Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NAMA KELOMPOK :
KHUSNUL KHOTIMAH
INDAH NOVITASARI
LAILATUR ROHMAH
SUHANDARINI SUGIONO
S1 AKUNTANSI 2010
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
harga lebih tinggi dan tidak mengutamakan volume penjualan. Hal sebaliknya terjadi pada
besi lapis, dimana mereka memiliki sedikit pelanggan, dan pelanggan tersebut menginginkan
harga rendah dengan jumlah pembelian yang besar. Kontroler menyatakan bahwa kompetisi
yang berat menyebabkan turunnya laba kotor untuk besi lapis baik pada industri maupun
pada PT Aksa Jaya pada tahun 2011 dan 2012. PT Aksa Jaya sejak dulu memiliki laba kotor
yang rendah dibanding industri untuk besi lempengan hingga 2012, namun kemudian karena
labaa kotor meningkat karena laba kotor meningkat drastis karena karena penjualan yang
agresif.
Abi Hutagaluh mengamatio bahwa apa yang dikatakan kontroler itu masuk akal
berdasarkan fakta. Laba kotor atas besi balok untik industri cukup stabil sebesar 3,5 sampai 4
persen lebih rendah dari PT Aksa Jaya untuk setiap tahun. Laba kotor industri untuk kayu
lapis menurun setiap tahun, namun sekitar 10 persen lebih tinggi dari PT Aksa Jaya. Laba
kotor industri untuk besi lempeng stabil selama 3 tahun, namun laba kotor PT Aksa Jaya
meningkat dalam jumlah cukup besar.
Perubahan laba kotor pada PT Aksa Jaya dari 20,3 persen ke 23,9 persen menjadi
perhatian Abi Hutagaluh, lalu ia melakukan 3 prosedur berikut.
1. Menghitung kemungkinan kesalahan penyajian dan mengevalusi materialitas jumlahnya.
Ia menghitung (23,9% - 20,3%) x penjualan kayu lunak dan menyimpulkan bahwa
jumlah tersebut cukup material.
2. Mengidentifikasi potensi penyebab perubahan: kelebihan penyajian atas penjualan,
kelebihan penyajian atas persediaan (kurang saji atas harga pokok penjualan),
kekurangan penyajian atas pembelian (kurang saji atas harga pokok penjualan) atau
memang hasil penjualan yang memuaskan.
3. Memperhatikan potensi kelebihan penyajian atas penjualan dan persediaan dan kurang
saji atas pembelian besi lempengan. Hal ini membutuhkan pengujian audit subtantif lebih
dalam.
Besi balok
Besi
lempengan
Besi lapis
Persentase
Laba
Kotor
PT Aksa
Industri
Jaya
36,4
32,4
Persentase
Laba
Kotor
PT Aksa
Industri
Jaya
36,4
32,5
Persentase
Laba
Kotor
PT Aksa
Industri
Jaya
36,00
32,3
23,9
22,0
20,3
22,1
20,5
22,3
40,3
50,1
44,2
54,3
45,4
55,6
mengenai hak klien atas piutangnya, auditor perlu mendiskusikan dengan klien,
melakukan konfirmasi ke bank, atau memeriksa kontrak utang sebagai bukti bahwa
piutang dagang dipakai sebagai jaminan dan memeriksa berkas korespondensi.
i) Penyajian dan Pengungkapan Piutang Dagang
Pengujian dari keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan
dilakukan sebagai bagian dari penyelesaian terhadap audit. Contohnya, ketika pengujian
penjualan dan piutang dagang dilakukan, auditor harus memahami dan mengevaluasi
kewajaran kebijakan klien atas pengakuan pendapatan untuk mengetahui
pengungkapannya secara wajar dalam laporan keuangan.
3. KONFIRMASI PIUTANG DAGANG
Konfirmasi piutang merupakan konsep yang telah dibahas dalam diskusi mengenai
desain pengujian perincian saldo piutang dagang. Tujuan utama konfirmasi piutang dagang
adalah untuk memenuhi tujuan keberadaan, akurasi, dan pisah batas.
Standar auditing mensyaratkan konfirmasi piutang dagang dalam kondisi normal. PSA
07 (SA 330) menyebutkan tiga pengecualian terhadap persyaratan konfirmasitersebut, yaitu:
1. Piutang dagang jumlahnya tidak material
Hal ini biasa terjadi pada perusahaan tertentu, misalnya toko diskon dengan penjualan
tunai dan kartu kredit.
2. Auditor mempertimbangkan bahwa konfirmasi merupakan bukti yang tidak efektif
karena tingkat respon yang rendah atau tidak dapat diandalkan.
Dalam industri tertentu, seperti rumah sakit, tingkat respon untuk konfirmasi ini
sangat rendah.
3. Kombinasi dari tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian adalah rendah dan
bukti substantif lain dapat diakumulasikan sebagai bukti yang cukup.
