Você está na página 1de 16

ANILIN

ANILINE
1.

Nama
Golongan
Amina, aromatik

(1)

Sinonim / Nama Dagang

(1,2,4)

Aminobenzene; Phenylamine; Benzenamine; Blue Oil; Aminophen; Aniline


Oil; Benzene, amino; Anyvim; C.I. 76000; RCRA U012; STCC 4921410;
Nomor Identifikasi
Nomor CAS

: 62-53-3 (1,2,3,4,7)

Nomor OHS

: 01530

Nomor RTECS

: BW6650000

Nomor EC (EINECS) : 200-539-3

2.

(1)
(1,2,3)

(1,4)

Nomor Index

: 612-008-00-7

UN
TSCA

: 1547 (1,4,7)
: 8 (b)

(1)

(2)

Sifat Fisika Kimia


Nama bahan
Anilin
Deskripsi

(1,2,3)

Bentuk cairan berminyak berwarna jernih sampai kecoklatan, berbau amis.


o

Berat molekul 93,13; Rumus molekul C 6H5NH2; Titik nyala 228 C; Titik didih
o

184 C (363 F); Titik beku -6 C (21 F); Tekanan uap 0,6 mmHg pada suhu
o

20 C; Berat jenis uap (udara=1) 3,2; Berat jenis (air=1) 1,0217; Ambang
o

batas bau 2,4 ppm; Titik kritis 425,6 C (798,1 F); Log Kow 0.9; Kelarutan
dalam air 3,5%; pH 8,1 (larutan 0,2 M); Larut dalam metanol, eter, aseton,
benzena, ligroin, kloroform, pelarut organik, air dingin, air panas.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4)

(1,3,7)

Kesehatan 2

= Tingkat keparahan tinggi

Kebakaran 2

= Mudah terbakar

Reaktivitas 0

= Tidak reaktif

Klasifikasi EC

(1,2,3,4)

Xn

= Berbahaya

= Beracun

= Berbahaya terhadap lingkungan

Kategori Karsinogen 3

= Bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker atau


meningkatkan insiden

R20/21/22

= Berbahaya bila terhirup, bersinggungan/kontak


dengan kulit dan tertelan

R23/24/25

= Beracun bila terhirup, bersinggungan / kontak dengan


kulit dan tertelan

R36/38

= Iritasi pada mata dan kulit

R40

= Risiko karena pengaruh yang tidak dapat balik

R41

= Risiko kerusakan serius pada mata

R43

= Dapat menyebabkan sensitisasi akibat bersinggungan


/ kontak dengan kulit

R48/23/24/25

= Beracun: Berbahaya karena kerusakan serius pada


kesehatan akibat pemaparan jangka panjang melalui
saluran pernafasan, persinggungan/kontak dengan
kulit dan jika tertelan.

R50

= Sangat beracun bagi organisme perairan

S1/2

= Jaga agar tetap berada pada posisi menghadap ke


atas dan jauhkan dari jangkauan anak-anak

S26

= Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah


besar air dan cari pertolongan medis

S27

= Lepaskan segera semua pakaian yang terkontaminasi

S28

= Setelah mengenai / kontak dengan kulit, cuci segera


dengan sejumlah besar bahan sebagaimana
disebutkan pada kemasannya.

S36/37/39

= Pakai / kenakan pakaian pelindung, sarung tangan


dan pelindung mata / wajah

S45

= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika


memungkinkan segera bawa ke dokter/ rumah sakit /
puskesmas (perlihatkan label kemasan)

S46

= Jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan


perlihatkan wadah ini atau label)

S61

= Hindari / cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukan


pada lembar data keamanan / instruksi khusus.

S63

= Pada kasus keracunan karena inhalasi, pindahkan


pasien ke ruang terbuka dan biarkan untuk
beristirahat.

3.

