutup
Suka pada kehidupan dirinya
Selalu menanamkan antusias
Tendensi menjadi maniak depresif
Mudah bersosial, bergaul, dan berteman
Ramah dalam pergaulan dan mudah
berempati pada suka dan duka cita
24
Gambaran tempramen
- Selalu tenang dan rileks
- Senang kepada hiburan
- Suka makan dan tidur nyenyak
- Jika
ada
masalah
sangat
tergantung kepada orang lain
-
Somatonia (ektomorfik)
terang,
suaranya
lantang,
sebenarnya
Jika ada masalah dia sering melakukan
dari
usia
banyak
Hidup teratur, suara tidak bebas, dan
sukar tidur
Tampak lebih
sebenarnya
Apabila menghadapi masalah lebih suka
muda
dari
usia
menutup diri
Tipologi Kepribadian Sprenger
Spranger berkeyakinan bahwa pada hakikatnya tipologi kepribadian manusia terdiri
dari :
-
25
Manusia ekonomi, adalah kelompok orang yang kaya gagasan praktik, kurang
memperhatikan tindakan, mengutamakan diri dari segi kegunaan dan nilai
ekonomis, selalu mengejar kekayaan materi, bersikap egosentris, mengutamakan
kepentingan pribadi dan orang lain dianggap bagian perhatiannya bila memberi
konstribusi ekonomis.
Manusia agama, adalah kelompok orang yang mengutamakan pencarian nilainilai agama. Segala sesuatu diukur dari sisi kehidupan rohani dan
(mewarnai
kesan
dan
kehidupan
menurut
pandangan
subjektivitasnya).
26
manusia yang berhubungan dengan perasaan meliputi unsur melankolis dan sanguinis.
Sementara tempramen yang berhubungan dengan aktivitas meliputi koleris flegmatis.
Tipologi Tempramen Imanuel Kant
Jenis tempramen
Sanguinis
Gambaran tempramen
- Orang yang selalu penuh harapan
- Segala sesuatu dianggap penting
- Sering menjanjikan sesuatu namun
jarang
Melancholic
menepati
karena
kurang
dipikirkan
Senang menolong orang lain tetapi
sifatnya sementara
Peramah, periang, sukar bertobat, dan
modah bosan
Segala sesuatu
dianggap
penting
menepati
Tidak
mudah
hal-hal
menerima
konstan
Terlihat sibuk dan suka memerintah
formal
Bermurah hati dan melindungi orang
lain, namun bukan karena sayang pada
orang lain, tetapi lebih tertuju pada
27
Phlegmatis
orang lain
Orangnya cermat dan suka mngenakan
untuk
pekerjaan
penelitian
ilmiah
Tipologi Kepribadian Julius Bahsen
Julius Bahsen (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan bahwa kepribadian
manusia ditentukan tiga kondisi jiwa, antara lain:
1) Tempramen
Tempramen merupakan bagian aspek kepribadian yang berkaitan dengan emosi
seseorang, yakni menunjukkan mudah atau tidaknya terbakar emosi. Bentuk-bentuk
reaksi tempramen, yakni :
a) Spontanitas, yakni sikap atau tindakan seseorang yang terlepas dari pengaruh orang
lain dan berpangkal dari dirinya sendiri.
b) Reseptivitas, yakni bagaimana seseorang menerima kesan apakah cepat atau lambat.
c) Imprisionabilitas, yakni mendalam atau tidaknya pengaruh suatu keadaan pada jiwa
seseorang.
d) Reaksitivitas, yakni lama atau tidak suatu kesan memengruhi kehidupan jiwa.
Tipologi Tempramen Julius Bahsen
Tempramen
Choleris
Sanguistis
Phlegmatis
bereaksi
Reseptivitas yang kambat dan reaksitivitas
Anamatisch
yang lama
Kurang spontanitas atau impresiobilitas yang
mendalam
28
3) Pasodynie
Pasodynie adalah sejauh mana tingkat ketabahan seseorang didalam menghadapi
suatu kesukaran, masalah, atau penderitaan.
Tipologi Posodynie Julius Bahsen
Kelompok posodynie
Posodynie yang kuat
Gambaran kepribadian
Menggambarkan ketabahan dan keteguhan
hati seseorang manakala menderita atau
menghadapi suatu masalah dengan percaya
lekas
berkeluh
kesah,
lekas
dan
Cenderung depresi
Ketakutan
Tipe ekstrover
Cenderung histeria
Sedikit energis
29
Mudah gugup
Rendah diri
Sering melamun
Sukar tidur
Berpendirian
kosakata
Perhatian sempit
Prestasi kerja kurang
Kurang teliti
Hypokondria
Kosakata sedikit
Cenderung gagap
Mudah kecelakaan
Mudah sakit-sakitan
IQ relatif rendah
Bekerja buru-buru
Fleksibel
Interpersonal variability besar
Mengutamakan persahabatan
Prestasi selalu dinilai berlebihan
Gambaran kepribadian
Implusif, mudah marah,
suka
tertawa,
30
Aktivitas
Aktivitas menunjukan kepada banyak tindakan suatu pernyataan dari seseorang dalam
31
Aktivitasnya kuat suka bekerja, lincah, praktis, periang, baik kpd bawahan, mdh
32
4. Sifat aphaticus (acuh, tanpa perasaan). Lamban, suka cara yg mudah, suka
berfikir panjang, sukar berdamai, afeksinya konstan, kaku/beku.
5. Sifat sanguinicus. Rajin & sibuk, tegas, penuh perhitungan, diplomatis, tdk
idealis.
