Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Menata Ruang:
Me ata wadah kehidupa
a usia da
akhluk lai agar dapat hidup,
kehidupan dan memelihara keberlanjutan kehidupannya
e jala ka
Pengelolaan:
Manusia sebagai pelaku utama
karena manusia dianugerahi akal
budi dan hati nurani oleh Tuhan
Tata Ruang:
SDM
SDA
SDB
Hasil Akhir:
Kesejahteraan Manusia (dan Makhluk Hidup lain)
Merata/berkeadilan
Berkelanjutan
KEGIATAN
(Tergambar dalam PDRB)
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya.(UU 26/2007)
Lahan adalah lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, vegetasi
dan benda-benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap
pe ggu aa laha Arsyad,
dala Mutaali
Satuan Lahan adalah bagian dari lahan yang mempunyai karakteristik yang
spesifik. Sembarang bagian dari lahan yang menggambarkan karakteristik
lahan yang jelas dan nyata, tidak peduli bagaimana caranya dalam
membuat batas-batasnya. FAO (1990) menggunakan lereng, bentuk lahan,
jenis tanah, guna lahan eksistiing.
Contoh: Kriteria Kawasan Lindung dan Budidaya menurut RTRWN dan PermenPU 41/2007
Jenis Kawasan Lindung
Kriteria Penetapan/Parameter
Hutan Lindung
Hutan dengan jumlah bobot >175 terhadap lereng, jenis tanah, intensitas
hujan, lereng lebih dari 40% , ketinggian di atas 2000 m apl
Kawasan Bergambut
Sempadan Sungai
5 m sebelah luar tanggul sungai, 100 meter dari tepi sungai besar tak
bertanggul diluar permukiman, 50 meter dari tepi anak sungai tak
bertanggul di luar permukiman
Sempadan Pantai
Daratan 100 m dari titik pasang tertinggi sepanjang pantai atau daratan
sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik
pantainya curam atau terjal
Kriteria Penetapan/Parameter
Lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai rata-rata perbedaan air
pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis
air surut terendah ke arah darat
Taman Nasional
memiliki luas yang cukup untuk menjamin pelestarian sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya untuk dimanfaatkan bagi kegiatan wisata alam; memiliki daya
tarik alam berupa tumbuhan, satwa dan ekosistemnya yang masih asli serta
formasi geologi yang indah, unik, dan langka; memiliki akses yang baik untuk
keperluan pariwisata
Cagar Budaya
Kriteria Penetapan/Parameter
Kriteria Penetapan
Pertanian subur
Lereng
---------
Sungai
Total Skor
Keterangan
>174
125-174
<125
Tebang Pilih
Tebang pilih atau tebang habis
Sumber:
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/KPTS/UM/11/1980 Tentang Kriteria dan Penetapan Kawasan Hutan Lindung
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 683/KPTS/UM/8/1981 Tentang Kriteria dan Penetapan Kawasan Hutan Produksi
Kelerengan
Jenis Tanah
Intensitas Hujan
Keterangan
Kawasan Lindung, termasuk hutan lindung
Kawasan Fungsi penyangga
Kawasan hutan produksi terbatas
Sumber: Mutaali
Catatan: Informasi lain menyebutkan bahwa Permukiman dapat diadakan pada lahan dengan
kelerengan 0-25%
Kelerengan
Jenis Tanah
Intensitas Hujan
RC
AC
LS
LD
RS
AS PS
PD
b. Buat kelas harkat parameter yang akan digunakan, beri bobot jika perlu.
(Lihat halaman berikut)
Kelas
6Jenis Tanah
Keterangan
(Kepekaan Erosi)
Harkat
Kelas x Bobot 2
Kelas
Kisaran Lereng
(%)
Keterangan
Harkat
Aluvial, dsb
Tidak Peka
15
0-8
Datar
20
Latosol
Agak Peka
30
8-15
Landai
40
Kurang Peka
45
15-25
Agak curam
60
Peka
60
25-45
Curam
80
Sangat Peka
75
>45
Sangat curam
100
Satuan Lahan
RC
RS
AC
AS
Lereng
80
..
