Você está na página 1de 14

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH PENSIUN DAN IMBALAN

PASCA KERJA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan meningkatnya masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan
perusahaan, timbul suatu kesadaran bahwa hidup mereka ini sangat bergantung pada perusahaan di
mana mereka bekerja. Pada saat-saat mereka masih aktif, penghasilan nampaknya bukanlah menjadi
persoalan. Namun demikian, jika suatu saat karyawan tersebut tidak dapat lagi bekerja pada
perusahaan karena sesuatu hal, misalnya karena kecelakaan kerja atau usia lanjut, maka kontinuitas
kehidupan mereka akan terganggu. Persoalan ini apabila dilihat secara sepintas mungkin adalah
persoalan yang sepele. Tetapi jika dilihat dari skala yang lebih luas, bisa menjadi persoalan yang
cukup serius. Misalnya persoalan hari tua (usia lanjut) atau berhenti bekerja sewaktu-waktu secara
langsung atau tidak, pasti ada di benak mereka. Hal ini mungkin juga berpengaruh kepada konsentrasi
kerja karyawan dan bukan tidak mungkin jika akhirnya berpengaruh pada tingkat produktivitas
karyawan. Antara perusahaan dengan karyawan sebenarnya merupakan bagian integral yang saling
membutuhkan. Di antara keduanya bisa dikombinasikan suatu kerja sama yang saling mutualis. Di
satu pihak karyawan memerlukan ketenangan kerja dan jaminan-jaminan mereka, dan di lain pihak
perusahaan membutuhkan tenaga mereka untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Antara dua
kehendak ini yang seharusnya dipadukan. Berkenaan dengan hal itu, pemerintah nampaknya
menyadari bahwa upaya pemeliharaan kesinambungan penghasilan pada hari tua perlu mendapat
perhatian dan penanganan yang serius. Dalam rangka inilah perlunya pembentukan suatu lembaga
yang diharapkan dapat menunjang upaya-upaya memenuhi kebutuhan ini. Lembaga tersebut adalah
Dana Pensiun. Dengan adanya Dana Pensiun ini memungkinkan terbentuknya suatu akumulasi dana
yang dibutuhkan untuk memelihara kesinambungan penghasilan peserta program hari tua. Keyakinan
akan adanya kesinambungan penghasilan menimbulkan ketenteraman kerja, sehingga akan
meningkatkan motivasi kerja karyawan yang merupakan iklim kondusif bagi peningkatan
produktivitas kerja karyawan. Selain itu loyalitas terhadap perusahaan juga akan meningkat, jika
loyalitas meningkat maka pengembangan dan pembinaan karir bagi karyawan yang bersangkutan juga
meningkat.

Pensiun pegawai dan pensiun janda/duda diberikan sebagai jaminan hari tua dan
sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam
dinas pemerintahan, pensiun pegawai juga diatur oleh undangundang no 11 tahun
1969.Pegawai Negeri Sipil yang akan menerima Pemensiunan adalah PNS yang telah
mencapai usia sekurang-kurangnya 60 (lima puluh) tahun dan mempunyai masa kerja
sekurang-kurangnya 30 (dua puluh) tahun, oleh badan/pejabat yang ditunjuk oleh Depkes
berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan PNS dinyatakan tidak dapat bekerja lagi
dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani atau rohani yang disebabkan oleh karena
ia menjalankan kewajiban jabatannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pensiun dan Imbalan Pascakerja lainnya?
2. Apa aja yang termasuk Imbalan Pascakerja lainnya?
3. Bagaimana Program Imbalan Pascakerja?

1.3 Tujuan

1.
2.
3.
4.

Mengetahui pengertian pensiun dan imbalan pascakerja lainnya.


