Você está na página 1de 24

2008

Demam Typoid
DI KLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM
SEKAYUMUSI BANYUASIN TAHUN 2008

O
L
E
H
ANDI RISKI SYAPUTRA
0709.0252

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN AKADEMIK 2007/2008

KNIFER_BOYS_VIRGO@YAHOO.COM
6/24/2008

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN A DENGAN GANGGUAN


SISTEM PENCERNAAN : THYPOID ABDOMINALIS
DI KLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM SEKAYU
MUSI BANYUASIN TAHUN 2008

S EK AY U

A K A D E M I K E PE R A W ATA N
ASA N SEK AT

ER

OLEH
ANDI RISKI SYAPUTRA

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN AKADEMIK 2007/2008

Demam Typoid
Konsep Dasar
-

Pengertian Demam Thypoid


Adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna
dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran
(Asuhan Keperawatan Anak. Edisi I. Suriadi, SKp; Rita Yuliani, SKp).
Demam Thypoid Abdominalis merupakan penyakit infeksi akut usus halus
sinonim dari demam tifoid dan paratiroid adalah thypoid serta paratiroid fever,
entricfever, tifus dan paratifus abdominalis. Demam paratiroid menunjukkan
manifestasi yang sama dengan tifoid namun biasanya lebih ringan. (Kapita
Selekta Kedokteran Edisi III, Jilid I Mansjoer Arif, dkk).

Etiologi
-

Salmonela Typhii dan Paratyphi A, B dan C (Standar Proteksi


Ilmu Kesehatan Anak).

Salmonela Typhi, basil gram negative, bergerak dengan rambut


getar, tidak berspora mempunyai sekurangnya empat macam antigen, yaitu
antigen O (somatic), H (flagella), vi dan protein membran hialin (Kapita
Selecta Kedokteran. Jilid 2, Editor : Arif MaNsjoer, dkk).

Patofisiologi

Salmonella Typhosa

Saluran Pencernaan
Diserap Oleh Usus Halus
Bakteri Memasuki Aliran Darah Sistemik

Kelenjar Limfoid
Usus Halus

Hati

Limfa

Tukak

Hepatomegali

Splenomegali

Perdarahan dan
Perforasi

Nyeri Perabaan

Endotoksin

Zat pitogen

Peningkatan Suhu
Tubuh

Demam
(Asuhan Keperawatan Anak Edisi I, Suriadi, SKp).
-

Tanda dan Gejala


-

Nyeri kepala, lemah, lesu

Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 2 minggu.


Minggu pertama peningkatan suhu tubuh berfluktuasi, biasanya suhu
tubuh meningkat pada malam hari dan menurun pada pagi hari. Pada
minggu kedua suhu tubuh terus meningkat, pada minggu ketiga suhu
tubuh berangsur-angsur turun dan kembali normal.

Gangguan pada saluran cerna, hialitosis, bibir kering dan pecah-pecah,


lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), meteorismus, mual,
tidak nafsu makan, hepatomegali, splenomegali yang disertai nyeri
perabaan.

Gangguan kesadaran ; penurunan kesadaran (apatis, samnolen).

Bintik-bintik kemerahan pada kulit (roseola) akibat emboli basil dalam


kapiler kulit.

Epistaksis.
(Standar Profesi Ilmu Kesehatan Anak)

Komplikasi
Perdarahan saluran pencernaan, perforasi, peritonitis, bronchopneumonia,
kolesistitis, hepatitis tifoid, sepsis syok, meningitis tifoid, miokarditis tifoid.
(Suriadi, SKp dan Rita Yuliani, SKp)

Pemeriksaan Diagnostik
-

Pemeriksaan darah tepi, leucopenia, limfosit, aneosinofilia, anemia,


trombositopenia.

Pemeriksaan sum-sum tulang : menunjukkan gambaran hiperaktif sumsum tulang.

Biakan empedu : terdapat basil salmonella typhosa pada urin dan tinja jika
pada pemeriksaan selama dua kali berturut-turut tidak didapatkan basil
salmonella typhosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan betulbetul sembuh.

