Você está na página 1de 25

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TEKNOLOGI PANGAN FUNGSIONAL

MATERI
PENGUJIAN KOMPONEN BIOAKTIF POLIFENOL
SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Disusun Oleh :
Sri Ningsih Parmita 121710101114
Kelompok 2 THP C

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTNIAN
UNIVERSITAS JEMBER
NOVEMBER, 2014

BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada masa sekarang telah banyak diungkapkan bahaya-bahaya lingkungan
yang tidak sehat antara lain terbentuknya radikal bebas, yaitu molekul atau atom yang
memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga menjadi radikal bebas reaktif.
Radikal bebas reaktif ini sangat berbahaya sekali karena akan mencuri elektron dari
senyawa lain misalnya lemak yang dapat mengakibatkan ketengikan (Kumalaningsih,
2006).
Salah satu penangkal senyawa radikal bebas yaitu senyawa antioksidan,
senyawa antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor), yang
mampu menangkal dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan
cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga
aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat (Winarsi,2007). Radikal bebas selain
terdapat di luar tubuh, radikal bebas juga terjadi dalam tubuh. Pembentukan radikal
bebas dalam tubuh dan reaksi oksidasi pada biomolekul akan berlangsung sepanjang
hidup. Radikal bebas dalam jumlah kecil masih dapat ditolerir oleh tubuh, namun
berbahaya apabila dalam jumlah yang berlebih. Inilah penyebab utama dari proses
penuaan dan berbagai penyakit degeneratif. (Silalahi, 2006).
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat
memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas dan dapat memutus reaksi
berantai dari radikal bebas. Antioksidan juga berguna untuk mencegah oksidasi
komponen makanan yang mengandung senyawa tidak jenuh (mempunyai ikatan
rangkap) misalnya minyak dan lemak. Kombinasi beberapa jenis antioksidan
memberikan perlindungan yang lebih baik (sinergisme) terhadap oksidasi dibanding
dengan satu jenis antioksidan saja (Kumalaningsih, 2006). Oleh karena itu dilakukan
praktikum untuk mrngetahui kandungan antioksidan pada beberapa bahan segar dan
olahan, dimana kandungan antioksidan yang terdapat pada bahan nantinya akan
mampu menetralisir radikal bebas, yaitu suatu produk sampingan dari proses kimiawi
dalam tubuh yang menggangu kesehatan.
2. Tujuan
Untuk mengetahui kandungan aktivitas antioksidan serta dapat mengetahui
cara analisa kandungan antioksidan pada berbagai macam sampel segar dan olahan.

BAB II. BAHAN DAN METODO


1. Bahan
Bahan pangan yang digunakan untuk analisa
1. Teh dan minuman teh
2. Jahe dan minuman jahe
3. Kopi sangrai bubuk dan minuman kopi sangrai
4. Anggur dan jus anggur
5. Rosella dan jus crunberry
6. Bubuk kakao dan minuman kakao
7. Kedelai dan susu kedelai
8. Kunyit dan minuman kunyit
9. Secang dan minuman kakao
10. Pala dan susu jahe

Bahan kimia yng digunakan dalam analisa


1. Etanol p.a
2. Aquades
3. Standar asam galat
4. DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrasi)

0,003943 g/100 ml (3,9 mg/100 ml) DPPH

Penimbangan

Pelarutan dengan etanol p.a 50 ml


Stirrer 1 Jam

Ditera Hingga 100 ml

Ambil 3 ml
2. Analisa Antioksidan
Dimasukkan dalam @5 Tabung Reaksi

+0,5 ml Etanol p.a dan 0,5 ml sampel (Total 1 ml)


