Você está na página 1de 43

ASKEP KANKER PAYUDARA

1. Pengertian
1. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal
pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada
akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau
terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi
pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di
atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah
kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)

2. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak


normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam
10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :
Harianto, dkk)

2. Etiologi

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun


beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan
kejadian kanker payudara, yaitu

Tinggi melebihi 170 cm

1.

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena


kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia
anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur
genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke
arah sel ganas.

2. Masa reproduksi yang relatif panjang.

a.

Menarche pada usia muda dan kurang dari usia


10 tahun.

b.

Wanita terlambat memasuki menopause (lebih


dari usia 60 tahun)

c.

Wanita yang belum mempunyai anak

Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih


lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.

3. Kehamilan dan menyusui

Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat


menyusui.

1). Wanita gemuk

Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh


akan turun pula.

2). Preparat hormon estrogen

Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.

4. Faktor genetik

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 3 x lebih


besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya
menderita kanker payudara.

(Erik T, 2005, hal : 43-46)

Anatomi fisiologi

1.Anatomi payudara

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi,


duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan
tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih
75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal
terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula
pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.

2. Fisiologi payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon.


Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui
masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan
menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon
hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur


menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi
lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi

berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul


benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari
menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri
sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin
dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak
berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai, semuanya berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada


kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul
dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi.


Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus,
kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
(Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)

Insiden

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar


kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker
usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data

dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan


lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara,
kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim,
2004).

Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta


pada wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat
kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi
penyebab kematian setelah kanker rahim. (http//www.pikiranrakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :
Harianto, dkk).
1.
1. Patofisiologi

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak,


tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan
estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas
sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah
masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis
penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya
lainnya.

Beberapa tumor yang dikenal sebagai estrogen dependent


mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe
ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor
ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan
dengan dysplasia. Kehadiran tumor Estrogen Receptor Assay
(ERA) pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara
hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon
terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy,
oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal :
1589)
1.
1. Gejala klinik

Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat


benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan
dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan
terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa
tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal.
(http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-82005, Harianto, dkk)

Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang


keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran
kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada
penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal :
42)
1.
1. Klasifikasi kanker payudara

1. Tumor primer (T)

1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan

2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer

3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor

4. T1 : Tumor < 2 cm

T1a : Tumor < 0,5 cm

T1b : Tumor 0,5 1 cm

T1c : Tumor 1 2 cm

1. T2 : Tumor 2 5 cm

2. T3 : Tumor diatas 5 cm

3. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke


dinding thorax atau kulit.

T4a : Melekat pada dinding dada

T4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange, satelit

T4c : T4a dan T4b

T4d : Mastitis karsinomatosis


1.
1.
1. Nodus limfe regional (N)

1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila

3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak


melekat.

N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang


melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan
sekitarnya.

N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral


1.
1.
1. Metastas jauh (M)

1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan

2. M0 : Tidak ada metastase jauh

3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk


kelenjar subklavikula

Stadium kanker payudara :

1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena


(LN) atau penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN,
tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan
keterlibatan LN

3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.


Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN

4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan


LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh

5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke


dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan
atau keterlibatan LN supraklavikular.

6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

(Setio W, 2000, hal : 285)


1.
1. Pemeriksaan diagnostik

1. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat


struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi
secara dini tumor atau kanker.

2. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan


tumor sulit dengan kista.

3. CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis


carsinoma payudara pada organ lain

4. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus

5. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan


menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.

(Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)


1.
1. Pencegahan

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita


menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan
awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan
sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara
agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara
pemeriksaan adalah sebagai berikut :

1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan


pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya
juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah
terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila
terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting
susu, segeralah pergi ke dokter.

2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua


payudara.

3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan


periksa lagi.

4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang


kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara
kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan
pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau
pembengkakan pada ketiak kiri.

5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya


kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan
terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan
terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan
dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm
atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan,
semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan

(www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :


Ramadhan)

1.
1. Penanganan

1. Pembedahan

1.
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai
dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental
(pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).

2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh


payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis
minor.

3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi

Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial


1.
1. Mastektomi radikal

Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor


dibawahnya : seluruh isi aksial.

1.
1. Mastektomi radikal yang diperluas

Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar


limfe mamaria interna.
1.
1.
1. Non pembedahan

1. Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat


direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang,
metastase kelenjar limfe aksila.

1. Kemoterapi

Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada


penyakit yang lanjut.

1. Terapi hormon dan endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,


antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.

(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 - 1600)

1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui


wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik,
pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review catatan
sebelumnya.

Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah


pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan
diagnosa keperawatan.
1.
1.
1. Pengumpulan data

Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan


landasan proses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan
informasi yang bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam
memberikan asuhan keperawatan .
1.
1.
1. Sumber data

Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat


lain dan petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun
observasi.