Mengetahui tentang program imbalan pascakerja.
Mengetahui informasi yang dibutuhkan terhadap dana pensiun.
Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari program pensiun

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Imbalan Pascakerja
Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja (selain pesangonpemutusan kerja) yang
terutang setelah pekerjamenyelesaikan masa kerjanya.
Imbalan pascakerja termasuk misalnya:
a) Tunjangan pensiun
b) Imbalan pascakerja lain, seperti : asuransi jiwa dan perawatan kesehatan pascakerja.
Perjanjian dimana entitas memberikan imbalan pascakerja adalah program imbalan
pascakerja. Entitas harus menerapkan bagian ini untuk semua perjanjian tersebut baik entitas
terlibat atau tidak terlibat atas pendirian entitas terpisah yang menerima iuran dan membayar
imbalan. Dalam beberapa kasus, perjanjian ini diwajibkan oleh hukum dan bukan sekadar
inisiatif entitas.
Program imbalan pascakerja diklasifikasikan sebagai program iuran pasti atau
program imbalan pasti, bergantung pada substansi ekonomis atas program sebagai turunan
dari syarat dan kondisi utamanya. Program tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
a) Program iuran pasti adalah program imbalan pasca kerja dimana entitas membayar iuran
tetap kepada entitas erpisah (dana) dan tidak memiliki kewajiban hukum atau konstruktif
untuk membayar iuran berikutnya atau melakukan pembayaran langsung ke pekerja jika dana
yang ada tidak mencukupi untuk membayar seluruh imbalan pekerja terkait dengan jasa
mereka pada periode kini dan periode lalu. Sehingga jumlah imbalan pascakerja yang
diterima pekerja ditentukan oleh jumlah iuran yang dibayar oleh entitas (dan mungkin juga

oleh pekerja) ke program imbalan pascakerja atau perusahaan asuransi, ditambah hasil
investasi iuran tersebut.
b) Program imbalan pasti adalah program imbalan pascakerja selain iuran pasti. Dengan
imbalan pasti, kewajiban entitas adalah menyediakan imbalan yang telah disepakati kepada
pekerja dan mantan pekerja, dan risiko aktuarial (dimana imbalan akan lebih besar daripada
yang diperkirakan) dan risiko investasi secara substantif berada pada entitas. Jika pengalaman
aktuarial atau investasi lebih buruk daripada yang diperkirakan, maka kewajiban entitas akan
meningkat.
2.1.1 Pengakuan Dan Pengukuran Imbalan Pascakerja

a)
b)

a)
b)

a)
b)

Pengakuan dan Pengukuran Program Iuran Pasti


Entitas harus mengakui iuran yang terutang untuk periode berjalan :
Sebagai kewajiban, setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar. Jika pembayaran
iuran melebihi iuran yang terutang sebelum tanggal pelaporan, maka entitas harus mengakui
kelebihan tersebut sebagai aset.
Sebagai beban, kecuali Bab lain mensyaratkan biaya tersebut diakui sebagai bagian biaya
perolehan suatu aset seperti persediaan atau aset tetap.
Pengakuan Program Imbalan Pasti
Dalam menerapkan prinsip pengakuan umum untuk program imbalan pasti, maka entitas
mengakui :
kewajiban atas kewajiban yang timbul dalam program imbalan pasti neto setelah aset
program (kewajiban imbalan pasti atau defined benefit liability) dan
mengakui perubahan neto dalam kewajiban tersebut selama periode sebagai biaya program
imbalan pasti selama periode tersebut
Pengukuran Kewajiban Imbalan Pasti
Entitas harus mengukur kewajiban imbalan pasti untuk kewajiban dalam program
imbalan pasti pada nilai neto dari total jumlah berikut :
nilai kini dari kewajiban dalam program imbalan pasti (kewajiban imbalan pasti atau defined
benefit obligation) pada tanggal pelaporan
nilai wajar aset program pada tanggal pelaporan (jika ada) yang digunakan untuk menutup
secara langsung kewajiban tersebut.
2.2 Pengertian Pensiun
Pensiun ialah seseorang yang sudah tidak bekerja lagi karena usianya sudah lanjut dan
harus diberhentikan, ataupun atas permintaan sendiri (pensiun muda). Seseorang yang
pensiun biasa mendapat uang pensiun atau pesangon. Jika mendapat pensiun, maka ia tetap
mendapatkan semacam dana pensiun sampai meninggal dunia.
Sedangkan menurut UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa
Dana Pensiun dibagi atas 3 jenis dana pensiun yaitu :
Dana pensiun pemberi kerja, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan
yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program pensiun
manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh
karyawannya sebagai peserta, dan menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.