Pemeriksaan widal : didapatkan titer terhadap antigen O adalah 1/200 atau


lebih, sedangkan tier terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi
bermakna untuk menegakkan diagnosis karena titer H dapat tetap tinggi
setelah dilakukan imunisasi atau penderita telah lama sembuh (Suriadi,
SKp, Asuhan Keperawatan Anak, Edisi I).

Penatalaksanaan Medis
-

Isolasi, disinfeksi pakaian dan ekskreta.

Istirahat selama dengan demam hingga 2 minggu.

Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi mengingat sakit yang


lama, lemah, anoreksia dan lain-lain.

Diet makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.
Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang
dan tidak menimbulkan gas. Susu 2 gelas sehari, bila kesadaran pasien
menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung, jika kesadaran
dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan lunak.

Obat pilihan ialah kloramfenikol, kecuali jika pasien tidak serasi dapat
diberikan obat lainnya seperti kotrimoksazol, pemberian kloramfenikol
dengan dosis tinggi, yaitu 100 mg/kgBB/hari (maksimum 2 gram perhari),
diberikan 4 kali sehari peroral atau intravena. Pemberian kloramfenikol
dengan dosis tinggi tersebut mempersingkat waktu perawatan dan
mencegah relaps.

Bila terjadi komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya bila terjadi


dehidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intravena dan sebagai
(Suriadi, SKp, Asuhan Keperawatan. Edisi I).

Konsep Keperawatan
-

Pengkajian

Riwayat Keperawatan

Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada
malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan, epistaksis
penurunan kesadaran.

Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
nafsu makan, mual dan kembung.
2. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya
intake cairan, dan peningkatan suhu tubuh.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

Rencana Keperawatan
1. Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2. Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan cairan.
3. Anak akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.

Pelaksanaan
1. Meningkatkan kebutuhan nutrisi dan cairan.

Menilai status nutrisi anak

Izinkan anak untuk memakan-makanan yang dapat ditoleransi anak,


rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan
anak meningkat.

Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk


meningkatkan kualitas intake nutrisi anak.

Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan


tehnik porsi kecil tapi sering.

Menimbang berat badan setiap pada waktu yang sama dan dengan
skala yang sama.

Mempertahankan kebersihan mulut anak.

Menjelaskan

pentingnya

intake

nutrisi

yang

adekuat

untuk

penyembuhan penyakit.

Kolaborasi untuk pemberian makanan melalui parenteral jika


pemberian makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi anak.

2. Mencegah kurangnya volume cairan

Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit tiap 4


jam.

Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan volume cairan, turgor


tidak elastis, ubun-ubun cekung, produksi urine menurun, membran
mukosa kering, bibir pecah-pecah.

Mengobservasi dan mencatat intake dan output serta mempertahankan


intake dan output yang adekuat.

Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam.

Mengurangi kehilangan volume cairan yang tidak terlihat (insensible


water loss/iwl) dengan pemberian kompres dingin atau dengan tepid
sponse.

Memberikan antibiotic sesuai program.

3. Mempertahankan suhu dalam batas normal


1. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertermi.
2. Observasi suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan
3. Beri minum yang cukup.
4. Berikan kompres air biasa
5. Lakukan tepid sponse (seka)
6. Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat
7. Pemberian obat antipireksia
8. Pemberian cairan parenteral (iv) yang adekuat

Evaluasi
1. Anak menunjukkan berat badan dalam batas normal
2. Anak menunjukkan tidak adanya gejala dehidrasi
3. Anak menunjukkan bahwa suhu tubuh dalam batas normal.

Asuhan Keperawatan Kepada Klien TnA


Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Thypus Abdominalis di Instalasi Rawat Inap
Melati I.B Rumah Sakit Umum Sekayu Musi Banyuasin Tahun 2007

A.

Identitas Data
a. Inisial Nama

B.

