Você está na página 1de 21

HALAMAN PENGESAHAN

Nama

: Yuda Tesi Listrawila Genda

Stambuk

: N 111 14 065

Fakultas

: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi: Kedokteran


Universitas

: Tadulako

Judul

: Dermal filler

Bagian

: Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


RSUD Undata Palu
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Tadulako

Palu,

Februari 2015
Mengetahui,

Pembimbing Klinik

Dr. Diany Nurdin, SpKK. M.Kes

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ....................................................................................... 1


DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2
Bab I PENDAHULUAN ................................................................................... 3
Bab II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
I.
II.

Penuaan dan Anti Penuaan .............................................................. 5


Dermal Filler ................................................................................... 7
A. Definisi ................................................................................. 7
B. Klasifikasi Dermal Filler ...................................................... 9
C. Jenis-Jenis Dermal Filler...................................................... 9
D. Indikasi.................................................................................. 11
E. Kontraindikasi ...................................................................... 12
F. Persiapan Tindakan dan Penilaian sebelum tindakan .... 13
G. Prosedur tindakan .................................................................. 14
H. Manajemen Post Tindakan ................................................... 16
I. Komplikasi ............................................................................. 17

Bab III PENUTUP .......................................................................................... 18


1. Kesimpulan .................................................................................... 18
2. Saran .............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19
LAMPIRAN ..................................................................................................... 20

BAB I
PENDAHULUAN
Kulit dianggap sebagai cermin penampilan seseorang sehingga tidak salah
bila banyak orang berusaha merawat kulit wajah dan memperlambat proses
penuaan. Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang akan terjadi pada
semua makhluk hidup, meliputi seluruh organ tubuh termasuk kulit. Proses
penuaan pada setiap individu berbeda, tergantung dari berbagai faktor-faktor yang
mempengaruhi dan dapat mempercepat terjadinya proses penuaan kulit. Teori
radikal bebas paling dipercaya sebagai mekanisme proses penuaan. Berbagai cara
dan upaya dapat dilakukan untuk mempertahankan kulit tetap sehat dan muda
yang disebut sebagai peremajaan kulit. [1]
Dalam tubuh terjadi perubahan-perubahan struktural yang merupakan
proses degeneratif. Misalnya sel-sel mengecil atau menciut, jumlah sel berkurang,
terjadi perubahan isi atau komposisi sel, pembentukan jaringan ikat baru
menggantikan sel-sel yang menghilang atau menciut dengan akibat timbulnya
kemunduran fungsi organ tubuh. Kulit adalah organ terbesar pada manusia yang
selalu terpapar lingkungan sehingga mudah mengalami penuaan. Kulit dapat
mengalami penuaan oleh faktor intrinsik namun dapat diperberat oleh faktor
ekstrinsik. Kulit mempunyai matriks ekstraseluler yang mayoritas terdiri dari
kolagen. Matriks ekstraseluler dapat mengalami gangguan keseimbangan sintesis
dan degradasi pada penuaan, dimana degradasi matriks ekstraseluler lebih
dominan pada penuaan. [2] Penuaan jaringan kulit mempunyai manifestasi berupa
kulit kendor, berkerut, tekstur kasar, warna kulit berubah, dan atrofi. Dermal filler
merupakan suatu tindakan yang dilakukan dermatologist estetika dalam
pengelolaan penuaan kulit. Meningkatnya penggunaan filler telah disaksikan
karena meningkatnya kesadaran di antara orang-orang, ketersediaan filler yang
mudah dan meningkatkan antusiasme di antara dermatologist dan ahli bedah
plastik menggunakan modalitas ini[3]. Dermal filler bermanfaat untuk mengisi
volume kulit akibat proses atrofi penuaan dan untuk menginduksi pembentukan
matriks ekstraseluler khususnya kolagen. [4]

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I.

PENUAAN (Aging)
Penuaan adalah proses yang dialami oleh tubuh dimana fungsi bagian-

bagian tubuh semakin berkurang, misalnya kulit yang semakin menipis dan
kemudian muncul keriput, daya cerna yang semakin berkurang sehingga terjadi
penimbunan lemak yang menyebabkan perut gemuk dan sebagainya.

