Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANABOLISME KARBOHIDRAT
G 301 09 009
Harianthy Aneke
G 301 09 040
Sahrah Safira
G 301 10 021
Annisa Setyaningrum
G 301 11 002
Fathiah Riskah
G 301 11 010
Nurfitrah
G 301 11 018
Gladys
G 301 11 025
Anita
G 301 11 035
Nurbaya
G 301 12 059
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2014
Bab I
1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini
membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat
berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya
digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi
senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan
tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada
senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti
asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawasenyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga,
penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein,
polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis,
sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan
kemosintesis. Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasilhasil tersebut misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh,
asam nukleat untuk pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat
menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular.
Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari perombakannya, maka organisme
akan tumbuh. Pada makalah ini akan dibahas mengenai anabolisme karbohidrat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah anabolisme karbohidrat.
2. Bagaimanakah anabolisme monosakarida.
3. Bagaimanakah anabolisme disakarida.
4. Bagaimanakah anabolisme polisakarida.
Bab II
2
Isi
Anabolisme Karbohidrat
2.1 Anabolisme Karbohidrat
Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawasenyawa kimia yang sederhana secara bertahap. Proses ini membutuhkan energi
dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya
ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat
senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks.
Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi
tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang
terbentuk.
Selain dua macam energi diatas, reaksi anabolisme juga menggunakan
energi dari hasil reaksi katabolisme, yang berupa ATP. Agar asam amino dapat
disusun menjadi protein, asam amino tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu.
Energi untuk aktivasi asam amino tersebut berasal dari ATP. Agar molekul
glukosa dapat disusun dalam pati atau selulosa, maka molekul itu juga harus
diaktifkan terlebih dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP.
Proses sintesis lemak juga memerlukan ATP.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor
seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian
senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP.
Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti
protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang menggunakan
energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang
menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Senyawa kompleks yang disintesis organisme tersebut adalah senyawa
organik atau senyawa hidrokarbon. Autotrof, seperti tumbuhan, dapat membentuk
molekul organik kompleks di sel seperti polisakarida dan protein dari molekul
sederhana seperti karbon dioksida dan air. Di lain pihak, heterotrof, seperti
manusia dan hewan, tidak dapat menyusun senyawa organik sendiri. Jika
organisme yang menyintesis senyawa organik menggunakan energi cahaya
2.
Kemosintesis
Kemosintesis terjadi pada organisme autotrof, tepatnya kemo-autotrof,
yang mampu menghasilkan senyawa organik yang dibutuhkan dari zat-zat
anorganik dengan bantuan energi kimia. Yang dimaksud dengan energi
kimia di sini adalah energi yang diperoleh dari suatu reaksi kimia yang
berasal dari reaksi oksidasi. Kemampuan mengadakan kemosintesis ini,
terdapat pada mikroorganisme dan bakteri autotrof. Bakteri Sulfur yang
tidak berwarna memperoleh energi dari proses oksidasi senyawa H2S.
Jangan disamakan dengan bakteri sulfur yang berwarna kelabu-keunguan
yang mampu mengadakan fotosintesis karena memiliki klorofil, dengan
reaksi sebagai berikut:
2.
3.
fruktosa-1,6-difosfat + ADP
2.
siklus Krebs.
4. Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa
(glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil
KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk
dikatabolisir menjadi energi. Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan
energi untuk aktifitas, misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan
sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka
9
kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses
anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam
tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat
didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi
karena massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan
glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak. Seperti
amilum, glikogen merupakan polimer -D-Glukosa yang bercabang.
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan
mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen
hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar
untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat di antara
waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati
terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah
seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. Rangkaian proses
terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
a.
Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang
lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir
b.
10
Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk
rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin
tetap melekat pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah
molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.
Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa
tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk
cabang memindahkan bagian dari rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa)
pada rantai yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 16 sehingga membuat
titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan
penambahan lebih lanjut 1 glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya.
Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak
reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis
maupun glikogenolisis.
Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh
enzim glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus
dari glikogen induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim
yang berperan dalam tahap ini adalah enzim pembentuk cabang (branching
enzyme).
4.2 Anabolisme Monosakarida
Pencernan karbohidrat kompleks dimulai dalam mulut dengan amilase
saliva yang menghidrolisis pati (amylase, amilo pectin, glikogen) menjadu unit-
11
unit yang lebih kecil dan sebagian menjadi disakarida. Dari sana, sudah sangat
sedikit pemecahan karbohidrat kompleks sampai mencapai usus kecil bagian
atas, dimana banyak terjadi pencernaan karbohidrat. Enzim pancreas dan
intestine, terutama amlas pancreas, mereduksi kompleks karbohidrat menjadi
unit-unit dimerik maltose (glukosa-glukosa). Sintesis amylase penkreas diatur
oleh insulin dan proses ini akan terganggu pada saat menderita diabetes.