:Tn.A

b. TTL

: Sekayu

c. Usia

: 21 th

d. Nama Ayah

: I

e. Nama Ibu

: N

f. Alamat

: Sekayu

g. Agama

: Islam

h. Suku Bangsa

: Indonesia

i. Pendidikan

: SMA

j. Status Pernikahan

: Belum Nikah

k. Tanggal MRS

: 23-06-2008

l. Tanggal Pengkajian

: 24-06-2008

Penanggung Jawab
a. Nama

: Ny N

b. Hubungan dengan Klien

: Ibu

c. Pekerjaan

: PNS

d. Alamat

: Lingkungan VII Sekayu

e. Agama

: Islam

Riwayat Keperawatan
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan lebih kurang 7 hari yang lalu demam,
menggigil, mual, muntah, (lebih kurang 2x/hari), nyeri ulu hati, keadaan umum
lemah, lesu
b. Keluhan Utama
Keluhan klien badan terasa panas (+), tidak nafsu makan (+), lidah terasa pahit
dan klien mengeluh gelisah
c. Riwayat kesehatan Lalu
Klien belum pernah mengalami Penyakit seperti sekarang ini
d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal Serumah
+

: Meninggal

B.

Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum
-

Kesadaran

: Composmentis

Penampilan

: Baik

Tinggi Badan

: 158 cm

Berat Badan

- Sebelum Sakit 55 Kg
- Setelah Sakit 53 kg

Keadaan Khusus
-

Td

: 110 / 60 mmHg

Pols

: 80 x/m

Pernafasan

: 20 x/m

Temperatur

: 39,5 0C

2. Data Sistemik
-

Sistem Persepsi Sensori


Pendengaran

Struktur

: Simetris

Fungsi

: Norma ( Klien dapat mendengar tanpa alat bantu)

Masalah

: Tidak ada masalah

Sistem Penglihantan
Struktur

: Simetris

Fungsi

: Normal (Mampu melihat dengan jarak 6 / 6

Masalah

: Mata cekung

Sclera

: Ikterik

Konjungtiva

: Merah mudah

a. Sistem Pengecapan
Sturktur

: Simetris

Fungsi

: Semua makanan terasa pahit

Masalah

: Bibir kering, pecah

Sistem penciuman
Struktur

: Simetris

Fungsi

: Baik (Dapat membedah kan bau)

Masalah

: Tidak ada

b. Sistem pennafasan

Frekuensi

: 20 x /m

Sturuktur thorak

: Simetris

Sumbatan jalan nafas

: Tidak ada

Lain-lain

: Tidak ada keluhan

Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah

: 110 / 60 mmHg

Pengisian kapiler

: < 3 Detik

Edema

: Tidak ada

Lain-lain

: Tidak ada masalah

d. Sistem syaraf pusat


Kesadaran

: Compos mentis

Bicara

: Normal

Orientasi waktu

: Klien dapat membedah kan waktu

Orientasi tempat

: Klien dapat membedah kan tempat

Orientasi orang

: Klie dapat membedah kan orang

Pola istirahat dan tidur


-

Tidur siang

: Tidak pernah

Tidur malam

: Berkurang sebelum masuk kerumah sakit 5-6 jam


Setelah masuk kerumah sakit 2-3 jam

Lain-lain

: Klien tanpa gelisah

e. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan

: Menurun klien mampu menghabiskan 1 / 4 porsi


Dari 1 porsi yang di sajikan

Mulut dan tenggororkan

: Mulut kering dan lidah terasa pahit

Kemampuan menelan

: Klien dapat menelan dengan baik

Kemampuan mengunyah

: Klien dapat mengunyah makanan dengan baik

Lain-lain

: Minum, 3-4 gelas / hari ( 1000 cc) klien muntah


2x sehari (200 cc) serta mengeluh mual

f. Sistem muskuloskletal
-

Kekuatan otot

: Menurun
Tangan kanan : 3
Tangan kiri

:5

Kaki Kanan

:4

Kaki Kiri

:4

Aktivitas

: Di bantu sebagian

Lain-lain

: Badan terasa lemah

g. Sistem integumnet
-

Warna kulit

: Sawo matang

Turgor

: Kurang elastis

Momor / kemerahan

: Tidak ada

Lain-lain

: Kulit terasa panas (39,5 0C)

