Você está na página 1de 19

INFUS RINGER LAKTAT

BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV hal 9,
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
dengan air pada suhu 90 selama 15 menit.
Menurut Farmakope Indonesia edisi III hal 12,
Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas
pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap

darah, disuntikkan

langsung ke dalam vena, dengan volume relatife banyak. Kecuali dinyatakan


lain, infus intravenous tidak diperbolehkan mengandung bakterisida dan zat
dapar. Larutan untuk infus intravenous harus jernih dan praktis bebas partikel.
Infus/sediaan parenteral adalah pemberian injeksi intravena dalam
pemberian besar dan terhitung mulai volume lebih dari 100 ml yang diberikan
melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok.
Sediaan parenteral volume besar dirancang untuk memberikan asupan
cairan (air), kalori (larutan dekstrose), elektrolit (larutan bersifat garam), atau
kombinasi bahan yang telah diuraikan dapat terjadi melalui makanan dan
minuman dan dikeluarkan dalam jumlah relatif sama. Ketika terjadi gangguan
hemostatif, maka tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk mengembalikan
air dan elektrolit.
Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, yang terbuat
dari plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas dari bahan partikulat
lain. Oleh karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan
dalam infus intravena karena untuk menghindari toksisitas yang mungkin
disebabkan oleh pengawet itu sendiri. Cairan infus intravena biasanya
mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin.

Beberapa larutan parenteral volume besar dan larutan steril juga


digunakan sebagai obat.
Syarat-syarat sediaan parenteral volume besar yaitu :
1. Harus steril, semua sediaan parenteral volume besar harus steril
sehingga akan menjamin produk sediaan dengan proses sterilisasi
yang sah dan pengemasan produk dalam bentuk yang steril.
2. Aman, tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan dan efek toksis.
3. Tidak berwarna, kecuali obatnya memang berwarna
4. Sedapat mungkin isohidris, pH larutan sama dengan darah dan cairan
tubuh lain yakni 7,4.
5. Sedapat mungkin isotonis, artinya mempunyai tekanan osmosis yang
sama dengan darah atau cairan tubuh yang lain tekanan osmosis
cairan tubuh seperti darah, air mata, cairan lumbai dengan tekanan
osmosis larutan NaCl 0,9 %.
6. Non pirogenik, kontaminasi pirogen pada produk parenteral biasanya
berasal dari 3 sumber utama yaitu air yang digunakan sebagai solven,
wadah

yang

berkontak

dengan

larutan

selama

formulasi,

pengepakan, penyimpanan dan penggunaan. Atau penggunaan


bahan kimia dalam produk yang diformulasi.
7. Bebas dari bahan partikulat, yaitu larutan itu sendiri atau bahan
kimianya, proses pembuatan, komponen pengemasan, peralatan
yang digunakan dalam pemberian produk dan penyalah gunaan
selama formulasi produk.
8. Dikemas dalam wadah dosis tunggal. Wadahnya biasanya terbuat
dari kaca atau plastik fleksibel dan semi rigit
Tujuan penggunaan infus yaitu untuk mengoreksi gangguan elektrolit,
pemberian nutrisi yang utama, dan digunakan sebagai pembawa untuk beberapa
substansi obat.

BAB II
PREFORMULASI

1.

Zat Aktif
Acidum Lacticum (Handbook of Pharmaceutical Excipient Hal 356)
Acidum Lacticum
Pemerian

: C3H6O3

: Praktis tidak berbau atau berbau

lemah , tidak berwarna atau sedikit kuning


berwarna , cairan kental , higroskopis , cairan
menguap
Fungsi

: Mengasamkan agen dan acidulant

(aditif makanan yang menurunkan pH untuk


memberikan tart atau rasa pahit .
Kelarutan

: Mudah larut dalam air, dalam

etanol 95% dan dalam eter.


