Você está na página 1de 6

BAB IV

CAPAIAN AKTUALISASI

A. Melakukan Pelayanan Medik Umum Secara Tepat dan Menyeluruh


Pelayanan medik umum dilakukan terhadap semua pasien yang diperiksa di
ruang Zaal II (kelas III) dan ruang N (kelas II) ruang Alamanda RSUDAM pada
masa off campus tanggal 14 Februari - 3 Maret 2015 di hari kerja (Senin-Sabtu
kecuali tanggal merah) yaitu sebanyak 43 pasien. Masalah yang ditemui pada
pelaksanaan pelayanan medik umum adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap
pasien yang kurang holistik dan terburu-buru seperti anamnesis yang kurang
lengkap dan tidak mencakup riwayat keluarga atau penyakit terdahulu serta
pemeriksaan fisik yang tidak dilakukan secara menyeluruh namun hanya pada
bagian yang dikeluhkan pasien. Hal ini dapat menyebabkan tidak tepatnya diagnosis
yang ditegakkan atau terdapat diagnosis tambahan yang terlewatkan.
Proses yang dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah melengkapi pelaksanaan
anamnesis dan pemeriksaan fisik, dimulai dari membaca rekam medis
perkembangan pasien; melakukan anamnesis riwayat penyakit dalam keluarga,
riwayat penyakit dahulu sampai perjalanan penyakit sekarang; melakukan
pemeriksaan fisik secara head to toe; memberi informasi kepada pasien mengenai
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan kemudian membuat pengantar
pemeriksaan penunjang sesuai indikasi; menjelaskan kemungkinan-kemungkinan
diagnosa; menentukan diagnosa bedasarakan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang (bila ada); dan memberikan terapi pada pasien sesuai
indikasinya.
Setelah dilakukannya proses ini, pelayanan yang didapatkan oleh pasien lebih
optimal dan diagnosis yang ditegakkan pun lebih tepat. Kendala yang dihadapi pada
saat melaksanakan tindakan ini adalah lebih panjangnya waktu pemeriksaan
terhadap pasien, namun hal ini dapat diatasi dengan memberitahukan terlebih
dahulu kepada perawat pendamping bahwa visitasi pagi akan memakan waktu lebih
lama dari biasa.
Dalam pelaksanaan pelayanan medik umum yang menerapkan nilai-nilai
ANEKA, penulis melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
36

penegakan diagnosa, hingga pemberian terapi sesuai dengan SOP, memberikan


pelayanan tanpa membedakan status sosial dan ekonomi pasien, bersikap ramah dan
santun selama memberikan pelayanan dan meminta izin pasien sebelum melakukan
pemeriksaan, memberikan pelayanan dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu
kedokteran yang dimiliki, tidak melakukan kerjasama dengan perusahaan farmasi
dalam memberikan terapi.
Output yang dilampirkan berupa
- Persetujuan kepala SMF bahwa telah melakukan layanan medis secara
-

tepat dan menyeluruh (Lampiran 1)


SOP tatalaksana pasien di ruang Alamanda (Lampiran 2)
Copy resep untuk pasien yang disertai paraf (Lampiran 3).

B. Membuat Pencatatan Rekam Medis Secara Lengkap dan Sistematis


Pencatatan rekam medis dilakukan terhadap semua pasien yang diperiksa di
ruang Zaal II (kelas III) dan ruang N (kelas II) ruang Alamanda RSUDAM pada
masa off campus tanggal 14 Februari - 3 Maret 2015 di hari kerja (Senin-Sabtu
kecuali tanggal merah) yaitu sebanyak 43 pasien. Masalah yang ditemua pada
pencatatan rekam medis adalah pencatatan rekam medis belum sistematis dan
lengkap karena tidak seluruh hasil anamnesis dan pemeriksaan dituliskan di lembar
rekam medis. Hal ini menyebabkan terjadi kesulitan dalam pengobatan,
penanganan, dan tindakan medis lainnya terutama saat pasien diperiksa oleh dokter
yang lain atau datang kembali untuk kontrol penyakitnya.
Untuk mengatasi hal ini maka penulis mengisi rekam medis secara lengkap
dan sistematis sesuai hasil pemeriksaan serta selalu menulis apa yang dikerjakan
dan mengerjakan apa yang ditulis. Tidak ditemukan kendala dalam pelaksanaan
kegiatan ini sehingga dapat tercapai maksimal pada seluruh pasien yang diperiksa.
Penerapan nilai-nilai ANEKA dalam penulisan rekam medis tampak dari
tersedianya rekam medis yang sistematis dan jelas bagi setiap pasien rawat inap
sehingga memudahkan dalam pelaporan dan dapat dipertanggungjawabkan, adanya
kerahasiaan dalam rekam medis setiap pasien, dan pencatatan rekam medis yang
sistematis dan lengkap.
Output yang dilampirkan berupa persetujuan kepala SMF bahwa telah mengisi
rekam medis secara lengkap dan sistematis (Lampiran 4)
C. Menuliskan Resep Obat Untuk Pasien Dengan Tulisan Yang Jelas dan Mudah
Dipahami oleh Apoteker