Divortex
Pendiaman selama 15 menit
Absorbansi pada = 517 nm

Proses pertama untuk mengetahui kandungan antioksidan pada bahan,


timbang DPPH sebanyak 3,9 mg/100 ml, kemudian dilakukan pelarutan dengan
menggunakan etanol p.a sebanyak 50 ml. Etanaol p.a merupakan etanol murni yang
digunakan untuk melarutkan DPPH. Agar DPPH larut sempurna maka dilakukan
proses stirer selama 1 jam. Selanjutnya dilakukan peneraan hingga volumenya
mencapai 100 ml. Dalam pengukuran kandungan antioksidan hanya dibutuhkan
larutan DPPH sebanyak 3 ml, dimana selanjutnya dimasukkan kedalam 5 tabung
rekasi. Larutan DPPH memiliki warna ungu sebelum ditambahkan sampel. Selanjutnya
tambahkan 0,5 ml etanol p.a dan o,5 ml sampel sehingga total menjadi 1 ml. Sampel
yang digunakan adalah sampel dari bahan segar dan olahan. Sedangkan blanko tidak
dilakukan penambahan sampel, hanya saja dilakukan penambahan etanol p.a
sebanyak 0,5 ml. Selanjutnya dilakukan vortex yang bertujuan agar semua bahan
dapat bercampur sempurna atau homogen. Proses selanjutnya adalah pendiaman
selama 15 menit yang bertujuan agar sampel yang digunakan dapat bereaksi dengan

larutan DPPH. Setelah 15 menit proses terakhir adalah menghitung nilai absorbansi
sampel dan blanko dengan menggunakan panjang gelombang 517 nm.
3. Prosedur Analisa
DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil dalam penyimpanannya,
disimpan dalam bentuk kering dan dalam kondisi penyimpanan yang baik. Metode ini
cukup sederhana dan mudah dikerjakan (Windono dkk, 2004). Salah satu metode yang
telah dikembangkan untuk menguji aktivitas antioksidan dari bahan makanan adalah
penggunaan radikal 1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl (DPPH). Elektron yang tidak
berpasangan pada radikal DPPH memberikan serapan maksimum pada 517 nm dan
berwarna ungu. Warnanya akan berubah dari ungu menjadi kuning lemah ketika
elektron tersebut berpasangan dengan atom hidrogen yang berasal dari antioksidan
tertentu (Prakash, 2001;Ionita, 2005;Bondet, et. al., 1997). Pada metode DPPH
sebaiknya digunakan standard atau kontrol positif. Standard yang umum digunakan
adalah asam askorbat (vitamin C). Standard ini digunakan untuk memastikan bahwa
prosedur yang dilakukan telah sesuai (Molyneux, 2004). DPPH atau 2,2 difenil-1pikrilhidrazil adalah radikal bebas yang stabil pada suhu kamar, dengan bentuk serbuk,
warna kehitaman dan cepat teroksidasi oleh temperatur dan udara. Metode
pembentukan radikal DPPH merupakan metode pengukuran aktivitas antioksidan yang
hanya menggunakan sampel dalam jumlah sedikit dan waktu yang sangat singkat.
Aktivitas antioksidan dari suatu senyawa ditunjukan oleh hambatan serapan DPPH
terkuat pada panjang gelombang maksimumnya (Molyneux, 2004).
Rumus % penghambat DPPH
% Penghambat = (ABS. Blanko Abs. Sampel) / Abs. Blanko x 100%

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Tabel 1. Hasil pengujian antioksidan


Baha

Segar

Olahan

Sampel
Teh
Jahe
Kopi bubuk
Anggur
Rosella
Bubuk kakao
Kedelai
Kunyit
Secang
Pala
Minuman teh
Minuman jahe
Minuman kopi sangrai
Jus anggur
Jus crunberry
Minuman kakao
Susu kedelai
Minuman kunyit
Minuman kakao
Susu jahe

% Penghambat
Ulangan A
Ulangan B
91,786
97,112
78,929
94,378
86,700
87,345
-44,375
61,369
75,721
90,385
76,548
24,067
-70,595
86,842
80,419
35,732
-894,375
90,709
43,510
30,048

86,548
77,377
73,452
94,617
90,025
84,615
-20,625
63,570
68,269
90,288
76,905
26,474
-43,333
76,675
89,286
55,335
-348,750
89,487
41,106
27,644

2. Pembahasan

G RAFIK KANDUN AGN ANT IOKSIDAN


P ERLAK
PER LAK
totalUAN
K andunganUAN
Antioksida n
S EGAR
OLAHAN
Sampel

Grafik 1. Kandungan Antioksidan

Rata-Rata Total
Antoiksidan
89,167
87,244
76,190
94,498
88,362
85,980
-32,500
62,469
71,995
90,337
76,726
25,271
-56,964
81,758
84,852
45,533
-621,563
90,098
42,308
28,846

