Você está na página 1de 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah memberi taufik, hidayah, serta inayahnya
sehingga kita semua masih bisa beraktivitas sebagaimana seperti biasanya termasuk juga
dengan penulis, hingga penulis bisa menyelesaikan tugas pembuatan makalah kesehatan dan
keselamatan kerja yang berjudulManajemen Resiko K3 Laboratorium dan Alat Pelindung
Diri.
Makalah ini berisi tentang pengertian k3 laboratorium dan APD.Makalah ini disusun supaya
para pembaca bisa menambah wawasan serta memperluas ilmu pengetahuan yang ada
mengenai jenis-jenis K3 yang kami sajikan di dalam sebuah susunan makalah yang ringkas,
mudah
untuk
dibaca
serta
mudah
dipahami.
Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada para pembimbing yang sudah
membimbing penulis supaya penulis bisa membuat makalah ini sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
hingga
jadi
sebuah
makalah
yang
baik
dan
benar.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca serta memperluas wawasan
mengenai K3.Dan tidak lupa pula penulis memohon maaf atas kekurangan dari makalah ini.
Mohon
kritik
serta
sarannya.Terimakasih

20 November 2014

Kelompok 2

DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN
A . Latar belakang
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku pada tahun 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan
dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi
oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut
serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia, telah ditetapkan Visi
Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang
penduduknya hidup di dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga
dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan
non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi
karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alatalat pengaman walaupun sudah tersedia.

B . Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja?
2. Apa yang dimaksud dengan laboratorium dan alat pelinding diri?
3. Apa saja contoh dari Alat Pelindung Diri tersebut?
C . Tujuan Pembahasan
1. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui pengertian K3.
2. Diharapakan dapat membedakan antara K3,laboratorium dan APD.

BAB 2
PEMABAHASAN

A . Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja.


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja
(zero accident).
Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan
harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang
berlimpah pada masa yang akan datang.
Menurut

Sumakmur

(1988) kesehatan

kerja adalah

spesialisasi

dalam

ilmu

kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja


beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun

sosial,

dengan

usaha-usaha

preventif

dan

kuratif,

terhadap

penyakit-

penyakit/gangguan gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan


lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan.
Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis.

Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan

produktivitas kerja. Maka dari itu kita perlu pemahaman mengenai pengertian kecelakaan
kerja, jenis-jenis kecelakaan, sumber kecelakaan, dan penanganan kecelakaan kerja di
laboratorium, sehingga kita dapat mengaplikasikannya secara nyata saat bekerja di
Laboratorium.

Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.


Seperti yang kita ketahui tujuan utama k3 adalah mencegah, mengurangi bahkan
menghilangkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Maksud utama dibutuhkannya k3
adalah untuk mencegah terjadinya cacat/kematian pada tenaga kerja, mencegah kerusakan
tempat dan peralatan kerja, mencegah pencemaran lingkungan dan masyarakat disekitar
tempat kerja, dan norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yg menciptakam dan
memelihara derajat kesehatan kerja

Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :
a.

Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang

dikerjakan.
b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan hasil
dari kegiatan industri barang maupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab atas
keberhasilan usaha hyperkes.

B . Pengertian Laboratorium.

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen, dan peneliti
melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat
berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam
Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi
Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan . Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan
kesadaran terhadap keselamatan dan bahaya kerja di laboratorium.Telah banyak terjadi
kecelakaan ataupun menderita luka baik yang bersifat luka permanen, luka ringan, maupun
gangguan kesehatan dalam yang dapat menyebabkan penyakit kronis maupun akut, serta
kerusakan terhadap fasilitas fasilitas dan peralatan penunjang Praktikum yang sangat mahal
harganya. Semua kejadian ataupun kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat
dihindari dan diantisipasi jika para Praktikan mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja
yang aman di laboratorium.

Jenis Bahaya dan Kecelakaan dalam Laboratorium


Jenis-jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium kimia adalah :
Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti
ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dan sebagainya. Keracunan dapat
berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir adalah yang lebih seringterjadi
baik yang dapat diketahui dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengaruh jangka
panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan asbestois, adalah akibat akumulasi
penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.

Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat, asamklorida, natrium
hidroksida, gas klor, dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit,
saluran pernapasan dan mata.
Kebakaran dan Luka Bakar
Kebakaran dan luka baker sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dan sebagainya.Hal yang sama
dapat diakibatkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.
Luka Kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka sering terjadi padatangan atau
mata karena pecahan kaca.
Bahaya lainnya
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu dan pencemaran lingkungan.
Jadi jelas bahwa laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi
bahaya apapun sebenarnya dapat dikendalikan sehingga tidak menimbulkan kerugian. Suatu
contoh, bahan bakar bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang amat
besar. Tetapi dengan penanganan dan pengendalian yang baik,transportasi jutaan ton setiap
hari adalah hal biasa. Demikian pula dalam produksi dan penggunaan pestisida yang
mempunyai potensi racun, hanya menimbulkan malapetaka apabila salah penanganan atau
karena kecerobohan.
.