Wadah

Penyimpanan

Asam

laktat

harus

disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat


sejuk , tempat yang kering .
Stabilitas

: Asam laktat bersifat higroskopis

dan akan membentuk produk kondensasi seperti


asam

polylactic

pada

kontak

dengan

air

kesetimbangan antara asam polylactic dan asam


laktat tergantung pada konsentrasi dan suhu .
Pada suhu tinggi asam laktat akan membentuk
laktida , yang mudah dihidrolisis kembali menjadi
asam laktat .
Inkompatibiltas

: Tidak kompatibel dengan

oksidator , iodida , dan albumin . bereaksi keras


dengan asam fluorida dan asam nitrat .
Konsentrasi : 0.0121.16 %
pH

:-

2. Eksipien
a. Natrii Hidroxydum (Handbook of Pharmaceutical Excipient Hal 648 )

Natrii Hidroxydum
Pemerian

: NaOH
: Bentuk batang, butir, hablur atau keping, kering,
keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur,
putih atau padatan putih, mudah meleleh, basah.
Sangat alkalis dan korosif, segera menyerap

Kelarutan

karbondioksida.
: Sangat mudah larut dalam air, etanol 95% dan

Fungsi
Stabilitas

gliserol.
: Larutan Penyangga dan larutan alkalis.
: Natrium hidroksida harus disimpan dalam nonlogam kedap udara wadah di tempat yang sejuk
dan kering. Bila terkena udara, natrium hidroksida
dengan cepat menyerap kelembaban dan mencair
, tapi kemudian menjadi padat lagi karena
penyerapan karbon dioksida dan pembentukan

Inkompatibilitas

natrium karbonat .
: dengan senyawa yang mudah mengalami
hidrolisis atau oksidasi . Ini akan bereaksi dengan
asam , ester , dan eter , terutama dalam larutan

berair .
Wadah Penyimpanan : Harus disimpan dalam non-logam kedap udara
pH

dan wadah di tempat yang sejuk dan kering.


: pH 12 ( 0,05 % b / b larutan berair ) ; pH 13 ( 0,5
% b / b larutan berair ) ; pH 14 ( 5 % b / larutan w )

b. Natrium Chloridum

(FI ed: IV Hal: 584 )


Natrium Chloridum : NaCl
Pemerian
: Hablur heksahedral, tidak berwarna
atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, sangat
mudah larut dalam air mendidih, dan sukar larut
dalam etanol 95%.
Fungsi
: Sebagai pengisotonis dan pengisi
pada tablet dan kapsul.
Stabilitas
: Natrium klorida adalah larutan yang
stabil tetapi dapat menyebabkan pemisahan pada
partikel kaca pada wadah kaca. Larutan ini juga
biasa disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi.
Inkompatibilitas
: Larutan Natrium Klorida
bersifar korosif terhadap besi dan bereaksi dengan

perak

dan

garam

merkuri.

Kelarutan

dari

pengawet metil paraben akan menurun pada


penambahan larutan natrium klorida.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Konsentrasi : < 0,9%
pH
: 6,7-7,3
c. Kalii Chloridum
Kalii Chloridum
Pemerian

(FI ed. III Hal 329)


: KCl
: Hablur berbentuk kubus atau prisma, putih tidak

Kelarutan

berbau, rasa asin, mantap di udara.


: Sangat mudah larut dalam air mendidih, praktis

Fungsi
Stabilitas

tidak larut dalam etanol mutlak, dan dalam eter.


: Sumber ion kalium.
: Tablet kalium klorida menjadi semakin keras
pada penyimpanan pada kelembaban rendah.
Namun, tablet yang disimpan di 76 % kelembaban
relatif tidak menunjukkan peningkatan atau hanya
sedikit

peningkatan

dalam

kekerasan.

Penambahan pelumas, seperti 2 % b / b


magnesium stearat, mengurangi tablet kekerasan
dan kekerasan pada penuaan. Larutan berair
kalium klorida dapat disterilkan dengan autoklaf
Inkompatibilitas

atau filtrasi .
: Kalium klorida bereaksi hebat dengan bromin
trifluorida dan dengan campuran asam sulfat dan
kalium permanganat . Kehadiran asam klorida ,
natrium

klorida

dan

magnesium

klorida

menurunkan kelarutan kalium klorida dalam air


Larutan encer bentuk kalium klorida endapan
dengan timbal dan perak garam . Intravena solusi
kalium klorida berair tidak kompatibel dengan
hidrolisat protein .
Wadah Penyimpanan : Kalium klorida stabil dan harus disimpan di
pH
d. Calcii Hydroxidum
Calcii Hydroxidum
Pemerian

sebuah wadah di tempat yang sejuk dan kering


:7
(FI ed. III Hal 124)
: Ca(OH)2
: Serbuk putih, agak pahit

Kelarutan

: Larut dalam lebih kurang 630 bagian air dan


dalam lebih kurang 130 bagian air mendidih,
praktis tidak larut dalam etanol, larut dalam gliserol

Fungsi
Stabilitas

dan dalam sirup.