Jika klien memiliki pengendalian internal efektif dan risiko bawaan yang cukup
rendah terhadap siklus penjualan dan penagihannya.
Jenis-Jenis Konfirmasi
a) Konfirmasi Positif
Konfirmasi positif adalah komunikasi yang ditujukan kepada debitor ubutk meminta
konfirmasi secara langsung apakah saldo yang disebutkan dalam konfirmasi tersebut benar
atau salah. Adapun pembagian konfirmasi positif yaitu:
-
b) Konfirmasi Negatif
Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitor, tetapi hanya meminta respons jika
debitor tidak menyetujui jumlah yang dinyatakan dalam konfirmasi. Konfirmasi negatif
biasanya digunakan untuk audit rumah sakit, toko ritel, dan industri lain yang piutang
dagangnya berhubungan dengan masyarakat umum.
Auditor perlu berhati-hati dan menghindari pengaruh dari klien saat memilih sampel
untuk konfirmasi piutang dagang. Jika klien berusaha menghalangi auditor melakukan
konfirmasi pada pelanggan tertentu, maka auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan
bahwa klien ingin menutupi salah saji fiktif atas piutang dagang.
Menjalankan Pengendalian
Analisis Perbedaan
3. Pengembalian barang
Kesalahan klien dalam mencatat memo kredit dapat terjadi karena beda atau
kesalahan pencatatan retur dan cadangan penjualan.
4. Kesalahan klerikal dan jumlah yang dipertentangkan
Perbedaan yang terjadi dalam laporan pencatatan klien biasanya terjadi ketika
pelanggan menyatakan terjadinya kesalahan atas harga barang, kerusakan barang,
jumlah barang yang tidak diterima, dan lain-lain.
Pengambilan Kesimpulan
Salah saji yang dapat diterima. Ketentuan awal atas materialitas adalah dia atas Rp
442.000.000 (sekitar 6 % dari laba operasi sebesar Rp 7.370.000.000). Ia
mengalokasikan Rp 265.000.000 ke audit piutang dagang (lihat jilid 1, Bab 7, Tabel 73).
Risiko audit yang bisa diterima. Mira menentukan risiko audit yang dapat diterima
adalah tinggi karena perusahaan dalam kondisi keuangan yang bagus, stabilitas
keuangan yang tinggi, dan pengguna laporan keuangan hanya sedikit.
Risiko bawaan. Mira menentukan bahwa tingkatan risiko yang tak terhindarkan
adalah medium untuk keberadaan dan pisah batas karena hal-hal yang perlu
diperhatikan mengenai pengakuan pendapatan dalam PSA 70. Mira juga menentukan
risiko yang tak terhindarkan adalah medium untuk nilai realisasi. Pada tahun-tahun
sebelumnya, klien membuat penyesuaian audit atas cadangan piutang tak tertagih
karena terbukti kurang saji.risiko bawaan untuk tujuan lain ditetapkan rendah.
Risiko pengendalian. Penentuan risiko ppengendalian untuk setiap tujuan audit adalah
sama denga Figur 13-6 (Jilid 1). (Perlu diingat bahwa hasil uji pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi pada Bab 13 adalah konsisten dengan penentuan
risiko pengendalian awal yang ditetapkan auditor, kecuali pada akurasi dan nilai
realisasi penjualan).
Pengujian substantif atas hasil transaksi. Hasil pengujian ini juga diambil dari Figur
13-6. (Perlu diingat Bab 13 bahwa seluruh hasil diterima kecuali tujuan akurasi dan
pisah batas untuk penjualan).
Tabel 14-4 menunjukkan pengujian proram audit perinci untuk piutang dagang, sesuai
tujuannya, dan untuk cadangan piutang tak tertagih. Program audit mereflesikan kesimpulan
atas bukti audit terencana terhadap kertas kerja perencanaan bukti dalam Figur 14-7.
Tabel 14-5 menunjukkan program audit dalam format kinerja. Prosedur auditnya sama
dengan yang ada dalam Tabel 14-4 kecuali pada prosedur 2, yaitu merupakan prosedur
analitis. Angka dalam penjelasan merupakan referensi silang antara kedua tabel tersebut.
