Você está na página 1de 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I

NAMA

: ANGGI TRISNA RISKY


(08041381419067)
ELSANDI PRANAIDILLA (08041381419062)
LINA FITRI YANTI AS
(08041381419058)
M. EKO INDRA
(08041281419085)
M.S. WIBISONO
(08041381419061)
SRI AMALIA
(08041281419038)
JURUSAN/KELOMPOK : BIOLOGI/III (TIGA)

PERCOBAAN : ANALISA KUALITATIF GUGUS FUNGSI ALKOHOL

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK

I. NOMOR PERCOBAAN : III (Tiga)


II. NAMA PERCOBAAN

: Analisa Kualitatif Gugus Fungsi Alkohol

III. TUJUAN PERCOBAAN :


1. Agar mahasiswa paham akan sifat fisik dan kimia alkohol dan fenol.
2. Agar mahasiswa dapat mengerti reaksireaksi yang terjadi pada alkohol dan
fenol.
3. Agar mahasiswa dapat membedakan reaksi yang terjadi pada alkohol dan
fenol.
IV. DASAR TEORI
Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang terikat
pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, di mana R
merupakan alkil, alkil tersubstitusi, atau hidrokarbon siklik. Alkohol di sini tidak
termasuk fenol (gugus hidroksil berikatan dengan cincin aromatik). Enol (gugus
hidroksil berikatan dengan karbon vinilik) karena sifatsifatnya kadang berbeda.
Alkohol dapat di anggap turunan dari (HOH), dimana satu atom hidrogennya di
ganti dengan gugus alkil. Alkohol diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu
alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
CH3CH2 OH

CH3 CH CH3

CH3

OH

CH3 C OH

etanol (etil alkohol)

2propanol (isopropil)

alkohol primer

alkohol sekunder

CH3
alkohol tersier

Alkohol yang gugus hidroksilnya berikatan dengan karbon tak jenuh (sp 2)
adalah fenol dan vinil alkohol. Etana merupakan salah satu senyawa alkohol yang
banyak di pakai dalam industri farmasi, aditif bahan bakar, pelarut, industri minuman,
dan lainnya. Mentol merupakan alkohol yang berasal dari isolasi minyak pepermin
dan banyak di gunakan sebagai flavor dan pereaksi parfum (Riswiyanto, 2009 ).
Alkohol memiliki gugus fungsi OH yang melekat pada rantai alkil. Alkohol
yang paling sederhana adalah metanol (CH 3OH), yang di buat dari gas sintesis,

sebagaimana akan di jelaskan. Alkohol yang lebih tinggi berikutnya adalah etanol
(CH3CH2OH), dapat di buat dari fermentasi gula. Meskipun fermentasi merupakan
sumber utama etanol untuk minuman beralkohol dan untuk gasohol (bahan bakar
mobil yang terbuat dari 90% bensin dan 10% etanol), cara ini tidak banyak
dimanfaatkan dalam produksi skala industri, yang menggunakan hidrasi langsung
pada etilena :
CH2 = CH2