Dana pensiun lembaga keuangan, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, bagi
perorangan, baik karyawan maupun pkerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi
kerja bagi karyawan bank atai perusahaan asuransi jiwa.
Dana pensiun berdasarkan keuntungan, adalah dana pensiun pemberi kerja yang
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, dengan iuran hanya dari pemberi kerja yang
didasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dana pensiun merupakan
sebuah lembaga atau badan hukum yang mengelola atau mengatur program pensiun yang
digunakan untuk kesejahteraan karyawan suatu perusahaan yang telah pensiun. Misalnya
bank-bank umum atau perusahaan asuransi jiwa.
2.2.1 Tujuan Dana Pensiun
Tujuan penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan pemberi kerja maupun
dari karyawan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pemberi Kerja
Tujuan mengadakan suatu program pensiun bagi perusahaan atau pemberi kerja adalah
sebagai berikut :
a) Kewajiban Moral.
Yaitu perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada
karyawan pada saat mencapai usia pensiun.
b) Loyaritas.
Yaitu dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan mempunyai loyalitas
dan dedikasi terhadap perusahaan.
c) Kompetisi Pasar Tenaga Kerja.
Yaitu dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi yang
diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih
dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan professional di pasaran tenaga
kerja Karyawan
Tujuan pengadaan suatu program pensiun bagi karyawan atau peserta antara lain adalah :
a) Rasa aman karyawan terhadap masa yang akan datang dalam arti tetap memiliki penghasilan
pada saat mencapai usia pensiun.
b) Kompensasi yang lebih baik yaitu karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun
baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun / berhenti bekerja.
2.2.2 Manfaat Dana Pensiun

Manfaat pensiun pada prinsipnya berkaitan dengan usia karyawan yang berhak untuk
mengajukan atau masuk dalam usia pensiun dan akan mendapatkan manfaat pensiun.
Manfaat pensiun dapat dibedakan sebagai berikut :

a) Pensiun Normal (Normal Retirement)


Usia pensiun normal adalah usia paling rendah dimana karyawan berhak untuk
pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja dengan memperoleh manfaat pensiun
penuh. Usia pensiun normal ditentukan langsung dalam Peraturan Dana Pensiun di mana
karyawan dapat berhak untuk pensiun penuh, banyak karyawan yang mengajukan pensiun
dibawah usia rata-rata karyawan yang sesungguhnya harus pensiun. Selain itu, memberikan
hak pensiun kepada karyawannya begitu mencapai masa kerja tertentu seperti 30 tahun usia
kerja meskipun usianya belum mencapai usia pensiun normal. Di Indonesia, usia pensiun
normal karyawan umumnya berkisar 55 tahun.

b) Pensiun Dipercepat (Early Retirement)


