Você está na página 1de 11

1.

EVOLUSI PERSYARATAN PELAPORAN SEGMEN

Di Amerika persyaratan akan pelaporan segmen usaha bermula tahun 1964 ketika ada
kebutuhan olehSEC agar perusahaan publik melaporkan usahanya pada setiap segmen operasi.
Tahun 1967, APBmengeluarkan Statement No.2 mengenai A Disclosure of Supplemental Financial
Information by Diversified Companies Pernyataan ini sifatnya bukan suatu keharusan namun
disarankan.

2.

LINGKUP STANDAR PELAPORAN SEGMEN

Standar pelaporan segmen pertama kali ditetapkan dalam (FASB Statement No.14) yang
berlaku untuk seluruh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap menurut prinsip
akuntansi yang berlakuumum. Pernyataan ini kemudian diubah dengan FASB Statement No.21
yang mengecualikan berlakunyaFASB Statement No.14 bagi perusahaan non publik.
Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur malalui PSAK No.5 : menjelaskan
pelaporaninformasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan, khususnya yang beroperasi
dalam industridan wilayah yang berbeda.
Dalam pelaporan informasi keuangan menurut segmen, perusahaan menggambarkan aktivitas
masing-masing segmen industri dan menunjuk-kan komposisi masing-masing wilayah geografis
yang dilaporkan.Informasi segmen harus mengungkap :
1.penjualan atau pendapatan operasi lain-nya, dibedakan antara pendapatan yang
dihasilkan daripelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain.
2. hasil segmen
3. aktiva segmen yang digunakan
4. dasar penetapan harga antar segmen

3.

IDENTIFIKASI TANGGUNG JAWAB PELAPORAN SEGMEN

Dalam Statement No.14, suatu perusahaan dapat mengungkapkan salah satu informasi berikut
ini: - Operasi pada berbagai industry
- Operasi domestik dan luar negeri
- Penjualan ekspor
- Konsumen yang utama
Tanggung jawab pelaporan perusahaan pada setiap ke empat aspek di atas ditentukan
melalui pengujiankhusus untuk itu.
Operasi pada Industri yang Berbeda
Untuk menentukan apakah informasi mengenai operasi pada industri yang berbeda harus
dilaporkan,perusahaan harus mengidentifikasi segmen industrinya. Segmen industry didefinisikan
sebagaisuatu komponen dari suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan produk
atau jasa atau suatu group produk yang saling terkait atau jasa yang utamanya kepada konsumen yang
tidak terafiliasi untuk memperoleh laba. Segmen industri diidentifikasi melalui analisis produk dan jasa
dimana perusahaan memperolehpendapatan utamanya dan mengelompok-kan produk dan jasa ini ke
1

