Você está na página 1de 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KALA II LAMA


DI RUANG VK RSUD dr. H. M. ANSARI SALEH BANJARMASIN
A. Pengertian
Kala II lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 2 jam pada
primi, dan lebih dari 30 menit sampai 1 jam pada multi. (Sinopsis Obsestetri,
2010). Persalinan lama ialah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam, baik
pada primipara maupun multipara. Persalinan lama dapat terjadi dengan
pemanjangan kala I dan atau kala II. ( Wiknjosastro, 2010). Penilaian proses
persalinan dengan menggunakan partograf sangat membantu.
Partus Lama adalah perjalanan persalinan yang berlangsung lebih dari
24 jam, tetapi belum menimbulkan komplikasi maternal atau fetal.
B. Etiologi
Etiologi terjadinya kala II lama ini adalah multikomplek dan tentu saja
bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik
dan penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain:
1.

Kelainan letak janin

2.

Kelainan-kelainan panggul

3.

Kelainan kekuatan his dan mengejan

4.

Pimpinan persalinan yang salah

5.

Janin besar atau ada kelainan kongenital

6.

Primi tua primer dan sekunder

7.

Perut gantung, grandemulti

8.

Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup, keras dan belum

mendatar
9.

Analgesi dan anestesi yang berlebihan dalam fase laten

10. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan.


C. Patofisiologi
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5-6 cm. Kemajuan persalinan dalam kala II dikatakan

kurang baik apabila penurunan kepala janin tidak teratur di jalan lahir, gagalnya
pengeluaran pada fase pengeluaran. (Prawirohardjo, 2012) Kesempitan panggul
dapat menyebabkan persalinan yang lama atau persalinan macet karena adanya
gangguan pembukaan yang diakibatkan oleh ketuban pecah sebelum waktunya
yang disebabkan bagian terbawah kurang menutupi pintu atas panggul sehingga
ketuban sangat menonjol dalam vagina dan setelah ketuban pecah kepala tetap
tidak dapat menekan cerviks karena tertahan pada pintu atas panggul.
Persalinan kadang-kadang terganggu oleh karena kelainan jalan lahir lunak
(kelainan tractus genitalis). Kelainan tersebut terdapat di vulva, vagina, cerviks
uteri, dan uterus.
Pimpinan persalinan yang salah dari penolong, tehnik meneran yang
salah, bahkan ibu bersalin yang kelelahan dan kehabisan tenaga untuk meneran
dalam proses persalinan juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya kala II
lama.
D. Manifestasi Klinis

Janin tidak lahir setelah 1 jam pada multigravida dan 2 jam pada primigravida
dipimpin mengedan sejak pembukaan lengkap.

Ibu tampak kelelahan dan lemah.

Kontraksi tidak teratur tetapi kuat.

Dilatasi serviks lambat atau tidak terjadi.

Tidak terjadi penurunan bagian terbawah janin, walaupun kontraksi adekuat.

E. Komplikasi
Infeksi Intrapartum
Infeksi merupakan bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya

pada

partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri didalam cairan
amnion menembus amnion dan desisdua serta pembuluh korion sehingga terjadi
bakteremia
Ruptur uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius
selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan
mereka yang dengan riwayat seksio sesarea.
Cincin retraksi patologis

pada

Pada partus lama dapat timbul konstriksi atau cincin lokal uterus, tipe yang
paling sering adalah cincin retraksi patologis Bandl. Cincin ini disertai
peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus
Pembentukan fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi
tidak maju untuk jangka waktu lama , maka bagian jalan lahir yang terletak
diantaranya akan mengalami tekanan yang berlebihan.
Cedera otot dasar panggul
Cedera otot-otot dasar panggul, persarafan, atau fasia penghubungnya
merupakan konsekuensi yang tidak terelakkan pada persalinan pervaginum
terutama apabila persalinannya sulit.
F.

Penatalaksanaan
Memberikan rehidrasi pada ibu.
Berikan antibiotika.
Rujukan segera.
Bayi harus dilahirkan.
Selalu bertindak aseptik.
Perhatikan perawatan kandung kencing. (Sarwono, 2012)

G. Penatalaksanaan Keperawatan
Pengkajian
1. aktivitas/istirahat: kaji adanya kelellahan, ketidakmampuan melakukan
relaksasi sendiri, letargi, dan adanya lingkaran hitam di bawah mata.
2. Sirkulasi: adanya peningkatan tekanan darah sebesar 5-10 mmHg di
antarakontraksi.
3. Integritas

ego:

berkurangnya

kemampuandalam

mengontrol

dan

berespons terhadap emoasi dapat dikali dengan rentang dari perasaan


fear, irritation, relief, dan joy.
4. Eleminasi: kaji adanya keinginan defekasi yang involunter pada kontraksi,
kemungkinan adanya distensi kandung kemih, dan rabas fekal saat
mengejan.
5. Nyeri/ketidaknyamanan: kaji apakah terdapat penurunan kesadaran di
antara

kontraksi karena nyeri seperti rasa terbakar pada perineum,

kontraksi

uterus kuat, meringis selama kontraksi, adanya kemungkinan

klien melawan kontraksi karena tidak ikut latihan saat antenatal care
(ANC).
6. Pernapasan: frekuensi pernapasan meningkat.
7. Keamanan: diaforesis, bradikardia janin dapat terjadi selama kontraksi.
8. Seksualitas: serviks dilatasi penuh, bertambahnya perdarahan per
vaginam,

perineum menonjol, selaput ketuban pecah, dan peningkatan

pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.


Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
2. Perubahan curah jantung
3. Risiko tinggi kerusakan pertukaran gas
4. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit
5. Risiko tinggi volume cairan
6. Risiko tinggi infeksi maternal
7. Risiko tinggi cidera pada janin
Intervensi
Nyeri
1. Identifikasi rasa ketidaknyamanan dan penyebabnya.
2. Berikan tindakan yang memberikan rasa nyaman, seperti: perawatan
mulut (oral hygiene), menyiapkan linen dan pembalut juga kompres
hangat pada punggung, perineum, atau abdomen.
Rasional: untuk meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisik serta
menurunkan kebutuhan analgesic.
3. Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
Rasional: sebagai dokumentasi legal dan membantu mengidentifikasi pola
kontraksi yang abnormal.
4. Beri dukungan dan informasi yang berhubungan dengan kemajuan
persalinan. Anjurkan untuk mengejan dengan spontan dan tekankan
pentingnya penggunaan otot abdomen dan merelaksasikan dasar pelvis.
5. Pantau penonjolan perineum dan rectum serta pembukaan muara vagina.
Bantu klien memilih posisi optimal untuk mengejan.

6. Pantau tekanan darah, nadi, dan DJJ. Perhatikan rekasi akibat obat yang
diberikan
7. Kaji kepenuhan kandung kemih dan lakukan kateterisasi bila diperlukan.
8. Berikan oksigen dan tingkatkan pemberian cairn infuse dan tinggikan kaki
bila terjadi hipotensi.

Daftar Pustaka
Kasus

Kala
II
Lama.
Lini
Nurmala.
2014.
Dikutip
dari
http://www.academia.edu/9891896/Kasus_Kala_II_lama pada tanggal 30
Maret 2015.

Mahrifatulhijjah. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Kala II Persalinan. Akademi


Mambaul Ulum Surakarta

Você também pode gostar