Penggunaan

(6,7)

Digunakan sebagai bahan antioksidan, akselerator, dan vulkanisir dalam


industri karet; digunakan dalam pembuatan antalgin, isopropil antipirin, obat
sulfa, oksifen butazon, dan vitamin B2 dalam industri farmasi; digunakan
dalam industri pembuatan pestisida; digunakan dalam industri pembuatan
bahan peledak; digunakan sebagai zat antara dalam industri pembuatan
bahan kimia dan bahan pewarna sintetis; digunakan dalam pembuatan
parfum; digunakan dalam industri resin dan pernis.
4.

Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Berbahaya (jika terhirup, kontak dengan
kulit, atau tertelan), iritasi saluran napas, iritasi kulit, iritasi mata, kerusakan
darah

(1).

Organ sasaran: Darah

(1,2)

, pembuluh darah, ginjal, hati, sistem saraf pusat,

sistem kardiovaskuler, limpa, kandung kemih


Rute Paparan
Paparan
jangka
pendek Terhirup
Iritasi, kulit berwarna kebiruan

(1)

Kontak dengan kulit


Iritasi, kulit berwarna kebiruan

(1)

(2,4)

, sumsum tulang

(4)

Kontak dengan mata


Iritasi, kerusakan mata
dan fotofobia

(4)

(1)

. Dapat menyebabkan lakrimasi, penglihatan kabur,

Tertelan
Telinga berbunyi, mual, muntah, sakit perut, nyeri dada, denyut jantung tidak
teratur, sakit kepala, mengantuk, pusing, disorientasi, kulit berwarna
kebiruan, kejang, dan koma

(1)

Paparan jangka
panjang Terhirup
Menimbulkan efek yang sama seperti yang dilaporkan pada rute paparan
lainnya

(1)

Kontak dengan kulit


Iritasi, kulit berwarna kebiruan

(1)

Kontak dengan mata


Tidak terdapat informasi adanya efek merugikan yang bermakna

(1)

Tertelan
Tidak terdapat informasi adanya efek merugikan yang bermakna
5.

(1)

Stabilitas dan Reaktivitas


Stabilitas

Stabil pada tekanan dan suhu normal

Kondisiyangharus

Hindarkan

dihindarkan

(1)

panas, api, percikan dan sumber

api lain. Wadah dapat pecah atau meledak bila


terkena

panas.

Gas

terakumulasidalam

berbahaya dapat
ruangan

terbatas.
(1)

Bahan tak tercampurkan

Hindarkan dari sumber air dan selokan .


: Asam, logam,
bahan mudah terbakar,

/ tancampurkan

peroksida,

halogen, bahan pengoksidasi,

Bahaya dekomposisi

amina, basa, halokarbon


Produk dekomposisi termal: oksida karbon,

(1)

Polimerisasi

nitrogen

(1)

beracun

(4)

, uap dan gas yang mengiritasi dan

Tidak akan terjadi

(1,4)

Anilin dengan

(1)

Asetat anhidrat : Suhu dan tekanan meningkat dalam wadah


tertutup

(1)

Asam : Memungkinkan terjadinya reaksi keras


Aluminium : Dapat terkorosi

(1)

(1)

Anilinium klorida : Meledak pada suhu dan tekanan tinggi


Benzendiazonium-2- : Reaksi eksplosif

(1)

(1)

karboksilat
Boron Triklorida : Memungkinkan terjadinya reaksi keras

(1)

Asam klorosulfonik : Suhu dan tekanan meningkat dalam wadah


tertutup

(1)

Dibenzoil peroksida : Reaksi eksplosif

(1)

Diisopropil : Memungkinkan terjadinya dekomposisi

(1)

peroksikarbonat
Epiklorohidrin : Reaksi eksplosif
Florin : Reaksi pijar

(1)

(1)

Florin nitrat : Meledak saat kontak

(1)

N-Haloimida : Memungkinkan terjadinya reaksi keras


Heksakloromelamin : Reaksi eksoterm cepat

(1)