dalam segmen industri tertentu.Umumnya, titik awal untuk menentukan segmen industri perusahaan
adalah untuk mengidentifikasi pusatlaba dimana informasi mengenai pendapatan dan profitabilitas
dikumpulkan untuk tujuan perencanaandan pengendalian internal.Suatu segmen industri pelaporan
adalah suatu segmen industri atau group segmen industri yang sangatterkait dimana informasi yang
demikian perlu dilaporka. Segmen industri ditetapkan sebagai segmenyang perlu pelaporan jika
memenuhi uji pendapatan 10 % ( 10 percent revenue test), atau uji aktiva 10 %( 10 % asset test ),
atau uji laba usaha 10 % ( 10 percent operatigprfit test) untuk setiap tahun-nyadimana laporan
keuangan tahuanan disusun. Ketiga cara pengujian ini diperlihatkan padaPeraga 15-1, yang
mengikhtisarkan pengujian atas pengungkapan yang diperlukan dalam keempat area pelaporan.
Uji pendapatan 10 %
Suatu segmen industri merupakan segmen pelaporan jika pendapatan-nya adalah 10 % atau
lebih daripendapatan gabungan dari seluruh segmen industri.Pendapatan mencakup :
- penjualan
- transfer antar segmen
.- bunga, termasuk bunga atas piutang dagang antar segmen, dimasukkan dalam pendapatan
jikaaktiva dimana bunga tersebut diperoleh dimasuk-kan dalam aktiva yang
dapatdiidentifikasisuatu segmen. Akan tetapi bunga yang timbul dari pinjaman dan uang
muka antar segmen tidak dimasukkan dalam pendapatan kecuali untuk bunga dari suatu
segmen yang operasiutamanya dalam bidang keuangan.
Uji aktiva 10 %
Suatu segmen industri merupakan segmen pelaporan jika aktiva yang dapat diidentifikasi
adalah 10 %atau lebih dari gabungan aktiva yang dapat diidentifikasi seluruh segmen
industri.Aktiva yang dapat diidentifikasi suatu segmen industri terdiri dari :
1 Aktiva berwujud dan tidak berwujud suatu segmen.
2Aktiva yang digunakan oleh lebih dari satu segmen industri dialokasikan pada segmensegmentersebut dengan basis yang masuk akal.
3Goodwill dari suatu investasi perusahaan pada suatu segmen dimasukkan dalam aktivayang
dapat diidentifikasi segmen tersebut.
4 aktiva yang dipelihara untuk tujuan umum perusahaan (dengan kata lain, aktiva tida
digunakanoleh suatu segmen industri tertentu seperti gedung kantor pusat atau surat-surat
berharga) danuang muka dan pinjaman antar segmen tidak dimasukkan dalam perhitungan.
(akan tetapipinjaman dan uang muka antar segmen dimasukkan dalam aktiva yang dapat
diidentifikasi suatusegmen yang operasinya dibidang keuangan).
5 Penilaian aktiva atas penyusutan, piutang tak tertagih, surat-surat berharga, dan
seterusnyadiperhitungkan untuk tujuan ini.
Uji laba Usaha 10 %
Suatu segmen industri merupakan suatu segmen pelaporan jika jumlah absolut laba usaha
atau rugiusaha adalah 10 % atau lebih jumlah yang lebih besar, dalam jumlah absolut, atas:
1.Gabungan laba usaha seluruh segmen industri yang tidak mencakup rugi usaha, atau
2.Gabungan rugi usaha seluruh segmen industri.
3.Laba usaha mencakup beban-beban yang berhubungan dengan transfer atau penjualan
antarsegmen dan beban dialokasikan antar segmen dengan basis yang masuk akal.
2

4.Pendapatan yang diperoleh kantor pusat yang bukan segmen operasi, beban umum
perusahaan,beban bunga (kecuali segmen yang operasinya di bidang keuangan), pajak
penghasilan domestik,dan luar negeri, pos-pos luar biasa, hak kepemilikan minoritas, dan
efek kumulatif perubahanakuntansi dikeluarkan dari perhitungan laba usaha.
5.Beban dan pendapatan bunga antar segmen dari suatu segmen industri yang operasinya di
bidangkeuangan dimasukkan dalam perhitungan laba usaha
Ilustrasi Uji 10 % untuk Segmen Industri Pelaporan
PT Paku Buwono memiliki empat segmen industri dimana data pendapatan, aktiva, dan
pendapatanuntuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007.
Uji pendapatan
Uji pendapatan 10 % ditetapkan dengan menentukan jumlah pendapatan setiap segmen
industri dandengan membandingkan-nya dengan 10 % dari gabungan pendapatan seluruh segmen
industri.Pengukian ini diilustrasikan pada PT Paku Buwono sebagai berikut (dalam 000):
Makanan
Kertas
Tembaga
Keuangan
Jumlah

Pendapatan Segmen
Industri
Rp 150.000
170.000
40.000
60.000
Rp 420.000

Uji nilai
(10%xRp420.000)
Rp 42.000
42.000
42.000
42.000

<

Apakah Segmen Pelaporan


Memenuhi Uji Pendapatan?
Ya
Ya
Tidak
Ya

Segmen makanan, kertas, dan keuangan merupakan segmen pelaporan menurut uji pendapatan .
Uji aktiva
Uji aktiva 10 % melibatkan perbandingan antara jumlah total aktiva yang dapat
diidentifikasi seluruhsegmen industri dengan 10 % dari gabungan aktiva yang dapat diidentifikasi
seluruh segmen industri.Anggaplah seluruh aktiva PT Paku Buwono digunakan untuk masingmasing segmen industri danbukan untuk tujuan umum perusahaan. FASB Statement No.14
menyebutkan bahwa uang muka danpinjaman antar segmen hanya dapat dimasuk-kan dalam aktiva
yang dapat diidentifikasi suatusegmen keuangan. Dengan demikian, Rp.50.000.000 pinjaman
kepada Segmen Tembaga (lihatPeraga 15-2) tidak dimasuk-kan dalam perhitungan aktiva yang
dapat diidentifikasi Segmen Kertas.Perhitungan untuk PT Paku Buwono adalah sebagai berikut
(dalam 000) :