Kemudian enzim-enzim disakarida (sukrosa dan laktosa) menjadi heksosaheksosa penyusunnya. Unit heksosa tersebut diserap ke dalam mukosa intestine
seperti proses pemecahan disakarida dan diangkat dari tempat pemecahan
tersebut ke hati melalui peredaran darah portal.
Penyerapan beberapa monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) terjadi
dalam proses yang membutuhkan energy melibatkan inklinasi kimiawi Na+
ekstraselular melintasi brush border, pompo Na+. Antara gukosa dan galaktosa
berkompetisi untuk system pengangkutan yang sama. Disakarida, sucrose
diserap secara bersama atau lebih cepat sebagai glukosa dan fruktosa pada saat
dipecah dalam brush border sel mukosa intestine.
Oleh karena kebiasaan mukosa intestine mengambil mono dan disakarida maka
konsumsi gula-gula ini dan banyak karbohidrat lain akan meningkatkan kadar
glukosa, fruktosa, dan galaktosa plasma dengan cepat dan secara nyata. Hal ini
akan menghasilkan suatu seri aktivitas adaptasi guna mempertahankan
homeostasis plasma. Memakan beberapa bahan makanan yang mengandung
karbohidrat kompleks (polimerik) yang dapat dicerna tidak akan mengubah
konsentrasi gukosa darah scara cepat, hal ini kemungkinan di sebabkan oleh
pencernan pati yang lebih lamban oleh amylase saliva dan pancreas. Akibatnya
aktivitas adaptasi yan gkurang drastic (trmasuk sekersi insulin) mungkin
diperlukan kalau karohidrat yang dimakan dalam bentuk pati dengan gula.
Masuknya glukosa ke dalam darah, meningkatkan kadar glukosa darah, yang
menyebabkan tersekresinya insulin dari pancreas dan menurunkan sekresi
glucagon. Selanjutnya menyebabkan peningkatan pengambilan glukosa oleh
hati, urat daging dan jaringan lemak. Juga merangsang sintesis glikogen dalam
hati dan urat daging dengan jalan mengurangi produksi cyclic Adenin
Monofosfat (cAMP) dan proses fosforilasi atau sintesis glukogen terbatas secara
12
fisik, oleh karena sifat molekul glikogen yang sangat voluminous (terhidrasi)
dan diperkirakan bahwa tidak lebih dari 10-15 jam setara energy glukosa dapat
disimpan dalam hati (sekitra 100 g). dalam kondisi pengambilan atau konsumsi
glukosa maksimal ada kemungkinan lebih banyak lagi glikogen (sekitar 0,5 kg)
yang diencerkan dalam massa jaring yang lebih besar, disimpan dalam urat
daging.
Kelebihan glukosa akan dikonversi menjadi asam-asam lemak dan tigliserida
terutama oleh hati dan jaringan lemak. Trigliserida yang terbentuk dalam hati
dibebaskan ke plasma sebagai Veri Low Density Lipoprotein (VLDL) yang akan
diambil oleh jaringan lemak untuk disimpan. Setiap substrat yang akan masuk
ke dalam siklus krebs harus berupa asam karboksilat (senyawa gula). Oleh
karena itu substrat respirasi yang berasal dari karbohidrat dan lemak serta
protein harus mengalami proses penguraian menjadi substrat respirasi yang
sederhana.
Contoh dari penyakit yang disebabkan karena kelebihan karbohidrat dan adalah
obesitas yaitu suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang
berlebih. Obesitas terjadi karena karena ketidakseimbangan antara energi yang
masuk dengan energi yang keluar. Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa
Tubuh (IMT) telah diakui sebagai metoda yang paling praktis dalam
menentukan tingkat overweight dan obesitas pada orang dewasa di bawah umur
70 tahun.
4.3 Anabolisme Disakarida
Disakarida adalah suatu oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam.