h. Sistem refroduksi
-

Keadaan penis / scrotum : Simetris

Kemampuan seksual

: Baik, Tidak mengalami kelemahan

Keluhan lain

: Tidak ada

i. Pola Sistem eliminasi


-

Pola BAK
Frekuensi

: 3 x / hari

Warna

: Kuning jernih

Lain-lain

: Tidak ada keluhan

Pola BAB
Frekuensi

: Selama di rawat di rumah sakit belum pernah BAB

Warna

Lain-lain

Hasil pemeriksaan penunjang


-

Laboraturium
-

HB

: 11,3 gr / dl

LED

: 18 mm / jam

Leukosit

: 6700 mm 2

Jenis leukosit
-

Basofil

:0%

Eosinofil

:1%

Neutrofil batang

:1%

Neutrofil segment

: 74 %

Limfosit

: 18

Monosit

: 6

Therapi yang di berikan


-

Infus RL gtt

: XXV x/m

Ceftriason

: 2 x 1 Ampul

Wiacid

: 3 x 1 Ampul

Piracetam

: 3 x 1 Tablet

Scopamin

: 3 x 1 Tablet

Ultilox

: 3 x1 Syrup

Ulsikur

: 2 x 1 Ampul

Data Psikososial
-

Persepsi klien terhadap penyakit


Kliene menerima keadaan nya

Suasana hati / raut wajah / sikap


Meringgis menahan sakit kepala

Mekanisme koping
Ada dari keluarga (ibu)

Data Spiritual
Sebelum masuk kerumah sakit kklien rajin mengerjakan shalat 5 waktu tapi setelah di
rumah sakit klien tidak pernah mengerjakan shalat
Data Sosial
Sosialisasi klien dengan lingkungan sangat baik terbukti dengan banyak nya keluarga
dan teman yang membesuk
Resume keperawatan
Klien datang kerumah sakit pada tanggal 23-06-2008 dengan keluhan mulai dari 3
hari yang lalu kepala pusing, badan menggigil dan sering muntah. Badan teras panas
sering timbul pada sore dan malam hari.

Analisa Data
Data

Penyebab

Do
- Temp 39,5 0 c

Masalah
Hipertermi

Salmonella thypi

- Klien tampak menggigil


- Td : 100 / 60 mmHg

Usus halus

- Pols : 80 x/m
- RR : 20 x/m

Infeksi

Ds
- Klien mengatakan badan nya

Salmonella thypi masuk ke darah

demam
- Klien mengatkan kepala nya

Hipotalamus

pusing
Hipertermi
Ds

Perubahan

- Klien mengetakan mulut nya

nutrisi kurang

terasa pahit
- Klien mengatakan tidak nafsu

dari kebutuhan
Salmonella thypi

makan
- Nyeri uluh hati

Lambung

- Klien mengeluh mual

Do

Peningkatan asam lambung

- Muntah 2 x / hari
- Bibir kering

Anoreksia, mual, muntah

- Bibir pecah-pecah
- Klien menghabiskan porsi dari

1 porsi yang di sajikan


- BB Menurun dai 55 kg menjadi

53 kg
- Turgor kurang elastis

Perbahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

tubuh

Ds

Intoleransi

Klien mengatakan gelisah

Klein mengatakan lemah

Do
-

Tidur malam dari 5-6 jam


menjadi 2-3 jam

Klien tampak lemah

Mata cekung

ADL di batu sebagian

Kekuatan otot
-

Tangan kanan : 3

Tangan kiri

:5

Kaki kanan

:4

Kaki Kiri

:4

Do

Respon sistemik infeksi


Imuinitas menurun
Kelemahan
Keterbatasan aktifitas
Intoleransi aktifitas

Salmonella thyposa

Bibir Pecah

Temperatur 39,5 0 c

Muntah 2 x (200 cc)

Tekanan darah 100/60 mmHg

Pols 80 x/m

Minum 3-4 gelas ( 1000cc)

Turgor kulit kurang elastis

Ds
-

aktifitas

Defisit volume
cairan

Endotoksin

Lambung

Ssp (hipotalamus)

Mual
Muntah

Respon sistemik
Hipertermi

Klien mengatakan lesu dan


lemah

Prioritas Masalah

1.

Hipertermi

2.

Defisit volume cairan

3.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4.