: Adstringen
: Kalsium hidroksida harus disimpan dalam wadah
kedap udara , dalam sejuk, kering , berventilasi
baik

Bubuk

kalsium

hidroksida

mungkin

disterilkan dengan pemanasan selama 1 jam pada


Inkompatibilitas

suhu minimal 1608C .


: Tidak kompatibel dengan asam kuat, anhidrida
maleat,

fosfor,

nitroparaffins,

nitroethane,

dan

nitropropane

nitromethane,
.

kalcium

hidroksida dapat korosif terhadap beberapa logam


.
Wadah Penyimpanan : Dalam wadah kedap udara, sejuk, kering,
pH

ventilasi baik
: 12,4

BAB III
FORMULASI
a. PENDEKATAN FORMULASI
1) Zat aktif yang digunakan adalah asam laktat, sediaan dibuat intravena.
2) Eksipien yang dibutuhkan:
a. Larutan Penyangga
Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat mempertahankan
pHnya walau diberi sedikit penambahan asam dan basa. Maka dalam
infus asam laktat diperlukan NaOH.
b. Pengisotonis
Agar tekanan osmosa sediaan sama dengan tekanan osmosa cairan
tubuh dan pengisotonis yang digunakan adalah NaCl
c. Penambah Ion K
Karena infus biasanya diberikan untuk mengembalikan air dan elektrolit
dan kalori yang mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa,
elektrolit dan vitamin, maka diperlukan Kalii Chloridum.

b. FORMULASI
1. Infus Ringer Laktat
Formulasi Standar ( Formularium Nasional Hal 206)
Tiap 500 ml mengandung:
Acidum Lacticum
1,2 ml
Natrii hidroxydum
575 mg
Natrii chloridum
3 gr
Kalii chloridum
200 mg
Calcii chloridum
135 mg
2. Formulasi Rencana
Acidum Lacticum
Natrii hidroxydum
Natrii chloridum
Kalii chloridum
Calcii chloridum
Aqua pro injectione ad
m.f. infus No III
da in infus 500 ml

1,2 ml
575 mg
3 gr
200 mg
135 mg
500 ml

BAB IV
PERHITUNGAN
a.

PERHITUNGAN VOLUME
Volume yang dibuat 0,24 %

= 500 + (0,24/100 x 500)


= 501,2 ml = 600ml

Yang diisikan

= 500 + (2/100 x 500)


= 510 ml

Disterilkan
a)

C3H6O3

= 600/500 x 1,2 = 1,44 + (5/100 x 1,44) =

1512 ml
b)

NaOH

= 600/500 x 575 = 690 + (5/100 x 690) =

724,5 mg
c)

NaCl
3780 mg

= 600/500 x 3000 = 3600 + (5/100 x 3600) =

d)

KCl

= 600/500 x 200 = 240 + (5/100 x 240) =

252 mg
e)

CaCl

= 600/500 x 135 = 162 + (5/100 x 162) =

170,1 mg
f)

Aqua pro injectione ad 600 ml


mEq/L

1. NaOH, Mr = 40
Na+

= 1150 x 23

= 661,25 mg ion

40
mEq = 661,25 x 1

= 28, 75 mEq/L

23
OH- = 1150 661,25

= 488,75 ion

mEq = 488,75 x 1

= 28,75 mEq/L

17

2. NaCl, Mr = 58,44
Na+

= 1150 x 23

= 452,6 mg ion

58,44
mEq = 452,6 x 1

= 19,6 mEq/L

23
Cl-

= 1150 452,6

mEq = 697,4 x 1
35,5
3. KCl, Mr = 74,55

= 697,4 mg ion
= 19,6 mEq/L

K+

= 400 x 39

= 209,25 mg ion

74,55
mEq = 209,25 x 1

= 5,36 mEq/L

39
Cl-

= 400 209,25

mEq = 452,6 x 1

= 697,4 mg ion
= 5,36 mEq/L

23

4. CaCl, Mr = 111
Ca+

= 2700 x 40

= 19,6 mEq/L

111
mEq = 972,97 x 2

= 48,64 mEq/L

40
Cl-

= 2700 972,97

mEq = 1727,03 x 1

= 1727,03 mg ion
= 48,64 mEq/L

35,5

BAB V
PENIMBANGAN BAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

C3H6O3
= 1512 ml
NaOH
= 724,5 mg
NaCl
= 3780 mg
KCl
= 252 mg
CaCl2
= 170,1 mg
Aqua pro injectione ad 600 ml