[5]

Proses

penuaan merupakan proses fisiologis yang akan terjadi pada semua makhluk
hidup yang meliputi seluruh organ tubuh termasuk kulit. Setiap manusia tentu
ingin terlihat muda tetapi proses penuaan secara perlahan-lahan berjalan terus dan
kulit merupakan salah satu jaringan tubuh yang secara langsung memperlihatkan
terjadinya proses penuaan. [1]
Saat mulai terjadinya proses penuaan pada kulit tidak sama pada setiap
orang. Pada orang tertentu proses menua kulit terjadi sesuai dengan usianya
sedangkan pada orang lain datangnya lebih cepat, keadaan ini disebut penuaan
dini (Premature aging). Hal ini menunjukkan bahwa proses penuaan pada setiap
individu berbeda, tergantung dari berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi dan
dapat mempercepat terjadinya proses penuaan kulit. Bermacam-macam teori
proses penuaan telah dikemukakan para ahli namun sampai saat ini mekanisme
yang pasti belum diketahui. Batas waktu yang tepat antara terhentinya
pertumbuhan fisik dan dimulainya proses penuaan tidak jelas, karena kedua
proses tersebut saling berkaitan. [1]
Ada beberapa teori penuaan antara lain:
1) Teori Replikasi DNA
Teori ini mengemukakan bahwa terjadinya proses penuaan
disebabkan kematian sel secara perlahan-lahan antara lain akibat
pengaruh sinarultraviolet (sinar matahari) yang merusak sel DNA
sehingga mempengaruhi masa hidup sel.
2) Teori Ikatan Silang

Proses penuaan merupakan akibat dari pembentukan ikatan silang


yang progresif dari protein-protein intraseluler dan interseluler
serabut kolagen yang menyebabkan kolagen kurang lentur dan
tidak tegang.
3) Teori Neuro-Endokrin
Proses menjadi tua diatur oleh organ-organ penghasil hormon
seperti timus, hipotalamus, hipofisis, tiroid yang secara berkaitan
mengatur keseimbangan hormonal dan regenerasi sel-sel tubuh
manusia.
4) Teori radikal Bebas
Teori radikal bebas dewasa ini lebih banyak dianut dan dipercaya
sebagai mekanisme proses penuaan. Radikal bebas adalah
sekelompok elemen dalam tubuh yang mempunyai elektron yang
tidak berpasangan sehingga tidak stabil dan reaktif hebat. Sebelum
meiliki pasangan radikal bebas akan terus menerus menghantam
sel-sel tubuh yang normal. Akibatnya sel-sel akan rusak dan
penuaan serta juga mempercepat timbulnya kanker.
Secara garis besar gejala penuaan intrinsik dan penuaan ekstrinsik dapat
dibedakan sebagai berikut: [1]

Penuaan Instrinsik
Kulit tipis dan halus
Kulit kering
Kerut halus, garis ekspresi lebih

dalam
Kulit kendur
Dapat timbul tumor jinak.

Penuaan ekstrinsik
Kulit menebal dan kasar
Kulit kering
Kerut lebih dalam dan nyata
Bercak pigmentasi tidak teratur
Pelebaran pembuluh darah

(telangiektasi)
Dapat timbul

tumor

jinak,

prakanker maupun kanker kulit

II.

DERMAL FILLER
A. Definisi

Dermal filler merupakan merupakan suatu tindakan yang dilakukan


dermatologist

estetika dalam pengelolaan penuaan

kulit. Meningkatnya

penggunaan filler ini telah disaksikan karena meningkatnya kesadaran di antara


orang-orang, filler mudah tersedia dan meningkatkan antusiasme di antara
dermatologist dan ahli bedah plastik dalam menggunakan tindakan ini. Dalam era
kedokteran berbasis bukti dan litigasi terhadap dokter, Dermatologist harus
waspada tentang tindakan yang berbeda dari kelalaian dan dalam penggunaan
filler tersebut.

