Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I.
Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
: Tn. SW
: 46 tahun
: Laki laki
: Islam
: Karyawan Swasta
: Kp. Bulu poncol
III.
Anamnesa
Keluhan Utama
Lemah badan sebelah kiri
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Kesan
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Kompos mentis
GCS
: E4 M5 V6
Tanda vital
Tekanan darah : 160/110 mmHg
Nadi
: 82 kali /menit
Pernapasan : 24 kali /menit
Suhu
: 36.8oC
Toraks
Inspeksi
Paru
Jantung
Palpasi
Paru
Jantung
Perkusi
Paru
: Sonor dikedua lapang paru, peranjakan paru (+)
Jantung :
Batas pinggang jantung terdapat di sela iga ke 3 linea parasternalis sinistra
Batas kanan jantung terdapat di sela iga ke 4 linea sternalis dekstra
Batas kiri jantung terdapat di sela iga ke 5 linea midklavikularis sinistra
Auskultas
Paru
: Suara nafas vesikuler diseluruh lapang paru, tidak ada rhonki,
tidak ada wheezing.
Jantung : Bunyi jantung I dan II murni, regular
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan Psikiatris
- Emosi dan effek
- Proses berfikir
- Kecerdasan
: baik
: baik
: baik
- Penyerapan : baik
- Kemauan
: baik
- Psikomotor : baik
Pemeriksaan Neurologis
1. Kepala :
posisi
: sesuai tempatnya
bentuk/ukuran
: normocephal
penonjolan
: (-)
2. Saraf Kranial
N. olfaktorius ( N. I )
- Daya penciuman hidung : baik
N. opticus ( N. II )
- Tajam penglihatan
- Lapang penglihatan
- Funduskopi
:
:
:
OD
6/6
baik
baik
OS
6/6
baik
baik
N. trigeminus ( N. V )
- Sensibilitas
:- N. V1 : baik
- N. V2 : baik
- N. V3 : baik
- Motorik
: - inspeksi/palpasi : baik
- Refleks dagu/masseter : baik
- Refleks cornea
: baik
N. fascialis ( N. VII )
- Motorik
: M. Frontalis
* istirahat
: baik
M. Orbik.oculi
baik
M. Orbik.oris
baik
baik
baik
N. acusticus ( N. VIII )
- Pendengaran
: baik
- Test rinne/weber : baik
- Fungsi vestibularis
N. accesorius ( N. XI )
- M. Sternocleidomastoideus
- M. Trapezius
N. hipoglossus ( N. XII )
- Atropi
- Fasikulasi
- Deviasi
- Tremor
- Ataksia
: (-)
: (-)
: (ke kanan)
: (-)
: (-)
3. Leher :
- Tanda-tanda perangsangan selaput otak : - kaku kuduk : (-)
- kernigs sign : (-)
- laseque sign : (-)
- Brudzinski : (-)
- kelenjar lymphe : tidak ada pembesaran
- arteri karotis :
- palpasi
: dalam batas normal
- auskultasi : tidak terdapat bruit
- kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
4. Abdomen :
- Reflek kulit dinding perut : (+)
5. Kolumna Vertebralis :
- inspeksi
: dalam batas normal
- pergerakan : dalam batas normal
6. Sistem motorik
- Gerak
- Kekuatan otot
- Tonus
- Klonus
7. Reflek fisiologis :
- Bicep
:
- Pattela
:
- Trisep
:
- Achiles
:
8. Reflek patologi
- Hoffman trommer
- Babinsky
- Chaddock
- Oppenheim
- Schaefer
- Gordon
- Gonda
:
:
:
:
:
- palpasi
- perkusi
Superior ka / ki
baik/melemah
5/4
baik/
tidak dilakukan
Inferior ka / ki
baik/melemah
5/4
baik/
tidak dilakukan
Dekstra
(+)
(+)
(+)
(+)
Sinistra
(+)
(+)
(+)
(+)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
9.Sensibilitas
- Rasa raba : kanan lebih terasa daripada kiri
- Rasa nyeri : kanan lebih terasa daripada kiri
- Rasa suhu panas : tidak dilakukan
- Rasa suhu dingin : tidak dilakukan
10. Propioseptif
- Rasa sikap : baik
- Rasa getar : baik
- visuospasial
- fungsi eksekutif
- fungsi psikomotorik (praksia) : baik
: baik
- kalkulasi
- gnosis
: baik
: baik
Glukosa Sewaktu
Na
K
Cl
KIMIA DARAH
104
ELEKTROLIT
139
2,8
92
<170 mg/dl
136-145 mEq/l
3,3-5,1 mEq/l
98-106 mg/dl
V. RESUME
Pasien (Tn. SW, 46 tahun) datang ke RSUD Kabupaten Bekasi dengan keluhan lemah
sebelah kiri sejak 11 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien merasa nyeri
kepala sebelum tidur. Riwayat hipertensi tidak terkontrol (+).