60
Jenis Tanah
75
..
15
Curah hujan
20
..
10
Skor Total
175
..
85
...
...
Keterangan
Kawasan Lindung, termasuk hutan lindung
125-174
Kelerengan
Jenis Tanah
Intensitas Hujan
Satuan Lahan
RC
RS
Lereng
80
..
60
Jenis Tanah
75
..
15
Curah hujan
20
..
10
Skor Total
175
..
85
Kesesuaian Lahan
Lindung
AC
AS
Permukiman dan
Tanaman Semusim
...
...
Lereng
Bobot 20
Jenis Tanah
Bobot 15
Intensitas Hujan
Bobot 10
Kelas Lereng
Keterangan
Harkat
Kelas x Bobot 20
0-8
Datar
20
8-15
Landai
40
15-25
Agak curam
60
25-45
Curam
80
>45
Sangat curam
100
Kelas Tanah
Jenis Tanah
Keterangan
(Kepekaan Terhadap Erosi)
Harkat
Kelas x Bobot 15
Tidak Peka
15
Latosol
Agak Peka
30
Kurang Peka
45
Peka
60
Sangat Peka
75
Kelas Intensitas
Hujan
Keterangan
Harkat
Kelas x Bobot 10
8 - 13,6
Sangat rendah
10
13,6 - 20,7
Rendah
20
20,7 - 27,7
Sedang
30
27,7 - 34,8
Tinggi
40
> 34,8
Sangat Tinggi
50
Contoh kasus A
Parameter
Kondisi Lahan
Harkat
Lereng
20%
60
Jenis tanah
Latosol
30
Curah hujan
12 mm/hari hujan
10
Jumlah Harkat
100
Lahan A sesuai untuk hutan produksi bebas yang dapat dikonversi / permukiman
Contoh kasus B
Parameter
Kondisi Lahan
Harkat
Lereng
20%
60
Jenis tanah
Andosol
60
Curah hujan
12 mm/hari hujan
10
Jumlah Harkat
130
Lahan B sesuai untuk hutan produksi terbatas, tidak cocok untuk permukiman
Contoh kasus C
Parameter
Kondisi Lahan
Harkat
Lereng
20%
60
Jenis tanah
Regosol
75
Curah hujan
12 mm/hari hujan
10
Jumlah Harkat
145
Lahan C jika menggunakan jumlah harkat, sesuai untuk hutan produksi terbatas, tapi jika dilihat
dari kriteria bahwa tanah regosol dengan lereng >15% harus dijadikan sebagai kawasan lindung,
maka peruntukan Lahan C sebaiknya adalah kawasan lindung.
Contoh kasus D
Parameter
Kondisi Lahan
Harkat
Lereng
20%
60
Jenis tanah
Andosol
60
Curah hujan
35 mm/hari hujan
50
Jumlah Harkat
170
SOAL LATIHAN:
1.
2.
Latosol
` kekuningan
Regosol
Podsolik kuning
`
`
>45% 25-45%
>65%
15-25%
0-8%
`
`
Podsolik merah
8-15%
20 mm/hari hujan
25 mm/hari hujan
`
`
D
`
C
`
`
Nilai Q (%)
A
B
C
< 14,3
14,3 33,3
33,3 60,0
D
E
F
G
H
60,0 100,0
100,0 167,0
167,0 300,0
300,0 700,0
> 700,0
(Q = BK / BB x 100%).
BK = bulan kering, curah hujan <60 mm
BB = bulan basah, curah hujan >100 mm
BL = bulan lembab, curah hujan 60-100 mm
Ketinggian <1000 m
Kelerengan <40%
(Kelerengan <8%)
Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering:
Ketinggian <1000 m
Kelerengan <40%
Ketinggian <1000 m
Kelerengan <40%
Ketinggian
Perwilayahan
Keterangan
0-2 m
2-7
Tambak ikan
Dimungkinkan pengembangan sawah meski hasilnya tak sebaik pada
ketinggian di atasmya.