Makanan
Kertas
Tembaga
Keuangan

Aktiva yang Dapat


Diidentifikasi Segmen
Industri
Rp. 200.000
250.000
60.000
500.000
Rp. 1.010.000

Uji Nilai
(10%xRp1.010.000)

<

Rp. 101.000
101.000
101.000
101.000

Apakah Segmen Pelaporan


Memenuhi Uji Aktiva?
Ya
Ya
Tidak
Ya

Segmen Makanan, Kertas, dan Keuangan ketiganya memenuhi uji aktiva 10 % sebagai
segmenindustri pelaporan.

Uji Laba Usaha


Dalam menerapkan uji laba usaha untuk menentukan segmen pelaporan, jumlah absolute
masing-masing laba usaha atau rugi usaha dibandingkan dengan 10 % dari yang terbesar antara laba
usahagabungan seluruh segman usaha yang merugi. Pengujian untuk PT Paku Buwono
diilustrasikandibawah ini :

Makanan
Kertas
Tembaga
Keuangan

Laba Usaha
Segmen
Industri
Rp 25.000
55.000

Rugi Usaha
Segmen Industri

Rp 20.000
50.000

Uji Nilai
(10%xRp130.000)

<

Rp 13.000
13.000
13.000
13.000

Apakah Segmen
Pelaporan Memenuhi
Uji Laba Usaha?
Ya
Ya
Ya
Ya

Rp 130.000
Rp 20.000
Seluruh segmen PT Paku Buwono merupakan segmen pelaporan menurut ujilaba usaha 10
%
Penilaian Ulang Segmen Pelaporan
Segmen industry yang memenuhi satu atau lebih uji 10% masih harus dievaluasi kembali
sebelum penentuan akhir sebagai segmen pelaporan dibuat. Suatu segmen yang hanya memenuhi
satu pengujian di tahun mendatang, tidak perlu dipertimbangkan sebagai segmen pelaporan. Selan
itu, segmen pelaporan harus menyajikan suatu bagiab substansional dari total operasi perusahaan.
Jika pendapatan gabungan dari penjualan kepada pihak tidak terafiliasi suatu segmen industry
adalah kurang dari 75% dari gabungan pendapatan dari penjualan kepada pihak tidak
terafiliasiseluruh segmen industry, maka tambahan segmen harus diidentifikasi sebagai segmen
pelaporan untuk mencapai total sampai 75%. Serupa dengan itu, jika jumlah segemen pelaporan
adalah lebih dari 10% , maka mungkin bagi perusahaan untuk menggabungkan segmen industry
yang saling terkait menjadi satu segmen yang lebih besar sebagai segmen pelaporan.
Pengujian 75% untuk penentuan akhir suatu segmen pelaporan dapat diilustrasika pada
contoh PT Paku Buwono dengan menganggap bahwa Segmen Tembaga bukan merupakan segmen
pelaporan menurut salah satu uji 10%. Dengan asumsi ini, pengujian 75% harys diterapkan untuk
memastikan bahwa segmen makanan, kertas, dan keuangan telah memperhitungkan bagian yang
substansial dari total operasi seluruh perusahaan. Pengujian diterapkan sebagai berikut (dalam 000):

Makanan
Kertas
Tembaga
Keuangan
total

Gabungan Pendapatan dari Pihak tidak


Terafiliasi pada Segmen Industri
Pelaporan
Rp 140.000
170.000
50.000
Rp 360.000

Gabungan Pendapatan dari Pihak tidak


Terafiliasi pada Seluruh segmen Industri
Pelaporan
Rp 140.000
170.000
40.000
50.000
Rp 400.000

Karena Rp360.000.000 lebih besar daripada 75% dari Rp400.000.000, tidak ada tambahan
segmen industry yang harus diidentifikasi sebagi segmen pelaporan.
Segmen Industri Dominan
Jika pendapatan satu segmen tunggal, aktiva yang dapat diidentifikasi, dan laba usaha atau
rugi usaha masing-masing melebihi 90% dari total gabungan seluruh segmen induetri, segmen
tersebut dipertimbangkan sebagai segmen industry yang dominan, dan pengungkapan informasi
4

segmen diharuskan. Kadang-kadang dalam laporan keuangan tahunan perusahaan public


