Você está na página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari penulisan laporan ini adalah bagaimana
asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. Y di Bidan Praktik Mandiri Ristanti
Am.Keb., Skm. Baleendah Kabupaten Bandung?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas,
asuhan bayi baru lahir, dan konseling KB pada Ny. Y di Bidan Praktik
Mandiri Ristanti Am.Keb., Skm. Baleendah Kabupaten Bandung
dengan

menggunakan

pendekatan

langkah

varney

dan

pendokumentasian dengan metode SOAP.

2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir serta akseptor KB dengan
pendekatan 7 langkah Varney dan pendokumentasian dengan metode
SOAP.
b. Dapat melakukan interprestasi berdasarkan data subjektif dan objektif
kemudian menentukan diagnose dan masalah pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, serta akseptor KB dengan pendekatan 7 langkah
Varney dan pendokumentasian dengan metode SOAP.

c. Dapat menentukan masalah potensial pada ibu hamil, bersalin, nifas,


bayi baru lahir serta akseptor KB dengan pendekatan 7 langkah Varney
dan pendokumentasian dengan metode SOAP.
d. Dapat melakukan tindakan segera yang di perlukan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir serta akseptor KB dengan pendekatan 7
langkah Varney dan pendokumentasian dengan metode SOAP.
e. Dapat membuat perencanaan pada kasus ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir serta akseptor KB dengan pendekatan 7 langkah Varney
dan pendokumentasian dengan metode SOAP.
f. Dapat membuat penatalaksanaan pada kasus ibu haml, bersalin, nifas,
bayi baru lahir serta akseptor KB dengan pendekatan 7 langkah Varney
dan pendokumentasian dengan metode SOAP.
g. Dapat membuat evaluasi pada kasus ibu hamil, bersalin, nifas, bay
baru lahir sert aakseptor KB dengan pendekatan 7 langkah Varney
dan pendokumentasian dengan metode SOAP.

D. MANFAAT
1. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Hasil studi kasus ini diharapkan sebagai bahan masukan untuk pengkajian
dan

sumber

bacaan

di

perpustakaan

tentang

asuhan

kebidanan

komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, asuhan bayi baru lahir dan
akseptor KB.
2. Manfaat bagi Lahan Praktek
Hasil studi kasus ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam
memberikan bimbingan pada mahasiswa program D III Kebidanan dalam

melaksanakan praktek, dan sekaligus merupakan bahan masukkan dalam


upaya peningkatan mutu layanan yang berkualitas pada ibu hamil,
bersalin, nifas, asuhan bayi baru lahir dan akseptor KB.
3. Manfaat bagi Pasien / Klien
Hasil studi kasus ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pentingnya kesehatan bagi ibu hamil komprehensif
pada ibu hamil, bersalin, nifas, asuhan bayi baru lahir dan akseptor KB
serta menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan dan pertolomgan
persalinan oleh tenaga kesehatan.

E. LOKASI DAN WAKTU


Pengkajian laporan kasus ini dilaksanakan di Bale Endah tahun 2015 dan
kegiatan home visit dilakukan di kediaman Ny. I di Sindang Sari RT 01/ RW
05 Kelurahan Kecamatan Bale Endah Kabupaten Bandung.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Definisi

a.

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.


Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

b.

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2009 : 90).
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin

c.

(Sarwono Prawirohardjo, 2009 : 89).


Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

(Manuaba, 2010 : 75).


2. Klasifikasi Kehamilan
Menurut Manuaba (2010 : 107) ditinjau dari usia kehamilan,
kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu :
a. Kehamilan trimester pertama
: 0 - 12 minggu
b. Kehamilan trimester kedua
: 13 28 minggu
c. Kehamilan trimester ketiga
: 29 42 minggu
3. Diagnosis Kehamilan
Menurut Manuaba, (2010 : 107) lama kehamilan berlangsung
sampai

persalinanaterm adalah sekitar 280 hari sampai 300 hari dengan

perhitungan sebagai berikut ;


a. Usia kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila
b.

berakhir disebut keguguran (abortus).


Usia kehamilan 29 minggu sampai 36 minggu bila terjadi persalinan

c.
d.

disebut prematuritas.
Usia kehamilan 37 sampai 42 minggu disebut aterm.
Usia kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu
atau postatism ( serotinus ).

4. Asuhan standar minimal 10T


a. (Timbang) berat badan dan ukur tinggi badan.
b. Ukur (Tekanan) darah.

c.
d.
e.
f.

Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).


Ukuran (Tinggi) fundus uteri.
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

g.
h.
i.
j.

Toksoid (TT) bila diperlukan.


Pemberian (Tablet) zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Tatalaksana kasus.
Temu wicara (Konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan (Depkes,
2011).