Program pensiun mengizinkan karyawan untuk pensiun lebih awal sebelum mencapai
usia pensiun normalnya. Namun terkadang adanya saja alasan orang untuk mengajukan
permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunnya dipercepat. Ketentuan-ketentuan
mengenai pensiun dipercepat telah diatur dalam peraturan dana pensiun bahwa karyawan
diperbolehkan untuk pensiun lebih awal daripada usia pensiun normalnya dengan ketentuan
persyaratan khusus setelah mencapai usia tertentu misalnya 50 tahun dan dilihat dari
pemenuhan masa kerja minimum dan perlunya persetujuan langsung dari pemberi kerja.
Pensiun dipercepat boleh saja diajukan apabila usianya telah mencapai 50 tahun dan
karyawan tersebut mengalami cacat permanen.
c) Pensiun Ditunda (Deferred Retirement)
Pengertian pensiun ditunda yang diatur dalam Pasal 1 ayat 13 UU No. 11 Tahun 1992
adalah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia
pensiun normal yang ditunda pembayaraannya sampai pada saat peserta pensiun sesuai
dengan peraturan dana pensiun. Peserta dana pensiun yang mengikuti program manfaat pasti
apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan belum
mencapai usia pensiun dipercepat berhak menerima pensiun ditunda yang besarnya sama
dengan jumlah yang dihitung berdasarkan rumus pensiun bagi kepesertaan sampai pada saat
pemberhentian. Sedangkan peserta dana pensiun yang menyelenggarakan program pensiun
iuran pasti apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan
belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak atas jumlah iurannya sendiri dan iuran
pemberi kerja beserta hasil pengembangannya yang harus dipergunakan untuk memperoleh
pensiun ditunda.
d) Pensiun Cacat (Disable Retirement)
Pensiun cacat tidak adanya kaitannya dengan usia peserta dana pensiun akan tetapi
karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu melaksanakan
pekerjaannya berhak memperoleh manfaat pensiun. Untuk menghitung manfaat pensiun cacat
biasanya dihitung dari manfaat pensiun normal di mana masa kerja diakui seolah-olah sampai
usia pensiun normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat peserta yang

bersangkutan dinyatakan cacat. System pembayaran manfaat pensiun kepada karyawan dapat
dilakukan melalui dua cara yaitu pembayaraan secara sekaligus (lump sum), pembayaran
secara berkala (annuity).
2.2.3 Peraturan Dana Pensiun
Program pensiun atau pension plan selalu dalam bentuk suatu perjanjian antara
pemberi kerja dengan karyawan. Perjanjian biasanya isinya berupa peraturan yang disebut
peraturan dana pensiun yang berlaku baik bagi karyawan maupun pemberi kerja. Didalam
peraturan tersebut diatur semua hak dan kewajiban kedua belah pihak .
Hal-hal penting yang umumnya diatur di dalam suatu peraturan pensiun antara lain
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Siapa yang berhak menjadi peserta


Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa
Kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan
Sumber pembiayaannya
Sebagai gambaran mengenai ketentuan pokok yang daitur dalam suatu peraturan dana
pensiun antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dasar Pensiun
Menghitung besarnya manfaat Pensiun, maka gaji yang berhak diterima karyawan peserta
setiap bulan ditetapkan sebagai pengahasilan dasar pensiun.
2. Besarnya Manfaat Pensiun
Manfaat pensiun yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun diatur dalam peraturan
dana pensiun. Manfaat pensiun untuk program pensiun manfaat pasti misalnya antara lain
sebagai berikut :
a. Besarnya manfaat pensiun karyawan sebelun ditentukan sebesar 2,5% dari dasar pensiun
untuk tiap-tiap tahun masa kerja dengan ketentuan bahwa :
Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75% dari penghasilan
dasar pensiun.
Manfaat pensiun karywan sekurang-kurangnya 50% dari penghasilan dasar pensiun.
b. Besarnya manfaat pensiun janda/ duda sebulan adalah 50% dari pensiun peserta.
c. Besarnya manfaat pensiun anak yatim/ piatu sebulan adalah 100% dari besarnya pensiun
janda / duda.
3.

Iuran Pensiun
Ketentuan iuran pensiun dalam peraturan dana pensiun misalnya diatur sebagai berikut :

a. Setiap karyawan peserta wajib mengiur 5% dari penghasilan dasar pensiun setiap bulan.
b. Perusahaan mengiur sebesar 5% dari total gaji karyawan peserta, ditambah iuran untuk
mengatur dana yang seharusnya tersedia (initial liability). Besarnya iuran pemberi kerja
tersebut dapat pula ditentukan berdasarkan penghitungan aktuaris
c. Iuran dari karyawan dan pemberi kerja harus telah disetorkan kepada dana pensiun selambatlambatnya sebulan setelah tanggal iuran.
4.