H2O

CH3CH2OH

Reaksi di atas menggunakan suhu 300 C sampai 400 C dan tekananya 60 sampai 70
atm, dengan katalis asam fosfat. Baik metanol maupun etanol banyak di gunakan
sebagai pelarut dan sebagai zat antara untuk sintesis kimia lebih lanjut. Derivat
hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil (OH) atau lebih
sebagai pengganti atom hidrogen dikenal sebagai alkohol. Alkohol tersederhana
diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu gugus hidroksil permolekul.
Senyawaan ini mempunyai rumus molekul umum ROH, dengan R ialah gugus alkil
dengan susunan CnH2n+1. Alkohol yang merupakan empat anggota pertama dari deret
homolog ini. Alkohol selain metanol, dapat dikelompokkan sebagai alkohol primer,
alkohol sekunder, alkohol tersier (Fessenden & Fessenden, 1986).
Alkohol mempunyai kesamaan geometris dengan air, sudut ikatan ROH
mendekati nilai tetrahedral, dan atom oksigen terhibridisasi sp3. Gugus OH
merupakan gugus yang polar, dimana atom hidrogen berikatan dengan atom oksigen
yang elektronegatif. Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen intramolekuler
sehingga alkohol mempunyai titik didih lebih besar dari pada eter yang bersesuaian.
Faktorfaktor lain yang menentukan besar kecilnya titik didih suatu
hidrokarbon selain adanya ikatan hidrogen adalah berat molekul dan bentuk
molekulnya (lurus atau bercabang). Dengan meningkatnya jumlah atom karbon pada
alkohol, maka meningkat pula titik didihnya sebaliknya titik didihnya akan menurun
dengan adanya rantai cabang. Mengapa alkohol mempunyai titik didih lebih tinggi
dari pada senyawa lain yang mempunyai titik didih yang besar atau lebih tinggi dari

pada alkohol. Jawabannya tentu saja karena alkohol, sama seperti air yang sama-sama
memiliki ikatan hidrogen. Meskipun eter dan alkil halida pun mempunyai oksigen,
namun hidrogennya hanya berkaitan dengan atom karbon, ini mengakibatkan atom
hidrogen relatif tidak bermuatan positif dan tidak dapat mengikat oksigen
(Bahri, 2013).
Gugus fungsi adalah bagian molekul senyawa karbon yang mengalami reaksi
kimia dan menentukan sifat fisik senyawa karbon tersebut. Selain menentukan sifat
dari senyawa karbon, gugus fungsi juga dijadikan dasar klasifikasi dan penamaan
senyawa karbon. R adalah suatu alkil yaitu sisa (residu) hidrokarbon atau bagian
hidrokarbon yang kehilangan satu atom hidrogen sehingga rumus umunya C nH2n+1.
Jika rumus umum golongangolongan senyawa karbon (mengandung R) merupakan
residu dari hidrokarbon. Dengan demikian biasanya senyawa turunan hidrokarbon.
Fenol ialah senyawa yang gugus OHnya melekat langsung pada cincin
aromatik. Contoh yang paling sederhana ialah fenol itu sendiri (C 6H5OH). Fenol
berbeda dengan alkohol dalam hal sifat fisis dan kimianya. Perbedaan yang paling
penting adalah keasamannya. Fenol juga di sebut asam karbolat memiliki tetapan
ionisasi asam 110-10, jauh lebih besar dari pada nilai ka untuk alkohol pada
umumnya, yang berkisar dari 1016 samapi 1018 . Alasan perbedaan ini ialah lebih
tingginya kestabilan basa konjugasi (ion fenoksida, C6H5O-) akibat muatan negatif
yang tersebar di seluruh cincin aromatik. Fenol meskipun bukan asam kuat, mudah
bereaksi dengan natrium hidroksida untuk membentuk garam natrium fenoksida.
C6 H5 OH + NaOH

C6 H5 O Na+ + H2 O

Reaksi yang berkaiatan antara NaOH dan alkohol tidak berlangsung dalam jumlah
yang signifikan, meskipun natrium etoksida dapat dibuat melalui proses reaksi logam
natrium dengan etanol anhidrat :
Na + C2H5OH

C2H5ONa + H2

Pembuatan fenol menggunakan jenis reaksi yang sangat berbeda dengan yang
digunakan untuk membuat alkohol. Salah satu metode yang diperkenalkan pada tahun
1924 dan saat ini masih digunakan dalam jumlah kecil, melibatkan klorinisasi cincin
benzena yang diikuti oleh reaksi dengan natrium hidroksida :
C6H6 + Cl2
C6H5Cl + 2 NaOH