Hidrogen peroksida : Membentuk senyawa eksplosif


Asam nitrat : Terbakar saat kontak

(1)

(1)

Nitrometana : Membentuk campuran eksplosif


Nitrosil perklorat : Terbakar saat kontak

(1)

(1)

(1)

Oleum : Suhu dan tekanan meningkat dalam wadah


tertutup

(1)

Oksidator (kuat) : Bahaya kebakaran dan ledakan

(1)

Ozon : Membentuk campuran eksplosif

(1)

Asam perklorat + : Membentuk resin eksplosif

(1)

formaldehida
Perkloril florida : Membentuk padatan eksplosif

(1)

Perkromat : Reaksi eksplosif pada suhu tinggi


Asam peroksiformat : Reaksi keras

(1)

(1)

Asam peroksosulfida : Dapat meledak

(1)

(mono dan di)


Plastik, karet, pelapis : Kemungkinan diserang
Kalium peroksida : Terbakar saat kontak

(1)

(1)

Beta-Propiolakton : Suhu dan tekanan meningkat pada wadah


tertutup

(1)

Perak perklorat : Membentuk campuran eksplosif


Natrium peroksida + air : Terbakar saat kontak

(1)

(1)

Asam sulfida : Suhu dan temperatur meningkat pada wadah


tertutup

(1)

Tetranitrometana : Terbakar

(1)

Trikloronitrometana : Memungkinkan terjadinya reaksi keras

(1)

(kloropikrin)
Seng : Dapat terkorosi
6.

Penyimpanan

(1)

(1,2,3)

1
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundangundangan dan standard yang berlaku
2

Hindari panas, api, percikan api dan sumber api lainnya.

Simpan di tempat yang dingin, kering dan tersedia ventilasi.

4
Simpan di tempat yang terpisah dari bahan-bahan
yang tidak tercampurkan.

7.

Jangan menghirup gas / asap/ uap / semprotan.

Simpan dalam wadah tertutup, tempat yang sejuk, cukup ventilasi

Toksikologi
Toksisitas
Data pada manusia

(1)

TDL0 oral-anak 3125 mg/kg; LDL0 metode tidak dilaporkan-manusia 350


mg/kg; LDL0 metode tidak dilaporkan-manusia 150 mg/kg
Data pada hewan
(1)

Data iritasi
:
Iritasi sedang: Kulit-kelinci 20 mg/24 jam; mata-kelinci 20 mg/24 jam

Iritasi berat: Mata-kelinci 102 mg


Data toksisitas

(1)

LD50 oral-tikus 250 mg/kg; LCL0 inhalasi-tikus 250 ppm/4 jam; LD 50 kulit-tikus
1400 mg/kg; LD50 intraperitoneal-tikus 420 mg/kg; LD 50 oral-mencit 464
mg/kg; LC50 inhalasi-mencit 175 ppm/7 jam; LD50 intraperitoneal-mencit 492
mg/kg; LD50 subkutan-mencit 200 mg/kg; LD 50 oral-anjing 195 mg/kg; LDL 0
kulit-anjing 1540 mg/kg; LDL0 intravena-anjing 200 mg/kg; LDL 0 oral-kucing
100 mg/kg; LCL0 inhalasi-kucing 180 ppm/8jam; LD50 kulit-kucing 254 mg/kg;
LDL0 subkutan-kucing 100 mg/kg; LDL 0 oral-kelinci 500 mg/kg; LD50 kulitkelinci 820 L/kg; LDL0 subkutan-kelinci 1 g/kg; LD50 intravena-kelinci 64
mg/kg; LD50 oral-marmut 400 mg/kg; LD50 kulit-marmut 1290 mg/kg; LD50
intraperitoneal-marmut 100 mg/kg; LD 50 oral-burung puyuh 750 mg/kg; LD 50
3