BAB VI
STERILISASI

Alat

Paraf Pengawas

Cara Sterilisasi
Awal

Botol Infus
Corong Gelas
Gelas Ukur
Kain Kassa
Pipet Tetes
Beker Gelas
Erlenmeyer
Kaca Arloji
Pinset
Sendok Spatua
Pengaduk Kaca
Cawan
Karet Pipet
Aqua Pro
Injection

Autoclave
Autoclave 30
menit
Oven 30 menit
Flamber 20
detik
Didihkan
Didihkan

Paraf

Akhir

Paraf

BAB VII
PEMBUATAN
1. Sterilkan Alat dan bahan dengan cara sterilisasi masing-masing
2. Timbang dan segera larutkan NaCl didalam gelas piala yang sudah
disterilkan.
3. Timbang dan larutkan KCl didalam gelas piala yang sudah disterilkan.
4. Timbang dan larutkan CaCl2 didalam gelas piala yang sudah disterilkan.
5. Timbang dan larutkan NaOH didalam gelas piala yang sudah disterilkan.
6. Timbang dan larutkan C3H6O3 /acidum lacticum didalam gelas piala yang
sudah disterilkan.
7. Campurkan semua bahan didalam erlenmeyer yang sudah disterilkan,
cek pH antara 5-7
8. Tambahkan aqua pro injection hingga 600 ml
9. Panaskan hingga suhu 600 C 700 C , setelah suhu 600 C aduk sesekali,
tidak boleh >700 C
10. Saring larutan, masukan kedalam botol infus yang telah dikalibrasi
sebanyak 510 ml.
11. Tutup karet, ikat sampanye sterilkan di autoclave 30
12. Dinginkan, tutup perkamen beri etiket.

BAB VIII
EVALUASI
Evaluasi untuk sediaan infus dilakukan pemeriksaan pH, kebocoran,
kejernihan, partikel asing, dan keseragaman bobot atau volume.
1. Uji pH
Uji pH ini bertujuan unttuk mengetahui sifat ke asam-basaan dari sediaan
infus Ringer laktat yang dibuat. Uji pH ini berkaitan dengan stabilitas obat
dan keamanan dalam penggunaan. Hasil rata-rata dari 3x replikasi pH
larutan yang didapat yaitu 7. Ini berarti memenuhi untuk pH sediaan
parenteral yaitu antara 5 sampai 7 karena pH tersebut isohidris dengan
nilai pH darah dan cairan tubuh lainnya. Isohidris yaitu keadaan dimana
pH larutan sama dengan pH darah ataupun cairan tubuh. Namun jika
dalam uji ini belum memenuhi persyaratan pH maka perlu dilakukan
penyesuaian pH agar memenuhi syarat. Jika terlalu asam, maka bisa
ditambah larutan NaOH 0,1 N. Dan jika terlalu basa dapat ditambah
larutan HCl 0,1 N. Tujuan dari pengaturan pH ini adalah untuk
meningkatkan stabilitas obat. Selain itu juga untuk mencegah adanya
rangsangan atau rasa sakit sewaktu disuntikkan. Karena jika terlalu tinggi
dapat menyebabkan nekrosis jaringan sedangkan jika terlalu rendah
maka menyebabkan rasa sakit sewaktu disuntikkan.
2. Uji kebocoran
Tujuan dilakukan uji kebocoran adalah untuk mengetahui apakaha ada
kebocoran atau tidak pada kemasan. Kaitan dari uji kebocoran ini adalah
sterlilitas sediaan, dan volume sediaan. Uji ini dilakukan dengan
membalikkan botol infus sehingga posisi tutup dibawah. Jika terdapat
kebocoran, maka dapat berbahaya karena lewat lubang atau celah
tersebut

dapat

menyebabkan

masuknya

mikroorganisme

atau

kontaminan lain yang berbahaya. Selain itu, isi infus juga dapat bocor

keluar dan merusak penampilan kemasan. Dari hasil uji yang dilakukan,
didapat bahwa tidak ada kebocoran.