diungkapkan informasi bahwa perusahaan beroperasi terutama pada satu lini bisnis tercermin
misalnya dari penjualan produk tetentu sebesar 90% total penjualan konsolidasi. Meskipun
perusahaan tersebut tidak diwajibkan untuk mengungkapkan informasi segmen industry, namun
informasi wilayah geografi diungkapkan.
Operasi Domistik dan Luar Negeri
Operasi luar negeri adalah operasi penghasil-pendapatan yang berlokasi di luar negeri
tempat kantorpusat perusahaan berada dan yang menghasilkan pendapatan dari penjualan kepada
pihak-pihak yangtidak terafiliasi atau penjualan atau transfer antar perusahaan antar wilayah
geografi (penjualan atautransfer antar wilayah).
Operasi domestik adalah operasi penghasil pendapatan dari perusahaan yang berlokasi di
negaratempat kantor pusat berada yang menghasilkan pendapatan dari penjualan kepada pihakpihak yangtidak terafiliasi atau dari penjualan atau transfer antar wilayah.Wilayah geografi luar
negeri adalah negara-negara atau kelompok negara yang ditetapkan olehperusahaan berdasarkan
kondisi tertentu.Suatu perusahaan diharuskan untuk mengungkapkan informasi mengenai operasi
domestic dan luarnegari dalam laporan keuangan jika:
1.Pendapatan yang dihasilkan oleh operasi luar negeri dari penjualan kepada pihak-pihak
yangtidak terafiliasi adalah 10 % atau lebih dari pendapatan konsolidasi seperti disajikan
dalamlaporan laba rugi perusahaan, atau
2.Aktiva yang dapat diidentifikasi suatu operasi luar negeri adalah 10 % atau lebih dari
konsolidasiaktiva seperti disajikan dalam neraca perusahaan.
Jika operasi luar negeri dilakukan pada lebih dari satu wilayah geografi, informasi tersebut
harusdilaporkan terpisah untuk setiap operasi di wilayah geografi yang memenuhi baik uji
pendapatan atau ujiaktiva.Penerapan dari pengujian berdasarkan ikhtisar data untuk PT Amin
Amintas diilustrasikan sbb.:
PT AMIN AMINTASAKHTISAR
DATA DALAM JUTAAN RUPIAH
PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 (DALAM000)
Domestic
Pendapatan
Penjualan kepada
pihak tdk terafiliasi
Transfer antar
wilayah geografi
(penjualan
antarwilayah kepada
pihak terafiliasi)
Aktiva
Aktiva yang dpt
diidentifikasi
Investasi pada anakanak perusahaan
yang tidak
dikonsolidasi

Inggris

Jerman

Perancis

Jepang

Konsolidasi

Rp 920

Rp 100

Rp 160

Rp 140

Rp 180

80

10

50

20

40

Rp 1.000

Rp 110

Rp 210

Rp 160

Rp 220

Rp 1.500

Rp 1.100

Rp 110

Rp 150

Rp 140

Rp 200

Rp 1.700

100

Rp 1.500

100

Aktiva kantor pusat

50
Rp 1.250

Rp 110

Rp 150

Rp 140

Rp 200

50
Rp 1.850

PT AminAmintas diharuskan untuk mengungkapkan informasi mengenai operasi domestic


dan luar negerinya.Pengujian aktiva juga dipenuhi, karena aktiva yang dapat diidentifikasi
Rp.600.000.000 dari operasi luarnegeri lebih besar daripada 10 % dari konsolidasi aktiva yang
dapat diidentifikasi PT Amin Amintas
Selain dari kewajiban untuk melaporkan informasi mengenai operasi domestik dan luar
negeri, operasipada setiap wilayah geografi di luar negeri juga harus diuji untuk menentukan apakah
suatupengungkapan terpisah diharuskan.Pengujian ini diilustrasikan sebagai berikut (dalam 000) :
UJI PENDAPATAN
Wilayah
Pendapatan dari
Pihak tidak
Terafiliasi
Inggris
Rp 160.000
Jermans
160.000
Perancis
140.000
Jepang
180.000

10% dari Pendapatan


Konslidasi
<

<

UJI AKTIVA
Wilayah
Aktiva yang Dapat
Diidentifikasi
Inggris
Jermans
Perancis
Jepang

Rp 110.000
150.000
140.000
200.000

Rp 150.000
150.000
150.000
150.000

10% dari Aktiva


Konsolidasi
<
<
<

Rp 185.000
185.000
185.000
185.000

Apakah Pengungkapan Terpisah


untuk Wilayah Geografi
Diharuskan?
Tidak
Ya
Tidak
Ya

Apakah Pengungkapan Terpisah


untuk Wilayah Geografi
Diharuskan
Tidak
Tidak
Tidak
Ya

Karena operasi luar negeri di Jerman dan Jepang memenuhi paling tidak satu pengujian,
pengungkapanterpisah diharuskan untuk operasi tersebut. Operasi di Inggris dan Perancis dapat
digabungkan sebagai operasi dalam wilayah luar negeri lain

4.

