Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan pada masa BBL sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian
fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat
dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian BBL. Diperkirakan 2/3 kematian
bayi di bawah umur 1 tahun terjadi pada masa BBL. Peralihan dari kehidupan itrauterin
ke ekstraeuterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya
bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologis seperti berikut: (1) Pertukaran gas
melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk bernafas (pertukaran oksigen
dengan karbon dioksida), (2) Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan, (3)
Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk
mempertahankan homeostasis kimia darah, (4) hati berfungsi untuk menetralisasi dan
mengekskresi bahan racun yang tidak diperlukan badan, (5) System imunologi berfungsi
untuk mencegah infeksi, dan (6) System kardiovaskular serta endokrin bayi
menyesuaikan diri dengan perubahan fungsi organ tersebut diatas. Banyak masalah pada
bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian
biokimia dan faal yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomic, dan lingkungan
yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.
Pengkajian serta beberapa pemeriksaan pada bayi baru lahir perlu dilakukan agar
dapat mengetahui lebih awal kelainan yang ada pada bayi baru lahir sehingga
mendapatkan penangangan segera.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji serta memberikan asuhan kebidanan
pada bayi Ny. I usia 3 hari di RSUD Praya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan dan membuat rencana asuhan pada
bayi usia 2-6 hari manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu mengumpulkan data dasar
b) Mampu melakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik secara sistematik
(head to toe), dan pemeriksaan penunjang pada bayi.
c) Mampu menganalisa masalah berdasarkan data dan hasil pemeriksaan yang
diperoleh serta menegakkan diagnosa bayi baru lahir.
d) Mampu membuat perencanaan dan melaksanakan asuhan berdasarkan masalah
dan kebutuhan
e) Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan mengguanakan metode SOAP
C. Manfaat
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
a)
b)
c)
d)
0
Tidak ada
Tidak ada
1
100
Lambat
Tonus otot
Refleks
Warna Kulit
Lumpuh
Tidak bereaksi
Seluruh tubuh
2
100
Menangis
kuat
Gerakan Aktif
Melawan
Seluruh tubuh
biru / pucat
Ekstermitas Atas Biru
kemerahan
b) Pengukuran Antropometri
o Timbang berat badan
o Ukur panjang badan
o Ukur lingkar kepala
o Ukur lingkar dada
o Ukur lingkar lengan
6. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
o Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis sutura dan
fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar
mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah
beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat
terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan
peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat
deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan
posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21.
o Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal
hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
o Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya.
b) Wajah
o Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini
dikarenakan posisi bayi di intrauteri.
o Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom
piere robin.
o Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi
N.fasialis.
c) Mata
o Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
o Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
o Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
o Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
o Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil
harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci
(kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
o Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
o Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
o Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami
sindrom down.
5
d) Hidung
o Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih
dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana
bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring.
o Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini
kemungkinan adanya sifilis congenital.
o Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang
menunjukkan adanya gangguan pernapasan.
e) Mulut
o Lakukan Inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa mulut.
o Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan
bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan
mikrognatia.
o Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang
berasal dari dasar mulut)
o Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum
keras dan lunak.
o Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi
o Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema
otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk
(tanda foote).
f) Telinga
o Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
o Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
o Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas
dibagia atas.
o Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set
ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).
o Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan
dengan abnormalitas ginjal.
o Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut maka
pendengarannya baik, kemudian apabila tidak terjadi refleks maka
kemungkinan terjadi gangguan pendengaran.
g) Leher
o Leher
bayi
biasanya
pendek
dan
harus
diperiksa
kesimetrisannya.Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
o Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus
brakhialis
o Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa
adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
o Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan
adanya kemungkinan trisomi 21.
6
k)
l)
m)
n)
o)
p)
Refleks
Cara menimbulkan
Karakteristik respons
8
Keterangan
Rooting refleks
(mencari puting
susu)
refleks
Sentuh pipi bayi dan Bayi menolehkan
ujung mulutnya
kepala ke arah
stimulus dan
membuka mulutnya
Sucking
(menghisap)
Sentuh langit-langit
mulut bayi
Bayi langsung
memulai gerakan
menghisap
Palmar grasp
(menggenggam)
Letakkan jari di
telapak tangan bayi
Bayi menggenggam
jari dan mencoba
untuk menariknya
Tinoc neck
(tonus leher
asimetris)
Posisikan bayi
dalam keadaan
tentang, kemudian
miringkan kepala ke
Bayi akan
menghadap ke sisi
kiri, lengan dan kaki
pada sisi itu akan
9
Bayi yang
prematur atau
mengalami
kelainan
neurologis.