Berdasarkan grafik di atas dapat terlihat bahwasampel segar memiliki


kandungan antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan sampel olahan. Perbadaan
kandungan antioksidan pada sampel segar dan olahan tidak jauh berbeda. Menurut
Bravo (1998), aktifitas antioksidan berhubungan dengan kandungan gugus hidroksil
polifenol yang mampu menyumbangkan atom hidrogen ke dalam radikal bebas untuk
menetralkan sifat radikal.
Pada sampel segar kandungan antioksidan tertinggi terdapat buah anggur
sebesar 94,948%. Hal ini dapat dikarenakan anggur banyak mengandung senyawa
yang berperan sebagai antioksidan seperti flavanoid yang mampu untuk menjalankan
fungsi antioksidannya bergantung pada struktur molekulnya, posisi gugus hidroksil
memiliki peranan dalam fungsi antioksidan dan aktivitas menyingkirkan radikal bebas.
Selain itu tannin sebagai antioksidan bekerja dengan cara menangkal radikal bebas.
Tannin juga sebagai antimikroba, melalui beberapa penelitian tannin terbukti efektif
terhadap

Clostridium

difficile

dan

Clostridium

perfringens,

Bacillus

cereus,

Staphylococcus aureus, Escheria coli dan Citrobacter freundii, Listeria monocytogenes.


Antosianin merupakan pigmen yang tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen ini
berfungsi sebagai alat peredam cahaya guna melindungi sel-sel tanaman dari
kerusakan akibat cahaya, dan sebagai antioksidan yang membantu melindungi
tumbuhan dari radikal-radikal bebas yang dihasilkan oleh sinar UV.
Pada sampel jahe segar memiliki kandungan antioksidan sebesar 87,244%
dimana hasil tersebut masit merupakan nilai tertinggi ke lima dari sampel segar.
Senyawa antioksidan yang umumnya banyak terdapat pada jahe merupakan senyawa
fenolik. Hasil penelitian farmakologi menyatakan bahwa senyawa antioksidan alami
dalam jahe cukup tinggi dan sangat efisien dalam menghambat radikal bebas
superoksida dan hidroksil yang dihasilkan oleh sel-sel kanker dan bersifat sebagai
antikarsinogenik, non-toksik dan non-mutagenik pada konsentrasi tinggi (Felipe et al,
2008). Sedangkan sampel olahan jahe memiliki kandungan antioksidan terendah
ketiga sebesar 25,271%. Senyawa antioksidan pada jahe dapat mengalami kerusakan
yang dipengaruhi oleh adanya suhu, oksigen, pH dan cahaya sehingga menyebabkan
terjadinya penurunan aktivitas antioksidan (Lee, K.G, 2002). Penambahan air yang
dilakukan dapat mengurangi aktivitas antioksidan, karena semakin tinggi rasio air yang
digunakan maka kadar senyawa gingerol pada jahe semakin rendah dan nilai
antioksidan yang dihasilkan mengalami penurunan. Persamaan sifat antara pelarut
(polar) dengan senyawa gingerol dan shogaol (polar) menyebabkan semakin banyak