[3]

B. Klasifikasi Dermal Filler


Dermal filler diklasifikasikan berdasarkan jangka waktunya dan jenis
bahan (sumber). Berdasarkan jangka waktu bertahannya dibedakan menjadi
sementara, semipermanen dan permanen. Filler non permanen dapat bertahan
hingga kurang dari 1 tahun, filler semipermanen 1-2 tahun, sedangkan filler
permanen lebih dari 2 tahun. Berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi manusia,
hewan dan sintetis. Dermal filler dapat diklasifikasikan tergantung pada
sumbernya, seperti: Manusia, Hewan dan Sintetis.

[4]

Banyak pasien mungkin

tidak ingin menggunakan produk hewani untuk agama atau alasan pribadi.
C. Jenis-jenis Dermal Filler
Terdapat 3 jenis dermal filler yang digunakan berdasarkan jangka
waktunya, antara lain: filler non permanen, filler semi permanen, dan
filler permanen.
a. Filler non permanen
Filler non permanen juga disebut sebagai Filler temporary. Jenis
tindakan ini tinggal di jaringan tersebut kurang dari 12 bulan setelah itu
hilang akibat di reabsorbsi oleh tubuh. Oleh karena itu, jenis filler ini
memiliki keuntungan secara spontan menghilang jika pasien tidak puas
dengan hasilnya. Demikian pula, peristiwa yang merugikan dengan Filler
tersebut juga bersifat sementara, seperti yang terlihat di sebagian besar
kasus. Akan Tetapi, efek samping yang jarang permanen telah dilaporkan.
Beberapa Filler sementara umum tersedia di India dijelaskan di sini:
1. Produk berbasis kolagen bovine:
Zyderm 1

Zyderm 2
Zyplast
2. Kolagen jaringan yang diturunkan manusia
Cosmoderm
Cosmoplast
3. Filler sintetik: pengisi berbasis asam Hyaluronic (HA)
Berbagai macam produk asam hyaluronic tersedia dengan
berbagai konsentrasi HA dan karenanya, juga dalam indikasi masingmasing.
HA atau hyaluronic Acid adalah glikosaminoglikan, yang terdiri
dari pengulangan disakarida non-sulfat pada unit asam glukuronat dan
N-asetilglukosamin. HA, zat alami, yang merupakan biopolimer dan itu
menunjukkan tidak ada spesies atau spesifisitas jaringan. HA juga
merupakan komponen penting dan terbanyak dari matriks ekstraselular
dalam semua jaringan hewan. HA sangat hidrofilik dan oleh karena itu
menarik air, dan membantu membentuk konsentrasi besar yang dapat
menempati volume relatif besar untuk massa. Ketika air ditarik ke
dalam matriks HA, akan tercipta pembengkakan atau turgor yang
memungkinkan kompleks HA untuk menahan kekuatan tekan. Fakta
bahwa HA memainkan peran penting dalam mengurangi reaksi
potensial imunologi atau potensi alergi lainnya telah membantu
membuat filler HA populer di kalangan dokter menyuntikkan pasien,
untuk meningkatkan garis-garis halus dan kerutan dan untuk
peningkatan volume. Meskipun filler dermal tahan lama, perkembangan
HA telah dimulai. [6]
Produk
Restylane
SubQ
Touch
Vital
Lipps

Deskripsi
Hyaluronic Acid
Hyaluronic Acid
Hyaluronic Acid
Hyaluronic Acid
Hyaluronic Acid