Intoleransi aktifitas
Diagnosa Keperawatan

1.

Hipertermi berhubungan denga efek langsung dari sirkulasi

2.

Defisit volume cairan berhubungan dengan intake kurang

3.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

4.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

Rencana Keperawatan

Tgl

Keperawatan
23 juni Hipertermi
2008

Perencanaan

Diagnosa

berhubungan

Tujuan
Tupan
-

dengan Efek
langsung dari
sirkulasi

- Kaji tanda-tanda vital

Rasionalisasi
- Membantu proses

Implementasi
- Mengkaji tanda-tanda

Evaluasi
S : Klien mengatakan

Hipertermi

seperti Td, Pols, RR

intervensi selanjut

vital Td : 110/60 mmHg,

tubuh nya masih

dapat diatasi

dan Temperatur

nya untuk perawatan

RR : 20 x/m Pols : 80

demam

yang lebih intensif

x/m Temp 39,5 0c

mengatakan pusing

- Kompres panas pada

- Memberikan kompres

Tupen
-

Intervensi

Dalam jangka
waktu 24 jam
suhu tubuh
kembali normal
36 - 37 0C

- Berikan kompres air


hangat
- Anjurkan klien untuk

derah prontal untuk

air hangat setiap 5 menit

memakai pakaian yang

merangsang pusat

sekali selama 2 jam

menyerap keringat

panas di hipolalamus

- Anjurkan klien untuk


banyak minum 2500
ml / hari
- Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
obat antipiretik

- Mendukung dalam
menurunkan panas
- Mengganti cairan
yang kelur melalui
keringat
- Menurunkan suhu
tubuh

- Menganjurkan untuk

nay

Klien
sudah

berkurang
O : Temperatur
turun

Memakai pakaian yang

klien

39,5

0c

menyerap keringat

menjadi 37,5 0c

seperti baju kaos

RR : 20 x/m, kulit

- Menganjurkan klien

klien masih teraba

untuk banyak minum


2500 ml / hari
- Memberikan obat
- Infus RL gtt xxv x/m
- Wiacid 3 x1 Ampul
- Piralen 3 x1 Tablet

panas
A:

Masalah teratasi
sebagian

P:
Intervensi di
lanjutkan

23 juni Defisit volume Tupan


2008

cairan

Kekurangan

- Anjurkan Klien banyak


minum

berhubungan

volume cairan - Monitor vital

dengan intake

dapat diatasi

kurang

Tupen
-

Dalam 1 x 24
jam diharapkan
tanda-tanda

- Ukur Itake dan Output


tipa jam
- Timbang berat badan
setiap hari
- Awasi timbulnya tandatanda dehidrasi

- Mengembalikan
cairan yang hilang
- Mengetahui
perkembangan pada
klien
- Menjaga
keseimbangan cairan
dalam tubuh
- Mengawasi

dehidrasi dapat - Kolaborasi dengan


kebutuhan nutrisi
diatasi
dokter dalam pemberian - Mencegah terjadi nya
cairan perentral

syok hipovolemic
- Mengganti cairan
yang hilang

- Menganjurkan klien

S : Klien mengatakan

untuk banyak minum

tubuh nya lesu dan

2500 ml / hari

lemah

- Monitor tanda-tanda

O : Bibir pecah-pecah

vital Td : 110/60 mmHg,

dan kering, Klien

RR : 20 x/m Pols : 80

muntah lebih 2 x /

x/m Temp 39,5 0c

hari 200cc, Turgor

- Mengukur intake dan

kulit

out put cairan intake :

kurang

1750 cc dan out put 750

elastis, Temperatur

cc

turun 37,5 0c

- Menimbang berat badan


setiap hari berat badan
53 kg
- Mengawasi tanda-tanda

: Masalah teratasi
sebagian

P:
Intervensi di
lanjutkan

dehidrasi
- Berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
therapi cairan
- Infuse Rl gtt XXV x/m