Salah satu contoh reaksi pembentukan disakarida adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + C6H12O6
C12H22O12 + H2O
(monosakarida)
(disakarida)
13
4.3.1
Laktosa
Laktosa adalah jenis disakarida yang merupakan gabungan dari dua unit
contoh
baru
dari
modifikasi
spesifisi
taskatalitik
oleh
mengubah
spesifisitas
substrat
sehingga
enzim
dimerik
14
Gambar 2. StrukturLaktosa
4.3.2
Sukrosa
Sukrosa adalah disakarida yang dibentuk dari unit monosakarida yang
berbeda
yaitu
antara
satu
molekul
glukosa
dan
satu
molekul
dari
gugus
reduksi
masing-masing
unit
monosakrida
Gambar 3.StrukturSukrosa
4.3.3
Maltosa
Maltosa adalah disakarida yang dibentuk dari dua unit monosakrida yang
sama yaitu glukosa. Antar unit glukosa tersebut diikat dengan ikatan1,4glikosida. Maltosa adalah gula reduksi dan larut dalam air. Maltosa jarang
ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Maltosa hanya ditemukan dari hasil
degradasi pati oleh enzim atau hasil proses pengekstrasi sukrosa. Pada proses
pembentukan dari kecambah barley (sejenisbiji-bijian), terjadi proses degradasi
pati menjadi maltosa oleh enzim amilase.
Maltosa (gambar 4) dan selobiosa (gambar 5) merupakan dua disakarida yang
tidak terdapat secara alamiah tetapi secara komersial masing-masing merupakan
produk degradasi dari zat tepung dan selulosa. Kedua sakarida memiliki dua
residu D-glukosil yang dihubungkan olehsuatu ikatan 1,4 glukosidik, perbedaan
structural tunggal antara dua disakarida adalah pada ikatan dalam maltose adalah
-(1,4) dan dalam selobiosa adalah -(1,4). Perbedaan yang tampaknya kecil ini
bertindak sebagai suatu ilustrasi terkait mengenai derajat spesifikasi tinggi yang
sering ditemukan dalam system biologi. Polimer D-glukosa dalam ikatan -(1,4)
bertindak sebagais uplai energy yang tersedia dengan mudah untuk tumbuhtumbuhan dan hewan, sementara polimer analog dalam ikatan -(1,4) merupakan
komponen structural dan tidak didegradasi oleh sebagian besar system kehidupan,
yang tidak memiliki kemampuan enzimatik untuk menghidrolisis ikatan -(1,4)
16
Gambar 4.StrukturMaltosa
Gambar 5.StrukturSelobiosa
5.
Anabolisme Polisakarida
17
18
Struktur amilosa
Molekul amilopektin lebih besar dari amilosa. Strukturnya bercabang.
Rantai utama mengandung -D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-.
Tiap molekul glukosa pada titik percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6'-.
Struktur amilopektin
Hidrolisis lengkap pati akan menghasilkan D-glukosa. Hidrolisis dengan
enzim tertentu akan menghasilkan dextrin dan maltosa. Molekul amylose
dan amylopectin disintesis dari ADP-glukosa. ADP-glukosa disintesis
dari
glucose-1-phosphate
dan
ATP
dengan
menggunakan
katalis
19
ADP
adalah
satu
proses
tak
dapat
balikdan
sesuai
20
Cabang
dibentuk
oleh
branching
enzyme.
Pada
bagian
rantai
22
b.
Struktur Inulin
c. Levan atau disebut juga flein merupakan fruktan dengan jumlah unit fruktosa
erkisar antara beberapa hingga banyak-sampai 260 pada rumput Phleum
pratense dan 314 pada rumput Dactyis glomerata. Levan mengandung unit
fruktosa yang terutama dihubungkan oleh ikatan -2,6 glikosida (karbon 2
pada salah satu fruktosa dihubungkan dengan karbon 6 pada fruktosa
sebelumnya).
Struktur Levan
d. Fruktan tak bernama, bercabang banyak dengan ikatan campuran yang lazim
terdapat di daun, batang, dan perbungaan ada gandum, jelai dan rerumput
musim dingin tertentu.
e. Fruktan tak bernama, tak bercabang, yang sejauh ini merupakan kelompok
fruktan yang diidentifikasi hanya terdapat pada dua spesies dari Liliceae:
bawang (di akar) dan asparagus (di daun). Kelompok yang terdiri dari
sembilan jenis utama fruktan ini mengandung molekul yang cukup kecil
dengan tidak lebih dari lima unit fruktosa dan satu unit glukosa.
23
Sintesis Fruktan
Proses sintesis fruktan dalam jaringan tanaman dikatalisis oleh sistem enzim
multifungsi yang pada awalnya dusulkan oleh Edelman & Jefford (1968)
untuk fruktan dari jenis inulin. Meskipun tidak sepenuhnya baik sebagai
lintasan tunggal untuk biosintesis fruktan. Enzim yang bertanggung jawab
untuk reaksi trans-fruktosilasi yang
mengakibatkan
sintesis fruktan
Langkah
pertama
sukrosa:
Sukrosa
fruktosil-transferase
(SST)
mengkatalisis transfer fruktosil antara dua molekul sukrosa ireversibel dari 1kestose dan glukosa. pH optimum untuk enzim ini sekitar 5.0 dan Km untuk
sukrosa sangat tinggi, akibatnya laju reaksi dalam rentang fisiologis normal
ketersediaan akan sukrosa menjadi penentu utama untuk sintesis fruktan.