PENGUNGKAPAN YANG DIHARUSKAN UNTUK OPERASI PADA


BERBAGAI INDUSTRI

Pengungkapan yang diharuskan untuk operasi di bebagai industri didasarkan pada identifikasi
segmen industri pelaporan. Sekali segmen pelaporan telah ditentukan, seluruh segmen industri lain
digabung dalam satu segmen industri lain untuk tujan pelaporan. Pengungkapan yang diharuskan
harus dibuat untuk setiap tahun dimana laporan keuangan disajikan. Informasi yang harus
dimasukkan dalam segmen pelaporan dan segmen industri lain secara agregat dapat diikhtisarkan
sebagai berikut :

Pendapatan
1. Jumlah pendapatan dari pihak-pihak yang tidak terafiliasi
2. Jumlah pendapatan dari pihak-pihak yang terafiliasi
3. Rekonsiliasi antara jumlah pendapatan dari seluruh segmen pelaporan dengan pendapatan
yang dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan
6

4. Basis akuntansi untuk penjualan dan transfer antarsegmen, termasuk di dalamnya dampak
suatu perubahan dalam basis laba usaha atau rugi usaha segmen

Aktiva
1. Jumlah terbawa agregat dari aktiva yang dapat diidentifikasi
2. Rekonsiliasi antara aktiva yang dapat diidentifikasi dari seluruh segmen pelaporan dan
segmen industry lain dengan total aktiva konsolidasi. Aktiva kantor pusat diidentifikasi
secara terpisah dalam rekonsiliasi

Profitabilitas
1. Jumlah laba usaha atau rugi usaha
2. Sifat dan jumlah pos-pos yang tidak umum atau jarang terjadi untuk setiap segmen
pelaporan dan segmen industry lain.
3. Rekonsiliasi antara laba usaha atau rugi usaha dari seluruh segmen pelaporan dan segmen
industry lain dengan laba operasi sebelum pajak seperti dicerminkan dalam laporan laba rugi
konsolidasi. Beban-beban kantor pusat diungkapkan secara terpisah. (rekonsiliasi adalah
untuk laba sebelum pajak sebelum keuntungan atau kerugian non operasi,pos-pos luar biasa,
dan efek kumulatif perubahan dalam prinsip akuntansi.
4. Efek dari laba usaha atau rugi usaha segmen pelaporan atas suatu eprubahan dalam
mengalokasikan beban-beban usaha dala setiap segmen.
5. Efek dari laba usaha setiap segmen pelaporan atas suatu eprubahan dalam prinsip akuntansi.

Pengungkapan-Pengungkapan Lain
1. Jumlah agregat depresiaasi, deplesi, dan beban amortisasi untuk setiap segmen pelaporan.
2. Jumlah pengeluaran modal untuk setiap segmen industry pelaporan
3. Jumlah investasi pada dan pendapatan dari anak-anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi
dan ekuitas investi lain yang operasinya terintegrasi vertical dengan operasi dari segmen
industry pelaporan.
4. Wilayah geografis dimana suatu investi dipertanggung jawabkan dengan metode ekuitas
yang terintegrasi secara vertical beroperasi.
5. Produk atau jasa dari setiap segmen industry pelaporan dan kebijakan akuntansi yang
berhubungan dengan informasi segmen yang tidak diungkapkan dalam laporan keuangan.