3. Uji partikel asing


Tujuan dari uji partikel asing ini adalah agar mengetahui apakah ada
partikel dalam larutan. Partikel asing tersebut merupakan partikel-partikel
yang tidak larut yang dapat berasal dari larutan dan zat kimia yang
terkandung, lingkungan, peralatan, personal, maupun dari wadah. Partikel
asing tersebut dapat menyebabkan pembentukan granuloma patologis
dalam organ vital tubuh. Untuk mengetahui keberadaan partikel asing
dilakukan dengan menerawang sediaan pada sumber cahaya. Dari hasil
uji ini didapat bahwa tidak terdapat partikel asing dalam infus. Jika
terdapat partikel asing bisa terjadi karena sewaktu penyaringan masing
ada partikel yang lolos dari saringan.
4. Uji kejernihan
Tujuan dilakukan uji kejernihan ini adalah untuk mengetahui kejernihan
dari larutan infus yang dibuat. Kejernihan adalah suatu batasan yang
relatif, yang artinya sangat dipengaruhi oleh penilaian subjektif dari
pengamat. Dari pemeriksaan yang dilakukan diperoleh bahwa larutan
infus yang dibuat memenuhi syarat kejernihan. Syarat kejernihan yaitu
sediaan larutan (kecuali suspensi dan emulsi) adalah tidak ada zat yang
terdispersi dalam larutan jernih.
5. Uji keseragaman bobot atau volume
Tujuan dari uji keseragaman bobot atau volume adalah untuk mengetahui
volume larutan infus apakah tetap atau berubah antara sebelum dan
sesudah proses sterilisasi dan apakah ada penyusutan. Pengujian
keseragaman volume berkaitan dengan uji kebocoran. Untuk injeksi
dalam bentuk cairan, volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih
dari volume yang ditetapkan. Dari pengujian ini didapatkan hasil yaitu
terdapat penyusutan. Sehingga dapat dikatakan tidak memenuhi
keseragaman volume, yaitu 99 ml setelah sterilisasi volumenya menjadi
98 ml.

PEMBAHASAN
Dalam sediaan infus Ringer Laktat yang kami buat, kami melakukan beberapa
evaluasi diantaranya seperti Uji pH, uji kejernihan, dan uji partikel asing.
1. Uji pH
Dalam melakukan uji pH, kami melakukannya dengan menggunakan pH
meter. Sediaan yang telah kami buat, menunjukkan pH 6
2. Uji partikel asing
Dalam melakukan uji partikel asing, kami melakukan uji kejernihan ini
dengan menggunakan cahaya lampu. Dengan disinari cahaya lampu,
kami

melihat

ada

sedikit

benda

melayang

dalam

sediaan.

Ini

menunjukkan bahwa sediaan yang kami buat tidak jernih. Ini mungkin
disebabkan ketidakhatihatian kami dalam melakukan sterilisasi dan bebas
pirogen sehingga terdapat benda-benda melayang dalam sediaan yang
kami buat.
3. Uji kejernihan
Dalam uji kejernihan kami melakukan uji kejernihan ini secara visual yaitu
kami melihat langsung apakah ada endapan atau tidak pada sediaan
infus. Dalam sediaan uji kejernihan ini, sediaan yang kami buat tidak
terdapat endapan sehingga sediaan infus yang kami buat jernih.

Evaluasi Akhir
Nama Sediaan
Injeksi Ringer Laktat

Cara Sterilisasi
Autoclave 30

BAB IX

Awal

Paraf

Akhir

Paraf

DESAIN

a. Desain Etiket
P T
.

R ING ER
ST
E

RI
L

DUM
A F ARM
A

LAKT AT

DAN BEBAS
5
00M L

0,
24

PI
RO GEN

L
AR U
T AN I NF US
UNT U
K PEM AKAI AN
IN
T RAVENA

Ti
a
p500
m
l m engandung:
A
sam Lakt at
1, 2m l
N
aO H
575m g
N
aC l
3gr
K
cl 2
0
m g
0
C
aC l
2135m g
A
qua
P
r oI nj
eksi hi
ngga
500m l
m E
q
N
a+48, 35m E
q/
L
C
l 73, 5m
E q/
L
C
a+48, 64m E
q/
L
K
+5, 3m E
q/
L
O
H 2
, 75m E
8
q/ L
I N
D
I K
A
S
I
D
O S
I S
K
O N
TR A I
N
D I
K
A S
I
E
FE
K S A
M P
N G O
I
B A
T
I N
TE
R
A K
S
I