HCl + C6H5Cl
C6H5O-Na+ + NaCl + H2O

Pendekatan ini menggambarkan perbedaan yang khas antara reaksi senyawasenyawa


aromatik dengan alkena. Bila klorin bereaksi dengan alkena, senyawa ini mengadisi
silang ikatan rangkap. Bila cincin aromatik terlibat, yang terjadi ialah substitusi klorin
hidrogen dan struktur pengikat senyawa aromatik tidak berubah.
Rumus umum fenol adalah ArOH di mana Ar adalah fenil atau fenil
bersubstitusi atau gugus fenil lain seperti naptil, metil fenol sering di sebut sebagai
kresol. Kadang kala senyawa fenol dinamakan sebagai senyawa hidroksi. Banyak
senyawa fenol menggunakan nama fenol nama induknya (Pranowo, 2009).
Alkohol dan fenol dapat di ubah menjadi eter dan ester, namun keduannya
mempunyai sifat yang berbeda. Oleh karena itu, keduanya tidak berada dalam kelas
yang sama. Fenol (paling sederhana) merupakan cairan atau padatan yang meleleh
pada temperatur rendah. Karena adanya ikatan hidrogen, senyawa fenol mempunyai
titik didih yang tinggi. Fenol larut dalam air (9 g/1000 g air), tetapi sebagian besar
turunan fenol tidak larut dalam air. Dalam keadaan murni fenol berbentuk kristal solid
dan tidak berwarna (Arbianti, 2006).
Sifatsifat fisik yang menarik dimiliki oleh isomer dari nitrofenol, ortonitrofenol mempunyai titik didih dan kelarutan dalam air yang jauh lebih rendah dari
isomer yang dapat didestilasikan. Adanya suatu gugus hidroksil dalam alkohol dan
fenol memungkinkan terjadinya ikatan hidrogen antara molekul-molekul tersebut dan
ikatan hidrogen dengan senyawa lain yang bersifat polar seperti air. Hal ini
menyebabkan golongan senyawa ini mempunyai kelarutan yang sangat besar dalam
air. Terutama untuk golongan alkohol dengan berat molekul rendah (Dwiyanti, 2011).

Alkohol juga dapat digunakan sebagai pengawet untuk hewan koleksi (yang
ukurannya kecil). Alkohol juga dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Etanol
dan metanol dapat dibuat untuk membakar lebih bersih dibanding gasolin dan diesel.
Alkohol dapat juga digunakan sebagai antifreeze pada radiator. Untuk menambah
penampilan mesin pembaakar bagian dalam, metanol dapat disuntikkan ke dalam
mesin turbocharger dan supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara ke
dalam pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.
Alkohol adalah cairan transparan tidak berwarna, cairan yang mudah
bergerak, mudah menguap, dapat bercampur dengan air, eter, dan kloroform. Alkohol
sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alkohol dan kadang
untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol
yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol atau
grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia
farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu
kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol atau alkanol adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apapun yang memiliki gugus fungsi hidroksil (OH) yang terikat pada atom
karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atom karbon lain. Nama
alkohol diturunkan dari nama alkana

yang sesuai dengan mengganti akhiran -a

dengan menjadi -ol.


CH3 CH2 CH2 OH
1 Propanol
Selain nama IUPAC, alkohol sederhana juga mempunyai nama lazim, yaitu alkil
alkohol.
CH3 CH2 OH
Etil alkohol
Berdasarkan jenis atom yang mengikat gugus OH , alkohol di bedakan atas alkohol
primer, alkohol sekunder, alkohol tersier. Dalam alkohol primer, gugus OH terikat
pada atom karbon primer, dan seterusnya (Keenan, 1999).

V. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
- Botol semprot
- Gelas ukur
- Penjepit tabung reaksi
- Penangas air
- Pipet tetes
- Rak dan tabung reaksi
B. Bahan
- Asam asetat glacial FeCl3 1%
- Aquades
- 2-butanol
- t-butanol
- Etanol
- Fenol
- H2SO4 pekat
- Kertas pH
- Pereaksi Lucas

VI. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Kelarutan dan Keasaman
2 ml air + 1 mL alkohol dan
fenol
dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

digoyangkan, dan dicatat


Hasil

2. Tes Lucas
1 ml pereaksi lucas
dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
ditambahkan
1 ml alkohol dan fenol

digoyangkan, lalu diamati, serta dicatat


waktu yang diperlukan campuran untuk
menjadi keruh
Hasil (reaksi negatif bila
campuran tidak terjadi
perubahan dalam 30 menit)

3. Reaksi alkohol dengan FeCl3


1 ml alkohol dan fenol

dimasukkan ke dalam tabung reaksi


ditambahkan
5 ml air + 1-3 tetes FeCl3
dikocok dan diamati

Hasil (reaksi positif bila


terbentuk cincin biru-ungu)

4. Reaksi esterifikasi alkohol


2 ml alkohol dan fenol
dimasukkan dalam tabung reaksi
ditambahkan
3 ml asam asetat glasial

ditambahkan
0,5 ml asam sulfat pekat

dipanaskan pada penangas air selama


5 menit
diamati dan dicatat

Hasil
VIII. SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN
1. Asam asetat glasial
Bentuk

: Cair

Warna

: Tidak berwarna

Bau

: Pedih

Ambang Bau

: 0,2 - 100,1 ppm

Hasil

pH

: 2,5

Titik Lebur

: 17 C

Titik Didih

:116 118 C

Titik Nyala

: 39 C

Tekanan Uap

: 15,4 hPa

Kelarutan air

: 1000 g/l

2. Aquades
Keadaan Fisik

: Cairan

Bau

: Tak Berbau

Berat Molekul

: 18,02 g/Mol

Warna

: Tak Berwarna

Rasa

: Tak Berasa

pH

: 7 (Netral)

Titik Didih

: 100 C

Titik Beku

: 0 C

3. Etanol
Bentuk

: Cair

Berat molekul

: 46,0414 g/mol

Warna

: Tidak Berwarna

Bau

: Seperti Wine

Tekanan Uap

: 59,3 mmHg @ 20 C

Kepadatan Uap

: 1,59 (Udara = 1)

Titik didih

: 78,5 C

Titik leleh

: -114,5 C

4. FeCl3
Keadaan Fisik

: Padat

Bau

: Tak Berbau

Rasa

: Tak berasa

Berat molekul

: 162,21 g/mol

pH

: 2 (asam)

Titik Didih

: 316 C

Titik Leleh

: 306 C

5. Fenol
Bentuk

: Padat

Bau

: Aromatik

Berat Molekul

: 94,11 g/mol

Warna

: Tidak berwarna sampai Merah Muda

Titik Didih

: 182 C

Titik Leleh

: 42 C

Kepadatan Uap

: 3,24 (Udara = 1)

Ambang Bau

: 0,048 ppm

6. H2SO4
Bentuk

: Cair

Warna

: Jelas cairan seperti minyak

Bau

: Berkarakter sedikit

pH

: Kurang dari 1.0

Berat Jenis

: 1.84 @ 20 C

Titik Didih

: 290 338 C

Titik Leleh

: 10 C

Suhu Dekomposisi : 340 C


Tingkat Evaporasi : Lebih lambat daripada eter
7. HCl
Keadaan Fisik

: Cairan

Bau

: Tajam (Kuat)

Warna

: Tak berwarna sampai kuning cerah

pH

: Asam

Titik Didih

: 108,58 C @ 760 mmHg

Titik Leleh

: -62,25 C

Tekanan Uap

: 16 kPa @ 20 C

Kepadatan Uap : 1,267 (Udara = 1)


8. t-Butanol
Bentuk

: Cair

Bau

: Kapur Barus

Berat Molekul

: 74,12 g/mol

Warna

: Tidak Berwarna

Titik didih

: 82,41 C

Titik leleh

: 25,7 C

Tekanan Uap

: 4,1 kPaa @20 C

Kepadatan Uap

: 2,55 (Udara = 1)