Penyajian Kembali Secara Retroaktif atas Informasi Segmen yang Diharuskan


1. Perubahan dalam cara pengelompokkan produk atau jasa perusahaan
2. Perubahan dalam prinsip akuntansi yang memerlukan penyajian kembali laporan keuangan
tahun sebelumnya (misalnya dari metode penyatuan kepemilikan)
Informasi yang harus diungkapkan dapat disajikan dalam batang tubuh laporan keuangan,
dalam bentuk catatan kaki atas laporan keuangan, atau dalam daftar terpisah yang dimasukkan
sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi mengenai segmen industri
pelaporan dan seluruh segmen industri pelaporan dan seluruh segmen industri lain secara agregat
harus direkonsiliasi dengan jumlah terkait yang tampak dalam laporan keuangan perusahaan.
Pendapatan direkonsiliasi dengan pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi,
dan laba usaha atau rugi usaha direkonsiliasi dengan laba operasi sebelum pajak dalam laporan laba
rugi konsolidasi. Aktiva yang dapat diidentifikasikan derekonsiliasi dengan total aktiva konsolidasi,
dengan identifikasi secara terpisah dengan aktiva kantor pusat.
Suatu contoh dari kewajiban pelaporan segmen yang mendasar dengan pengungkapan dalam
daftar terpisah disajikan pada peraga 15-3 untuk PT Kardinal di Indonesia. Untuk memudahkan
penyajian secara komparatif informasi segmen tahun 19X7 dan 19X6 dan untuk merekonsiliasi
7

informasi semacam ini, dibuatkan suatu daftar. Peraga 15-3 memperlthatkan ikhtisar data segmen
untuk dua tahun. Namun demikian, perusahaan yang tunduk pada ketetntuan Bapepam diharuskan
memasukkan informasi segmen untuk paling tidak tiga tahun dalam laporan keuangan tahunannya
pemegang saham
CATATAN PT. CARDINAL UNTUK PENYUSUNAN KONSOLIDASI
19X2

Bahan
Bangunan

Alat Rumah
Tangga

Industri
Lain

Eliminasi

Konsolidasi

Penjualan
Penjualan kepada konsumen tak terafiliasi

Rp 420.000

Rp 180.000

Rp 100.000

Penjualan antar segmen


Total Penjualan

Rp 40.000
Rp 460.000

Rp 35.000
Rp 215.000

Rp 25.000
Rp 125.000

Laba
Laba Operasi

Rp

Rp 40.000

Rp 28.000

72.000

Rp (100.000)
Rp (100.000)

Rp

700.000

Rp

700.000

Rp

140.000

Laba dari investasi saham


Beban korporasi
Beban Bunga
Laba sebelum pajak
Aktiva
Aktiva teridentifikasi

Rp 500.000

Rp 250.000

Rp 110.000

corporate*
Rp 190.000

Pengeluaran modal

Rp

50.000

Rp 40.000

Rp 10.000

Rp

10.000

Rp

110.000

Depresiasi dan Amortisasi

Rp

30.000

Rp 35.000

Rp

Rp

2.000

Rp

75.000

19X2

Rp
20.000
Rp (12.000)
Rp (38.000)
Rp 110.000

Bahan
Bangunan

Alat Rumah
Tangga

8.000

Industri
Lain

Eliminasi

Rp 1.050.000

Konsolidasi

Penjualan
Penjualan kepada konsumen tak terafiliasi

Rp 410.000

Rp 170.000

Rp 80.000

Penjualan antar segmen


Total Penjualan

Rp 35.000
Rp 445.000

Rp 30.000
Rp 200.000

Rp 25.000
Rp 105.000

Laba
Laba Operasi

Rp

Rp 40.000

Rp 25.000

70.000

Rp
Rp

(90.000)
(90.000)

Rp

660.000

Rp

660.000

Rp

135.000

Rp
Rp
Rp
Rp

10.000
(10.000)
(40.000)
95.000

Laba dari investasi saham


Beban korporasi
Beban Bunga
Laba sebelum pajak
Aktiva
Aktiva teridentifikasi

Rp 480.000

Rp 245.000

Rp 100.000

corporate*
Rp 175.000

Rp 1.000.000

Pengeluaran modal

Rp

40.000

Rp 40.000

Rp

5.000

Rp

4.000

Rp

89.000

Depresiasi dan Amortisasi

Rp

30.000

Rp 35.000

Rp

7.000

Rp

3.000

Rp

75.000

5.