Hak Sebelum Mencapai Usia Pensiun

Masalah lain yang perlu diatur adalah mengenai hak karyawan yang karena satu dan hal lain
tidak dapat bekerja sebelum mencapai usia pensiun atau vesting right adalah :
a.

Peserta yang berhenti bekerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun dan
memiliki masa kepesertaan kurang dari 5 (lima) tahun misalnya, berhak atas iurannya sendiri
ditambah bunga dan dibayarkan sekaligus.
b. Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai pensiun dengan memiliki masa kepesertaan
sekurang-kurangnya 5 tahun berhak atas iurannya sendiri dan iuran perusahaan, ditambah
bunga.
5.

Kekayaan Dana Pensiun


Kekayaan Dana Pensiun Pemberi Kerja terdiri atas :

a. Iuran peserta dan pemberi kerja


b. Hasil investasi
c. Pengalihan dana dari dana pensiun lain
2.2.4 Jenis Program Pensiun
Program pensiun yang umumnya dipakai di perusahaan swasta dan perusahaan milik
pemerintah maupun bagi karyawan pemerintah terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu Program
Pensiun Manfaat Pasti dan Program Pensiun Iuran Pasti.

A.

Program Pensiun Manfaat Pasti

Program pensiun manfaat pasti (defined plan) adalah suatu program pensiun yang
memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan diterima karyawan pada saat mencapai
usia pensiun. Formula yang umum digunakan untuk menentukan besarnya manfaat pensiun
untuk Program Pensiun Manfaat Terdiri atas :
1. Final Earning Pension Plan. Perhitungan besarnya manfaat pensiun menurut formula final
earning pension plan dihitung berdasarkan persentase tertentu dari gaji terakhir peserta pada
saat mencapai usia pensiun yang biasanya ditetapkan maksimum masa kerjanya (past
services) misalnya 35 tahun.

2.

Final Average Earning. Perhitungan manfaat menuningrut formula final average earning
pada dasarnya hamper sama dengan formula final earnings, namun perhitungan dilakukan
berdasarkan rata-rata gaji pada beberapa tahun terkhir saja contoh 2atau 5 tahun terakhir.

3. Career Average Earnings. Perhitungan manfaat pensiun berdasarkan formula career average
earnings dihitung dari persentase tertentu terhadap masa kerja dan gaji rata-rata selama masa
karier karywan.

4. Flat Benefit. Program flat benefit didasarkan atas jumlah uang tertentu untuk setiap tahun
masa kerja atau lebih ditetapkan nilai manfaat pensiun untuk semua karyawan yang pensiun
setelah memenuhi masa kerja minimum.

Kelebihan Program Pensiun Manfaat Pasti :

1. Lebih Menekankan pada hasil akhir


2. Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu mengingat manfaat dikaitkan dengan gaji
karyawan.
3. Program pensiun manfaat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui
karyawan apabila program pensiun dibetuk jauh setelah perusahaan berjalan.
4. Karyawan lebih dapata menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat
mencapai usia pensiun.

Kelemahan Program Pensiun Manfaat Pasti :

1. Perusahaan Menanggung risiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak
mencukupi.
2. Relatif sulit untuk diadministrasikan.
B.

Program Pensiun Iuran Pasti

Program pensiun iuran pasti (benefit contribution pension plan) yaitu program
pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja).
Sedangkan benefit yang diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran tambah
dengna hasil pengembangan atau investasinya.
1. Money Purchase Plan. Menetapkan jumlah iuran yang dibayarkan oleh karyawan dan
pemberi kerja dan bukan formula perhitungan perhitungan manfaat pensiun pada defined
benefit plan.
2. Profit Sharing Plan. Program pensiun yang sumber pembiayaannya atau iurannya berasal
dari persentase tertentu dari keuntungan yang diperoleh perusahaan sebelum pajak
3. Saving Plan. Program pensiun yang pada prisnipnya bentuknya hamper sama dengan money
purchase plan, hanya perbedaanya adalah dalam hal iuran keseluruhannya biasanya karyawan
yang menentukan.