7-25 m
25-100
100-500
500-1000
>1000
Bahaya:
Kekeringan
Kegaraman/salinitas
Banjir
Erosi
Faktor Menguntungkan:
Kandungan Unsur Hara (N, P2O5 dan K2O):
Kandungan N (%)
<0,1
0,10,2
0,20,3
0,3-0,5
>0,75
amat rendah
rendah
sedang
tinggi
amat tinggi
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 4
harkat 5
amat rendah
rendah
sedang
tinggi
amat tinggi
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 4
harkat 5
amat rendah
rendah
sedang
tinggi
amat tinggi
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 4
harkat 5
<0,0021
0,021-0,040
0,040-0,060
0,060-0,100
>0,100
<0,0021
0,021-0,040
0,040-0,060
0,060-0,100
>0,100
Harkat Kandungan Unsur Hara merupakan penjumlahan harkat kandungan N, P2O5 dan K2O:
<4
harkat 1+
4-7
harkat 2+
8-11 harkat 3+
12-15 harkat 4+
>15
harkat 5+
Tekstur Tanah
Kasar
Agak kasar
Sedang
Agak halus
Halus
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 4
harkat 5
Struktur Tanah
Butir tunggal
Gumpal/pejal/kubus/prisma
Remah
harkat 1
harkat 2
harkat 3
<2
2-6
6-10
10-30
>30
rendah
sedang
agak tinggi
tinggi
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 4
harkat 5
<4
4-6
7-9
10-11
>12
harkat 1+
harkat 2+
harkat 3+
harkat 4+
harkat 5+
<4,5
4,5-5,5
5,5-6,5
6,5-7,5
7,5-8,5
8,5-9,0
>9,0
sangat asam
asam
agak asam
netral
agak basa
basa
sangat basa
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 4
harkat 3
harkat 2
harkat 1
rendah
sedang
agak tinggi
tinggi
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 4
<20
20-40
40-60
>60
Bahan Organik
1. Perbandingan C/N
<7
7-10
10-14
14-20
>20
rendah
sedang
agak tinggi
tinggi
amat tinggi
2. Kandungan bahan
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 2
harkat 1
<5
5-6
7-8
9-10
>10
harkat 1+
harkat 2+
harkat 3+
harkat 4+
harkat 5+
<2
2-6
6-10
10-30
>30
rendah
sedang
agak tinggi
tinggi
sangat tinggi
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 4
harkat 5
<25
25-50
>50
dangkal
sedang
dalam
harkat 1
harkat 2
harkat 3
Permeabilitas (cm/jam)
>12,50
6,25-12,50
2,00-6,25
0,50-2,00
<50
cepat/sangat cepat
agak cepat
sedang
agak lambat
lambat/sangat lambat
harkat 1+
harkat 2+
harkat 3+
harkat 2+
harkat 1+
- lempeng/prisma/tiang/gumpal
- butir tunggal
- remah
- kubus
>50
30-50
15-30
<15
tinggi
agak tinggi
sedang
rendah
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 4
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 4
Tanpa struktur
Lemah
Sedang
Kuat
harkat 1
harkat 2
harkat 3
harkat 4
0
1-10
10-25
>25
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
0
1-3
3-15
>15
0
1-10
10-50
>50
tanpa mikrorelief
sedikit
sedang
banyak
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
datar
berombak
bergelombang
Berbukit-bergunung
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
0
1-3
3-50
>50
tanpa konkresi
sedikit
sedang
banyak
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
tanpa glei
>100
dalam
50-100 agak dalam
<50
dangkal
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
<3
3-8
8-15
>15
datar
landai
miring
curam
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
<40%
40-60%
60-80%
>80%
sedikit pasir
cukup pasir
agak banyak pasir
banyak pasir
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
0
<2
2-6
>6
tanpa
jarang
sering
selalu
Erosi
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
e1
e2
e3, e4
tanpa
ringan
sedang
berat
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
Kadar Garam/Salinitas
1. Kadar garam (%)
<0,15
0,15-0,35
0,35-0,65
>65
tanpa
sedikit
sedang
banyak
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
0
1-5
5-35
>35
tanpa
sedikit
sedang
banyak
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
0
1-2 (-)
3-4 (-)
5-6 (-)
harkat 0
harkat 1harkat 2harkat 3-
Kemampuan Lahan (Sumber: Analisis Kemampuan Lahan untuk Pertanian dengan Teknik Penjumlahan-Pengurangan, fakultas Geografi UGM 1994)
Jumlah
harkat
Kelas
Kemampuan
Tanah
>20
15-19
II
12-14
III
8-11
IV
4-7
0-3
VI
-3 - 0
VII
<= -4
VIII
Teknik Pembandingan/Tabularis
Kemampuan Lahan (Sumber: PermenLH 17/2009) ttg Analisis daya Dukung Lahan)
Kelas
Kriteria
Rekomendasi
Penggunaan Lahan
Pertanian:
a. Tanaman pertanian
semusim.