Indikasi
Wrinkles
Volume filler
Fire lines
Hydration
Lip

Lokasi Penempatan
Mid dermis
Subcutis
Superficial Dermis
Intradermal
Lips

Perlane

Hyaluronic Acid

enhancement
Deep folds

Deep dermis

Esthelis
Soft

Hyaluronic Acid
Hyaluronic Acid

Fire

Basic

Hyaluronic Acid

and lines
Medium to deep

Superficial

wrinkle volume

dermis

Hyaluronic Acid

enhancement
Fold and deep

Deep dermis

Hyaluronic Acid

Wrinkles
Skin

Dermis

Fortelis
Extra
IAL system

Wrinkles

Superficial dermis
to

mid

rejuvenation
Revanesse
Hyaluronic Acid Wrinkles
Mid Dermis
Table 2.1 Filler sementara, indikasi, dan lokasi penempatan [4]
b. Filler semipermanen
Filler semipermanen mengalami degradasi lambat dengan waktu
selama 1-2 tahun. Efek samping dengan Filler semipermanen yang lebih
umum dan lebih tahan lama daripada filler non permanen.
Produk
Sculptra
Radiesse
Bioin blue

Deskripsi
Poly-L-Lactic Acid
Calcium hydroxylapatite

Indikasi
Volume filler
Volume

Lokasi Penempatan
Deep dermis, Subcutis
Deep dermis

Polyvinyl alcohol

enhancement
Volume

Hypodermis

enhancement

dermis

Deep

intramuscular

subfascial.
Table 2.2 Filler semi permanen, indikasi, dan lokasi penempatan. [4]

c. Filler permanen
Filler permanen merupakan Filler yang tetap selama lebih dari
dua tahun di jaringan tersebut. Efek samping dengan Filler permanen
cenderung lebih permanen, dan komplikasi adalah masalah utama dengan
filler permanen. Umumnya digunakan Filler tetap tersedia ditunjukkan

pada Tabel 2.3. Bahan lain, yang kurang umum digunakan, termasuk
Artefill dan silikon. [4]

Produk
Aquamid
Amazingel
BioAlcamid

Deskripsi
Polyacrylamide

Indikasi
Deep folds, wrinkle

Lokasi Penempatan
Subcutis

Polyacrylamide

volume correction
Deep folds, wrinkle

Subcutis

Polyacrylamide

volume correction
Volume enhancement

Subcutis

for large defects


Tabel 2.3. Filler permanen, indikasi, dan lokasi penempatan [4]
D. Indikasi filler untuk daerah wajah:
1) Kerutan dan lipatan wajah
2) Lip Augmentation.
3) Jaringan parut cekungan (depressed scars) pasca bedah, trauma,
pasca jerawat, cacar, dan penyakit lainnya.
4) Perbaikan facial contour.
5) Periocular melanoses dan sunken eyes.
6) Penyakit kulit angular cheilitis, dermal

atrophy,

AIDS

lipodystrophy.
7) Earring ptosis, atrophic earlobes
8) Depresi hidung. [4]
E. Kontraindikasi
Kontraindikasi utama penggunaan filler adalah sebagai berikut:
infeksi aktif dekat tempat suntikan, yang dikenal dengan alergi /
hipersensitivitas terhadap bahan atau lidokain dicampur dalam jarum
suntik dari filler (Zyderm,Zyplast,Cosmoderm,Cosmoplast) dan filler HA
tertentu) dan nekrosis kulit glabellar dengan disuntikkan Zyplast. Tidak
ada hubungan kausal yang telah dibentuk antara penggunaan filler dan
penyakit

autoimun

eritematosus,

seperti

rheumatoid

dermatomiositis/
arthritis

atau

polymyositis,
scleroderma.

lupus
Karena

penggunaannya itu tidak menyebabkan kontraindikasi pada pasien yang


menderita penyakit tersebut. [7]

F. Persiapan Tindakan dan Penilaian sebelum tindakan


Pasien harus diberi konseling tentang sifat filler, apa yang akan
terjadi, lama penggunaan, efek samping yang mungkin terjadi, dan biaya.
Penilaian baik pada keadaan fisik dan psikologis pasien diperlukan untuk
hasil yang sukses. Persetujuan tertulis (inform concent) memastikan
kepatuhan dengan persyaratan peraturan dan hukum serta pengelolaan
harapan pasien. Foto sebelum dan sesudah penting untuk menganalisis
secara kritis hasil pengobatan dan juga, untuk mempersiapkan situasi
hukum- medis. [7]