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Umum
Kesan
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Kompos mentis
GCS
: E4 M5 V6
Tanda vital
Tekanan darah : 160/110 mmHg
Nadi
: 82 kali /menit
Pernapasan : 24 kali /menit
Suhu
: 36.8oC
Sistem motorik
- Gerak
- Kekuatan otot
- Tonus
:
- Klonus
Reflek fisiologis :
- Bicep
- Pattela
- Trisep
- Achiles
:
:
:
:
:
:
:
:
Superior ki / ka
melemah/baik
4/5
/baik
baik
Inferior ki / ka
melemah/baik
4/5
/baik
baik
Dekstra
(+)
(+)
(+)
(+)
Sinistra
(+)
(+)
(+)
(+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
- Kalium dan Calsium
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT-Scan
Kesan : - Tampak lesi hiperdens berbatas tegas pada temporo parietal dextra
VI. DIAGNOSA
- Diagnosis klinis
- Diagnosis Topis
- Diagnosis Etiologis
: Hemiparesis sinistra
: Cortex cerebri
: Vaskular
VIII. TERAPI
Terapi Umum :
- Infus Kaen 3A 16 tpm
- Anti Agregasi trombosit
- Analgetik
- Neuroportektor
IX. PROGNOSA
- Quo ad vitam
- Quo ad fungsionam
- Quo ad sanactionam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
X. ANJURAN
-
Fisioterapi
Diet rendah garam
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Menurut World Health Organization (WHO), stroke adalah gangguan fungsional
otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global,
berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak.
Stroke hemoragik adalah stroke yang diakibatkan oleh perdarahan arteri otak
didalam jaringan otak (intracerebral hemorrhage) dan/atau perdarahan arteri diantara
lapisan pembungkus otak, piamater dan arachnoidea
II. KLASIFIKASI
Stroke diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya
a. Stroke Iskemik :
Trombosis serebri
Emboli serebri
Hipoperfusi sistemik
b. Stroke Hemoragik
Perdarahan intraserebral
Perdarahan subaraknoid
2. Berdasarkan stadium/ pertimbangan waktu
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
c. Stroke in evolution / Progressing Stroke
d. Completed stroke
3. Berdasarkan sistem pembuluh darah
a. Sistem karotis
b. Sistem vertebro-basiler
III.FAKTOR RESIKO
Faktor risiko stroke terdiri dari :
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :
a. Usia
Risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setiap penambahan
usia tiga tahun akan meningkatkan risiko stroke sebesar 11 20 %.
Orang yang berusia > 65 tahun memiliki risiko stroke sebesar 71 %,
sedangkat usia 65 45 tahun memiliki risiko 25 %, dan 4 % terjadi pada
orang berusia < 45 tahun.
b. Jenis Kelamin
Insiden stroke 1.25 kali lebih besar pada laki laki dibanding
perempuan.
c. Ras / Bangsa
Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke daripada orang kulit
putih.
d. Hereditas
Riwayat stroke dalam keluarga, terutama jika dua atau lebih anggota
keluarga pernah mengalami stroke pada usia < 65 tahun, meningkatkan
risiko stroke
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :
a. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Hipertensi
meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak 4 sampai 6 kali. Makin
tinggi tekanan darah kemungkinan stroke makin besar karena terjadinya
kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan
terjadinya penyumbatan/perdarahan otak. Sebanyak 70% dari orang yang
terserang stroke mempunyai tekanan darah tinggi.
b. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan faktor risiko untuk stroke, namun tidak
sekuat hipertensi. Diabetes melitus dapat mempercepat terjadinya
aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) yang lebih berat sehingga
berpengaruh terhadap terjadinya stroke. risiko terjadinya stroke pada
penderita diabetes mellitus 3,39 kali dibandingkan dengan yang tidak
menderita diabetes mellitus.
c. Penyakit Jantung
Penyakit jantung yang paling sering menyebabkan stroke adalah fibrilasi
atrium/atrial
fibrillation
(AF),
karena
memudahkan
terjadinya
g. Merokok
Kebiasaan merokok meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 4 kali.
Merokok menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh
tubuh (termasuk yang ada di otak dan jantung), sehingga merokok
mendorong terjadinya aterosklerosis, mengurangi aliran darah, dan
menyebabkan darah mudah menggumpal.
h. Alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu metabolisme
tubuh, sehingga terjadi dislipidemia, diabetes melitus, mempengaruhi
berat badan dan tekanan darah, dapat merusak sel-sel saraf tepi, saraf
otak dan lain lain. Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan risiko
terkena stroke 2-3 kali.
i. Stres
Hampir setiap orang pernah mengalami stres. Stres psiokososial dapat
menyebabkan depresi. Jika depresi berkombinasi dengan faktor risiko
lain (misalnya, aterosklerosis berat, penyakit jantung atau hipertensi)
dapat memicu terjadinya stroke. Depresi meningkatkan risiko terkena
stroke sebesar 2 kali.
j. Penyalahgunaan Obat
Pada orang-orang yang menggunakan narkoba terutama jenis suntikan
akan mempermudah terjadinya stroke, akibat dari infeksi dan kerusakan
dinding pembuluh darah otak. Di samping itu, zat narkoba itu sendiri
akan mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga mudah terserang
stroke.
AVM,
angiopati
kavernosa,
diskrasia
darah,
terapi
ringan
Derajat 4
deserebrasi
Derajat 5
yang
disebabkan
karena
pembuluh
darah
ini
yang
disebabkan
karena
pembuluh
darah
ini
drop
attacks
(jatuh
tiba-tiba
tanpa
penurunan
V. DIAGNOSIS
Diagnosis stroke hemoragik dapat ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
Dari anamnesa didapatkan gejala pada pasien biasanya bervariasi tergantung dari
area otak yang terkena dan seberapa luasnya perdarahan.
Stroke hemoragik
gangguan
gerakan
tangkas.
Hemiparestesia
hampir
selamanya
tubuhnya
Rasa kesemutan di sebagian tubuh
Gangguan bicara (afasia) bila lesi pada daerah hemisfer dominan
ekstraokular
Pusing seperti berputar (vertigo)
Kesulitan untuk berbicara atau pelo (disartria)
Kesulitan untuk menelan (disfagia)
Kelumpuhan sebelah atau bahkan seluruh badan (hemiparese atau
tetraparese)
Tidak merasakan anggota tubuhnya atau rasa baal (hemianestesia)
baik unilateral maupun bilateral
Tidak = 0; Ya = 1
Tanda tanda atheroma :
Tidak ada = 0; Satu atau lebih tanda atheroma = 1 (Diabetes
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan awal dilakukan pemeriksaan status generalis pasien, kemudian status
neurologisnya.
Defisit neurologis yang sudah jelas mudah dikenal terutama hemiparesis yang jelas.