b. Tanaman rumput.
c. Hutan dan cagar alam.
II
Pertanian:
a. Tanaman semusim.
b. Tanaman rumput.
c. Padang penggembalaan.
d. Hutan produksi.
e. Hutan lindung.
f. Cagar alam.
III
1. Pertanian:
a. Tanaman semusim.
b. Tanaman yang memerlukan
Pengolahan tanah.
c. Tanaman rumput.
d. Padang rumput.
e. Hutan produksi.
f. Hutan lindung dan cagar
alam.
2. Non-pertanian.
Kelas
IV
Kriteria
1. Hambatan dan ancaman kerusakan tanah lebih besar dari kelas III,
dan pilihan tanaman juga terbatas.
2. Perlu pengelolaan hati-hati untuk tanaman semusim, tindakan
konservasi lebih sulit diterapkan.
Penggunaan
1. Pertanian:
a. Tanaman semusim dan
Tanaman pertanian pada
umumnya.
b. Tanaman rumput.
c. Hutan produksi.
d. Padang penggembalaan.
e. Hutan lindung dan suaka
alam.
2. Non-pertanian.
1. Pertanian:
a. Tanaman rumput.
b. Padang penggembalaan.
c. Hutan produksi.
d. Hutan lindung dan suaka
alam.
2. Non-pertanian
VI
1. Pertanian:
a. Tanaman rumput.
b. Padang penggembalaan.
c. Hutan produksi.
d. Hutan lindung dan cagar
alam.
2. Non-pertanian.
Kelas
Kriteria
Penggunaan
VII
a. Padang rumput.
b. Hutan produksi.
VIII
a. Hutan lindung.
b. Rekreasi alam.
c. Cagar alam.
Kelompok 1 adalah kelas kemampuan lahan yang cocok untuk usaha tani yaitu
kelompok I sd IV
Dua kelas pertama (kelas I dan kelas II) merupakan lahan yang cocok untuk
penggunaan pertanian
Kelas III sampai dengan kelas VI dapat dipertimbangkan untuk berbagai
pemanfaatan lainnya. Meskipun demikian, lahan kelas III dan kelas IV masih
dapat digunakan untuk pertanian.
Kelompok 2 adalah kelas kemampuan lahan yang tidak bisa digunakan untuk
usaha tani.
2 (dua) kelas terakhir (kelas VII dan kelas VIII) merupakan lahan yang harus
dilindungi atau untuk fungsi konservasi.