PENGUNGKAPAN UNTUK OPERASI DI BERBAGAI WILAYAH


GEOGRAFI YANG BERBEDA

Perusahaan harus melaporkan informasi mengenai operasi domestik dan luar negri
berdasarkan pegujian pendapatan dan pengujian aktiva. Jika operasi luar negri dilakukan pada dua
atau lebih wilayah geografi yang berbeda, pengungkapan diperlukan untuk setiap wilayah geografi
luar negri dimana pendapatan dari pihak-pihak yang tidak terafiliasi atau aktiva yang dapat
diidentifikasikan adalah 10% atau lebih dari jumlah konsolidasinya. Informasi untuk seluruh
wilayah geografi lainnya dilaporkan secara agregat. Pengungkapan untuk operasi domestik, setiap
wilayah geografi luar negri yang memenuhi salah satu pengujian, dan seluruh wilayah geografi
lainnya secara agregat adalah sebagai berikut :

Pendapatan
8

1. Jumlah pendapatan dari konsumen yang tidak terafiliasi


2. Jumlah transfer dan penjualan antar wilayah
3. Rekonsiliasi pendapatan dari 1 dan 2 dengan pendapatan yang dicantumkan dalam laporan
rugi laba secara kesuluruhan
4. Basis transfer dan penjualan antar wilayah termasuk pengaruh perubahan pemyusunan rugi
laba operasional

Aktiva
1. Total aktiva yang dapat diidentifikasi
2. Rekonsiliasi aktiva yang dapat diidentifikasi dengan total aktiva yang dilaporkan dalam
neraca perusahaan secara keseluruhan

Profitabilitas
1. Total laba atau rugi operasional (atau pengukuran lain untuk profitabilitas antara laba
operasional dan laba bersih, tetapi pengukuran profitabilitas untuk setiap wilayah harus
sama)
2. Rekonsiliasi laba atau rugi operasional terhadap laba sebelum pajak dari operasi seperti yang
tercatat dalam laba rugi konsolidasi

Pengungkapan Lain
1. Wilayah geografis yang tidak dapat diagregasikan
2. Perubahan pengelompokkan atas operasi asing ke dalam wilayah geografis tertentu dan
pengaruhnya terhadap informasi wilayah geografi tertentu
3. Sifat dan pengaruh penyajian ulang informasi tahun sebelumnya yang diakibatkan dari
penyesuaian tahun sebelumnya
Pengungkapan tersebut tidak berkaitan dengan pengujian untuk pelaporan operasi domestik
dan asing. Pengujian pendapatan berkaitan dengan pendapatan dari konsumen yang tidak terafiliasi
meskipun pelaporan tersebut meliputi transaksi transfer dan penjualan antar wilayah. Selanjutnya,
terdapat pengungkapan untuk laba operasional (pengukuran profitabilitas) tetapi tidak terdapat uji
laba operasional untuk laporan perasi domestik dan asing.
Informasi tentang operasi di berbagai wilayah geografi yang berbeda dapat ditampilkan
dalam laporan keuangan dengan catatan penjelasan yang khusus yang dapat dimuat seluruhnya
dalam footnote atau dalam lembar penjelasan yang lain. Peraga 15-5 menunjukkan penyajian
operasi domestik dan asing dalam lembar yang berbeda dengan menggunakan data yang sama
seperti dalam peraga 15-3 untuk operasi dalam industri yang berbeda-beda. Karena peraga 15-5
meeliputi rekonsiliasi yang berkaitan dnegan laporan konsolidasi, tidak diperlukan lagi rekonsiliasi
jika laporan tersebut dibuat untuk pengungkapan operasi dalam industri yang berbeda.sebuah
perusahaan mungkin beroperasi secara dominan dalam industri tertentu yang menyebabkan
perusahaan tersebut harus melaporkan operasi untuk wilayah geografi yang berbeda dan bukan
pengungkapan masing-masing industri.
Peraga berikut akan mengilustrasikan pengungkapan pokok operasi domestik dan asing pada
perusahaan Krdinal, sebuah perusahaan fiktif Amerika Serikat yang pada periode sebelumnya telah
mengungkap data-data keuangannya berbasis segmen industri. Peraga 15-5 menunjukkan
pendapatan, laba operasi, dan aktiva yang tidak diagresasikan berdasarkan area geografis dan
rekonsiliasi terhadap jumlah konsolidasi dengan periode dua tahun. Dasar penentuan harga transfer
juga diungkap.
CATATAN PERUSAHAAN KARDINAL UNTUK LAPORAN KONSOLIDASI
1992

Amerika

Eropa

Negara

Eliminasi

Konsolidasi

Serikat

Lain

Penjualan
Penjualan kepada konsumen tak terafiliasi

Rp 350.000

Rp 275.000

Rp 75.000

Rp

700.000

Penjualan antar wilayah

Rp 60.000

Rp 20.000

Rp 30.000

Rp (100.000)