Resposn ini sulit
ditimbulkan pada
bayi yang sudah
kenyang
Respon ini
menghilan pada
usia 3 4 bulan
Sebagian besar
bayi baru lahir
memerlukan waktu
beberapa minggu
untuk dapat
menghisap dengan
baik
Refleks ini
menghilang pada
usia sekitar 12
bulan
Bayi cukup bulan
dapat menopang
keseluruhan berat
badan jika
diangkat perlahan
Jika respon lemah
atau tidak ada
dapat
mengindikasikan
kelainan
neurologis.
Refleks ini
melemah pada usia
3 4 bulan dan
menghilang pada
usia 1 tahun
Respon pada kaki
lebih konsisten
Respon hilang
sepenuhnya pada
Moro
Posisikan bayi
dalam keadaan
telentan, kemudian
buat hentakan tibatiba pada
permukaan tempat
bayi telentang untuk
mengejutkannya
Babinski
Gores permukaan
telapak kaki bayi
mulai dari dekat
tumit kemudian ke
atas sepanjang sisi
lateral telapak kaki
dan menyilang ke
medial
Galant
Respon ini
abduksi dengan
sedikit fleksi dan
menghilang pada
telapak tangan
usia 6 bulan jika
mengepal. Kaki dapat
kematangan
menunjukkan pola
neurologis tidak
respon yang serupa
tertunda
Ibu jari dorsifleksi,
Jika tidak ada
sedangkan keempat
respon, bayi
jari lainnya abduksi
memerlukan
ke lateral. Dalam arti,
pemeriksaan
jari-jari kaki
neurologik.
Jika menetap lebih
meregang.
dari 12-18 bulan,
kemungkinan bayi
mengalami
kelainan saraf otak
Refleks ini
menghilang setelah
usia 1 tahun
Tubuh fleksi dan
Tidak adanya
pelvis berayun ke
respon
arah sisi yang di
menunjukkan
stimulus
depresi umum
medula spinalis
Respon
menghilang pada
usia 4 minggu
Posisikan bayi
dalam keadaan
tengkurap, goreskan
jari ke arah bawah
sekitar 4 5 cm
lateral terhadap
tulang bekang; mula
mula pada satu
sisi, kemudian pada
sisi yang lain
Tabel pemeriksaan refleks fisiologis BBL (Dr. Lyndon Saputra,2104)
10
waktu sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan
dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai berusia 2 tahun atau
bahkan lebih (Roesli, 2005).
Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian
ASI eksklusif serta beresiko membahayakan kesehatan bayi dan meningkatkan resiko
terkena penyakit. Selain itu, tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa
pemberian makanan tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih menguntungkan.
Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan
bayi dan tidak ada dampak positif untuk perkembangan pertumbuhannya.
2. Pertumbuhan bayi yang menyusu secara eksklusif
Keuntungan bayi yang disusui secara eksklusif adalah kecukupan zat gizi yang
dikandung dalam ASI sehingga dapat menjamin pertumbuhan yang normal.
Menyusui secara eksklusif dilakukan sampai umur 6 bulan, pada bayi cukup bulan
maupun bayi premature atau berat lebih rendah (Suradi,2003). Penelitian
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan bayi yang diberi susu formula terlalu
banyak, sedangkan kenaikan berat badan bayi dengan ASI eksklusif normal. ASI
menghindarkan kegemukan kelak bila ia besar. ASI dapat meningkatkan IQ bayi
sampai 12,9 poin. Bayi ASI eksklusif memiliki bentuk rahang dan gigi yang bagus,
dan mempunyai penglihatan yang lebih baik (Roesli, 2005).