Skema
Hubungan antara Kelas Kemampuan Lahan dengan Penggunaan Lahan
Kelas
Kemampuan
Lahan
Hutan
Lindung/
Cagar Alam
Produksi
Terbatas
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
u ber: Rayes
dala
Mutaali
Penggembalaan
Terbatas
Sedang
Pertanian
Intensif
Terbatas
Sedang
Intensif
Sangat
Intensif
Faktor Penghambat/
Pembatas
II
III
IV
VI
VII
VIII
KE1-2
KE3
KE4-5
KE6
(*)
(*)
(*)
(*)
e0
e1
e2
e3
(**)
e4
e5
(*)
k0
k1
k2
k2
(*)
k3
(*)
(*)
t1-3
t1-3
t1-4
t1-4
(*)
t1-4
t1-4
t5
t1-3
t1-3
t1-4
t1-4
(*)
t1-4
t1-4
t5
P2-3
P2-3
P2-4
P1
(*)
(*)
(*)
P5
Drainase (d)
d1
d2
d3
d4
d5
(**)
(**)
d0
Kerikil/Batuan (b)
b0
b0
b1
b2
b3
(*)
(*)
B4
o0
o1
o2
o3
o4
(**)
(**)
(*)
g0
g1
g2
g3
(**)
g3
(*)
(*)
Keterangan: (*) = sembarang sifat, (**) = tidak berlaku, (***) umumnya di daerah beriklim kering
KELOMPOK PARAMETER:
Lereng Permukaan (peta topografi)
l0 = (A) = 0-3% : datar.
l1 = (B) = 3-8% : landai/berombak.
l2 = (C) = 8-15% : agak miring/bergelombang.
l3 = (D) = 15-30% : miring berbukit.
l4 = (E) = 30-45% : agak curam.
l5 = (F) = 45-65% : curam.
l6 = (G) = > 65% : sangat curam.
Batuan Lepas (diameter lebih besar dari 25 cm jika berbentuk bulat atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm jika
berbentuk gepeng)
b0 = tidak ada: kurang dari 0.01% luas areal.
b1 = sedikit : 0.01%-3% permukaan tanah tertutup.
b2 = sedang : 3%-15% permukaan tanah tertutup.
b3 = banyak : 15%-90% permukaan tanah tertutup.
b4 = sangat banyak: lebih dari 90% permukaan tanah tertutup; tanah sama sekali tidak dapat digunakan untuk produksi
pertanian.
Batuan terungkap merupakan batuan yang tersingkap di atas permukaan tanah, yang merupakan bagian dari satuan besar
yang terbenam di dalam tanah (batuan tertutup)
b0 = tidak ada: kurang dari 2% permukaan tanah
tertutup.
b1 = sedikit : 2% - 10% permukaan tanah tertutup.
b2 = sedang : 10% - 50% permukaan tanah tertutup.
b3 = banyak : 50% - 90% permukaan tanah tertutup.
b4 = sangat banyak : lebih dari 90% permukaan tanah tertutup; tanah sama sekali tidak dapat digarap.
Jumlah bobot terhadap lereng, jenis tanah dan curah hujan <125
(Lihat SK Menteri Pertanian no 837/1980 dan 683/1981)
0-3%
3-8%
8-15%
15-30%
>30%
7-25 m
0-7; 25-100 m
100-500 m
500-1000 m
>1000 m
Lahan Sesuai
untuk Pertanian
Jumlah bobot terhadap lereng, jenis tanah dan curah hujan <125
(Lihat SK Menteri Pertanian no 837/1980 dan 683/1981)
Lahan Sesuai
untuk Permukiman
3. Pastikan:
Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh
penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air
60 liter/org/hari - 100 liter/org/hari;
Drainase baik sampai sedang;
Hasil:
Peta Lahan Sesuai untuk Permukiman yang tidak berada di kawasan lindung dan sawah beririgasi teknis
dengan kelerengan <15%.
Sumber: Nusha, Fakultas Geografi, UMS, 2009, Evaluasi kesesuaian lahan untuk
lokasi permukiman diKecamatan selogiri kabupaten wonogiri Propinsi jawa tengah
Data /parameter
Keterangan
Kemiringan Lereng
Sudut lereng: semakin datar lereng semakin mudah dalam penempatan pondasi
bangunan dan semakin rendah biaya pembangunan. Dihitung dari peta topografi
dan survei lapangan.
Kedalaman dan panjang alur: semakin renggang alur sungai semakin kecil resiko
bahaya banjir. Dihitung dari peta topografi dan survei lapangan.
Frekuensi banjir: semakin jarang banjir semakin nyaman untuk bermukim. Survei
lapangan, wawancara dengan penduduk.