Rp 410.000

Rp 295.000

Rp 105.000

Rp (100.000)

Rp

700.000

Rp 65.000

Rp 63.000

Rp 12.000

Rp

140.000

Pendapatan dari investasi

Rp

20.000

Beban korporasi

Rp

(12.000)

Beban Bunga

Rp

(38.000)

Rp

110.000

Total Penjualan
Pendapatan
Laba Operasi

Laba sebelum pajak


Aktiva
Aktiva teridentifikasi

Rp 450.000

Rp 350.000

Rp 85.000

Rp

190.000

Pengeluaran modal

Rp 60.000

Rp 25.000

Rp 15.000

Rp

10.000

Rp

110.000

Penyusutan dan Amortisasi

Rp 40.000

Rp 25.000

Rp

Rp

2.000

Rp

75.000

1991

Amerika
Serikat

Eropa

8.000

Negara
Lain

Eliminasi

Rp 1.050.000

Konsolidasi

Penjualan
Penjualan kepada konsumen tak terafiliasi

Rp 330.000

Rp 250.000

Rp 80.000

Rp

660.000

Penjualan antar wilayah

Rp 40.000

Rp 30.000

Rp 10.000

Rp

(80.000)

Rp 445.000

Rp 200.000

Rp 105.000

Rp

(80.000)

Rp

660.000

Rp 70.000

Rp 55.000

Rp 105.000

Rp

135.000

Pendapatan dari investasi

Rp

10.000

Beban korporasi

Rp

(10.000)

Beban Bunga

Rp

(40.000)

Rp

95.000

Total Penjualan
Pendapatan
Laba Operasi

Laba sebelum pajak


Aktiva
Aktiva teridentifikasi

Rp 425.000

Rp 320.000

Rp 80.000

Rp

175.000

Pengeluaran modal

Rp 50.000

Rp 24.000

Rp

5.000

Rp

10.000

Rp

89.000

Penyusutan dan Amortisasi

Rp 40.000

Rp 30.000

Rp

2.000

Rp

3.000

Rp

75.000

6.

Rp 1.000.000

PENGUNGKAPAN EKSPOR

Jika penjualan ekspor dari perusahaan induk di dalam negri kepada konsumen yang tidak
terafiliasi di luar negri sebesar 10% atau lebih dari total pendapatan konsumen yang tidak terafiliasi
sebagaimana dilaporkan dalam laporan laba rugi laba konsolidasi, maka jumlah penjualan ersebut
harus dilaporkan dalam jumlah agregate dan berdasarkan wilayah geografis. Pengungkapan terpisah
harus dibuat untuk setiap wilayah geografis yang memenuhi uji 10%. Pengungkapan ini tidak
berkaitan dengan ketentuan sebelumnya untuk membuat laporan tentang operasi pada setiap industri
dan operasi luar negeri. Informasi harus dijelaskan dalam mata uang fungsional induk perusahaan
dan diungkap dalam laporan keuangan dengan menempatkan pada catatan kaki atau lembar
10

penjelasan yang lain. Tergantung dari kondisi yang melingkupinya, catatan laporan keuangan
seperti di bawah ini mencakupi untuk mengungkap penjualan ekspor :
Dari Rp 9.200.000 penjualan kepada konsumen tidak terafiliasi, sebesar Rp 1.800.000
merupakan penjualan ekspor terutama ke negara Jerman sebesar Rp 800.000 dan Jepang Rp
650.000
DATA KEUANGAN - WILAYAH GEOGRAFIS (JUTAAN)
Negara
Tahun
Penjualan Bersih

AS

Canada

Eropa

Lain

Penyesuaian
dan
Eliminasi
-

Total

1.994

9.739

202

2.283

593

12.187

1.993

9.920

225

1.897

485

11.827

1.992

8.978

331

2.295

438

12.042

Laba sebelum dipengaruhi

1.994

654

23

65

17

759

kumulasi perubahan prinsip

1.993

570

26

55

656

akuntansi

1.992

512

32

5
(15
)

Aktiva

Kewajiban

1.994

8.977

205

2.295

543

1.993

8.517

199

1.967

548

1.992

8.677

177

1.940

501

1.994

7.290

87

1.319

342

1.993

7.175

98

1.235

333

1.992

7.374

113

1.293

264

535
(693
)
(402
)
(539
)
(699
)
(402
)
(539
)

11.321
10.829
10.756
8.339
8.439
8.505

11

Você também pode gostar