G. Prosedur Tindakan
Mempersiapkan daerah untuk tindakan filler derm
Daerah tindakan harus didesinfeksi dengan Metode alkoholpovidone iodine-alkohol method. Kapas steril dan kasa harus

digunakan.
Anestesi dengan memblok saraf di sekitar tindakan dermal filler.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa sakit yang tidak
mengganggu hasil pengobatan. [7]
Blok Regional saraf yang biasa dilakukan: infraorbital, mental,
maxillary, submucosa - sebagaimana berlaku, tergantung pada luas
area.

[4]

Sering ditemui ketika blok saraf infraorbital digunakan,

untuk filler alur nasolabial. Lignokain disuntikkan di daerah


infraorbital. Jumlah lignokain diperlukan dapat dikurangi dengan
menggunakan 1 ml lignokain 2% yang dikelola dengan
menggunakan jarum suntik insulin. Penerapan krim anestesi topikal
seperti EMLA dapat meningkatkan hidrasi kulit dan membuat
garis-garis halus tak terlihat mengarah ke koreksi tidak sempurna.
Dalam situasi seperti itu, memilih premixed filler dengan lidocaine
atau blok saraf daerah akan menjadi pilihan yang cocok. Anestesi
yang tidak memadai dicapai dengan EMLA dapat dikompensasikan
dengan menggunakan es kemasan. Ketika menggunakan threading

linear atau bahkan teknik depot, rasa sakit dapat diminimalkan


dengan menggunakan jarum yang panjang, dari 1,5 inci. Selalu
periksa hipersensitivitas lignokain untuk setiap pasien. [7]

Bagian tindakan yang dapat dilakukan

Area penempatan cairan HA ketika diinjeksikan dalam kulit. Tepatnya di bagian dermis kulit.

Prosedur tindakan Dermal Filler


(1) Memblok saraf d sekitar area yang akan dilakukan tindakan; (2, 3a, 3b) melakukan tindakan filler
pada area kerutan;

Teknik penyuntikan filler tergantung pada indikasi, lokasi, bahan filler, ukuran
jarum, dan pengalaman operator. Teknik penyuntikan meliputi:
1) Linear threading technique
Untuk teknik ini, Panjang dari jarum tersebut dimasukkan
seluruhnya ke tengah kerut atau lipat untuk membuat saluran.
Cairan mulai disuntikkan sedangkan jarum perlahan-lahan ditarik

ke belakang, sehingga "Cairan" yang diinjeksikan tersimpan


disepanjang kerut atau lipatan. [8]

2) Serial puncture

3) Cross hacting
Jarum dimasukkan dengan cara yang sama dengan yang digunakan
dalam teknik linier. Tapi sebelum memulai prosedur, garis
bayangan bersilang yang harus dilakukan secara hati-hati dengan
melihat batas-batasnya. Teknik ini digunakan ketika daerah yang
relatif besar membutuhkan koreksi. Biasanya dilakukan di area
komisura mulut. [8]

4) Fanning
Jarum dimasukkan dengan cara yang sama dengan yang digunakan
dalam teknik linier, tapi segera sebelum jarum ditarik, arahnya
berubah dan disuntikkan di baris baru. [8]

