Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DALAM DESENTRALISASI
Rahmadhani Widya Ningsi
(921413210)
ABSTRAK
Desentralisasi meruakan penyeimbangan antara independensi dari manajer dengan kebutuhan
sebagai pemain tim. Desentralisasi juga adalah komitmen filosofis dari pihak organisasi.
Bagian ini membahas mengenai kondisi-kondisi pendahulu yang menciftakan kebutuhan
akan jenis-jenis perilaku manajerial yang dijelaskan oleh Vancil. Hanya dengan memahami
mengapa perilaku-perilaku semacam itu dibutuhkan, adalah mungkin untuk memahami akan
kebutuhan desentralisasi. Mekanisme utama yang digunakan oleh organisasi untuk mengatur
pertukaran antar subnit adalah mekanisme penentuaan harga transfer (transfer pricing).
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
Istilah desentralisasi digunakan dalam sejumlah besar literature yang beragam.
Dengan demikian, istilah ini memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda. Desentralisasi
mempunyai beberapa arti yaitu :
Suatu organisasi administrative adalah tersentralisasi sejauh keputusan dibuat pada
tingkatan yang relative lebih tinggi dalam organisasi tersebut; terdesentralisasi sejauh
keputusan itu didelegasikan oleh manajemen puncak kepada tingkatan wewenang eksekutif
yang lebih rendah.( H.A. Simon)
Dalam praktiknya, difinisi ini sangat sulit diterapkan, hal ini dikarenakan konsep
mengenai keputusan yang dapat diidentifikasikan merupakan suatu konsep yang samarsamar. Pandangan yang terkait menyatakan bahwa dalam banyak kasus, kemampuan
seseorang untuk mendefinisikan suatu masalah adalah lebih penting dibandingkan dengan
wewenang pengambilan keputusan formal karena agenda tersebut mengharuskan pilihan1
sosialisasi,
dan
hal-hal
semacam
itu
dalam
organisasi
dapat
2.
3.
mungkin adalah lebih berguna untuk focus pada apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi
melalui desentralisasi. Yaitu, masalah tersebut sebaiknya adalah mengenai perilaku apa yang
diinginkan oleh organisasi dari para menejernya. Definisi keperilakuan dari desentralisasi
sebagai suatu system yang mendorong berbagai manjer dalam suatu hierarki untuk berfikir
dan bertindak secara independen sementara pada saat bersamaan merupakan bagian dari
suatu tim. R. F. Vancil menangkap semangat ini ketika ia menyatakan bahwa tujuan dari
desentralisasi adalah mengembangkan seorang manajer yang mempunyai keyakinan untuk
bertindak sendiri pada beberapa kesempatan, kebijakan untuk mencari nasihat pada
kesempatan yang lain, dan akal sehat untuk membedakan satu kesempatan dengan
kesempatan yang lain
Tujuan
Dengan adanya desentralisasi kita dapat mengetahui perilaku-perilaku dan alasan
mengapa menajer melakukan hal tersebut.
BAB II : PEMBAHASAN
1.
Pengertian Desentralisasi
Istilah desentralisasi digunakan dalam sejumlah besar literatur yang beragam, dengan
demikian, istilah ini memiliki arti bagi orang yang berbeda. Definisi yang paling populer dari
desentralisasi adalah definisi yang diberikan oleh H.A. Simon :
Suatu organisasi administratif dalam adalah tersentralisasi sejauh keputusan dibuat
pada tingkatan yang relatif tinggi dalam organisasi tersebut; tedesentralisasi sejauh
keputusan itu didelegasikan oleh manajemen puncak kepada tingkatan wewenang
eksekutif yang lebih rendah.
Sementara dalam teori definisi diatas sangat jelas dalam praktik nya definisi ini sulit
untuk diterapkankan hal ini terutama disebabkan mengenai konsep keputusan yang dapat di
indentifikasikan merupakan suatu konsep yang samar-samar. Sebagai contoh mungkin adalah
sulit untuk mengidentifikasikan tingkat hierarki khusus dimana keputusan dibuat karena
wewenang formal tidak sesuai dengan kenyataan siapa yang membuat keputusan. Derajat
pentingnya suatu keputusan juga tidak menjelaskan mengapa keputusan produksi dan
penjualan cendrung didelegasikan ketingkatan yang lebih rendah dalam organisasi
dibandingkan dalam keputusan keuangan. Padahal adalah jelas bahwa keputusan produksi
dan penjualan adalah sama-sama penting dengan keputusan keuangan. Pada umumnya
keputusan strategis mencakup periode yang lebih panjang dan berulang, sementara keputusan
operasi bersifat jangka pendek dan berulang. Dengan demikian keputusan mengenai
penyusunan anggaran modal dianggap keputusan yang tidak berulang, strategis, dan
umumnya tersentralisasi. Keputusan mengenai produksi dan penjualan adalah berulang
dianggap operasi umumnya terdesentralisasi.