Erosi Permukaan
Kenampakan erosi: semakin bebas erosi semakin nyaman untuk bermukim. Survei
lapangan identifikasi ada tidaknya singkapan batuan, alur/parit akibat air
permukaan, kenampakan akar tanaman
Bahaya Longsor
Drainase
Genangan air: tanah lembab tergenang tidak sehat untuk bermukim. Survei
lapangan.
Kekuatan Batuan
Batuan yang kuat akan menopang pondasi bangunan dengan kokoh. Survei
lapangan, test kekuatan batuan dengan pukulan.
Pelapukan Batuan
Batuan sangat lapuk kuang kuat menopang bangunan di atasnya. Survei lapangan,
pengamatan kesegaran batuan.
10
11
Tekstur Tanah
1. Kemiringan lereng
Sudut Lereg
Kriteria
Nilai
0-2
Datar
2-8
Landai
8 - 21
Miring
21 - < 40
Terjal
> 40
Sangat terjal
Nilai
<1
01
24
24
58
5 10
9 15
11 15
> 16
> 15
2. Alur sungai
3. Kerawanan banjir/genangan
Kriteria
Nilai
Kriteria
Nilai
4. Erosi permukaan
5. Kerawanan longsor
Kriteria
Nilai
Kriteria
Nilai
Pengatusan baik
Pengatusan sedang
Pengatusan jelek
6. Drainase/pengatusan
7. Kekuatan batuan
Kriteria
Nilai
Kriteria
Nilai
Batu segar
8. Pelapukan batuan
Kriteria
Nilai
> 1,5
Sangat kuat
1,4 - 1,5
Kuat
1,2 - 1,4
Sedang
1,1, - 1,2
Lemah
<1,1
Sangat lemah
Kriteria
Nilai
<7
Sangat dangkal
7-14
Dangkal
15-25
Sedang
26-50
Dalam
>50
Sangat Dalam
Nilai
Geluh
Geluh berpasir
Geluh berlempung
Lempung berpasir
Lempung, pasir
I (S1,S2)
Harkat
(Jumlah harkat dari seluruh
parameter)
>35
II (S3)
31-35
III (N1,N2)
25-30
=
Jumlah kelas
Sumber: Nusha, Fakultas Geografi, UMS, 2009, Evaluasi kesesuaian lahan untuk
lokasi permukiman diKecamatan selogiri kabupaten wonogiri Propinsi jawa tengah
Contoh Lain Parameter Kesesuaian Lahan untuk Permukiman (pada penelitian lainnya)
Kriteria Kesesuaian Lahan
No
Parameter
S1
S2
S3
N1
N2
KEKASARAN MEDAN
Kemiringan Lereng
0% - 8%
> 8% - 25%
> 40 %
> 40 %
KEKUATAN BATUAN
2
tidak ada
tidak ada
ada pengaruh
Tepat pada
jalur
Tepat pada
jalur
> 75
> 30 - 75
> 10 - 30
> 3 - 10
<3
KEKUATAN TANAH
4
< 0,001-0,03
0,031-0,060
0,061-0,090
> 0,091
> 0,091
0 - 4,27
0 - 4,27
Baik Sekali
Baik
Agak baik
Tidak teratur
Tidak ada
< 15 m
15-25
25-50
>50
>50
erosi berat
PEMATUSAN DRAINASE
6
KETERSEDIAAN AIR
7
BAHAYA ALAM
8
Erosi
Tidak ada
< 25 % erosi
erosi berat
Longsor/Gerakan Tanah
Tidak ada
Tidak ada
Ada, ringan
Ada, resiko
berat
10
Banjir
Tidak pernah
Pernah ada
Tergenang
Ringan, < 2
bulan per tahun
Tergenang
berat, 2-6
bulan
pertahun
Sumber: Setyowati, Geografi-FIS UNNES: Kajian Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman Dengan Teknik GIS, 2007)
Tergenang
sangat berat,
>6 bulan per
tahun
Selamat Belajar