5) Depot

6) Cone
Empat teknik yang pertama adalah teknik penyuntikan yang sering digunakan
sedangkan 2 teknik berikutnya hanya digunakan pada situasi khusus. Filler
digunakan terutama untuk peremajaan daerah wajah, tetapi juga dapat
digunakan untuk daerah selain wajah dan pada kelainan kulit. [4]
H. MANEJEMEN POST INJEKSI
Pasien harus diminta untuk menghindari area dingin yang ekstrim atau
panas selama 48 jam. Memijat dari daerah yang dirawat dan aktivitas fisik berat
harus dihindari selama enam jam. Pasien diminta untuk tidur dengan kepala
ditinggikan untuk satu malam; rutinitas perawatan kulit dapat diikuti setelah 24
jam. [4]
Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang sukses: Sebuah rencana
perawatan yang komprehensif harus dirancang agar sesuai dengan kebutuhan
masing-masing pasien. Memilih jenis tindakan filler yang tepat untuk indikasi
yang tepat sangat penting. Kombinasi dari filler dengan toksin botulinum harus
digunakan untuk mengoptimalkan hasil. Dalam kasus tersebut, disarankan untuk
menyuntikkan toksin botulinum pertama, menunggu seminggu untuk melihat
perbaikan, dan kemudian menyuntikkan filler untuk mencapai hasil terbaik. [4]
Jika parah, pembengkakan tak henti-hentinya (lebih sering terlihat dengan
filler acid based hyaluronic)atau terjadi reaksi alergi, dapat diberikan dengan
kortikosteroid oral dan antihistamin. Jika dianggap perlu, filler dapat diekstraksi
dalam beberapa hari pertama pengobatan dengan teknik sayatan dan drainase
akumulasi mengelompokkan bahan filler. Penggunaan filler Permanen dapat
digabungkan dengan kortikosteroid intralesi, eksisi bedah, dermabrasi atau CO
laser resurfacing agar bibir atas mengecil. Nodul yang dihasilkan dari pengobatan
Radiesse dapat berkurang dengan pijat bibir secara kuat, insisi dan drainase,
steroid intralesi atau eksisi bedah. Jika nyeri berkepanjangan terjadi saat
penyuntikan filler, ada kemungkinan bahwa arteriol kulit oklusi telah terjadi.
Pada area tindakan langsung panas, memijat daerah tindakan dermal filler dan
penggunaan pasta nitrogliserin sebaiknya dilakukan saat pasien masih di kantor

dan di rumah sampai gejala mereda. Jika acidbased hyaluronic filler yang
digunakan, hyaluronidase dapat disuntikkan pada area yang pucat, daerah yang
terasa sakit dan sekitar pembuluh yang terlibat. [7]
Granuloma dan reaksi benda asing dapat diberikan dengan kortikosteroid
intralesi atau sistemik, atau antibiotik jika nodul yang terus-menerus inflamasi.
Sebuah laporan dari penggunaan imiquimod untuk mengobati siliconeinduced
Granuloma bibir telah diterbitkan. [7]
I. Komplikasi
Efek samping maupun komplikasi tidak pernah lepas dalam suatu
tindakan. Berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi setelah tindakan:
Infeksi
Infeksi merupakan komplikasi awal filler suntikan, dan itu harus
menjadi langka di tangan ahli. Lesi infektif dalam bentuk peradangan atau
bahkan abses mungkin terjadi karena kulit yang umum dan patogen
jaringan lunak, termasuk Staphylococcus aureus. Lesi yang lebih dari 2
minggu pasca dermal filler bahkan mungkin hadirnya atipikal infeksi, dan
mycobacteria, juga perlu dianggap sebagai organisme penyebab. Selain
Itu, dermal filler dapat menyebabkan infeksi reaktivasi herpes. Infeksi
juga terjadi karena rusaknya produk dan wabah mikobakteri infeksi telah
dilaporkan dengan penggunaan tercemar dermal filler oleh bukan dokter.[9]
Perubahan warna kulit
Perubahan warna kulit signifikansi estetik dapat terjadi di lokasi
pengobatan; ini biasanya terjadi segera setelah injeksi dan, umumnya
terjadi dalam minggu ke-2 setelah tindakan dermal filler. Kemerahan.
Beberapa perubahan warna adalah hasil dari suatu inflamasi respon.
Hiperpigmentasi (yang dapat diobati dengan krim depigmentary) dan
perubahan warna kebiruan juga telah dilaporkan, khususnya dalam hal
produk yang mengandung asam hyaluronic. Rona kebiruan dapat terkait