Karena hanya terdapat sedikit kesempatan mengenai arti dari istilah desentralisasi,
mungkin adalah lebih berguna untuk fokus pada apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi
melalui desentralisasi. Yaitu masalah masalah tersebut yaitu, masalah tersebut adalah
mengenai perilaku apa yang diinginkan oleh organisasi dari para manajer nya. Oleh karena
itu, bab ini menggunakan suatu definisi keperilakuan dari desentralisasi sebagai suatu sistem
yang mendorong berbagai manajer dalam suatu hierarki berfikir dan bertindak secara
3
independen sementara pada saat yang sama merupakan bagian dari suatu tim filosofi
manajemen yang mencoba untuk mendorong pemikiran dan tindakan manajer yang
independen tanpa mengorbankan kebutuhan organisaional. Dengan demikian, desentralisasi
meruakan penyeimbangan antara independensi dari manajer dengan kebutuhan sebagai
pemain tim. Desentralisasi juga adalah komitmen filosofis dari pihak organisasi.
2.
kebutuhan akan jenis-jenis perilaku manajerial yang dijelaskan oleh Vancil (1980). Hanya
dengan memahami mengapa perilaku-perilaku semacam itu dibutuhkan, adalah mungkin
untuk memahami akan kebutuhan desentralisasi. Suatu pembahasan umum mengenai alasanalasan dibutuhkannya desentralisasi mencakuo hal-hal sebagai berikut :
1.
Desentralisasi memungkin organisasi untuk memberikan respon secara cepat dan efektif
terhadap masalah (manajer lokal) memiliki informasi yang paling baik dan oleh sebab itu,
dapat memberikan respon yang lebih baik pada kebutuhan-kebutuhan lokal.
3.
Sistem yang tersentralisasi tidak mampu menangani semua informasi yang rumit yang
diperlukan
untuk
membuat
keputusan
yang
optimal.
Keputusan-keputusan
yang
Desentralisasi menyediakan dasar pelatihan yang baik bagi manajemen puncak masa
depan.
5.
dasarnya
adalah benar,
teknologi. Karya yang kedua, The Visible Hand (1977), menyediakan suatu survei historis
yang mendukung dalil diatas. Dalam studi ini, Chandler mengaitkan pengembangan dari
perusahaan divisional yang terdesentralisasi dengan perubahan dalam lingkungan dan
perubahan dalam teknologi.
Pada umumnya, semakin tinggi tingkat konflik dan perubahan dalam lingkungan tugas,
semakin besar kebutuhan suatu organisasi untuk mengembangkan kapabilitas pemrosesan
informasi khusus, mengembangkan kemampuan untuk memberi respon dengan cepat,
mendorong perilaku yang mau mengambil resiko dan inovatif dari pihak anggotaanggotanya. Metode untuk mencapai tujuan ini harus konsisten dengan nilai-nilai dari
komunitas yang lebih besar sehingga tersebut tidak membahayakan legitimasinya. Ditinjau
dari perspektif ini, sekarang adalah mungkin untuk melihat bahwa desentralisasi
memungkinkan organisasi yang dihadapkan pada konflik dan perubahan yang lebih besar
untuk mengembangkan informasi khusus, merespon dengan cepat, dan mendorong
pengambilan resiko dan inovasi. Demikian pula sebagaimana ditunjukkan oleh J. W. Meyer
dan B. Rowan (1977), desentralisasi dalam masyarakat barat memiliki fungsi simbolis karena
desentralisasi sesuai dengan nilai-nilai dari komunitas yang lebih besar.
3.