Data yang disimpulkan meliputi :


1.
1.
1.
1. Data biografi /biodata

Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara


lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan dan alamat.
1.
1.
1.
1. Riwayat keluhan utama.

Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang


menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak, nyeri.
1.
1.
1.
1. Riwayat kesehatan masa lalu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama


sebelumnya.

Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .


1.
1.
1.
1. Pengkajian fisik meliputi :

1.
1. Keadaan umum

2. Tingkah laku

3. BB dan TB

4. Pengkajian head to toe

2. Pemeriksaan laboratorium

1.
1. Pemeriksaan darah hemoglobin
biasanya menurun, leukosit
meningkat, trombosit meningkat jika
ada penyebaran ureum dan
kreatinin.

2. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah


ureum dan kreatinin meningkat.

3. Tes diagnostik yang biasa dilakukan


pada penderita carsinoma mammae
adalah sinar X, ultrasonografi,
xerora diagrafi, diaphanografi dan
pemeriksaan reseptor hormon.

3. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari


meliputi :

1.
1. Nutrisi

Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan,


makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya
minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
1.
1. Eliminasi

Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi,


sebelum dan sesudah masuk RS.
1.

1.
1.
1. Istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan


sesudah sakit.
1.
1.
1.
1. Personal hygiene

1.
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi
dalam sehari

2. Frekuensi mencuci rambut dalam


seminggu

3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS

2. Identifikasi masalah psikologis, sosial dan


spritual

1. Status psikologis

Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien


berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS,
merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
1.
1.
1.
1.
1. Status sosial

Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi


dengan masyarakat lain.
1.
1.
1.
1.
1. Kegiatan keagamaan

Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.


1.
1.
1.
1. Klasifikasi Data

Data pengkajian :
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Data subyektif

Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga,


mencakup hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan
nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan
menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur,
harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah,
riwayat keluarga.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Data obyektif

Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik


atau penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan
kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik.
1.
1.
1. Analisa Data

Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan


pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan
yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.

1.
1. Diagnosa keperawatan

1.
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi


lengan/bahu.

3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah

5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta


pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya
informasi.

7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan


intake tidak adekuat.

1.
1. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari


pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien
yang telah diketahui.

Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi,


rasional, implementasi dan evaluasi.
1.
1.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
adanya penekanan massa tumor ditandai dengan :

1. DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah


kiri menjalar ke kanan.

2. DO : - Klien nampak meringis

- Klien nampak sesak

- Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri

Tujuan : Nyeri teratasi.

Kriteria :
1.
1.
1.

1.
1.
1. Klien mengatakan nyeri berkurang
atau hilang

2. Nyeri tekan tidak ada

3. Ekspresi wajah tenang

4. Luka sembuh dengan baik

Intervensi :
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Kaji karakteristik nyeri,
skala nyeri, sifat nyeri,
lokasi dan penyebaran.

Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa


nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat
dijadikan sebagai acuan untuk intervensi
selanjutnya.
1.

1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Beri posisi yang
menyenangkan.

Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk


rileks/istirahat secara efektif dan dapat
mengurangi nyeri.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Anjurkan teknik
relaksasi napas dalam.

Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri


dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh
jaringan.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.

1. Ukur tanda-tanda vital

Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi


acuan adanya peningkatan nyeri.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Penatalaksanaan
pemberian analgetik

Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri


sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.
1.
1.
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
imobilisasi lengan/bahu.

Ditandai dengan :
1.
1.
1.
1.
1.

1. DS :

Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.

Klien mengeluh badan terasa lemah.

Klien tidak mau banyak bergerak.

1.
1.
1.
1.
1.

1. DO : klien tampak takut


bergerak.

Tujuan : Klien dapat beraktivitas

Kriteria :

1. Klien dapat beraktivitas sehari hari.


2. Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

Intervensi :
1.
1.
1.
1.
1.

1.
1.

1. Latihan rentang
gerak pasif
sesegera mungkin.

Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat


berlanjut pada keterbatasan gerak.
1.
1.
1.
1.
1.

1.
1.
1. Bantu dalam
aktivitas
perawatan diri
sesuai keperluan

Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.


1.
1.
1.
1.
1.

1.
1.
1. Bantu ambulasi
dan dorong

memperbaiki
postur.

Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan


keterbatasan dalam gerakan dan postur.

c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

Ditandai dengan :

1. DS :

Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.

Ekspresi wajah tampak murung.

Tidak mau melihat tubuhnya.

1. DO : klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.

Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.

Kriteria :

1. Klien tampak tenang


2. Mau berpartisipasi dalam program terapi

Intervensi :

1. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.

Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan


penerimaan, sehingga pasien dapat membuat
rencana untuk masa depannya.

1. Diskusikan tanda dan gejala depresi.

Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan


kebutuhan dapat dikenali dan diukur.

1. Diskusikan tanda dan gejala depresi

Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan


perubahan gambaran diri, takut jaringan parut,
dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan
tubuh.

1. Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian


prostetik.

Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang


lengkap, mendekati normal.

d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah

Ditandai dengan :

1) DS : klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya

2) DO :

Klien jarang bicara dengan pasien lain

Klien nampak murung.