Sumber sumber Bahaya dalam Laboratorium


Secara garis besar, sumber-sumber bahaya dalam laboratorium dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yakni :
1. Bahan-bahan kimia yang berbahaya yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan, dan
cara penyimpanannya.Contohnya: bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplosif, dan
sebagainya.
2. Teknik percobaan yang meliputi pencampuran bahan distilasi, ekstraksi, reaksi kimia,
dansebagainya.
3. Sarana laboratorium yakni gas, listrik, air, dan sebagainya.

Ketiga sumber tersebut diatas saling berkaitan, tetapi praktis potensi bahaya terletak
pada keunikan sifat bahan kimia yang digunakan. Masing-masing sumber beserta
keterkaitannya perlu dipahami lebih detail agar dapat memperkirakan setiap kemungkinan
bahaya yang mungkin terjadi sehingga mampu mencegah atau menghindarinya.

4.

Penanganan Kecelakaan Kerja di Laboratorium


Laboratorium merupakan tempat kerja yang berpotensi timbul kecelakaan. Meski
kecelakaan kecil dan ringan, tetaplah merupakan kecelakaan yang bisa jadi menimbulkan
efek yang lebih besar.
Sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan bisa dari bahan kimia,
bahan biologis, radiasi, aliran listrik, dan lainnya. Semua itu bisa membuat efek yang tidak
diinginkan seperti keracunan, iritasi, ledakan hingga kebakaran.
Berikut ini merupakan tips cara penanganan awal sebagai pertolongan pertama (P3K)
pada kecelakaan di Laboratorium kimia :

C . Alat Pelindung Diri.


Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang
pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris
dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata
"personal" pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu
memperoteksi si pemakainya. Sebagai contoh, proteksi telinga (hearing protection) yang
melindungi telinga pemakainya dari transmisi kebisingan, masker dengan filter yang
menyerap dan menyaring kontaminasi udara, dan jas laboratorium yang memberikan
perlindungan pemakainya dari kontaminisasi bahan kimia. APD dapat berkisar dari yang
sederhana hingga relatif lengkap, seperti baju yang menutup seluruh tubuh pemakai yang
dilengkapi dengan masker khusus dan alat bantu pernafasan yang dikenakan dikala
menangani tumpahan bahan kimia yang sangat berbahaya. Perlengkapan seperti baju kerja
biasa atau seragam yang tidak secara spesifik melindungi diri dari resiko keselamatan dan
kesehatan tidak termasuk APD. Pemakaian alat APD dimaksudkan untuk mengurangi atau
minimalkan resiko dan bahaya di tempat kerja.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan APD:


1. Memastikan pakaian pelindung pas dengan ukuran tubuh, dan sesuaikan posisi APD agar
merasa nyaman saat bekerja.
2. Memastikan APD bekerja dengan baik dan benar, jika tidak segera laporkan.
3. Jika menggunakn 2 atau lebih APD secara bersamaan pastikan mereka kompatibel dan tidak
mengurangi keefektifan masing-masing APD.
4. Melaporkan gejala timbulnya rasa sakit atau tidak nyaman secepatnya.
5. Menginformasikan kepada pihak yang bertanggungjawab bila diperlukan pelatihan khusus.
1. PERLINDUNGAN MATA DAN WAJAH
Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus dikenakan
oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata
dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi.
Secara umum perlindungan mata terdiri dari :

Gambar 1. Pelindung Mata

Gambar 2. Goggle

Gambar 2. Pelindung Wajah

Face shield
Digunakan pada operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau parkel yang melayang.

Gambar 3. Face shield


2. PERLINDUNGAN BADAN
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan jas
laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki
laboratorium. Jas laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat pengguna bahan
kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika menggunakan jas laboratorium: kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam
kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan
pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan Anda dari tumpahan bahan kimia
dan api sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi oleh
tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.

Gambar 4. Jas Laboratorium

Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jumpsuits. Apron
sering kali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan
mengiritasi. Perlengkapan yang berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat dari karet atau
plastik. Untuk apron yang terbuat dari plastik, perlu digaris bawahi, bahwa tidak dikenakan
pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan kimia yang dapat terbakar yang
dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat mengakumulasi loncatan listrik statis.
Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk dipakai
pada kondisi beresiko tinggi (misalnya ketika menangani bahan kimia yang bersifat
karsinogenik dalam jumlah yang sangat banyak). Baju parasut ini terbuat dari material yang
dapat didaur ulang. Bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu memberi
perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap
lembab, dan radiasi.
3. PERLINDUNGAN TANGAN
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila terpapar
bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi bagi Anda. Tidak hanya
melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga
dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecah atau rusak, permukaan benda
yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin.

Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang di pakai jika tidak dipilih bahannya
dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu, kriteria yang lain adalah
berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya tembus atau terobos bahan kimia ke kulit
tangan. Sarung tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan
permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di
laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk

temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet
butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan
tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung tangan
yang terbuat dari karet alam baik apabila bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi tidak
baik bila bekerja dengan Dietil eter.
4.