Kelebihan Program Pensiun Iuran Pasti :

a. Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau diperkirakan.


b. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap tahunnya.
c. Lebih mudah untuk diadministrasikan

a.

Kelemahan Program Pensiun Iuran Pasti :

Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan.

b. Karyawan menanggung risiko atas ketidakberhasilan investasi


c. Tidak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui karyawan.
C. Program Pensiun Berdasarkan Keuntungan
Adalah program pensiun iuran pasti, yang iurannya dari pemberi kerja berdasarkan
pada rumus yang dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.
2.2.5 Asas Asas Dana Pensiun
Penyelenggaraan program pensiun berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992 didasarkan
pada asas sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.

Asas Keterpisahan Kekayaan Dana Pensiun Dari Kekayaan Badan Hukum Pendirinya.
Asas Penyelenggaraan Dalam Sistem Pendanaan
Asas Pembinaan dan Pengawasan
Asas Penundaan Manfaat
Asas Kebebasan Untuk Membentuk Atau Tidak Membentuk Dana Pensiun.
2.2.6 Kekayaan Dana Pensiun

Kekayaan Dana Pensiun Pemberi Kerja dapat digolongkan sebagai berikut :


(Keputusan Menteri Keuangan Nomor 78/KMK.017/1995 Tanggal 3 Februari 1995
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 93/KMK.017/1997 Tanggal 28 Februari 1997).
a. Kekayaan yang dikategorikan investasi, meliputi:
Deposito Berjangka
Sertifikat Deposito
Saham, Obligasi dan Surat Berharga lain yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia kecuali
opsi dan waran.
SBPU yang diterbitkan badan hukum yang didirikan berdasarkan hokum Indonesia
Penempatan langsung pada saham atau surat pengakuan utang berjangka waktu lebih dari 1
tahun yang diterbitkan oleh badan hokum yang didirikan berdasarkan badan hokum Indonesia
Tanah dan bangunan di Indonesia
Saham atau unit penyertaan reksa dana
b. Kekayaan yang dikategorikan sebagai bukan investasi, termasuk :
Kas, giro dan Sertifikat Bank Indonesia
Putang yang diperkenankan UU Dana Pensiun Dan Peraturan pelaksanaannya.
Peralatan kantor dan Peralatan lainnya
Perangkat Komputer
Biaya Dibayar Dimuka
2.2.7 Sistem Pembayaran Pensiun
Pada saat menerima pensiun, biasanya perusahaan dapat menawarkan dua macam
sistem pembayaran kepada karyawan. Sistem pembayaran memiliki maksud tertentu yang
saling menguntungkan bagi karyawan dan perusahaan. Menurut Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998. Tanggal 13 Juli 1998. Menurut peraturan ini ada 2
jenis pembayaran dan ketentuan pembayaran.
Faktor dalam perhitungan pension yaitu, gaji pokok terakhir, masa kerja (normal 25 tahun),
dan faktor penghargaan.
Rumus perhitungan pensiun :
Gaji Pokok X Masa Kerja X Penghargaan
Faktor Penghargaan :
Masa Kerja
24 32 tahun
16 24 tahun
8 16 tahun
0 8 tahun

Faktor Penghargaan
2,50 %
2,00 %
1,60 %
1,28 %

Ada dua jenis pembayaran pensiun :


1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) Pertimbangannya :

Perusahaan tidak mau mengurusi karyawannya yang sudah pensiun.

Memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk berusaha dengan uang pensiunnya.

Karena permintaan pensiunan itu sendiri.