Produksi 1-kestose oleh SST dapat berfungsi sebagai akseptor untuk fruktosil
terminal residu tunggal ditransfer dari rantai fruktan lainnya adalahdonordalam
reaksidikatalisis olehfructan, Fruktan fruktosiltransferase (FFT). Oligosakarida
fruktan dari tingkat triose dan lebih lama dapat menjadi donor fruktosil. pH
optimum dari FFT sekitar 6.0-7.0, lebih tinggi bila dibandingkan dengan SST
(Dey & Avigad 1997).
Dalam reaksi perpanjangan rantai FFT reversibel, sukrosa tidak dapat
melayani sebagai donor fruktosil, tetapi dapat berfungsi sebagai akseptor
24
Metabolisme Fruktan
Terdapat informasi yang sangat besar untuk menggambarkan pola akumulasi
fructan dan pemanfaatan dalam berbagai tanaman dan perbedaan fisiologis,
perkembangan dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. kinetika,
penentu biokimia dasar untuk sintesis fruktan adalah ketersediaan sukrosa
untuk SST dan reaksi SFT berikutnya. Maka selama periode dimana sukrosa
berlimpah, diproduksi oleh fiksasi CO2 selama fotosintesis. Laju produksi 1kestose dan perpanjangan oleh reaksi transfruktosilasi akan mempertahankan
sintesis fruktan oligosakarida (Dey & Avigad 1997).
Ketika pasokan sukrosa berkurang atau berhenti, akumulasi bersih akan
berhenti, dan sebagai depolimerisasi fruktan akan mengintensifkan, polimer
yang telah tersimpan akan habis. Fruktosa dibebaskan, akan diangkut ke dalam
sitosol dan dialihkan ke dalam berbagai jalur metabolik. dengan beberapa
derajat variasi, banyak contoh yang menggambarkan pola-pola semacam
metabolisme fruktan pada tanaman yang berbeda dalam in vivo yang telah
dianalisis dan dijelaskan. Namun, korelasi perubahan ini dengan aksi enzim
spesifik masih jauh dari memuaskan (Cairns 1993 dalam Dey & Avigad 1997).
jelas bahwa kolam fructan dan sukrosa dalam sel-sel yang terkait erat
metabolik dan ditemukan dalam keadaan terus-menerus keseimbangan dan
omset seperti yang diungkapkan oleh reaksi pertukaran fructosyl (Sims et al
1993 dalam Dey & Avigad 1997). Pertukaran ini terjadi baik ketika tingkat
bersih fructans disimpan meningkat danjuga selama periode deplesi intens dari
tempat ini.
Depolimerisasi Fruktan
Rantai pendek fruktan Rantai pendek fruktan dapat difasilitasi oleh aksi dari
FFT (Fruktan fruktosiltransferase).Reaksi kunci adalah mobilisasi simpanan
fruktan
yang
dikatalisis
oleh
fruktan
eksohidrolase
(FEH).Fruktan
25
Bab III
Kesimpulan
5.2 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain:
a.Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau pengurain zat di
dalam sel yang di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses proses ini
terjadi di dalam sel mahluk hidup.
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa
b.
26
Daftar Pustaka
Anonim, 2014. Anabolisme Karbohidrat. http://andre2341.blogspot.com/2012/06/
anabolisme-karbohidrat.html. Diakses pada tanggal 23 April 2014.
Anonim, 2014. Anabolisme Karbohidrat. http://pelajaransigit.blogspot.com/p/
anabolisme-karbohidrat.html. Diakses pada tanggal 23 April 2014.
Anonim, 2014. Anabolisme Karbohidrat. http://fazashine07.wordpress.com/2012
06/01/anabolisme-karbohidrat/. Diakses pada tanggal 23 April 2014.
Cree, Laurie. 2005. Sains dalam Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Lehninger, Albert. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta.
Mardjono, Mahar. 2007. Farmakologi dan Terapi. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Murray, Robert K, 1996, Harpers, Biochemistry. Mc Graw Hill. New York.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003, Biokimia Harper, Edisi
XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Stryer L. 1996. Biokimia Edisi IV. Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah
Bagian Biokimia FKUI). Jakarta: EGC
27
28