37

Penulisan resep dilakukan untuk semua pasien yang diperiksa di ruang Zaal II
(kelas III) dan ruang N (kelas II) ruang Alamanda RSUDAM pada masa off campus
tanggal 14 Februari-3 Maret 2015 di hari kerja (Senin-Sabtu kecuali tanggal merah)
yaitu untuk 43 orang pasien. Masalah yang sering ditemui dalam penulisan resep
adalah terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien karena tulisan dokter
sulit dibaca dan kadang resep ditulis oleh dokter muda. Hal ini menyebabkan obat
yang didapat oleh pasien tidak sesuai dengan POR (Penggunaan Obat Rasional)
yang tepat klinis, dosis, dan waktu pemberian.
Untuk mengatasi hal ini maka penulis melakukan perbaikan dalam penulisan
resep menggunakan tulisan yang rapi sehingga mudah terbaca serta tidak
menyerahkan penulisan resep kepada dokter muda. Dalam memberikan resep
kepada pasien, penulis menentukan penyesuaian jenis obat dan dosis sesuai
perkembangan pasien dan menulis resep sesuai dengan terapi yang tertera pada
rekam medis.
Setelah dilaksanakannya kegiatan ini, tidak ditemukan lagi adanya kesalahan
dalam pemberian resep kepada pasien selama masa off campus, baik dari segi jenis
obat, dosis, atau waktu penggunaan obat. Tidak ditemukan kendalam dalam
pelaksanaan kegiatan ini sehingga dapat terlaksana secara baik.
Penerapan nilai-nilai ANEKA pda penulisan resep tampak dari penulisan resep
yang sesuai kebutuhan klinis pasien, sesuai kebutuhan dosis, sesuai periode waktu
dan penulisan resep dengan tulisan yang rapi dan mudah terbaca sehingga obat yang
diberikan tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis, dan peresepan obat dilakukan
sesuai kebutuhan dan indikasi medis pasien, tanpa dipengaruhi perjanjian dengan
perusahaan obat tertentu demi kepentingan pribadi.
Output yang dilampirkan berupa copy resep yang disertai paraf (Lampiran 3).

D. Melakukan Komunikasi Efektif Antara Dokter-Pasien


Komunikasi antara dokter dengan pasien dilakukan setiap hari pada saat visite
pagi pada semua pasien yang diperiksa di ruang Zaal II (kelas III) dan ruang N
(kelas II) ruang Alamanda RSUDAM pada masa off campus tanggal 14 Februari-3
Maret 2015 di hari kerja. Masalah yang sering ditemui adalah terjadi miskomunikasi
antara dokter dikarenakan komunikasi yang dilakukan antara dokte-pasien belum
menerapkan komunikasi efektif. Hal ini menyebabkan pasien atau keluarga pasien

38

tidak paham sepenuhnya dengan kondisi pasien dan tindakan yang akan dilakukan
terhadapnya.
Untuk mengatasi hal ini, maka penulis melakukan komunikasi efektif dengan
pasien dengan memberikan informasi sejelas mungkin dan sesuai dengan kapasitas
pemahaman pasien dan keluarga pasien sehingga tidak terjadi miskomunikasi.
Komunikasi efektif ini dilakukan dengan memberikan edukasi kepada pasien
maupun keluarga pasien mengenai kondisi pasien, tindakan yang perlu dilakukan
beserta risikonya, prognosis pasien, dan memberikan kesempatan pada pasien atau
keluarga pasien untuk bertanya apabila masih ada hal yang belum dipahami.
Setelah pelaksanaan kegiatan ini, pasien dan keluarga pasien lebih paham
terhadap kondisi pasien sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang pada awalnya
sering terjadi, seperti merasa diabaikan, merasa penanganan yang diberikan tidak
sesuai, dan sebagainya. Tidak ditemukan kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Output yang dilampirkan berupa lembar informed consent (pernyataan) yang
telah ditandatangani pasien/keluarga pasien (Lampiran 5).
E. Memperbaiki Komunikasi Antar Tenaga Medis (Dalam Hal Ini Dokter UmumDokter Spesialis Dalam Mengonsulkan Pasien)
Konsultasi pasien kepada dokter spesialis dilakukan terhadap pasien yang
membutuhkan penanganan dokter spesialis (kondisi pasien di luar kompetensi dokter
umum) yang diperiksa di ruang Zaal II (kelas III) dan ruang N (kelas II) ruang
Alamanda RSUDAM pada masa off campus tanggal 14 Februari-3 Maret 2015 di hari
kerja. Selama pelaksanaan kegiatan, terdapat 9 orang pasien yang dikonsulkan kepada
dokter spesialis.
Masalah yang sering ditemui adalah terjadinya miskomunikasi antara dokter
umum dengan dokter spesialis pada saat mengonsulkan pasien dikarenakan konsultasi
pasien dilakukan hanya secara lisan atau melalui telepon. Hal ini menyebabkan
penanganan terhadap pasien tidak sesuai dengan yang diinstruksikan oleh dokter
spesialis.
Untuk mengatasi hal ini, maka penulis memperbaiki proses konsultasi dengan
dokter spesialis ini dengan cara menyampaikan secara terstruktur dan sistematis
mengenai kondisi pasien yang dikonsulkan beserta poin-poin penting dalam
penegakan diagnosa, mendampingi dokter spesialis saat mem-visite pasien,
menuliskan hasil konsultasi secara lengkap, dan membacakan kembali hasil konsultasi
kepada dokter spesialis untuk mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan
dibaca ulang adalah akurat.
39