oral-mamalia 500 mg/kg; LC50 inhalasi-mamalia 2500 mg/m ; LD50 oralburung liar 562 mg/kg; TDLo oral -tikus 913 mg/kg/2 minggu intermittent;
TDL0 oral kontinu 550 mg/kg/5 hari; TDL 0 oral-tikus 210 mg/kg/12 minggu
3

kontinyu; TCL0 inhalasi-tikus 3 mg/m /22 minggu intermittent; TCL0 inhalasitikus 87 ppm/6jam selama 2 minggu intermittent; TCL0 inhalasi-tikus 300
3

g/m /24 jam selama 80 hari kontinyu; TCL 0 inhalasi-tikus 5 mg/m /24 jam
selama 21 hari kontinyu; TDL0 subkutan-tikus 900 mg/kg/6 hari intermittent.
Data Karsinogenik

(1,2)

IARC : Group 3 Bukti pada manusia tidak memadai; bukti pada hewan
terbatas

(1)

ACGIH : A3 Karsinogen pada hewan


(1)

TRGS 905: K3

(1)

Ada sejumlah bukti terbatas terkait efek karsinogenik anilin hidroklorida pada
hewan

uji.

Data

epidimiologi

yang

tersedia

tidak

memadai

untuk

menyimpulkan efek karsinogenik anilin pada manusia.


Data Mutagenik

(1)

Mutasi pada mikroorganisme Salmonella typhimurium 10 g/cawan (-S9);


Perbaikan DNA Eschericia coli 39658 g/sumur selama 16 jam; Kerusakan
DNA intraperitoneal-tikus 105 mg/kg; Uji cairan tubuh tikus menggunakan
Salmonella typhimurium 300 mg/kg; Pertukaran pasangan kromatida hati

tikus 200 mol/L; Tes mikronukleus intraperitoneal tikus 50 mg/kg; Mutasi


pada mikroorganisme limfosit mencit 500 mg/L; Perubahan morfologi fibroblas mencit 800 g/L; Kerusakan DNA intraperitoneal mencit 300
mg/kg; Kerusakan DNA limfosit mencit 21500 mol/L; Pertukaran pasangan
kromatida intraperitoneal mencit 210 mg/kg; Mutasi pada sel somatik
mamalia limfosit mencit 2500 mol/L; Analisis sitogenetik ovarium
hamster 444 mg/L; Pertukaran pasangan kromatida ovarium hamster 50
mg/L; Mutasi pada sel somatik mamalia paru-paru hamster 500 g/L.
Data Tumorigenik

(1)

TDL0 oral-tikus 11 gm/kg/29 minggu kontinyu; TD oral-tikus 72800 mg/kg/2


tahun kontinyu.
Data Reproduksi

(1)

TDL0 oral-mencit betina hamil 4480 mg/kg selama 6-13 hari kontinyu.
Data Tambahan

(1)

Alkohol dapat meningkatkan efek toksik. Suhu lingkungan yang tinggi dapat
meningkatkan efek toksik.
Informasi Ekologi
(1)
Toksisitas pada ikan

(96 jam, mortalitas) rainbow trout, donaldson trout (Oncorhynchus


LC50

mykiss) 36200 g/L.

Toksisitas pada invertebrata

(1)

EC50 (48 jam, imobilisasi) kutu air (Daphnia magna) 300 g/L.
Toksisitas pada alga

(1)

LC50 (12-13 minggu, mortalitas) alga hijau (Chorella vugaris) >183900 g/L.
Toksisitas pada mikroorganisme
EC50 bakteri Phytobacterium phosphoreum 425-488 mg/L
Toksisitas pada perairan
Stress pada komunitas perairan 1000 g/L.

(4)

Biokonsentrasi: BCF (Residu) alga hijau (Scenedesmus quadricauda 13,5


nmol/mL adalah 261 nmol/mL 24 hari.
8.