senyawa antioksidan yang terekstrak dari jahe. Kualitas simplisia yang dihasilkan dari
suatu bahan dipengaruhi oleh ukuran pengecilan bahan tersebut (Maharani, 2012).
Sampel teh segar memiliki kandungan antioksidan tertinggi ketiga sebesar
89,167%. Sedangkan pada sampel olahan memiliki kandungan ontioksidan sebesar
76,267%. Tingginya akndungan antioksidan pada sampel teh, baik olahan maupun
segar dapat disesbabkan karena kandungan senyawa yang terdapat pada daun teh.
Dimana pada teh mengandung senyawa polifenol, alkaloid (kafein, teofilin, dan
teobromin), asam amino, karbohidrat, protein, klorofil, mineral dan komponen lainnya.
Diantara senyawa-senyawa tersebut, polifenol merupakan senyawa yang memiliki
aktivitas antioksidan yang paling kuat (Cabrera et al., 2003).
Sampel segar kakao memiliki kandungan antioksidan sebesar 76,190%,
sedangkan olahan kakao terdapat 2 sampel sama, yang memiliki kandungan
antioksidan tidak jauh berbeda. Sampel olahan kakao pertama mengandung
antioksidan sebesar 45,533% dan sampel kedua sebesar 42,308%. Biji kakao
mempunyai potensi sebagai bahan antioksidan alami yang mempunyai kemampuan
untuk memodulasi sistem immune dan efek kemopreventif untuk pencegahan penyakit
jantung koroner dan kanker (Keen et al., 2005; Otman et al., 2007; Weisburge, 2001).
Biji kakao mengandung antioksidan yang kuat, seperti epikatekin dan Procyanidin
Pentameric yang telah terbukti untuk membantu mengurangi efek kanker, diabetes dan
penyakit jantung. Mengkonsumsi biji kakao telah terbukti baik untuk menurunkan
tekanan darah dan menurunkan resistensi insulin (faktor resiko kencing manis).
Sampel kedelai memiliki nilai paling rendah baik segar ataupun olahan. Hal ini
dikarenakan nilai blanko dari sampel kedelai kecil sebesar 0,160 sehingga nilai
%penghambat antioksidan menjadi minus. Kandungan antioksidan pada sampel segar
sebesar -32,500%, sedangkan pada sampel olahan sebesar -621,563%. Jika dilihat
dari hasil total kandungan polifenol kedelai sebelumnya, kedelai segar maupun olahan
memang mengandung polifenol paling rendah jika dibandingkan dengan sampel
lainnya. Sehingga selain kesalahan dari hasil blanko kedelai kandungan antioksidan,
kandungan polifenol pada kedelai memang sanhat rendah. Oleh karena itu total
kandungan poilifenol berpengaruh terhadap kandungan antioksidan pada bahan.
Menurut Erickson et al. (1980) biji kedelai kering mengandung senyawa fosfolipid
sekitar 2 persen. Cephalin berperan dalam meningkatkan aktivitas antioksidan,
sehingga semakin lama hidrolisis, maka fosfolipid yang terekstrak dalam kedelai
semakin banyak, yang berarti semakin meningkat aktivitas antioksidan.

Pada sampel kunyit segar mengandung antioksidan terendah kedua dengan


%penghambat sebesar 62,469%, sedangkan pada sampel olahan total kandungan
antiokasidan tertinggi terdapat pada minuman kunyit sebesar 90,098%. Hal ini
dikarenakan kunyit mengandung beberapa komponen bioaktif yang berperan sebagai
antioksidan. Komponen bioaktif yang utama adalah kurkuminoid dan turmerin.
Keduanya memiliki aktivitas antioksidan. Pemberian kurkuminoid dengan dosis 3,68
g/5 L pada sel monosit kelompok pria 20-39 tahun, sehat tidak merokok,
menunjukkan penurunan kadar malondialdehid yang bermakna. Dengan kata lain
pemberian kurkuminoid memberikan aktivitas antioksidan (Indrayati dan Adianto,
1997). Turmerin memiliki aktivitas antioksidan lebih ringgi daripada kurkumin.
Konsentrasi molar yang dibutuhkan untuk menadapatkan tingkat penghambatan
peroksidasi yang sama dalam sistem liposome maupun fosfatidil kolin dengan uji TBA
lebih sedikit daripada kurkumin. Potensi antioksidan tersebut disebabkan karena
turmerin kaya akan komposisi asam amino yang mengandung sulfur, yaitu metionin,
yang diketahui merupakan antioksidan. Sedangkan pada sampel segar kandungan
antioksidan lebih rendah dibandingkan sempel olahan sebesar 62,469%. Menurut Pratt
dan Hudson (1990) serta Shahidi dan Naczk (1995), senyawa antioksidan alami
tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa
golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam organik
polifungsional. Ditambahkan oleh Pratt (1992), golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol dan kalkon.

BAB IV. KESIMPULAN


Dari hasil praktikum pengujian kandungan antioksidan terhadap 20 macam
sampel dapat disimpulan sebagai berikut :

kandungan antioksidan terbesar terdapat pada sampel anggur segar jika

dibandingkan dengan sampel segar lainnya sebesar 94,498%.


Kandungan antioksidan terbesar terdapat pada sampel kunyit olahan sebesar

90,098%.
Kandungan antioksidan pada bahan segar lebih tinggi dari pada total

kandungan antioksidan bahan olahan atau minuman.