dengan cedera vaskular dan distorsi visual yang dari cahaya refraksi
dengan filler melalui kulit (Tyndall efek). [9]
Reaksi alergi
Beberapa orang dapat mengembangkan reaksi alergi disebabkan
oleh suatu produk merupakan suatu respon imun yang berlebihan terhadap
zat asing. Reaksi umumnya terjadi dalam beberapa menit paparan antigen
menantang, karena pelepasan histamin, dan bermanifestasi sebagai edema,
eritema, nyeri, dan gatal-gatal. Reaksi Alergi ini dapat parah, dan kasuskasus yang parah syok anafilaksis telah dilaporkan di literature. [9]
Asimetri
Komplikasi utama, yang terjadi sebagai akibat teknik yang salah,
kurang atau over dalam memasukkan cairan; itu mengarah pada asimetri,
hasil jelek dan mental penderitaan pasien dan dokter sama. Over dari bibir
atas dapat menyebabkan penampilan "RUU bebek". Asimetri karena filler
sementara akan hilang dalam beberapa hari atau minggu, tetapi jika jenis
filler permanen yang disuntikkan, asimetri akan menjadi bencana. [9]

Seorang Perempuan berumur 57 tahun yang menggunakan tindakan dermal filler


pada area labium bagian atas . Sebelum tindakan (kiri) dan setelah tindakan
(kanan).

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun dari Kajian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat
disimpulakn hal-hal sebagai berikut :
Kulit merupakan organ terbesar yang dapat mengalami perubahan
seiring dengan pertambahan usia. Kulit selalu terpapar lingkungan

sehingga mudah mengalami penuaan.


Dermal filler merupakan suatu tindakan dermatologist estetika dalam
pengelolaan penuaan kulit yang cara penggunaannya dimasukkan ke

dalam jaringan lunak bawah kulit secara suntikan (injeksi).


Terdapat 3 jenis dermal filler : Filler non permanen, Filler semi

permanen, dan filler permanen.


2. Saran
Saran yang tepat untuk tindakan dermal filler:
Memilih jenis tindakan filler yang tepat untuk indikasi yang tepat,
menghindari area dingin yang ekstrim atau panas selama 48 jam. Memijat
dari daerah yang dirawat dan aktivitas fisik berat harus dihindari selama
enam jam. Pasien diminta untuk tidur dengan kepala ditinggikan untuk
satu malam; rutinitas perawatan kulit dapat diikuti setelah 24 jam.

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Yusuf K. Nelva 2005. Kulit Menua, vol 38 no. 2. Departemen ilmu penyakit
kulit dan kelamin FK-USU. Majalah kedokteran Nusantara; Sumatra
Utara.

[2]

Fisher, G. J., Varani, J., Voorhees, J. J. 2008. Looking Older: Fibroblast


Collapse and Therapeutic Implications. Arch Dermatol.

[3]

Vedamurthy, M., Vedamurthy, A. 2008. Dermal Fillers: Dos and Donts. J


Cutan Aesthet Surg, India.

[4]

Vedamurthy, M., Vedamurthy, A. 2008. Dermal Fillers: Tips to Achieve


Successful Outcomes. J Cutan Aesthet Surg, 1(2).

[5]

Srikandi Waluyo, 2010. The Book of Antiaging Rahasia Awet Muda Mind-BodySpirit. PT Alex Media Komputindo; Jakarta.

[6]

Gold, M. H. 2010. Soft Tissue Augmentation in Dermatology. J Cutan Aesthet


Surg; USA

[7]

Lafaille Philippe, Benedetto Anthony. 2010. Fillers: Contraindication, Side


Effects and Precautions. J Cutan Aesthet Surg, Jan-Apr; 3(1): 1115;
USA.

[8]

Dayan H. Steve, MD, Bassichis A. Benjamin, 2008. Facial Dermal Filler:


Selection of Appropriate Product and Techniques vol 28 No.3.
Aesthetic Surgery Journal; USA

[9]

Salati Ahmad Sajad, Aithan al Bandar. 2012. Complication of Dermal Fillersan Experience from Middle- East. Journal of Pakistan Association of
Dermatologists; India.

Você também pode gostar