Efek Klinis

(1)

Keracunan
akut Terhirup
Anilin: Dosis letal anilin pada mencit adalah 175 ppm selama 7 jam. Dapat
menimbulkan efek seperti efek tertelan akut jika terhirup pada jumlah yang
cukup banyak

(1)

Kontak dengan kulit


Anilin: Dapat menyebabkan iritasi. Pada individu yang pernah terpapar bahan
ini sebelumnya dapat menimbulkan sensitivitas berupa dermatitis. Anilin
cepat diserap melalui kulit, dan sejumlah kecil bahan yang diserap melalui
baju dan sepatu dapat menimbulkan gejala toksik. Dapat menimbulkan efek
seperti efek tertelan akut jika terabsorbsi dalam jumlah yang cukup banyak
(1)

Kontak dengan mata


Anilin: Dapat menyebabkan iritasi dengan gejala kemerahan, perih, dan
kemungkinan kerusakan kornea

(1)

Tertelan
Anilin: Rata-rata dosis letal anilin murni adalah 15-30 gram. Dapat
menyebabkan iritasi pada membran mukosa. Hipoksia jaringan akibat
pembentukan methemoglobin dapat terjadi di susunan saraf pusat dan
menimbulkan efek pada jantung. Gejala dapat berupa sakit kepala, mual,
muntah, nyeri pada tenggorokan dan perut, dan tenggorokan terasa kering.
Dapat terjadi sianosis jika kadar methemoglobin mencapai 15%. Bibir, lidah
dan membran mukosa dapat menjadi biru tua hingga hitam, dan kulit tampak
abu-abu. Efek pada susunan saraf pusat dapat meliputi kebingungan, iritasi,
ataksia, vertigo, pingsan, tinnitus, disorientasi, letargi, kesemutan pada
anggota gerak, nyeri persendian, mengantuk, delirium, kejang, koma,dan
tidak sadarkan diri. Dapat juga menyebabkan fotofobia, penglihatan melemah
dan reaksi pupil menjadi lambat. Efek pada saluran kemih berupa

sakit saat berkemih, hematuria, hemoglobinuria (dan methemoglobinuria),


oliguria, gagal ginjal ringan dan sakit kuning, walaupun jarang terjadi. Efek
pada jantung dapat meliputi blok jantung, denyut jantung lambat, dan syok.
Anilin juga memiliki efek racun yang bersifat langsung, mengakibatkan
penurunan tekanan darah dan aritmia jantung. Kematian biasanya terjadi
akibat kolaps kardiovaskuler. Fase terakhir dari hemolitik akut dapat terjadi 6
sampai 8 hari setelah menelan bahan. Anilin dapat menembus plasenta, oleh
karena itu terpapar bahan selama kehamilan dapat mempengaruhi janin.
Hasil evaluasi dari RTECS menunjukkan bahwa pemberian anilin secara oral
pada tikus menimbulkan peningkatan kasus tumor neoplastik yang bermakna
secara statistik

(1)

Keracunan
kronik Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menimbulkan efek seperti pada
paparan kronik secara tertelan

(1)

Kontak dengan kulit


Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan dermatitis akibat
kontak atau sensitisasi. Paparan kronis dapat menimbulkan gejala yang mirip
dengan paparan kronik secara tertelan

(1)

Kontak dengan mata


Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan konjungtivitis
dan fotofobia. Dapat menyebabkan perubahan warna pada konjungtiva dan
fisura palpebral pada kornea

(1)

Tertelan
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan hemolisis sel
darah merah, menstimulasi sumsum tulang dan regenerasi. Dapat terjadi
anemia yang disertai pembentukan Heinz body. Anilin dapat mempengaruhi
sistem saraf, ginjal, dan hati. Dapat pula terjadi penyakit kuning (jaundice).
Urin yang dihasilkan dapat berwarna coklat gelap atau berwarna seperti
anggur. Naftilamin, yang merupakan kontaminan pada anilin komersial, dapat
menyebabkan papiloma pada dinding kandung kemih. Dapat pula

timbul gejala seperti pada paparan akut, lesi kulit, anoreksia, dan penurunan
berat badan
9.