Rumus Sekaligus Pada PPMP :
MP = FPd x MK x PDP
Keterangan :
MP = Manfaat Pensiun
FPd = Faktor Penghargaan dalam decimal
MK = Masa Kerja
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata beberapa bulan terakhir.
Dalam hal ini manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan rumus sekaligus besar
faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5% dan total manfaat
pensiun tidak boleh 80 kali penghasilan dasar pensiun.
Sedangkan Menurut Rumus Bulanan Pada PPMP :
MP = Fpe x MK x PDP
Keterangan :
MP = Manfaat Pensiun
FPe = Faktor Penghargaan dalam persentase
MK = Masa Kerja
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata beberapa bulan terakhir.

Dalam hal ini manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan rumus sekaligus besar
faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5% dan total manfaat
pensiun tidak boleh 80 kali penghasilan dasar pensiun.
2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Perhitungan menggunakan rumus sekaligus pada PPIP adalah sebagai berikut :
IP = 3 x FPd x PDP
Keterangan :
IP = Iuran Pensiun
FPd = Faktor Penghargaan per tahun dalam decimal
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun per tahun
Sedangkan perhitungan dengan rumus bulanan adalah :
IP = 3 x Fpe x PDP
Keterangan :
IP = Iuran Pensiun
FPe = Faktor Penghargaan per tahun dalam persen
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun per tahun
2.2.8 Jenis Kelembagaan Dana Pensiun
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), Dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan
yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri untuk menyelenggarakan program pensiun
manfaat pasti dan program pensiun iuran pasti bagi kepentingan sebagian atau seluruh
karyawan sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.(UU
No.11 Thn 1992)
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), Dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa, untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi
perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi
kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi yang bersangkutan (UU No.11 Thn 1992)

2.3 Pengertian Asuransi Jiwa


Pengertian asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap
kerugian finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau
hidupnya terlalu lama. Disini terlukis bahwa dalam asuransi jiwa, risiko yang dihadapi
adalah:
1. Risiko kematian.
2. Hidup seseorang terlalu lama.

Hal ini sudah barang tentu akan membawa banyak aspek, apabila risiko yang terdapat
pada diri seseorang tidak diasuransikan kepada perusahaan asuransi jiwa. Umpamanya
jaminan untuk keturunan (dependents), seorang bapak kalau meninggal dunia sebelum
waktunya atau dengan tiba-tiba, si anak tidak akan terlantar dalam hidupnya. Bisa juga terjadi
terhadap seseorang yang telah mencapai umur ketuaannya (old age) dan tidak mampu untuk
mencari nafkah sehingga tidak mampu membiayai anak-anaknya, maka dengan menjadi
nasabah di Allianz asuransi jiwa risiko yang mungkin diderita dalam arti kehilangan
kesempatan untuk mendapat penghasilan akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Lembaga asuransi jiwa memiliki faedahnya dengan tujuan utama ialah untuk
menanggung atau menjamin seseorang terhadap kerugian-kerugian finansial. Di bawah ini
dapat kita lihat betapa pentingnya peranan serta tujuan asuransi jiwa tersebut.
1. Dari segi masyarakat umumnya (sosial)
Asuransi jiwa bisa memberikan keuntungan-keuntungan tertentu terhadap individu atau
masyarakat, yaitu sebagai berikut.
a. Menenteramkan kepala keluarga (suami/bapak), dalam arti memberi jaminan
penghasilan, pendidikan, apabila kepala keluarga terkena musibah yang menyebabkan
meninggal dunia.
b. Dengan membeli polis asuransi jiwa dapat digunakan sebagai alat untuk menabung
(saving). Pada umumnya pendapatan per kapita dari masyarakat masih sangat rendah,
oleh karena itu, dalam praktik terlihat bahwa keinginan masyarakat untuk membeli
asuransi jiwa sedikit sekali.
c. Sebagai sumber penghasilan (earning power).
Ini dapat kita lihat pada negara-negara yang sudah maju, seseorang yang merupakan
kunci dalam perusahaan akan diasuransikan oleh perusahaan dimana ia bekerja. Hal ini
perlu dilaksanakan mengingat pentingnya posisi yang dipegangnya. Banyak sedikitnya akan
memengaruhi terhadap kehidupan perusahaan yang going concern (sedang
berjalan). Misalnya seorang ahli atom / nuclear akan dipertanggungkan jiwanya bilamana ia
meninggal dunia atau sakit, perusahaan wajib membayar ganti kerugian. Contoh ini tidak kita
temui di Indonesia, karena negara kita belum begitu maju dalam bidang industri bila
dibandingkan dengan negara barat.
Tujuan lain asuransi jiwa ialah, untuk menjamin pengobatan dan menjamin kepada
keturunan andaikata yang mengasuransikan tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya
(beasiswa / pendidikan). Yang banyak kita temui dalam praktik ialah, pertanggungan untuk
risiko kematian, sedangkan pertanggungan selebihnya belum begitu maju pesat.