Li
hat
br
osur
er l
t
am pi
r

A N
J
G A
N D
I G
U
N A
K
A N
B
I LA B
O
T O
L
R
U
S
A K
LA
R
U
T A
N K
E
R
U H A
TA
U B
E
R
I S
I P
A R
TI K
E
L

PA
L EM
BANG-I NDONESI
A

b. Desain Kotak

P T. D UMA FARM A
P T. DU M
A FA RMA

P T. DU MA FARMA

P T. DUMA FARMA

PT. DUM A FARM A

R INGE R LA KTA T 0, 24 % RI NGE R LAK TAT 0,2 4 % RI NGER LAK TAT 0,2 4 % RIN GER LAKT AT 0,24 %
STERIL D AN BEBAS PIROGEN
5 0 0 ML
LA RU TAN INFUS
UN TU KP EMAKAI AN
IN TRA VE NA

T iap500 m l m en
gand ung :
A sa
m La ktat 1, 2m l
N aOH575m g
N aCl3gr
K cl2
00m g
C aCl21 35m g
A qu
a Pr o Inj eksihi ngga 500ml

I NDI KAS I
D OSI S
K ONTR A IN DI KASI
E FE
K S AM P IN GO BAT
I NTER AK SI

STE RIL D ANB EB ASPIRO G EN


500M L
LA RU TAN INFU S
UNTU KPE MA KAIA N
INT RAVENA

T iap 500m l m engandung :


A sam Laktat 1 ,2 m l
N aO H57
5m g
N aC l3gr
K cl200mg
C aC l213
5m g
A qua Pro Inj eksi hi ng
ga 500m l

m Eq
N a+
48, 35m Eq /L
C l- 7
3, 5m Eq/ L
C a+
48, 64m Eq /L
K +5
, 3m Eq/ L
O H-28 ,75m E q/L

PA LE M
BA NG-INDON ESIA

I N DI KASI
D O SI S
K O NTRA I ND IK ASI
E FEK S
AM P IN G O B
AT
I N TER A
K SI

No. Reg :
DK L
No. Batc h/Ba tch No :
Tgl . Prod /Mfg . date :
Okt. 14

mE q
N a+48, 3
5m E q/L
C l- 73, 5mEq /L
C a+48, 6
4m E q/L
K +5, 3mEq /L
O H -28 ,7
5m E q/L
ih at
L
r osur
b
t rl am pir
e

JAN G ANDI G UN AKAN BI LA BO TOL RU SAK


LAR UT A
N KE RU H AT
AU BER IS I P
AR TI KE L

Dal uarsa /Exp . date :


Okt 1 5
Li hat
br osur
t erl ampir

AN G AN D IGUN AK AN BI L
J
A BO TO L RUSAK
L RUT AN KERU H ATA U B
A
ER IS I PA RTIKE L

PA LEMBA NG-IN DONESIA

Dib uat o leh/M anuf actur ed


by :
PT. D UMA F ARM A

STER IL DAN BEB AS PIROG EN


5 00 ML
L ARU TAN IN FUS
U NTU K P EMA KA IAN
IN TRA VEN A
Ti ap500 m l me n
gandun g:
Asam Lakt at 1, 2ml
N aO
H 57 5m g
N aC
l 3g r
Kcl 2
0 0m g
C aC
l 2135 mg
Aq u
aP r oI nje ksihing ga5 00ml
m Eq
N a+
48, 35m Eq/ L
C l- 7
3, 5m Eq/ L
C a+
48, 64m Eq/ L
K+ 5
, 3m Eq/ L
O H-28, 75m Eq/ L
I NDIK AS I
D OSIS
K ONTR A IN DI KASI
EF E
K S AM PI NG OB AT
I NTERA KS I

JANG A NDI GU NA KAN BI LA BO TOLR US AK


LAR UTAN KER UH A T
AU B ERI SI PA
R TI KEL

PAL EMBAN G-IND ONE SIA

BAB X

DAFTAR PUSTAKA

BAB XI

LAMPIRAN

Uji Pirogen

Penyaringan

Sediaan akhir

Você também pode gostar