Pembagian Tugas/Keputusan
Jenis fungsional-divisional dari struktur organisasi mencerminkan dua cara berbeda
untuk membagi tugas/keputusan dalam suatu organisasi. Struktur fungsional membagi suatu
organisasi sepanjang lini fungsi-fungsi utama seperti produksi, pemasaran, keuangan, dan
seterusnya. Struktur tersebut adalah sesuai untuk mengeksploitasi skala ekonomi karena
orang-orang berspesialisasi dalam fungsi tertentu. Struktur semacam itu terutama sesuai
untuk organisasi yang memerlukan pengembangan keahlian yang mendalam disuatu bidang
teknis dan atau memiliki produk yang sedikit dan serupa. Produsen komputer dan perusahaan
penerbangan adalah contoh-contoh yang baik dari perusahaan besar yang diatur secara
fungsional.
Struktur divisional biasanya membagi suatu organisasi sepanjang lini produk. Hal ini
terutama sesuai untuk perusahaan dengan banyak produk atau perusahaan yang
sangat terdiversifikasi.
Komplikasi tambahan dapat membagi tugas/keputusan pada kebanyakan organisasi
besar adalah penyebaran geografis dari unit-unit nya. Geografi menambah masalah
koordinasi, terutama kerika unit-unit tersebut melewati batas-batas negara. Perusahaan
sekarang harus diatur berdasarkan wilayah, dimana setiap wilayah memiliki organisasi
fungsional atau produk yang lebih lannjut. Suatu masalah yang sulit timbul ketika hanya ada
beberapa produk saja dari dari banyak produk perusahaan tersebut yang dijual diberbagai
wilayah.
2.
yang sesuai untuk akuntabilitas sumber daya pada berbagai subunit fungsional,
produk,wilayah. Biasanya, suatu struktur akuntabilitas sumber daya mengikuti logika dari
distribusi fisik aktivitas dan keputusan yang dicapai oleh penciptaan subunit. Empat jenis
akuntansi sumber daya yang dikenal dalam literatur yang terdiri atas ; pusat biaya, pusat
pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.
Karena hubungan antara aktivitas/keputusan dan sumber daya yang digunakan maka
organisasi fungsional terutama menggunakan pusat pendapatan dan biaya. Demikian pula,
karena divisi pada umumnya menggabungkan pemasaran dan produksi dibawah seorang
manajer, maka divisi-divisi tersebut diatur sebagai pusat laba atau investasi. pusat laba atau
investasi adalah unit ekonomi dasar dalam bisnis manapun dan manajemen oleh karena itu
berkepentingan untuk menilai kelangungan hidup ekonomisnya. Dengan demikian, sumber
daya yang diidentifikasikan dengan suatu unit yang tidak berkaitan dengan kemampuan
seorang manajer untuk membuat keputusan tentang sumber daya tersebut.
4. Keunggulan dan Kelemahan Desentralisasi
Keunggulan desentralisasi meliputi :
1.
2.
3.
4.
Manajemen pada level lebih rendah umumnya memiliki informasi yg lebih rinci dan
update sehingga dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik
5.
Sulit untuk mengevaluasi presetasi seorang manajer apabila tidak diberi banyak
kebebasan
Manajer pada tingkat yang lebih rendah dapat membuat keputusan yang tidak sejalan
dengan strategi umum perusahaan
2.
3.
Manajer pada level yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari
tujuan perusahaan secara keseluruhan
4.
5.
1.
Pendelegasian Aktivitas
keperilakuan yang
7
paling
penting
adalah: sosialisasi,
Anggaran dasar yang baik juga memeberikan peraturan-peraturan dasar untuk mengelola
pertukaran antar unit. Pertukaran ini adalah perlu ketika subunit-subunit saling bergantung
satu sama lain untuk input atau output. Tingkat ketergantungan bervariasi dari tinggi dalam
perusahaan yang terintegrasi secara vertikal sampai rendah dalam konglomerasi yang
terdiversifikasi. Beberapa dari saling ketergantungan tersebut ada dikebanyakan organisasi.
Hal ini menciptakan kebutuhan untuk mengelola hubungan antarunit tersebut dengan cara
dimana baik unit individual maupun organisasi dapat mencapai tujuannya. Desentralisasi
menigkatkan bahaya di mana subunithanya memaksimalkan tujuannya sendiri dengan
mengorbankan organisasi dengan cara memungkinkan manajer subunit untuk bertindak
secara independen.
4.