PERLINDUNGAN PERNAFASAN
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah
lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan
kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus
memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang
sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan
batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan
yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa
pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut
harus diganti.

Dari informasi mengenai beberapa APD diatas, maka setiap pengguna bahan kimia
haruslah mengerti pentingnya memakai APD yang sesuai sebelum bekerja dengan bahan
kimia. Selain itu, setiap APD yang dipakai harus sesuai dengan jenis bahan kimia yang
ditangani. Semua hal tersebut tentunya mempunyai dasar, yaitu kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium. Ungkapan mengatakan bahwa "Lebih baik mencegah daripada
mengobati". APD merupakan solusi pencegahan yang paling mendasar dari segala macam
kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia. Jadi, tunggu apa lagi. Gunakanlah APD sebelum
bekerja dengan bahan kimia.
5. PELINDUNG KEPALA

Kepala adalah bagian yang mudah terluka oleh tumbukan. Perlindungan kepal ditujukan
untuk menyediakan perlindungan bagi tumbukan mekanis, terluka, dan terjebaknya rambut di
dlam mesin yang bergerak (scalping).
Daftar berikut merupakan contoh kegiatan, dimana APD yang berfungsi melindungi kepala
diperlukan:
1. Pekerjaan pada tangga, dibawahnya atau didekat tangga.
2. Pekerjaan konstruksi pada gedung, menara, bangunan besar dan pabrik.
3. Bekerja disaluran, parit, terowongan, dibawah tanah, persiapan mineral.
4. Aktivitas transportasi dengan resiko kejatuhan benda, mengendarai truk pengangkut
(fork lift), atau bekerja dibgudang dan tempat penyimpanan.
5. Aktivitas dengan bahay yang bersumber dari benda yang tergantung, pengait yang
tajam, permukaan hambatan yang rendah.

6. PELINDUNG KAKI

Proteksi kaki untuk melindungi kaki kemungkinan tumpahan bahan kimia korosif/beracun,
sepatu biasa yang tidak licin dan bertumit rendah dapat dipakai. Pemakaian sandal atau
sepatu yang terbuka perlu dihindarkan.
a.

Sepatu Latex/Karet
Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan licin.

b. Sepatu Buthyl

Sepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alcohol, asam, garam, dan
basa.
c.

Sepatu Vinyl
Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.

d. Sepatu Nitrile
Sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.
7. RESPIRATOR
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah
lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan
kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus
memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang
sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan
batas

paparan.

Alat

Pelindung

Pernafasan

Berguna untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu, atau udara yang
terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi ataupun rangsangan.
Masker untuk melindungi debu / partikel-partikel yang lebih besar yang masuk kedalam
pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu. Bergantung pada jenis
dan kadar pencemar, ada beberapa jenis respirator, yaitu :

Respirator pemurni udara


Membersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap kontaminan dengan toksinitas
rendah sebelum memasuki sistim pernafasan, alat pembersihnya terdiri dari filter untuk
menangkap debu dari udara atau tabung kimia yang dapat menyerap gas, uap dan kabut.

Jenis fiter atau kanister yang dipakai bergantung pada jenis kontaminan yang ada.
Kontaminan debu dapat disaring dengan fiter mekanik. Semakin halus filter, semakin kecil
ukuran debu yang dapat diambil. Kain verban yang biasa dipakai para pekerja, hanya efektif
untuk partikel debu yang besar, dan tentu saja tidak bermanfaat untuk kontaminasigas atau
uap beracun. Untuk as dan uap beracun dipakai kanister yang dapat menyerapgas-gas tersebut
secara kimia atau fisika. Dengan sendirinya kanister kan berbeda untuk gas atau uap yang
berlainan pula.

Respirator dengan pemasok udara

Peralatan ini mirip peralatan pernapasan untuk para penyelam, dimana disediakan
udara/oksigen untuk pernapasan. Alat pelindung demikian diperlukan untuk bekerja dalam
ruang yang mungkin berkadar oksigen rendah seperti ruang tertutup atau ruang terpolusi
berat, seperti adanya gas aspiksian (N 2 metan CO2) atau aspiksian kimia (NH3, CO, HCN)
pada kosentrasi tinggi. Pemasok udara pernapasan berupa udara tekan, dapat dipakai selama
30 menit sampai 1 jam dan udara atau oksigen cair untuk perlindungan antara 1-2 jam.

8.

PERLINDUNGAN TELINGA
Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk praktikan yang bekerja di
tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda keras ataupun bunyi-bunyi
keras dari mesin.

Alat

Pelindung

yang

digunakan

untuk

kondisi

seperti

1)

Ear Phone, system kerja alat Earphone ini yaitu meredam suara.

2)

Sumbat Telinga (Ear plugs )

ini

antara

lain:

Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30
dB, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu

Você também pode gostar