Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum sebagai hasil dari buah
pemikiran para ahli filsuf yang melahirkan bergagai macam pandangan. Filsafat pendidikan
ini diaplikasikan dalam pendidikan untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan
pendidikan secara menyeluruh.
Di dalam filsafat pendidikan ini terdapat berbagai aliran-aliran seperti materialisme,
idealisme, realisme, pragmatisme, dan yang lainnya. Menurut Brubacher (dalam Uyoh
Sadullah, 2010:96) filsafat pendidikan dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu
filsafat pendidikan progresif dan filsafat pendidikan pragmatisme dari John Dewey, dan
romantik naturalisme dari Rousseau. Yang kemudian filsafat-filsafat tersebut melahirkan
berbagai aliran filsafat pendidikan lainnya.
Di sini penulis mencoba untuk mengulas mengenai aliran filsafat pendidikan idealisme,
realisme,
materialisme,
pragmatisme,
eksistensialisme,
progresivisme,
perenialisme,
esensalisme dan rekonstruksionalisme. Dengan adanya ulasan ini diharapkan kita dapat
mengetahui lebih jauh mengenai liran-aliran filsafat pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa-apa saja pengertian dari aliran-aliran filsafat pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
1. Pengertian dari aliran-aliran filsafat pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan
Secara ringkas idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiranpikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan.
Idealisme menekankan mind sebagai hal yang lebih dahulu (primer) daripada
materi. Secara epistemologi, istilah Idealisme berasal dari kata idea yang artinya
adalah sesuatu yang hadir dalam jiwa (Plato)
b. Jenis-jenis idealisme
1) Idealisme Subyektif (Immaterialisme)
Idealisme Subyektif kadang-kadang
dinamakan
mentalisme
atau
menyadari dan mengetahui disatu pihak dan dipihak lainnya adalah adanya realita
diluar manusia yang dapat dijadikan sebagai objek pengetahuan manusia.
b. Bentuk realisme
Realisme merupakan aliran filsafat yang memiliki beraneka ragam bentuk. Kneller
membagi realisme menjadi dua bentuk, yaitu : 1) Realisme Rasional, 2) Realisme
Naturalis. (Uyoh Sadullah : 2007 : 103)
1) Realisme rasional
Realisme rasional dapat didefinisikan pada dua aliran, yaitu realisme klasik
dan
realisme
religius.
Bentuk
utama
dari
realisme
religius
ialah
Dari sudut etimologi pragmatisme berasal dari bahasa Yunani yaitu pragma yang
berarti perbuatan (action) atau tindakan (practice) sedangkan isme berarti ajaran atau
paham. Dengan demikian pragmatisme berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran
itu menuruti tindakan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:698) pragmatisme merupakan
kepercayaan bahwa kebenaran atau nilai (paham, doktrin, gaasan, pernyataan ucapan dan
sebagainya) diukur pada penerapannya bagi kepentingan manusia atau suatu paham yang
menyatakan bahwa segala sesuatu tidak tetap, melainkan tumbuh dan terus menerus
mengalami perubahan.
Menurut Praja (2005: 171) pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan
bahwa yang benar apa yang membuktikan bahwa dirinya sebagai benar dengan
perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia
menerima sesuatu, asal saja membawa akibat praktis. Dengan demikian, patokan
pragmatisme adalah manfaat bagi hidup praktis. Pragmatisme memandang bahwa
kriteria kebenaran ajaran adalah faedah atau manfaat. Suatu teori atau hipotesis
dianggap oleh Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu
teori itu benar kalau berfungsi.
Power (dalam uyoh, 2011:133) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan
Pragmatisme sebagai berikut:
Tujuan pendidikan : memberi pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup
Bahwa kebenaran ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lebih daripada kemurnian opini
manusia;
Bahwa apa yang kita namakan universal adalah yang pada akhirnya setuju dan
Bahwa dunia tidak hanya terlihat menjadi spontan, berhenti dan tak dapat di prediksi
Bahwa nilai akhir kebenaran tidak merupakan satu titik ketentuan yang absolut, tetapi
semata-mata terletak dalam kekuasaannya mengarahkan kita kepada kebenaran-
tertentu.
Oleh
karena
itu,
penyelidakan
dengan
penilaiannya
adalah
alat( instrumental) . jadi yang di maksud dengan instrumentalisme adalah suatu usaha
untuk menyusun suatu teori yang logis dan tepat dari konsep-konsep, pertimbanganpertimbangan, penyimpulan-penyimpulan dalam bentuknya yang bermacam-macam.
Menurut Dewey, kita hidup dalam dunia yang belum selesai penciptaanya.
3) Kekuatan dan Kelemahan Pragmatisme
a. Kekuatan Pragmatisme
Adapun kekuatan atau kelebihan dari dari aliran pragmatisme yaitu :
ateisme;
Pragmatisme menciptkan pola pikir masyarakat yang matrealis
Masyarakat pragmatisme menderita penyakit humanisme.
Eksistensialismenya
ditandai
dengan
pemikiran
yang
menggunakan
semua
12
Kebenaran yang bersifat universal dan tidak tergantung pada tempat, waktu ,dan oramg.
Pendidikan yang baik melibatkan pencarian pemahaman atas kebenaran.
Kebenaran dapat ditemukan dalam karya-karya agung.
Pendidikan adalah kegiatan liberal utuk mengembangkan nalarbeberapa pandangan tokoh
perenialisme terhadap pendidikan.