B.
C.
D.
E.

PERSALINAN
NIFAS
BAYI BARU LAHIR
MANAGEMEN KEBIDANAN 7 LANGKAH VARNEY DAN SOAP
1. Manajemen Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pencegahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisir pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berpokus pada
klien. Manajer kebidanan dituntut untuk merencanakan, memimpin dan
mengorganisir, mengevaluasi sarana dan pra sarana yang tersedia untuk
dapat memberikan asuhan kebidanan yang efektif dan efisien (Varney,
2008).
Menurut Varney (2008) menjelaskan bahwa proses pemecahan
masalah yang ditemukan oleh perawat bidan pada awal tahun 70an. Proses
ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran
dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis yang menguntungkan
bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan
bagaimana prilaku yang diharapkan dari pemberian asuhan. Proses

manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja
melainkan juga prilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang
komperhensif dapat tercapai. Dengan demikian proses manajemen harus
mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian yang menyatukan
hasil pengetahuan hasil temuan dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi
satu, kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.
Menurut Varney (2008), proses manajemen varney terdiri dari 7
langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara
periode. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir
dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka
lengkap yang dapat diklasifikasikan dalam situasi apapun.Akan tetapi
setiap langkah dapat diuraikan lagimenjadi langkah-langkah yang lebih
rinci dan ini bisa berupa sesuai dengan kebutuhan klien. Adapun langkahlangkahnya adalah sebagai berikut:
a. Langkah I: kumpulan data dasar, pada langkah pertama ini dilakukan
pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
1) Riwayat kesehatan.
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan.
3) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
4) Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil
studi.
b. Langkah II: Interprestasi data dasar, pada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap suatu masalah atau diagnosa atau
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Kata masalah tidak dapat diselesaikan seperti

diagnosa tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan


sebuah rencana asuhan terhadap klien.
c. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah potensial, pada
langkah ini kita mengidentifikasi masalah diagnosa potensial klien
berdasarkan

rangkaian

masalah

dan

diagnosa

yang

sudah

diidentifikasi. Langkah ini memerlukan antisipasi, bila memungkinkan


dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan
dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa/ masalah
potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali
dalam melakukan asuhan yang aman.
d. Langkah IV: Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Tindakan
Segera, langkah IV mencerminkan kesinambungan dari proses
penatalaksanaan kebidanan. Jadi penatalaksanaan bukan hanya
kunjungan antenatal saja tetapi selama wanita tersebut dalam
persalinan.Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi,
beberapa data memungkinkan mengidentifikasi situasi yang gawat
dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan
jiwa ibu dan anak misalnya pendarahan pada kala II.
e. Langkah V: Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh, pada langkah
ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkahlangkah

sebelumnya.

penatalaksanaan

Langkah

terhadap

masalah

ini
dan

merupakan
diagnosa

kelanjutan
yang

telah

diidentifikasi atau antisipasi.Pada langkah ini informasi data yang


tidak lengkap dapat dilengkapi.

f. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan, pada langkah ini rencana


asuhan menyeluruh dan dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lainnya. Walau bidan
tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya (misalnya memastikan bahwa langkahlangkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan
berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami
komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi
klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan
klien (Varney, 2008).
g. Langkah VII: Evaluasi pada langkah ke tujuh ini dilakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana yang telah diidentifikasi di dalam
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya.Ada kemungkinan
bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian
belum efektif (Varney, 2008).
2. Pendokumentasian SOAP
Manajemen kebidanan merupakan suatu metode penerapan asuhan
kepada klien, yang dituangkan secara sistematis berdasarkan langkah-

langkah dalam manajemen Varney.Sehingga langkah-langkah dalam


manajemen kebidanan merupakan alur fikir bidan dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan klinis (Varney, 2008).
Asuhan yang diberikan harus dicatat secara benar, jelas, singkat
dan

logis

dalam

suatu

metode

pendokumentasian.Metode

pendokumentasian yang digunakan dalam manajemen asuhan kebidanan


adalah SOAP. Menurut Helen Varney, alur fikir bidan saat menghadapi
klien meliputi 7 langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah
dilakukan oleh seorang bidan melalui sistem berfikir otomatis, maka
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. S
(Subjektif),
menggambarkan
pendokumentasian

hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa kepada klien atau


b.

keluarga sebagai langkah 1 Varney.


O (Objektif), menggambarakn pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik klien, hasil lab dan diagnostik lainnya dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney. Selain itu
data yang diperoleh dari pemeriksaan bidan di laboratorium serta

c.

hasil penunjang lainnya.


A (Assesment), menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:
1) Diagnosa atau masalah.
2) Antisipasi diagnosa/ masalah potensial.
3) Perlunya tindakan segera bidan atau dokter, konsultasi/

d.

kolaborasi dan rujukan sebagai langkah II, III, dan IV Varney.


P (Penatalaksanaan), menggambarkan pendokumentasian dari
perencanaan, tindakan

implementasi dan evaluasi berdasarkan

assesment sebagai langkah V, VI, VII.

10

Você também pode gostar