Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
:
:
:
:
:
I. PENDAHULUAN
Penyakit adalah suatu aktivitas fisiologis yang merugikan yang disebabkan
oleh gangguan secara terus menerus oleh faktor penyebab primer. Terjadinya
penyakit pada umumnya diawali dengan adanya tanda atau gejala pada tumbuhan
yang disebabkan oleh serangan patogen. Patogen merupakan penyebab penyakit
yang bersifat menular, dapat berupa jamur, bakteri, virus, nematoda ataupun
tumbuhan tingkat tinggi yang parasitik. Tumbuhan yang diganggu oleh patogen dan
salah satu fungsi fisiologisnya terganggu maka akan terjadi penyimpangan dari
keadaan normal yang menyebabkan tumbuhan menjadi sakit (Agrios, 1996). Sel dan
jaringan tumbuhan yang sakit biasanya menjadi lemah dan hancur oleh agensia
penyebab penyakit. Kemampuan sel dan jaringan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
fisiologis yang normal menjadi menurun atau akan terhenti sama sekali dan sebagai
akibatnya tumbuhan tersebut pertumbuhannya akan terganggu atau mati (Yunasfi,
2002).
Salah satu tahapan penting dalam mendiagnosa gejala serangan penyakit
tumbuhan
adalah
identifikasi
terhadap
patogen
tumbuhan.
Patogen
yang
penyakit berdasarkan gejala yang tampak, atau suatu proses untuk mengenali suatu
penyakit tumbuhan melalui gejala dan tanda penyakit yang khas termasuk faktorfaktor lain yang berhubungan dengan proses penyakit tersebut (Nurhayati, 2012).
Tujuan praktikum isolasi dan identifikasi patogen yaitu mengetahui penyebab
penyakit dengan cara mengisolasi dan mengidentifikasi patogen yang menyebabkan
penyakit pada tumbuhan.
B. Metode
1. Isolasi
Sampel tanaman
berpenyakit dipotong
1x1 cm(bagian sakit
& sehat)
Inkubasi 7x24
Jam
Dikeringkan
dengan tissue.
Sampel
sehat
Sampel
sakit
2. Peremajaan Isolat
Isolat
.,
,,
Diambil 1 plug
.,
,,
Inkubasi
4x24 Jam
3. Identifikasi
Isolasi hasil
peremajaan diambil
3 plug
Letakan di object
glass
Ditetesi akuades
& tutup dengan
cover glass
Amati di
mikroskop
A
A. Gambar 1. Isolasi Patogen Pada Daun Pepaya (Carica papaya)
B. Gambar 2. Peremajaan Isolat Patogen Daun Pepaya (Carica papaya)
Kelompok
1
Musa sp.
Solanum
tuberosum
Carica
papaya
Sechium
edulis
Abu-abu
kehitaman
Rata
Hitam
Putih
Putih
Putih
Bergeri
Putih
Rata
Putih
Rata
Putih
Halus
Halus
Halus
Halus
Konsentris
Radial
Konsentris
Radial
Aseptat
Silindris
ujung
membulat
Hialin
Septat
Lonjong
Aseptat
Lonjong
Hialin
Hialin
Septat
Hialin
Phoma sp.
Septat
Hialin
Pyricularia
sp.
Aseptat
Hialin
Nematoctonus
sp.
Makroskopis
- Warna koloni
- Tepi koloni
- Warna sebalik
koloni
- Tekstur
permukaan
- Pola penyebaran
Mikroskopis
1. Konidium
-
Septat/ aseptat
Bentuk
- Warna
2. Hifa
Hasil
Septat/ aseptat
Warna
Septat
Coklat
Rhizoctonia
sp.