Murid dalam aliran perenialisme merupakan mahkluk yang di bimbing oleh prinsipprinsip pertama, kebenaran-kebenaran abadi, pikiran mengangkat dunia biologis. Hakikat
pendidikan upaya proses transformasi pengetahuan dan nilai pada subyek didik. Mencakup
totalitas aspek kemanusiaan , kesadaran, dan sikap dan tindakan kritis, terhadap fenomena
yang terjadi di sekitarnya. Pendidikan bertujuan mencapai tujuan kepribadian manusia yang
menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasional,
perasaan dan indera, karena itu pendidikan harus mencakup pertumbuhan manusia dalam
segala aspeknya.
8. Filsafat Pendidikan Essensialisme
a. Pengertian Filsafat Essensialisme
Filsafat Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan
yang telah ada sejak awak peradaban umat manusia. Esensialisme memandang bahwa
pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang
memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Dari paparan diatas terdapat beberapa prinsp-prinsip Esensialisme adalah :
a. Esesialisme berakar pada ungkapn realisme objektif dan idealisme objektif yang modern,
yaitu alam semesta diatur oleh hokum alam sehingga tugas manusia memahami hokum
alam adalah dalam rangka penyesuaian diri dan pengelolaannya.
13
b. Sasaran pendidikan adalah mengenalkan siswa pada karakter alam dan warisan budaya.
Pendidikan harus dibangun atas nilai-nilai yang kukuh, tetap dan stabil.
c. Nilai kebenaran bersifat korespondensi, berhubungan antara gagasan fakta secara
objektif.
d. Bersifat konservatif ( pelestarian budaya ) dengan merfleksikan humanisme klasik yang
berkembang pada zaman renaissance.
Esensialisme suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan
sebagai suatu kritik terhadap trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Esensialisme, yang
memiliki beberapa kesamaan dengan perenialisme, berpendapat bahwa kultur kita telah
memiliki suatu inti pengetahuan umum yang harus diberikan di sekolah-sekolah kepada para
siswa dalam suatu cara yang sistematik dan berdisiplin.
Power
(dalam
uyoh,
2011:165)
mengemukakan
implikasi
filsafat
pendidikan
dengan aliran perenialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Kedua
aliran tersebut, memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai
kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran.
Walaupun demikian, prinsip yang dimiliki oleh aliran rekonstruksionisme tidaklah
sama dengan prinsip yang dipegang oleh aliran perenialisme. Keduanya memepunyai visi
dan cara yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan
kebudayaan yang serasi dalam kehidupan. Aliran perenialisme memilih cara tersendari,
yakni dengan kembali ke alam kebudayaan lama atau di kenal dangan regressive road
culture yang mereka anggap paling ideal. Sedangkan itu aliran rekonsruksinisme
menempuhnya dengan jalan berupaya membina suatu konsensus yang paling luas dan
mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut,
rekonstruksionisme
berupaya
mencari
kesepakatan antar sesama manusia, yakni agar dapat mengatur tata kehidupan manusia
dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka, proses dan lembaga pendidikan
dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan
membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru, untuk mencapai tujuan utama
tersebut memerlukan kerjasama antar umat manusia.
Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun
1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa
tokoh dalam aliran ini : Caroline Pratt, Geaoge Count, Harold Rugg.
Rekonstruksionisme merupakn kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan
ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan
melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau
jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan. Idealisme menekankan mind sebagai hal
yang lebih dahulu (primer) daripada materi. Realisme berpendapat bahwa hakikat realitas
adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani.
Aliran eksistensialisme adalah aliran yang cenderung memandang manusia sebagai objek
hidup yang memiliki taraf yang tinggi, dan keberadaan dari manusia ditentukan dengan
dirinya sendiri bukan melalui rekan atau kerabatnya, serta berpandangan bahwa manusia
adalah satu-satunya mahluk hidup yang dapat eksis dengan apapun disekelilingnya karena
manusia disini dikaruniai sebuah organ urgen yang tidak dimiliki oleh mahluk hidup lainnya
sehingga pada akhirnya mereka dapat menempatkan dirinya sesuai dengan keadaan dan
selalu eksis dalam setiap hidupnya dengan organ yang luar biasa hebat tersebut.
Progresivisme memandang education as cultural transition, yaitu pendidikan
dianggap
mampu
mengubah
dalam
arti
membina
kebudayaan
baru
yang
dapat menyelamatkan manusia bagi hari depan yang makin kompleks dan menantang.
Perenialisme memandang education as cultur regression yaitu pendidikan sebagai
jalan kembali, atau proses mengembalikan keadaaan manusia sekarang seperti dalam masa
lampau yang dianggap sebagai kebudayaan ideal.
Filsafat Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan
yang telah ada sejak awak peradaban umat manusia. Aliran rekonstruksionisme adalah suatu
aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang bercorak modern.
16
B. Saran
Berdasarkan aliran-aliran filsafat pendidikan yang telah dibahas diharapkan kita sebagai
calon guru dapat berperan dalam membimbing siswanya dengan baik dan merancang
pembelajaran sesuai dengan gagasan aliran filsafat pendidikan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Edward. 2014. Filsafat Pendidikan. Medan : UNIMED PRESS
Pusat pembinaan pengembangan bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :
Balai Pustaka
Sadulloh, Uyoh. 2010. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta
http://blog.uin-malang.ac.id/fityanku/2011/12/23/filsafat-pendidikan/ (diakses pada tanggal
14 Februari 2015)
http://Kuliah-e-learning.blogspot.com/2013/11/filsafat-idealisme-dalam-pendidikan.html?
m=1/
http://Koreakinayahfaqot.blogspot.com/2012/07/makalah-filsafat-pendidikan-realisme.html?
m=1
http://Jejesinaga.blogspot.com/2013/12/makalah-filsafat-pendidikan-materialisme.html?m=1
17