(1)

Pertolongan Pertama
Terhirup

(1)

Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area paparan. Bila
perlu gunakan kantong masker berkatup untuk memberikan pernapasan
buatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit

(1)

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.


Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak
sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20
menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
Kontak dengan mata

(1,2)

Periksa dan lepaskan jika menggunakan lensa kontak. Segera cuci mata
dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%),
selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dengan
sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak
ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan

(1,2)

Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau petugas kesehatan.


Jangan merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak
sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar posisi kepala lebih rendah dari
pinggul untuk mencegah terjadinya aspirasi. Jika korban tidak sadar,
posisikan kepala menoleh ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
Catatan untuk dokter: Pertimbangkan pemberian oksigen jika terpapar bahan
melalui inhalasi. Pertimbangkan dilakukannya kumbah lambung dan
pemberian arang aktif jika terpapar bahan melalui jalur oral / tertelan

(1)

Antidotum: Metilen biru yang diberikan secara intravena; asam askorbat


yang diberikan secara intravena

(1)

10. Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan


Stabilisasi

(1,5)

1. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk


menjamin pertukaran udara.
2. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
3. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.
4. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit.
Kemungkinan diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24
jam.
Anak-anak: 200-300 g/kg BB.
Dekontaminasi
1. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
1- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan
miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
2- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
3- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
4- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
5- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
6- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
2. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

1- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.


2- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
3- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
4- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
5- Penolong

perlu

dilindungi

dari

percikan,

misalnya

dengan

menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati


untuk tidak menghirupnya.
6- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
11.

Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri


Batas paparan anilin:

(1)

OSHA TWA pada kulit 5 ppm (19 mg/m )


3

OSHA TWA pada kulit 2 ppm (8 mg/m ) (ditinggalkan oleh 58 FR 35338, 30


Juni 1993)
3

ACGIH TWA pada kulit 2 ppm (8 mg/m ).


3

NIOSH direkomendasikan TWA 2 ppm (8 mg/m ) selama 10 jam.


3

DFG MAJ 4 kali/shift 8 mg/m (2 mL/m )


Metode pengukuran: Tabung silika gel; etanol; kromatografi gas dengan
deteksi ionisasi nyala; NIOSH III # 2002, amina aromatik
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan
dipatuhinya batas paparan yang berlaku

(1)

Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan


kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat
dengan area kerja

(1)

Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia

(1)

Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia
(1)

Respirator: Penggunaan respirator di bawah ini beserta batas konsentrasi


maksimumnya diperoleh dari NIOSH dan/atau OSHA

(1)

Pada setiap konsentrasi yang dapat dideteksi:


Setiap peralatan pernapasan serba lengkap yang dilengkapi masker
seluruh wajah dan memerlukan tekanan atau modus tekanan
positif lainnya untuk pengoperasiannya.
Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi masker seluruh wajah
dan dioperasikan dalam kondisi perlu tekanan atau tekanan positif
lain yang dikombinasikan dengan pemasok escape yang terpisah.

Escape Respirator:
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker seluruh wajah
dan wadah uap organik.
Setiap jenis escape respirator yang memadai dengan peralatan
pernapasan serba lengkap.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi
kehidupan dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi masker seluruh wajah
dan dioperasikan dalam kondisi perlu tekanan atau tekanan positif
lain yang dikombinasikan dengan pemasok escape yang terpisah
Setiap alat pernapasan serba lengkap yang dilengkapi masker
seluruh wajah.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran sedang. Uap lebih berat
daripada udara. Uap atau gas terbakar walaupun jarak dengan sumber api
jauh. Campuran uap/udara dapat meledak di atas titik nyala

(1)

Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa
(1

yang sesuai, busa tahan alkohol ).