Tujuan : klien dapat menerima keadaan dirinya.

Kriteria :

1. Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.

2. Klien dapat menerima efek pembedahan.

Intervensi :
1.
1.
1.

1. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat


respon klien terhadap penyakitnya.

Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk


memulai proses pemecahan masalah
1.
1.
1.
1. Tinjau ulang efek pembedahan

Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien


memulai proses adaptasi.
1.
1.
1.
1. Berikan dukungan emosi klien.

Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.


1.
1.
1.
1. Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi
klien.

Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang


memperhatikannya.

e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

Ditandai dengan :

1. DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.


2. DO :

Adanya balutan pada luka operasi.

Terpasang drainase

Warna drainase merah muda

Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria :

1. Tidak ada tanda tanda infeksi.


2. Luka dapat sembuh dengan sempurna.

Intervensi :

1. Kaji adanya tanda tanda infeksi.

Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda


tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan
tindakan yang tepat.

1. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.

Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab


infeksi.

1. Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.

Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman


penyebab infeksi.

1. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak


terjadi proses infeksi.

f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta


pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya
informasi.

Ditandai dengan :

1. DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.


2. DO : Ekspresi wajah murung/bingung.

Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.

Kriteria :

1. Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.


2. Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan
pengobatannya.

Intervensi :

1. Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan


harapan yang akan datang.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien


dapat membuat pilihan berdasarkan informasi,
dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.

1. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan


pemasukan cairan yang adekuat.

Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan


mempertahankan volume sirkulasi untuk
mengingatkan regenerasi jaringan atau proses
penyembuhan.

1. Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang


berat.

Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan


penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.

1. Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan


minyak.

Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas


kulit, dan menurunkan ketidaknyamanan
sehubungan dengan rasa pantom payudara.

1. Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang


masih ada. Anjurkan untuk Mammografi.

Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang


mengindikasikan terjadinya/berulangnya tumor
baru.

g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan


intake yang tidak adekuat, ditandai dengan :

1. DS :

Klien mengeluh nafsu makan menurun

Klien mengeluh lemah.

1. DO :

1.
1.
1.
1.

Setengah porsi makan tidak dihabiskan

Klien nampak lemah.

Nampak terpasang cairan infus 32


tetes/menit.

Hb 10,7 gr %.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria :

1. Nafsu makan meningkat


2. Klien tidak lemah

3. Hb normal (12 14 gr/dl)

Intervensi :

1. Kaji pola makan klien

Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan


merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya.

1. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi


kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.

1. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.

Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.

1. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.

Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung


zat besi penambah tenaga.

1. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien

Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan


nutrisi untuk kebutuhan energi.
1.
1. Implementasi

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses


keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan :
melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada
tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas
yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien.

Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan


efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi
prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah
dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap
setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada
penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan
menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana
perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya.
1.
1. Evaluasi

Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap


pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan
keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana
perawatan jika diperlukan.

Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi


kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.

Daftar Pustaka:
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC,
Jakarta
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat,
Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC,
Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex
Media Komputindo, Jakarta

Kanker payudara
APA ITU KANKER PAYUDARA?
Kanker payudara adalah kelainan yang terjadi karena penambahan jumlah sel payudara
secara abnormal sehingga mempengaruhi bentuk dan fungsi payudara.
PENYEBAB KANKER PAYUDARA

Tidak ada penyebab pasti dari kanker payudara namun merupakan gabungan dari faktor
keturunan, hormonal dan kemungkinan lingkungan (radiasi kimia)
FAKTOR RESIKO TERJADINYA KANKER PAYUDARA
Riwayat keluarga dengan kanker payudara
Menopous yang terlambat (lebih dari 55 tahun)
Melahirkan anak pertama diatas 30 tahun
Penggunaan kontrasepsi oral
Penggunaan terapi hormone
Merokok
Diet tinggi lemak
ASI tidak disusukan pada bayi
BAGAIMANA TANDA DAN GEJALA KANKER PAYUDARA?
Terdapat benjolan di payudara dengan karakteristik:
Tidak teratur
Tidak berbatas tegas
Teraba keras
Lebih sering pada daerah luar atas payudara
Lebih sering pada daerah payudara kiri
Nyeri pada payudara
Timbul warna orange pada kulit payudara
Bentuk payudara tidak simetris
Puting susu tertarik ke dalam
Luka pada daerah dada
Timbul luka pada payudara
APA YANG HARUS DILAKUKAN ?
Lakukan pemeriksaan rutin payudara anda dengan membandingkan payudara kiri dan kanan
di depan cermin

Amati setiap ada kelainan bentuk


Raba untuk mengetahui ada benjolan atau tidak
Untuk ibu menyusui berikan ASI pada bayi anda
Segera periksakan diri anda ke unit pelayanan Kesehatan jika ditemukan kelainan pada
payudara
INGAT DETEKSI DINI SANGAT MEMBANTU DALAM PENANGANAN KANKER
PAYUDARA

Você também pode gostar