2. Dari segi pemerintah / publik.


Perusahaan asuransi jiwa di negara kita yang besar operasinya, umumnya kepunyaan
pemerintah. Disini kita hubungkan dengan peraturan pemerintah, yaitu UU No. 19/1960
mengenai pembagian antara perusahaan-perusahaan negara. Pembagian kegiatan seperti
tercantum di dalam sektor-sektor sebagai berikut.
a.

Sektor produksi (perusahaan industri negara, perusahaan perkebunan negara, dan perusahaan
pertambangan negara).
b. Sektor marketing (perusahaan niaga).
c. Sektor pemberian fasilitas (perusahaan-perusahaan asuransi negara, bank pemerintah, dan
perusahaan pelayanan milik negara lainnya).
Dapat disimpulkan disini bahwa perusahaan asuransi merupakan satu lembaga
keuangan yang memberikan fasilitas untuk pembiayaan yang dapat dipergunakan dalam
tahap pembangunan ekonomi Indonesia. Berdasarkan pada UU No. 19/1960, ternyata
sumbangan lembaga asuransi terhadap pembangunan ekonomi ialah :
a. Sebagai alat pembentukan modal (capital formation).
b. Lembaga penabungan (saving).
Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan asuransi ialah untuk turut membangun
ekonomi nasional di bidang per asuransi jiwa sesuai dengan Repelita, dengan
mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketenteraman serta kesenangan bekerja dalam
perusahaan menuju masyarakat adil dan makmur materiil dan spiritual.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dana pensiun adalah hak seseoarng untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian
tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah
ditetapkan. Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat diambil setiap bulannya atau diambil
sekaligus pada saat seseorang memasuki masa pensiun, hal ini tergantung dari kebijakan yang
terdapat dalam suatu perusahaan.
Dana pensiun dan imbalan pascakerja lainnya merupakan sebuah alternatif pilihan dalam
memberikan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Jaminan tersebut dimungkinkan dapat
menyelesaikan masalah-masalah karyawan yang timbul seiring risiko didalam dunia pekerjaan.

Risiko-risiko tersebut antara lain, risiko kehilangan pekerjaan, usia yang kurang produktif (lanjut
usia), kecelakaan yang mengakibatkan kecacatan fisik atau bahkan meninggal dunia.

1.
2.
3.
4.

3.2 Saran
Perusahaan hendaknya mem berikan sebuah asuransi jiwa sebagai jaminan keselamatan
kerja.
Mengingat adanya masa akan datang dengan dana pensiun dan imbalan pascakerja lainnya
agar lebih terjamin.
Anda harus merencanakan keuangan yang akan menunjang hidup di masa pensiun mulai
sekarang.
Banyak pilihan yang bisa anda lakukan sesuai dengan usia pensiun yang akan anda ambil.

5. Bahwa Asuransi Jiwa terhadap masyarakat sangat penting dilakukan karena akan semakin
meningkatkan kesejahteraan rakyat

Você também pode gostar