3. Alasan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan
a. ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormone, enzime, zat
kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proposional dan
seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai
keseimbangan biokimia yang sangat tepat, yang tidak mungkin ditiru oleh buatan
manusia. Komposisi ASI sesuai secara alamiah dengan kebutuhan untuk tumbuh
kembang secara khusus bagi bayi (Roesli, 2005 ).
b. Bayi dibawah usia 6 bulan belum mempunyai enzim pencernaan yang sempurna
belum mampu mencerna makanan dengan baik. ASI mengandung beberapa
enzim yang memudahkan pemecahan makanan selanjutnya.
c. Ginjal bayi masih muda belum mampu bekerja dengan baik. Makanan tambahan
termasuk susu sapi biasanya mengandung banyak mineral yang dapat
memberatkan fungsi ginjal bayi yang belum sempurna.
d. Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang berbahaya bagi
bayi, misalnya zat warna dan zat pengawet.
e. Makanan tambahan bagi bayi yang belum berumur 6 bulan mungkin
menimbulkan alergi (Suradi, 2003).
f. ASI sudah didisain sedemikian rupa oleh Tuhan sehingga mudah dicerna, karena
selain mengandung zat gizi yang sesuai, ASI juga disertai oleh zat-zat yang
mengandung enzim-enzim yang berfungsi untuk mencernakan zat-zat gizi yang
terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Selain
mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara whei dan
kasein yang sesuai untuk bayi (Anton Baskoro, 2008).
4. Tujuh langkah kebersihan ASI eksklusif
12
berwarna kuning ke abu-abuan dengan sedikit bau menusuk. Frekwensi 1-8 kali
sehari.
c. BAK
Sistem ginjal terbentuk sejak masa janin tetapi kemampuan setelah lahir masih
terbatas,kemampuan mensekresi obat dan memekat atau mengencerkan urin belum
sempurna.Urin pertama dihasilkan dalam 24 jam pertama serta meningkat seiring
asupan cairan. Yang perlu diperhatikan/ dicatat : kencing pertama, frekwensi kencing
berikutnya, warna. Frekwensi minimal bayi berkemih 6-10 kali/ hari.
d. Tidur/ istirahat
Keadaan tidur tenang, bayi jarang bergerak dan pernafasan lambat serta
teratur. Keadaan tidur REM, bayi bernafas tidak teratur dan menangis atau membuat
ekspresi wajah lainnya. Gerakan mata yang cepat dapat terlihat melalui kelopak
mata. Keadaan istirahat bayi:
o Keadaan sadar-aktif, bayi memperlihatkan gerakan tubuh yang aktif, dengan
ekspresi tenang atau meringis pada wajahnya.
o Keadaan sadar-tenang, bayi sadar tetapi relaks, matanya terbuka dan terfokus, dan
bayi mungkin memperlihatkan ekspresi mimik wajah.
o Keadaan transisional, bayi mengalami dari satu keadaan sadar lainnya.
e. Kebersihan kulit
Dilapisi oleh vernik caseosa yang berfungsi melindungi bayi didalam dan diluar
uteri serta menghilang dalam beberapa jam setelah lahir. Tipis,halus dan mudah
trauma akibat gesekan atau trauma. PH BBL 6,4 dan turun 4,9 setelah 3-4hr. Lanugo
menutupi kulit terutama bahu,lengan atas,paha.Tampak tanda khas etnik
tertentu,misal mongolia terdapat daerah lebar berwarna biru kehitaman pada sakrum.
Kuku terbentuk sempurna,terkadang lebih panjang.Rambut telah sempurna,tulang
kartilago telinga telah terbentuk Mandi/ kebersihan kulit dengan memandikan pada
saat umur 6-24 jam saat suhu tubuh stabil. Setelah itu lihat keadaan umum (suhu)
normal.(http://isna-hudaya.blogspot.com/2012/10/memberikan-asuhan-pada-bayiusia-2-6.html)
F. Tanda Tanda Bahaya Pada BBL
a. Kehangatan : terlalu panas (> 38 C) atau terlalu dingin (< 36 C ).
b. Warna : kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat.
c. Pemberian makanan : hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah,
tinja lembek sering, hijau tua ada lendir atau darah pada tinja.
d. Tali pusat : merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah.
e. Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk,
pernafasan sulit.
f. Tinja/ kemih : tidak berkemih dalam 3 hari, tidak BAB dalam 24 jam.