Anggaran dasar untuk desentralisasi mencoba untuk mencegah peluang untuk melakukan
suboptimasi ini. Anggaran dasar tersebut dapat menggunakan dua pendekatan ekstrem untuk
melakukannya. Pertama, pendekatan kompetitif, mengandalkan pada mekanisme pasar dan
mensubstitusikan pasar internal yang fiktif dengan pasar eksternal. Persaingan antar-subunit
didukung dan harga transfer internal menjalankan peran alokasi sumber daya dari sistem
harga eksternal. Pendekatan lainnya, yaitu pendekatan kolaboratif, meneakankan pada
keanggotaan organisasioanaldan mendorong individu untuk bekerja pada satu tim dengan
menggunakan aturan, penghargaan, dan nilai yang sesuai. Pada praktiknya, tidaklah mungkin
bagi kebanyakan organisai untuk menggunakan salah satu dari kedua metode tersebut dalam
bentuk murninya. Dengan demikian, pilihan meraka adalah untuk mengombinasikan fitur
yang sesuai dari kedua pendekatan tersebut.
5.
1.
Ketidaklengkapan harga
Pendekatan kompetitif membutuhkan mekanisme harga sebagai sinyal dasar untuk
Harga pasar
Harga pasar digunakan ketika terdapat beberapa jenis pasar eksternal untuk produk tersebut.
Harga pasar mendorong prilaku yang kompetitif antar sub unit dan dapat menurunkan
komitmen terhadap suatu organisasi karna harga pasar memberikan kebebasan baik kepada
divisi pembeli maupun divisi pembeli untuk melakukan transaksi secara eksternal.
2.
Biaya plus dapat berupa biaya penuh atau biaya pariabel plus marjin laba. Kedua aturan ini
dapat mendorong para pemasok internal untuk menjadi tidak efisien dengan memungkinkan
mereka untuk meneruskan biaya pada divisi pembeli.
3.
Biaya variabel
Biaya variabel mungkin optimal secara ekonomi karna biaya tersebut mendekati biaya
produksi marginal dalam jangka pendek. Tetapi, biaya variabel secara motivasional adalah
tidak mendukung unit penjualan karna biaya tersebut tidak memungkinkan unit penjual untuk
menujunjukan laba.
10
4.
Harga
yang
dinegosiasikan akan
mendorong
keterampilan
bernegosiasi
dengan
mengorbankan produktifitas karna negosiator yang paling baik dapat mengenakan harga yang
lebih tinggi.
5.
Harga yang diputuskan atau diperintahkan digunakan ketika dua subunit tidak mencapai
kesepakatan mengenai harga transfer yang memuaskan kedua belah piha. Jika suatu divisi
menolak akan melakukan transaksi dengan divisi lainnya.
7. Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
Atribut-atribut dari ukuran-ukuran kinerja yang kemungkinan besar akan mengarah pada
keselarasan tujuan adalah :
a)
Kontrolabilitas
Kelengkapan
Mengacu pada tingkat sejauh mana suatu ukuran dapat mencakup semua dimensi kinerja
yang relevan.
c)
Kesimpulan
Desentralisasi adalah satu dari dua pola organisasi. Lewat desentralisasi, berbagai hal
yang terkait dengan organisasi telah didelegasikan ke tingkat yang lebih rendah. Meskipun
demikian, terdapat aspek keperilakuan dari pihak penerima. Untuk menghindari perilaku
disfungsional yang pada gilirannya dapat merugikan organisasi secara keseluruhan. Terdapat
banyak pihak yang diuntungkan dan dirugikan oleh desentralisasi. Masing-masing pihak
bertahan pada pendiriannya masing-masing karena mereka memiliki lingkungan yang
berbeda. Kondisi inilah yang sangat potensial akan menimbulkan perilaku yang disfungsional
ketika satu ukuran tunggal digunakan dalam proses penilaian kinerja dari masing-masing
bagian. Untuk itu, diperlukan berbagai kebijakan dan keputusan yang sesuai dalam proses
penilaian kinerja dari masing-masing bagian yang terdesentralisasi.
11
REFERENSI
A.D. Chandler, Jr., 1962. Strategy and Structure,
Robins, Stephans, 1996. Perilaku Organisasi, edisi kedelapan, jilid 1
Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005. Akuntansi Keperilakuan, Jakarta; Salemba
Empat
12