24 juni Perubahan

Tupan

- Kaji tanda-tanda vital

- Untuk mengatahui

- Mengkaji tanda-tanda

S : Klien mengatakan

2008

nutrisi kurang

- Lakukan perawatan

Kebutuhan

dari kebutuhan

nutrisi

mulut sesudah seltelah

tubuh

terpenuhi

makan

berhubungan
dengan
anoreksia

- Anjurkan klien untuk

Tupen
-

Dalam

jangka

waktu 1 x 24
jam di harapkan

makan dalam posisi


yang benar
- Timbang berat badan
setiap hari

klien

dapat - Anjurkan klien untuk


menghabiskan
makan dalam porsi
porsi yang di

sedikit tapi sering

berikan

dan - Kolaborasi dengan tiem

bibir

nya

lembab

perkembangan yang

vital Td : 110/70 mmHg,

mulut dan lidah

terjadi pada klien

RR : 20 x/m Pols : 82

nya masih pahit,

x/m Temp 37,5 0c

klien mengatakan

- Menurun kan rasa


tidak enak dan pahit
- Untuk mencegah
terjadi nya aspirasi
- Mengevaluasi
keefektifan
pemberian nutrisi
- Pembantu dalam
proses penyembuhan

- Melakukan perawatan
mulut seperti :
menganjurkan klien
untuk minum sebelum
dan sesudah makan

tidak

nafsu

makan,

klien

mengatakan mual
O : Klien

muntah-

muntah lebih dari

- Menganjurkan untuk
makan dengan posisi

2x/Hari

fowler/ duduk tegap

Penurunan
badan

- Menimbang BB Setiap

(200cc),
berat

dari

55

gizi dalam pemberian

hari BB sebelum nya 55

menjadi

diet

kg menjadi 53 kg

Bibir kering dan

- Menganjurkan klien

53 kg,

pecah-pecah,

untuk makan dalam

Porsi

porsi sedikit tapi sering

yang

berikan

- Diet kolaborasi

di

masih

belum dihabiskan
(1/4 porsi)
A:

Masalah belum
teratasi

P:
Intervensi di
lanjutkan
24 juni Intoleransi

Tupan

- Ciptakan lingkungan

- Membantu meningkat

- Menciptakan

S : Klien mengatakan

2008

aktifitas

Kebutuhan

Berhubungan

istirahat

dan

dengan

tidur

kelemahan

terpenuhi
Dalam

lingkungan yang tenang

tidak

nyaman

klien

dan nyaman

Keluarga

klien

- Membantasi jam besuk

mengatakan

klien

- Menganjurkan klien

gelisah,

- Kaji kemampuan klein


untuk melakukan

jangka

waktu 24 jam
klien

kankebutuhan tidur

klien - Batasi jam besuk

Tupen
-

yang tenang dan

tampak

rileks dan nyeri

aktifitas
- Anjurkan klien untuk
tidak mengkonsumsi
makanan yang
mengandung kafein

ulu hati klien - Kolaborasi dengan


berkurang

dokter dalam pemberian


obat atau thrapi

- Menetukan pilihan
intervensi sendiri
- Kafein dapat

untuk tidak

menghilangkan rasa

mengkonsukmsi

kantuk dan menyebab

makanan yang

kan nyeri ulu hati

mengandung kafein

- Mengurangi rasa
nyeri
- Mempercepat proses
penyembuhan

- Ultilox 3 x1 Sirup
- Ulsikur 3 x1 Ampl

klien

mengatakan

klien

hanya

jam saja
O : Klien

tampak

lemah dan pucat

sperti dengar musik


- Scopamine 3 x1 tab

keluarga

jangka waktu 2 - 3

- Dan melakukan

- Memberikan obat

tidur,

mampu tidur dalam

sperti kopi
distraksi pada klien

bisa

A:

Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
lanjutkan

di

Daftar Pustaka
1. Sutriadi, Skp, Asuhan Keperawatan Pada Anak edisi I, Jakarta EGC Rita Yuliani, Skp, Asuhan
Keperawatan Pada Anak edisi I, Jakarta EGC
2. Arif Mansjoer, Suprahaita, Wahyu Ika wardhani dan Wiwiek Satiowulan, Kapita Selecta
Kedokteran edisi 3 Jilid 2
3. Satiawan, Skp Perawatan Anak Sakit, Jakarta EGC

Você também pode gostar