B. Pembahasan
Isolasi adalah proses pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari
populasi campuran ke media biakan (buatan) untuk mendapatkan kultur murni
(Perhutani, 1999). Cara mengisolasi patogen penyebab penyakit tumbuhan menurut
Masnilah et al., (2013), dapat dilakukan dengan isolasi dari daun tumbuhan yang
diduga terserang patogen. Isolasi dari daun tumbuhan yang diduga terserang penyakit
dilakukan dengan yang memotong bagian daun yang menunjukan gejala sakit
(terserang patogen) dan bagian daun yang sehat. Potongan-potongan daun tersebut
dicuci dengan air steril, didesinfeksi dengan alcohol 70% dan dibilas dengan air steril
3 kali. Potongan daun tersebut dilembabkan pada cawan petri yang dilapisi kertas
saring steril dan diinkubasi 4-24 jam. Massa patogen yang muncul pada potongan
daun yang dilembabkan digoreskan pada medium buatan (PDA atau King B) dalam
cawan petri dengan menggunakan jarum ose yang kemudian diinkubasi dalam suhu
ruang selama 24 jam. Setelah terjadi pertumbuhan dilakukan pemurnian dengan cara
mengisolasi kembali patogen pada medium buatan (PDA ata Kings B) hingga
patogen yang tumbuh benar-benar isolat murni. Menurut Suryatini et al., (2011), cara
mengisolasi patogen dapat dilakukan dengan isolasi dari tanah yaitu dengan
menggunakan metode umpan, plant debris dan dilution plate yang dimodifikasi
pada media agar air (2%) yang mengandung cloramfenicol dan streptomisin. Patogen
yang didapat kemudian dipindah pada medium PDA dan kemudian diinkubasi
selama 7 hari. Manfaat dari Isolasi patogen adalah untuk menghasilkan isolat
patogen murni. Isolasi patogen yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu dengan
isoasi bagian sampel tumbuhan yang diduga terserang patogen.
Cara Identifikasi patogen penyebab penyakit tumbuhan
dapat dilakukan
penurunan viabilitas dan stabilitas sel bahkan suatu patogen akan kehilangan
potensinya sebagai suatu patogen (Black, 1999).
Hasil dari isolasi dan identifikasi patogen kelompok 1 tentang penyakit pada
Musa sp. diduga terserang oleh Rhizoctonia sp. Hal ini dapat ditunjukkan dari
karakter makroskopis dan mikroskopis yang dilihat di bawah mikroskop. Karakter
makroskopisnya menunjukan bahwa warna koloninya abu-abu kehitaman, tepi
koloninya rata, warna sebalik koloninya hitam, tektus permukannya halus dan pola
penyebarannya konsentris. Karakter mikroskopis menunjukkan bahwa konidiumnya
tidak berseptat ataupun aseptat, kodiumnya juga tidak berbentuk dan berwarna.
Hifanya berseptat dan berwarna coklat. Menurut Suryatini et al., (2011), karakteristik
Rhizoctonia spp. adalah warna koloni coklat terang sampai coklat gelap,
terbentuknya sklerotium dan adanya percabangan hifa dengan sudut 90. Semakin
bertambah umur koloni maka semakin gelap warna koloninya, yaitu dari putih
kecoklatan sampai coklat gelap. Warna coklat Rhizoctonia disebabkan karena adanya
dekomposisi melanin pada dinding sel hifa.
Hasil isolasi dan identifikasi patogen kelompok 2 tentang penyebab penyakit
pada Solanum tuberosum diduga terserang patogen Phoma sp. Hal ini dapat
ditunjukkan dari karakter makroskopis dan mikroskopis yang dilihat di bawah
mikroskop. Karakter makroskopis menunjukkan bahwa warna koloninya putih, tepi
koloninya bergerigi, warna sebalik koloninya putih, tekstur permukaannya halus dan
pola penyebarannya radial, sedangkan karakter mikroskopisnya konidiumnya aseptat
berbentuk silindris ujung membulat dan berwarna hialin. Hifanya septat dan
berwarnya hialin. Menurut EMLab P&K ATest American Company (2014), Phoma
sp. dapat tumbuh baik pada media jamur umum. Spora yang sangat kecil yang
terbentuk di piknidia (tubuh buah aseksual). Massa lengket spora cairan keluar dari
ostiole (pembukaan) di piknidia tersebut. Jamur ini ditemukan dibahan tanaman,
tanah, dan sebagai parasit buah.
Hasil isolasi dan identifikasi patogen kelompok 3 tentang penyebab penyakit
pada Carica papaya diduga terserang patogen Pyricularia sp. Hal ini dapat
ditunjukkan dari karakter makroskopis dan mikroskopis yang dilihat di bawah
mikroskop. Karakter makroskopis menunjukkan bahwa warna koloninya putih, tepi
koloninya rata, warna sebalik koloninya putih, tekstur permukaannya halus dan pola
penyebarannya konsentris, sedangkan karakter mikroskopisnya konidiumnya septat
berbentuk lonjong dan berwarna hialin. Hifanya septat dan berwarnya hialin.
Menurut Murata et al., (2013), Pyricularia sp. merupakan patogen yang penyakit
blast yang menyerang tanaman monokotil seperti gandum dan padi. Menurut Barnett
dan Hunter (1972), Pyricularia sp. memiliki bentuk canidiophores panjang, ramping,
sebagian besar sederhana, konidia (sympodulospores) pyriform hampir berbentuk
elipsoid, melekat pada yang lebih luas, hialin, 2-3 untuk sel parasit, terutama pada
rumput.