6. Sifat amorf (tanpa bentuk). Malas, suka menunda, ceroboh, tdk edialis, suka
hsl yg cepat, sosialisasi lemah, tdk punya belas kasihan, suka makan enak, suka
mabuk.
7. Sifat phlegmaticus. Dingin, tenang, kalem, berani, serius, ulet & tahan kerja,
selalu rajin, suka berfikir, banyak pertimbangan, pandangannya luas, teliti,
sederhana, kurang suka makan enak, setia, sangat percaya pd agama.
8. Sifat gepassoneerd (hawa nafsu). Selalu sibuk, rajin bekerja, idialis, cita-cita
besar, persaan terikat sangat kuat, suka bicara, bicaranya mengasyikan, penuh
kasih, suka kerja berat/keras, perasaan hangat, gembira.
Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian
1. Faktor Keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah,
gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis
adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara
substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi
biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas
terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan
kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku
dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang
dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke
waktu dan dalam berbagai situasi.
33
34
Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates lebih tepatnya sekitar (460-370
SM) adalah Bapak Ilmu Kedokteran, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai
dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada
dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam
macam kepribadian. Teori yang paling popular dan terus dikembangkan adalah teori
Hipocrates- Galenus. Yang merupakan pengembangan dari teori Empedokretus.
Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu
adalah akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh
manusia :
-
35
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang
choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh
semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang,
mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.
Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat;
persoalan yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang
menuntut kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu
bagaimana cara menangani orang lain; sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap
sabar; terlalu pekerja keras.
2. Tipe Kepribadian Melancholis
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang
yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.
Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara
mendalam, memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang
terlalu sulit bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda
nunda suatu pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah; mengajukan tuntutan
yang tidak realistis pada orang lain.
36
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang
yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan
sabar.
Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang perlu
diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe ini
adalah kurang antusias; malas; tidak berpendirian; sering mengalami perasaan
sangat khawatir, sedih dan gelisah.
4. Tipe Kepribadian Sanguinis
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang
yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup
mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan
tidak mudah putus asa.
Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias;
menyatakan pemikiran dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan
tipe ini adalah berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit
berkonsentrasi; kurang disiplin.
37
38
Definisi ini berbeda dengan pengertian karakter, Gordon Alipon yang mengatakan
bahwa seseorang bisa saja memliki karakter tertentu, tetapi tidak memiliki suatu tipe.
Artinya karakter adalah sifat sikap individu yang banyak dipengaruhi oleh aspek
lingkungan, pengalaman, baik berupa asimilasi, yaitu hubungan manusia dengan alam
kebendaan dan sosialisasi yaitu hubugan antara sesama manusia .Tipologi individu
dalam jiwa keagamaannya bersumber dari norma yang terdapat dalam dasar agama,
tidak
semata-mata
perilaku
manusia
tanpa
dikaitkan
dengan
nilai.
c.
Berorientasi pada teosentris karena berdasar pada wahyu ilahi sekalipun tanpa
sebagai mukmin.
Tipe munafik yaitu muslim yang beriman tetapi hanya di mulut saja sementara
hatinya ingkar.
b. Dengan pola linear, contohnya tipe orang berorientasi pada dunia saja dan yang
berorientasi pada akhirat saja atau bahkan keduanya
3. Aspek-aspek dalam menentukan tipologi individu dalam jiwa keagamaan.
Secara garis besar aspek tersebut sibagi menjadi dua aspek, yaitu;
39
empat, yaitu :
tipe Choleris tipe disebabkan oleh cairan emepedu kuning yang dominan
menjadikan individu bersifat tertutup, rendah diri, mudah sedih atau putus asa.
tipe plagmatis, disebabkan oleh cairan lendir yang dominan berakibat memiliki
dan organisasi,
tipe religius, yaitu tipe individu yang taat terhadap ajaran agama, masalah
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
40
i.
Tipologi
cenderung
syariat agama.
Tipologi lawwamah, yaitu tipologi manusia yang mencela perbuatan
buruknya setelah memperoleh hidayah, karena sebelumya dia pernah
melakukan sesuatu kesalahan atau kemungkaran atau kemaksiatan
kemudian bertobat karena hidayah Allah, sehingga dia menyesal dan
merasa bersalah kepada Allah kemudian dia tebus dengan giat
iii.
beribadah.
Tipologi muthmainnah, yaitu tipologi manusia yang tenang karena
diberi kesempurnaan nur kalbu oleh Allah sehingga meninggalkan
sifat-sifat t ercela dan menisi dengan sifat-sifat baik yaitu
kategorpribadi
muslim
yang
mukmin
(pribadi
yang
selalu
dapat
dilihat
dari:
41
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
42
Saran
Daftar Pustaka
Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi
Aksara
Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco
Muh. Farozin. 2004. Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Heri Maulana. 2010. Tipe Manusia Menurut Sp
Endang Ekowarni. 2010. Pengembangan nilai-nilai luhur budi pekerti sebagai karakter
bangsa. Diambil dari http://belanegarari.wordpress.com/2009/08/25/pengembangannilai-nilai-luhur-budi-pekerti-sebagai-karakter-bangsa, Pada tanggal tanggal 26 Maret
2010.
43
Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi
Aksara.
Koeswara,
E.
1991.
Teori-teori
Kepribadian.
Bandung:
Eresco
Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of Personality, Sixth ed. Boston: Mc-Graw
Hill.
44