Kebakaran besar: Gunakan busa yang sesuai atau basahi dengan
semprotan air

(1)

Pemadaman kebakaran: Jauhkan wadah dari area kebakaran jika dapat


dilakukan tanpa adanya risiko. Dinginkan wadah dengan air yang berasal
dari pemadam kebakaran tanpa awak atau yang menggunakan monitor
hingga api padam. Padamkan api dari lokasi yang berjarak aman.
Menjauhlah dari tangki. Buatlah tanggul untuk pembuangan selanjutnya.
Jangan menyebarkan tumpahan bahan menggunakan air bertekanan tinggi
(1)

.
o

Autoignition (suhu minimum dapat terbakar sendiri): 1139 F (615 C)


Kelas Mudah Menyala (OSHA) : III A
Keterangan khusus tentang Bahaya Kebakaran:
Anilin kontak dengan natrium peroksida dan air dapat terbakar. Anilin
terbakar secara spontan dengan asam nitrat, natrium peroksida atau kalium
peroksida. Bila anilin dipanaskan sampai terdekomposisi akan mengeluarkan
asap beracun

(2)

Keterangan khusus tentang Bahaya Ledakan:


Anilin secara spontan dapat meledak bila bereaksi dengan Nitrosyl
benzenediazonium-2-karboksilat, peroksida dibenzoil, nitrat fluor, perklorat,
asam nitrat, asam peroxodisulfuric, dan tetranitrometana. Penambahan
setetes anilin dengan 1 gram dibenzoil peroksida menimbulkan sedikit
ledakan setelah beberapa saat. Anililne dengan asam perklorat dan
formaldehida dapat menghasilkan bahan peledak dan mudah terbakar
13. Manajemen Tumpahan

(2)

(1,2)

Tumpahan/kebocoran: Kurangi uap menggunakan semprotan air

(1)

Tumpahan pada tanah: Jaga tumpahan agar tidak menyebar, misal dengan
karung pasir. Bendung tumpahan untuk selanjutnya dibuang. Serap
tumpahan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar.
Kumpulkan bahan ke dalam wadah yang sesuai

(1)

Tumpahan pada air: Serap dengan arang aktif. Bersihkan bahan yang
terjebak menggunakan selang penghisap. Jauhkan dari sumber air dan
selokan

(1)

Tumpahan di tempat kerja: Hindarkan dari panas, api, percikan, dan sumber
api lainnya. Jangan menyentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika
(1)

dapat dilakukan tanpa adanya risiko. Kurangi uap dengan semprotan air

Tumpahan sedikit: Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah
terbakar. Kumpulkan bahan yang tumpah dalam wadah yang sesuai

(1)

diperlukan, netralkan residu menggunakan larutan asam asetat encer

(2)

. Jika
.

Tumpahan sedikit dan kering : Pindahkan wadah dari tumpahan ke area


aman

(1)

Tumpahan yang banyak: Bendung untuk pembuangan selanjutnya. Jauhkan


dari sumber api. Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk
mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan masuk
Jika

(1).

diperlukan, netralkan residu menggunakan larutan asam asetat encer

(2)

14. Daftar Pustaka


1. OHS, MDL Information System, Inc. Donelson Pike, Nashvill, 1997
2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927435 (diunduh April
2012)
3. http://www.sigmaaldrich.com/catalog/DisplayMSDSContent.do (diunduh
April 2012)
4. http://avogadro.chem.iastate.edu/MSDS/aniline.htm (diunduh April 2012)
5. Badan POM (2001), Pedoman Penatalaksanaan Keracunan Untuk
Rumah Sakit, Jakarta, hal. 21-22
6. http://www.amosenterprise.com/chemicals.php (diunduh Juni 2012)
7. http://nj.gov/health/eoh/rtkweb/documents/fs/0135.pdf

(diunduh

Juni

2012)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2012
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Você também pode gostar