Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
CAPAIAN AKTUALISASI
37
Penulisan resep dilakukan untuk semua pasien yang diperiksa di ruang Zaal II
(kelas III) dan ruang N (kelas II) ruang Alamanda RSUDAM pada masa off campus
tanggal 14 Februari-3 Maret 2015 di hari kerja (Senin-Sabtu kecuali tanggal merah)
yaitu untuk 43 orang pasien. Masalah yang sering ditemui dalam penulisan resep
adalah terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien karena tulisan dokter
sulit dibaca dan kadang resep ditulis oleh dokter muda. Hal ini menyebabkan obat
yang didapat oleh pasien tidak sesuai dengan POR (Penggunaan Obat Rasional)
yang tepat klinis, dosis, dan waktu pemberian.
Untuk mengatasi hal ini maka penulis melakukan perbaikan dalam penulisan
resep menggunakan tulisan yang rapi sehingga mudah terbaca serta tidak
menyerahkan penulisan resep kepada dokter muda. Dalam memberikan resep
kepada pasien, penulis menentukan penyesuaian jenis obat dan dosis sesuai
perkembangan pasien dan menulis resep sesuai dengan terapi yang tertera pada
rekam medis.
Setelah dilaksanakannya kegiatan ini, tidak ditemukan lagi adanya kesalahan
dalam pemberian resep kepada pasien selama masa off campus, baik dari segi jenis
obat, dosis, atau waktu penggunaan obat. Tidak ditemukan kendalam dalam
pelaksanaan kegiatan ini sehingga dapat terlaksana secara baik.
Penerapan nilai-nilai ANEKA pda penulisan resep tampak dari penulisan resep
yang sesuai kebutuhan klinis pasien, sesuai kebutuhan dosis, sesuai periode waktu
dan penulisan resep dengan tulisan yang rapi dan mudah terbaca sehingga obat yang
diberikan tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis, dan peresepan obat dilakukan
sesuai kebutuhan dan indikasi medis pasien, tanpa dipengaruhi perjanjian dengan
perusahaan obat tertentu demi kepentingan pribadi.
Output yang dilampirkan berupa copy resep yang disertai paraf (Lampiran 3).
38
tidak paham sepenuhnya dengan kondisi pasien dan tindakan yang akan dilakukan
terhadapnya.
Untuk mengatasi hal ini, maka penulis melakukan komunikasi efektif dengan
pasien dengan memberikan informasi sejelas mungkin dan sesuai dengan kapasitas
pemahaman pasien dan keluarga pasien sehingga tidak terjadi miskomunikasi.
Komunikasi efektif ini dilakukan dengan memberikan edukasi kepada pasien
maupun keluarga pasien mengenai kondisi pasien, tindakan yang perlu dilakukan
beserta risikonya, prognosis pasien, dan memberikan kesempatan pada pasien atau
keluarga pasien untuk bertanya apabila masih ada hal yang belum dipahami.
Setelah pelaksanaan kegiatan ini, pasien dan keluarga pasien lebih paham
terhadap kondisi pasien sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang pada awalnya
sering terjadi, seperti merasa diabaikan, merasa penanganan yang diberikan tidak
sesuai, dan sebagainya. Tidak ditemukan kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Output yang dilampirkan berupa lembar informed consent (pernyataan) yang
telah ditandatangani pasien/keluarga pasien (Lampiran 5).
E. Memperbaiki Komunikasi Antar Tenaga Medis (Dalam Hal Ini Dokter UmumDokter Spesialis Dalam Mengonsulkan Pasien)
Konsultasi pasien kepada dokter spesialis dilakukan terhadap pasien yang
membutuhkan penanganan dokter spesialis (kondisi pasien di luar kompetensi dokter
umum) yang diperiksa di ruang Zaal II (kelas III) dan ruang N (kelas II) ruang
Alamanda RSUDAM pada masa off campus tanggal 14 Februari-3 Maret 2015 di hari
kerja. Selama pelaksanaan kegiatan, terdapat 9 orang pasien yang dikonsulkan kepada
dokter spesialis.
Masalah yang sering ditemui adalah terjadinya miskomunikasi antara dokter
umum dengan dokter spesialis pada saat mengonsulkan pasien dikarenakan konsultasi
pasien dilakukan hanya secara lisan atau melalui telepon. Hal ini menyebabkan
penanganan terhadap pasien tidak sesuai dengan yang diinstruksikan oleh dokter
spesialis.
Untuk mengatasi hal ini, maka penulis memperbaiki proses konsultasi dengan
dokter spesialis ini dengan cara menyampaikan secara terstruktur dan sistematis
mengenai kondisi pasien yang dikonsulkan beserta poin-poin penting dalam
penegakan diagnosa, mendampingi dokter spesialis saat mem-visite pasien,
menuliskan hasil konsultasi secara lengkap, dan membacakan kembali hasil konsultasi
kepada dokter spesialis untuk mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan
dibaca ulang adalah akurat.
39
40
Masalah yang sering ditemui adalah dokter muda belum mengetahui tata cara
anamnesis dan
41