Setelah dilaksanakannya tindakan ini, tidak pernah lagi terjadi kesalahan


dalam pelaksanaan instruksi oleh dokter spesialis sehingga pasien mendapatkan
penaganan secara optimal. Tidak ditemui kendala dalam melaksanakan kegiatan ini.
Output yang dilampirkan berupa catatan instruksi dokter spesialis yang telah
ditandatangani oleh dokter spesialis yang bersangkutan (Lampiran 6).
F. Menulis Resume Medis Pasien Pulang Dengan Lengkap dan dengan Pengkodean
yang Tepat
Resume medis dituliskan untuk semua pasien yang dipulangkan, meninggal
dunia, atau pulang atas permintaan sendiri dari ruang Zaal II (kelas III) dan ruang N
(kelas II) ruang Alamanda RSUDAM pada masa off campus tanggal 14 Februari-3
Maret 2015. Selama pelaksanaan kegiatan terdapat 41 orang pasien yang dibuatkan
resume medisnya.
Masalah yang sering ditemui pada saat penulisan resume medis adalah terjadi
kesalahan administrasi pada saat membaca resume medis dikarenakan pengkodean
diagnosis pasien yang tidak sesuai serta penulisan tindakan medis yang kurang
lengkap. Hal ini mengakibatkan keslalahan diagnosis serta kendala pada saat klaim
biaya administrasi dan perawatan pasien.
Untuk mengatasi hal ini, maka penulis memperbaiki penulisan resume medis
menuliskan tindakan medis dan diagnosis pasien secara tepat dilengkapi dengan kode
yang tepat pula melalui proses membaca ulang rekam medis pasien secara
menyeluruh, menuliskan poin-poin penting dari rekam medis dan dituangkan ke
dalam resume medis, dan memberikan kode pada diagnsosis secara tepat sesuai
pedoman ICD X. Setelah dilaksanakannya kegiatan ini, belum ada permintaan
penulisan resume ulang atau permintaan konfirmasi ulang dari bagian administrasi
selama masa off campus.
Output yang dilampirkan berupa persetujuan Kepala SMF bahwa telah
mengisi resume medis secara lengkap dengan pengkodean yang benar (Lampiran 7)
G. Melakukan Bimbingan Terhadap Dokter Muda
Bimbingan terhadap dokter muda dilakukan sesuai keilmuan sebagai dokter
umum pada tanggal 18 Februari 2015 dengan judul materi Kejang Demam dan 25
Februari 2015 dengan judul materi Bronkopneumoni masing-masing pukul 14.00
hingga selesai. Peserta bimbingan adalah dokter muda pada stase anak berjumlah 15
orang.

40

Masalah yang sering ditemui adalah dokter muda belum mengetahui tata cara
anamnesis dan

pemeriksaan fisik yang diperlukan dalam penegakan diagnosa

dikarenakan beragamnya kasus penyakit di bangsal anak dan kurangnya pengalaman


dokter muda dalam menghadapi pasien. Hal ini menyebabkan kurang optimalnya
kinerja dokter muda yang juga ikut membantu memberikan perawatan kepada pasien.
Untuk mengatasi hal ini, maka penulis memberikan bimbingan sederhana
sesuai keilmuan dokter umum diluar jam dinas sehingga tidak mengganggu pelayanan
terhadap pasien. Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan dokter muda sebagai
perpanjangan tangan dokter umum di ruangan bisa lebih paham dengan kasus yang
sering ditemui sehari-hari sehingga lebih optimal dalam memberikan pelayanan dan
merawat pasien. Tidak ditemui kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Output yang dilampirkan berupa :
- Lembar komitmen bimbingan yang disetujui Kepala SMF (Lampiran 8)
- Daftar hadir dokter muda (Lampiran 9)
- Notulensi bimbingan (Lampiran 10)
- Materi bimbingan (Lampiran 11)

41

Você também pode gostar