g. Aktivitas : menggigil, atau tangis yang tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk,
lunglai, kejang.
h. Pernafasan : sulit atau lebih dari 60 kali per menit (http://isnahudaya.blogspot.com/2012/10/memberikan-asuhan-pada-bayi-usia-2-6.html)
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI
DI RUANG CEMPAKA 6 RSUD PRAYA
Tangaal masuk
: 15 Desember 2014
Pukul
: 10.00 wita
No. RM
: 053054
Tempat
Nama
: Tn S
Umur
: 31 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Petani
Suku/bangsa
: Sasak/Indonesia
Alamat
: Gantang, Tanak Au
2. Anamnesa
a. Riwayat Kehamilan
G2P1A0H1
Hamil
: hamil ke 2 usia kehamilan 9 bulan
Frekuensi ANC
: 9 kali
Imunisasi TT
: 2 kali saat SD
Kenaikan BB hamil : 11 kg
Kejadian waktu hamil : tidak ada
Riwayat Penyakit/kehamilan
a. Perdarahan
: tidak ada
b. Eklamsia
: tidak ada
c. Pre eklamsia
: tidak ada
d. Penyakit kelamin
: tidak ada
e. Penyakit lain
: Hepatitis B (+)
Kebiasaan waktu hamil
a.
b.
c.
d.
Makanan
: tidak ada makanan pantangan
Obat-obatan/jamu: tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan atau jamu
Merokok
: ibu tidak merokok
Lain lain
: tidak ada
Komplikasi persalinan
Ibu
: tidak ada
b. Riwayat Persalinan
1. Lama kala I
:2. Lama kala II
:3. Warna air ketuban
: jernih
4. Jumlah air ketuban
: 1000 ml
5. Jenis persalinan : SC
6. Penolong
: Dokter SpOG
7. Jam/tanggal lahir
: 10.00 wita/15 Desember 2014
8. Jenis kelamin
: Perempuan
9. BB/PB
: 3000 gram / 50 cm
10. Caput sussedanium
: tidak ada
11. Caephal haematom
: tidak ada
c. Keadaan Bayi Baru Lahir (APGAR SCORE)
KRITERIA
1. Denyut jantung
2. Usaha nafas
3. Tonus otot
4. Reflek
5. Warna kulit
0-1 menit
1-5 menit
2
1
1
1
2
16
2
2
1
2
2
TOTAL
7
9
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU
: baik
Kesadaran
: apatis
Berat Badan
: 3000 gram
Tanda tanda vital
Nadi
: 141 x/menit
Respirasi
: 40 x/menit
Suhu
: 36,4 oC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Ubun-ubun datar, molase (-), penonjolan (-), kelainan kongenital (-),caput (-),
cephal hematum (-)
b. Mata
Mata bersih, pus (-), mata simetris, perdarahan konjungtiva (-), sklera tidak
ikterus
c. Telinga
Letak mata dan teling simetris, tulang rawan telinga normal, pus (-)
d. Hidung
Bentuk hidung normal, pernafasan cuping hidung (-) pengeluaran
cairan/sekret (-)
e. Mulut
Warna bibir kemerahan, sumbing (-), hipersalivasi (-)
f. Leher
Pembengkakan kelenjar tiroid (-), massa/tumor (-), bendungan vena jugularis
(-)
g. Dada
Bentuk dada normal, puting susu simetris, retraksi dinding dada (-), bunyi
nafas bersih, bunyi jantung normal.
h. Ekstremitas atas
Panjang tangan simetris, pergerakan lengan aktif, jumlah jari lengkap, fraktur
(-)
i. Perut
Bentuk perut normal, perdarahan tali pusat (-), hernia umbilikalis (-),
kelainan bawaan (omfalokel,tumor/massa,gastroskisis) (-)
j. Genitalia
Vagina dan uretra (+) labia minor sudah tertutupi labia mayor, pengeluaran
sekret (-)
k. Punggung dan anus
Keadaan tulang belakang normal, tonjolan (-), anus (+)
l. Ekstremitas bawah
Panjang tungkai simetris, pergerakan tungkai aktif, jumlah jari lengkap
m. Kulit
17
3.
4.
5.
6.