Hasil isolasi dan identifikasi patogen kelompok 4 tentang penyebab penyakit
pada Sechium edule diduga terserang patogen Nematoctonus sp. Hal ini dapat
ditunjukkan dari karakter makroskopis dan mikroskopis yang dilihat di bawah
mikroskop. Karakter makroskopis menunjukkan bahwa warna koloninya putih, tepi
koloninya bergerigi, warna sebalik koloninya putih, tekstur permukaannya halus dan
pola penyebarannya radial, sedangkan karakter mikroskopisnya konidiumnya aseptat
berbentuk lonjong dan berwarna hialin. Hifanya aseptat dan berwarnya hialin.
Menurut Babu et al., (2014), Nematoctonus robustusis ditandai dengan miselium
hialin, dikaryotic di alam yang mengandung dua inti genetik yang berbeda di setiap
sel, memiliki diameter yang berbeda koneksi penjepit sekitar 2 -2,4 um, konidia
berbentuk lonjong memanjang (sosis), soliter di alam, diproduksi pada conidiophore
singkat dan sederhana pada hifa.
Rhizoctonia merupakan patogen terbawa tanah yang memiliki kisaran inang
luas dengan gejala penyakit tertentu. Rhizoctonia memiliki pertumbuhan,
kemampuan bertahan, virulensi dan kemampuan saprofitik yang beragam. Selain
sebagai patogen Rhizoctonia hipovirulen terbukti dapat menjadi agens pengendali
hayati patogen penyebab penyakit tumbuhan. Isolasi Rhizoctonia hipovirulen atau
non patogenik dari tanah tidaklah mudah karena kemampuan tumbuh Rhizoctonia di
dalam tanah sangat lambat dan rendahnya kerapatan inokulum dalam tanah.
Kelimpahan Rhizoctonia di dalam tanah dipengaruhi oleh suhu dan jenis tanaman
yang tumbuh (Suryatini et al., 2011). Ogoshi et al., (1985) bahwa Rhizoctonia sp.
dapat memperbanyak diri pada kisaran suhu optimum antara 20 C 30 C.
Menurut Gillard et al., (2012), Rhizoctonia sp. merupakan jamur polifag dan
umum terdapat dalam tanah. Jamur ini biasanya menyerang tumbuhan yang masih
muda, menyebabkan penyakit rebah semai. Benang-benang seperti rumah laba-laba
dengan tetes-tetes embun yang bergantungan akan terlihat di sekitar tanaman pada
waktu pagi. Jamur Rhizoctonia sp. sering menyerang daun-daun di dekat tanah,
menyebabkan hawar daun atau bercak daun yang lebar. Gejala utama infeksi adalah
bercak kecil, bulat, garis tengah 1-2 cm, cokelat, cokelat kemerahan. Penyakit ini
umumnya hadir pada tangkai dan permukaan bawah daun. Berikut ini klasifikasi
Rhizoctonia sp. menurut Agrios (1996) adalah sebagai berikut.
Kingdom
: Fungi
Phylum
: Basidiomycota
Class
: Agarimycota
Ordo
: Cantharellales
Family
: Ceratobasidiaceae
Genus
: Rhizoctonia
Spesies
: Rhizoctonia sp.
Genus Phoma memiliki geografis luas dan terdiri dari kelompok besar jamur
yang ditemukan diberbagai relung ekologi. Beberapa jenis spesies Phoma berbahaya.
Phoma juga telah terbukti menjadi genus jamur patogenik yang menyerang tanaman
ekonomis penting. Infeksi Phoma biasanya terjadi pada manusia dan hewan. Tercatat
9 spesies yang diisolasi dari manusia. Baru-baru ini merupakan sebuah spesies
tambahan, Phoma exigua yang ditambahkan ke daftar patogen manusia. Beberapa
penyakit vertebrata yang parah juga terkait dengan Phoma, seperti sapi mikotik
mastitis dan ikan salmon. Organisme tanah yang terkait seperti arthropoda dan
nematoda juga dapat terkena infeksi Phoma. Tercatat 11 Phoma spesies yang
ditemukan dalam hubungan dengan kista nematoda.
: Fungi
Class
: Dothideomycetes
Subclass
: Dothideomycetes
Ordo
: Pleosporales
Family
: Incertae sedis
Genus
: Phoma
Spesies
: Phoma sp.