Keberadaan
Kelengkapan
Akurasi
Klasifikasi
Pisah batas
Nilai terealisasi
Hak
perincian Kecocokan
Figur 14-7 (Kertas Kerja Perencanaan Bukti untuk Menentukan Pengujian Perincian
Saldo PT Perkakas Prima-Piutang Dagang)
Risiko audit
yang
dapat
diterima
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Risiko
bawaan
Renda
h
Menenga
h
Renda
h
Rendah
Renda
h
Menenga
h
Menenga
h
Rendah
Risiko
pengendalian
-penjualan
Renda
h
Menenga
h
Renda
h
Tinggi
Renda
h
Menenga
h
Tinggi
Tidak
berlaku
Risiko
pengendalian
-penerimaan
kas
Renda
h
Menenga
h
Renda
h
Rendah
Renda
h
Rendah
Tidak
berlaku
Tidak
berlaku
Risiko
pengendalian
pengendalian
tambahan
Tidak
ada
hasil
Tidak ada
hasil
Tidak
ada
hasil
Tidak ada
hasil
Tidak
ada
hasil
Tidak ada
hasil
Tidak ada
hasil
Rendah
Pengujian
substansif
atas
transaksipenjualan
Hasil
baik
Hasil baik
Hasil
baik
Fair baik
Hasil
baik
Hasil
tidak
diterima
Tidak
berlaku
Tidak
berlaku
Pengujian
substantive
Hasil
baik
Hasil baik
Hasil
baik
Hasil baik
Hasil
baik
Hasil baik
Tidak
berlaku
Tidak
berlaku
atas
transkasipenerimaan
kas
Prosedur
analitis
Hasil
baik
Hasil baik
Hasil
baik
Hasil baik
Hasil
baik
Hasil baik
Tidak
berlaku
Rendah
Hasil
tidak
diterima
Rendah
Risiko
deteksi
terencana
untuk
pengujian
perincian
saldo
Tinggi
Menenga
h
Tinggi
Menenga
h
Tinggi
Bukti audit
terencana
untuk
pengujian
perincian
Saldo
Renda
h
Menenga
h
Renda
h
Menenga
h
Renda
h
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tabel 14-4
Tujuan Audit-Terkait Saldo dan Program Audit untuk PT Perkakas Prima-Siklus
Penjualan dan Penagihan (Format Desain)
Tujuan Audit-Berkaitan dengan Saldo
Prosedur Audit
Piutang dagang muncul pada neraca saldo Melakukan konfirmasi piutang dagang dengan
(keberadaan).
menggunakan konfirmasi positif. Melakukan
konfirmasi untuk semua saldo diatas Rp
100.000.000 dan sisanya diambil sampel secara
acak (10).
Melakukan prosedur alternatif untuk seluruh
konfirmasi yang tidak ditanggapi pada
dalam
Tabel 14-5
Program Audit untuk Pengujian Perincian Saldo PT Perkakas Prima-Siklus Penjualan
dan Penagihan (Format Kinerja)
1. Melakukan telaah atas piutang dagang dalam neraca saldo untuk akun yang nilainya
besar atau tidak lazim.
2. Membuat prosedur analitis yang diindikasikan dalam skedul audit ke depan (tidak
termasuk) dan menindaklanjuti setiap perubahan penting dari tahun sebelumnya.
3. Menelaah piutang dalam daftar neraca saldo untuk wesel dan piutang pada pihak terkait.
4. Melakukan tanya jawab dengan manajemen apakah ada piutang kepada pihak terkait,
wesel, atau piutang jangka panjang yang termasuk dalam neraca saldo.
5. Menelaah notulensi rapat pimpinan dan melakukan tanya jawab dengan manajemen jika
ada piutang yang dijaminkan.
6. Menelusuri 10 akun dari neraca saldo ke piutang dagang untuk menghitung umur piutang
dan saldonya.
7. Menjumlahkan ke bawah (foot) saldo dari dua halaman neraca saldo pada kolom
perhitungan umur piutang dan saldo, menghitung total keseluruhan, dan menghitung
kesamping (cross-foot) saldo perhitungan umur piutang.
8. Menelusuri saldo ke buku besar
9. Menelusuri lima akun dalam berkas utama piutang dagang ke neraca saldo.
10. Melakukan konfirmasi positif atas piutang dagang . Mengonfirmasi seluruh akun diatas
Rp 100.000.000 dan melakukan pengambilan sampel acak terhadap sisanya.
11. Melakukan prosedur alternatif untuk seluruh konfirmasi yang tidak ditanggapi pada
permintaan kedua.
12. Mendiskusikan bagaimana kecenderungan kolektibilitas dari tagihan-tagihan lama
dengan manajer kredit. Menguji penerimaan kas selama masa tenggat dan berkas kredit
pada tagihan jatuh tempo lebih dri 90 hari dan melakukan evaluasi apakah piutang
dagang tersebut masih bisa tertagih.
13. Mengevaluasi apakah cadangan mencukupi setelah melakukan prosedur audit lain dalam
mengetahui kolektibilitas piutang.
14. Memilih 20 transaksi terakhir atas penjualan dari jurnal penjualan tahun berjalan dan
dicatat pada periode yang benar (pisah batas). Memilih 20 transaksi pertama dari masa
jeda (subsequent) tahun berjalan dan menelusurinya ke dokumen pengiriman masingmasing, serta melakukan pengecekan terhadap tanggal pengiriman aktual dan tanggal
pencatatn yang benar.
15. Menelaah retur dan cadangan penjualan yang jumlahnya besar sebelum dan setelah
tanggal neraca untuk menentukan apakah transaksi ini dicatat pada periode yang tepat.