Verniks tidak ada, warna kulit kemerahan pembengkakan (-), tanda lahir (-)
Reflek
Reflek moro
: ada
Reflek rooting : ada
Reflek walking : tidak dilakukan
Reflek sucking : ada
Reflek tonik neck : ada
Reflek swalowing: ada
Reflek babinski : ada
Reflek galans
: ada
Reflek palmar
: ada
Antropometri
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada
: 35 cm
Lingkar lengan : 10 cm
Eliminasi
Miksi
: 8 kali sehari
Defekasi/mekonium
: 4 kali sehari
Pemeriksaan Penunjang
Urin
: tidak di lakukan
Darah
: Tanggal 15 Desember 2014 Hb = 17 gr/dl
3. Memberitahu ibu bahwa bayinya cukup diberikan ASI saja (ASI ekslusif) sampai
bayi usia 6 bulan.
4. Memberitahu ibu bahwa bayi harus diberi ASI setiap 2-3 jam sekali atau bila bayi
menginginkannya (on demand)
5. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi
6. Mengajarkan ibu cara merawat tali pusat
VII.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, sebagai praktikan akan mencoba membandingkan antara teori yang
diperoleh dengan pelaksanaan asuhan kebidanan di lapangan mulai dan pengkajian sampai
dengan pelaksanaan asuhan yaitu asuhan kebidanan pada bayi usia 2 6 hari.
Pada dasarnya pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi usia 2 6 hari di lapangan
hampir sama dengan teori yang diperoleh, mulai dan pengkajian sampai dengan pelaksanaan
asuhan kebidanan. Pada kasus di sini kita perlu mengkaji identitas bayi dan orangtua/wali
Selain itu juga perlu dikaji tentang riwayat kehamilan ibu, riwayat kesehatan ibu dan
keluarga, tentang riwayat persalinan serta keadaan bayi saat baru lahir untuk mengidentifikasi
apakah ada masalah yang akan berhubungan dengan bayi.
Di dalam pemeriksaan umum yaitu pada point pemeriksaan suhu bayi, didapatkan
hasil pemeriksaan adal 36,4oC. Hal itu menunjukkan suhu tubuh bayi berada dibawah suhu
normal menurut buku terjemahan Dr. Lydon Saputra,2014 yaitu 36,5 37 oC. Dengan suhu
bayi yang berada dibawah batas normal, bayi beresiko terkena hipotermia. Sehingga
kehangatan bayi harus tetap terjaga.
Di dalam pemeriksaan fisik tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
Pemeriksaan tetap dilakukan secara sistematik (head to toe) hingga pemeriksaan refleks.
Namun, periksaan refleks stepping/walking tidak dapat dilakukan karena bayi dalam keadaan
apatis. Pada Pemeriksaan penunjang yang dilakukan hanya pemeriksaan darah pada bayi.
Untuk pemeriksaan urin belum dilakukan.
Dalam hal memberikan asuhan kebidanan, saya mendapatkan beberapa hambatan saat
pemeriksaan antropometri yaitu pengukuran panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada dan
lingkar lengan. Karena perbedaan objek yang diukur yaitu mengukur langsung pada bayi
tidak menggunakan boneka/pantom
20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan
pengkajian,pemeriksaan
umum,pemeriksaan
fisik,
serta
pemeriksaan penunjang dan asuhan pada bayi usia 2-6 hari dapat disimpulkan bahwa
bayi dalam keadaan normal. Namun, pada pemeriksaan suhu didapatkan hasil dibawah
batas normal suhu. Refleks refleks pada bayi pun sudah terbentuk dengan baik. Tidak
ada kelainan atau masalah yang ditemukan pada bayi
B. Saran
1. Bagi mahasiwa
mahasiswa mampu melakukan aspek-aspek dalam asuhan kebidanan pada bayi usia
2 6 hari
2. Bagi lahan praktik
Rumah Sakit atau puskesmas serta tempat pelayanan kesehatan lainnya terus
mempertahankan mutu pelayanan, khususnya pada bayi usia 2-6 hari.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Selalu memberikan yang terbaik kepada mahasiswanya agar mahasiswa mampu
melakukan tindakan yang ada di lahan praktik sesuai dengan teori dan kode etik.
21