Ambang Bau

: 219 ppm

9. ZnCl2
Bentuk

: Padat

Bau

: Tak Berbau

Berat Molekul

: 136,29 g/mol

Warna

: Putih

Titik Didih

: 732 C

Titik leleh

: 290 C

Kepadatan Uap

: 4,7 (Udara = 1)

10. 2-butanol
Bentuk

: Cair

Berat molekul

: 74,12 g/mol

Warna

: Tidak Berwarna

pH

: 7 (Netral)

Titik didih

: 99,5 C

Titik leleh

: -114,7 C

Ambang Bau

: 3,2 ppm

Tekanan Uap

: 1,3 kPa @20 C

Kepadatan Uap

: 2,55 (Udara = 1)

X. DATA HASIL PENGAMATAN


1. Kelarutan dan Keasaman
Pengamatan
Kelarutan
pH
Larut
2
Larut
5

No

Bahan

1
2

Etanol
2-butanol

t-butanol

Larut

Fenol

Larut

Keterangan
Bening
Keruh keputihan
Terbentuk dua lapisan
(bening-keruh)
Butiran putih

2. Tes Lucas
No

Bahan

1
2
3

Etanol
2-butanol
t-butanol

Pengamatan
Keruh
Bening

Keterangan
Bening
Keruh
Keruh

3. Reaksi Alkohol dengan FeCl3


No

Bahan

1
2
3
4

Etanol
2-butanol
t-butanol
Fenol

Pengamatan
Positif
Negatif

Keruh tanpa cincin


Sedikit keruh
Bening
Keruh kekuningan

Pengamatan

Keterangan

Keterangan

4. Esterifikasi
No

Bahan

1
Etanol
Bening
XI. REAKSI DAN PERHITUNGAN

Berbau seperti balon tiup

REAKSI
1. Tes Lucas
- Etanol
CH3

CH2

..
OH
.. + HCl

ZnCl

- 2-butanol
CH3 CH CH2 CH3 + H
..OH
..

Cl

ZnCl

CH3 CH

CH2 CH3

+ OH

+
CH3 CH CH2 CH3 + Cl

CH3 CH CH2 CH3


Cl

- t-butaol

- H 2O

CH3
CH3 C

..
OH
..

CH3
+H

CH3

CH3 C OH -H2 O
+ ..

Cl

CH3

CH3 C + Cl -

CH3

CH3

CH3
CH3 C Cl
CH3

2. Esterifikasi
- Etanol
+

O
CH3

CH3

OH + H

OH

O
CH2 CH3

CH2 CH3

H2O + H 2SO4

C
+

CH3
H
..
C OH
..
O

OH
CH3

OH
C

OH + CH3

O
OH

CH3

CH2

..
OH
..

O
- H 2O

CH3

C O

CH2 CH3 +

DAFTAR PUSTAKA
Arbianti. 2006. Screeming fitokomia dan Aktivitas Antiradikal Bebas Metanol Daun
Gaharu. Jurnal kimia. 4(2): 187-192.
Bahri. 2013. Kimia organik : Gugus Alkohol. Jakarta: Erlangga.
Dwiyanti, R. 2011. Kimia Organik. Jakarta: Bumi Aksara.
Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik 1. Jakarta: Erlangga.
Keenan, C. 1999. Kimia Universitas. Jakarta: Erlangga.
Pranowo. 2009. Gugus Fungsi Alkohol. Jakarta: EGC.
Riswiyanto. 2009. Kimia Universitas I. Jakarta: Erlangga.

LAMPIRAN : GAMBAR ALAT

Botol Semprot

Gelas Ukur

Penjepit Tabung Reaksi

Penangas Air

Pipet Tetes

Tabung Reaksi

Você também pode gostar