Selain itu terdapat pula tanda tanda pengiring hemiparese yang dinamakan
gangguan Upper Motor Neuron (UMN) ialah:
a. Tonus otot pada lesi yang lumpuh meninggi
b. Refleks tendon meningkat pada sisi yang lumpuh
c. Refleks patologis positif pada sisi yang lumpuh
Mengenal manifestasi stroke yang sangat ringan adalah lebih penting
daripada mengenal hemiparese yang sudah jelas. Manifestasi stroke
yang paling ringan sering berupa gangguan ketangkasan gerak maka
dari itu urutan pemeriksaan susunan motorik sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
leukosit,
hitung
jenis,
(LED)
Fungsi Ginjal (ureum, kreatinin)
atau
VI. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan stroke hemoragik adalah sebagai berikut :
1. Penatalaksanaan Umum Stroke Akut
a. Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
Pemberian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi oksigen
< 95 %
Perbaiki jalan nafas, termasuk pemasangan pipa orofaring pada
pasien yang tidak sadar. Berikan bantuan ventilasi pada pasien yang
mengalami penurunan kesadaran atau disfungsi bulbar dengan
gangguan jalan napas
TIK
Sasaran terapi adalah TIK < 20 mmHg dan CPP > 70 mmHg
Penatalaksanaan penderita dengan peningkatan TIK :
o Tinggikan posisi kepala 20 - 30
o Hindari penekanan vena jugular
o Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik
o Hindari hipernatremia
o Jaga normovolemia
o Osmoterapi atas indikasi :
Manitol 0.25 0.5 gr/KgBB selama > 20 menit,
diulang setiap 4 6 jam dengan target 310
mOsm/L.
Furosemid dengan dosis inisial 1 mg/KgBB IV bila
perlu
o Intubasi untuk menjaga normoventilasi
o Kortikosteroid tidak direkomendasi untuk mengatasi edema
otak dan tingginya TIK pada stroke iskemik
o Drainase ventrikular dianjurkan pada hidrosefalus akut akibat
stroke iskemik serebelar
maksimum 50 mg/menit
Bila kejang belum teratasi, rawat di ICU
Pada stroke pendarahan intraserebral, obat antikonvulsan profilaksis
dapat diberikan selama 1 bulan, kemudian diturunkan, dan
elektroklit)
Bila ada kecurigaan pendarahan subaraknoid, lakukan pungsi lumbal
c. Apabila TDS > 180 mmHg atau MAP > 130 mmHg tanpa disertai dengan
gejala dan tanda peningkatan TIK, tekanan darah diturunkan secara hati
hati dengan menggunakan obat antihipertensi intravena kontinu atau
intermiten dengan pemantauan tekanan darah setiap 15 menit hingga MAP
110 mmHg atau tekanan darah 160/90 mmHg.
d. Pada pasien stroke pendarahan intraserebral dengan TDS 150 220 mmHg,
penurunan tekanan darah dengan cepat hingga TDS 140 mmHg cukup aman
e. Penanganan nyeri termasuk upaya penting dalam penurunan tekanan darah
pada penderita stroke pendarahan intraserebral
f. Pemakaian obat antihipertensi parenteral golongan beta blocker (labetalol
dan esmolol), calcium channel blocker (nikardipin dan diltiazem) intravena
digunakan dalam upaya diatas.
Hidralazin dan nitroprusid
sebaiknya
tidak
digunakan
karena
trombosit
Apabila terjadi gangguan koagulasi dapat diberikan :
o Vitamin K 10 mg IV
o FFP 2 6 unit diberikan untuk mengoreksi defisiensi faktor
pembekuan darah
b. Penatalaksanaan pendarahan subaraknoid
Tatalaksana umum :
o Tatalaksana PSA derajat I dan II adalah sebagai berikut :
Identifikasi dan atasi nyeri kepala sedini mungkin
Tidah baring total dengan posisi kepala ditinggikan
10 mg/4 6 jam
Midazolam 0.06 1.1 mg/KgBB/jam
Propofol 1 3 mg/KgBB/jam
VII.
KOMPLIKASI
1.
Komplikasi neurologik :
PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada jenis stroke dan sindrom klinis stroke. Kemungkinan hidup
setelah menderita stroke bergantung pada lokasi, ukuran, patologi lesi, ukuran, patologi
lesi, serta usia pasien dan penyakit yang menyertai sebelum stroke. Stroke hemoragik
memiliki prognosis buruk. Pada 30 hari pertama risiko meninggal 50%, sedangkan pada
stroke iskemik hanya 10%.