: Myceteae
Diviasi
: Amastigomycota
Subdivisis
: Deuteromycetina
Class
: Dothideomycetes
Ordo
: Moniliales
Family
: Moniliaceae
Genus
: Pyricularia
Spesies
: Pyricularia sp.
Nematoda parasit tanaman menginfeksi jaringan akar tanaman yang
menyebabkan
akar
terganggu
dalam
menyerap
air
dan
mineral.
Jamur
beberapa spesies nematoda penjebak jamur (Babu et al., 2014). Berikut ini klasifikasi
Nematoctonus sp. menurut Agrios (1996) adalah sebagai berikut.
Kingdom
: Fungi
Divisi
: Basidiomycota
Subdivisi
: Agaricomycota
Class
: Agaricomycetes
Ordo
: Agaricales
Family
: Pleurotaceae
Genus
: Nematoctonus
Spesies
: Nematoctonus sp.
DAFTAR REFERENSI
Agrios, G. N. 1996. Plant Pathology 3th ed. Academy Press: New York.
Aveskamp, M. M., J. D. Gruyter dan P. W. Crous. 2008. Biology and Recent
Development in the Systematics of Phoma a Complex Genus of Major
Quaritine Significance. Fungal Diversity, 31: 1-18.
Babu S., R., Anirudh dan R. K. Sigh. 2014. Morphological Characterization and
Mass Production of Nematophagus Fungus Nematoctonus Robustus.
International Journal of Applied Biology and Pharmacautical Technology :
120-124.
Barnett, H. L. dan B. B Hunter. 1972. Illustrated Genera of Imperfect Fungi.
Burggess Publishing Company.
Black J G. 1999. Microbiology : Principles and Explorations. New Jersey : Prentince
Hall.
Dewianti.
2011.
Identifikasi
Pengganggu
http://dewiantib.blogspot.com/2011/06/makalah-identifikasipengganggu.html. Diakses 29 Oktober 2014.
Tumbuhan.
EMBLab
P&K
A
TestAmerica
Company.
2014
Phoma
sp.
https://www.emlab.com/app/fungi/Fungi.po?event=fungi&type=primary&spe
cies=28&name=Phoma . Diakses 31 Oktober 2014.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Gillard, C. L., N. K. Ranatunga and R. L. Conner. 2012. The Effect of Foliar
Fungicide Application Timing on The Control of Dry Bean Anthracnose.
University of Guelph Ridgetown Campus : Canada.
Masnilah, R., A. L. Abadi, T. H. Astono dan L. Q. Aini. 2013. Karakterisasi Bakteri
Penyebab Penyakit Hawar Daun Edamame di Jember. Berkala Ilmiah
Pertanian, 1(1): 10-14.
Murata, N., T. Aoki, M. Kusaba, Y. Tosa dan I. Chuma. 2014. Various Spesies of
Pycularia Constitute a Robust Clade Distinct From Magnaporthe salvanii
and Relatives in Magnaporthaceae. J Gen Pathol, 80: 66-72.
Nurhayati.
2012.
Diagnose
Penyakit
Tumbuhan.
http://nurhayatisite.blogspot.com/2011/03/diagnosis-penyakit-tanaman.
Diakses 29 Oktober 2014.
Ogoshi, A., B. Sneh dan L. Burpee. 1985. Identification of Rhizoctonia sp. APS
Press: Minnesota.
Perhutani. 1999. Selayang Persemaian Permanen Pongpoklandak KPH Cianjur.
Perum Perhutani Unit III Jawa Barat KPH Cianjur. Cianjur.
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology
3rd Edition. John Wiley and Sons Inc. Sussex, England.
Suryatini, R., A. Priyatmojo, S. M. Widyastuti dan R. S. Kasiamdari. 2011.
Karakteristik Rhizoctonia spp. dari Tanah di bawah Tegakan Tusam (Pinus
Merkusii Jungh. Et De Vriese). Jurnal Budidaya Pertanian, 7(1): 8-13.
Utami, S., I. Anggraeni dan Sahwalita. 2008. Serangan Penyakit Daun pada Jelatung
Darat (Dyera costulata Hook.) dan Jelatung Rawa (Dyera lowii Hook.) di
Sumatera Utara. Tekno Hutan Tanama, 1(1): 45-52.
Talaro, K. P. 1999. Foundation Mikrobiologi Third Edition. MC. Graw Hill
Company: Boston.
Yunasfi. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit dan
Penyakit lain yang Disebabkan oleh Jamur. Digital Library USU: Sumatera
Utara.