Rendahnya kandungan aktivitas antioksidan pada bahan dapat disesbabkan
beberapa faktor yaitu pH, suhu, cahaya, pengecilan ukuran bahan atau proses

penumbukan.
Sampel kedelai memiliki kandungan aktivitas antioksidan paling rendah baik
segar ataupun olahan dengan nilai segar sebesar -32,500% dan olahan
sebesar -62,563%.

DAFTAR PUSTAKA

Indrayati, N dan Andianto. 1997. Aktivitas Antioksidan Kurkuminoid terhadap


Perosidasi Lipid pada Monositdan Interaksinya dengan a-to/coferol. Universitas
Padjajaran. Bandung.
Pratt, D.E. and B.J.F. Hudson. 1990. Natural Antioxidants not Exploited Comercially. Di
dalam : B.J.F. Hudson (ed.). Food Antioxidants. Elsevier Applied Science,
London.
Shahidi, F. and M. Naczk. 1995. Food Phenolics. Technomic pub. Co. Inc, LancesterBasel.
Bravo, L. 1998. Polyphenols : Chemistry, Dietary Sources, Metabolism, and Nutritional
Significance. Nutrition Reviews, 56, 317-333.
Erickson DR, Pryde EH, Brekke OL, Mounts TL, dan Falb RA, 1980. Handbook of Soy
Oil Processing and Utilization. American Soybean. Association and the
American Oil Chemists Society, St. Louis, Missouri and Champaign, Illinois.
Felipe, C.F., S.F. Kamyla, L. Andr, N.S.B. Jos, A.N. Manoel, M.F. Marta dan S.V.
Glauce. 2008. Alterations in Behavior and Memory Induced by the Essential Oil
of Zingiber officinale roscoe (Ginger) in Mice are Cholinergic-Dependent.
Journal Medicinal Plants Res. 2 : 163-170

Lee, K.G dan T. Shibamoto. 2002. Determination of Antioxidant Potential of Volatile


Extracts Isolated from Various Herb and Spices. Journal Agric Food Chem. 50
(17) : 4947-4952.
Maharani, D. D. 2012. Size Reduction (Pengecilan Ukuran). Universitas Brawijaya.
Malang.
Keen CL, RR Holt, P Oteiza, C Fraga, HH Schmitz. 2005, Cocoa antioxidant and cardio
vascular health. Am. J. Clin. Nutrition. 81(1): 298-303.
Otman A, A Ismail, NA Ghani, I Adenan. 2007, Antioxidant capacity and phenolic
content of cocoa bean. Food Chemistry. 100(40):1523- 1530.
Weisburger JH. 2001. Chemopreventive effects of cocoa polyphenols on chronic
diseases. Experimental Biology and Medicine. 226:891-897.
Shafwatunida L, 2009. Secang. http://liew267wordpress.com . [Diunduh tanggal 19
November 2014]
Stuart, 2011. Medicine Philipine. stuartxchange.com/Sapan.html. [Diunduh tanggal 19
November 2014]
LAMPIRAN PERHITUNGAN

KELOMPOK 1 (Teh dan Minuman Teh)


1. Teh
Absorbansi Blanko

: 0,840

Absorbansi A1

: 0,069

Absorbansi B1

: 0,113

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Teh A1

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

Teh B1

(0,8400,069)
100 = 91,786%
0,840

penghambat=

total antioksidan=

(0,8400,113)
100 = 86,548%
0,840

91,786+ 86,548
= 89,167%
2

2. Minuman Teh
Absorbansi Blanko

: 0,840

Absorbansi A1

: 0,197

Absorbansi B1

: 0,194

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Minuman Teh A1

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,8400,197)
100 = 76,548%
0,840

Minuman Teh B1

penghambat=

total antioksidan=

(0,8400,194)
100 = 76,905%
0,840

76,548+76,905
= 76,726%
2

KELOMPOK 2 (Jahe dan Minuman Jahe)


1. Jahe
Absorbansi Blanko

: 0,381

Absorbansi A1

: 0,024

Absorbansi B1

: 0,188

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Teh A1

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,8310,024)
100 = 97,112%
0,381

Teh B1

penghambat=

total antioksidan=

(0,8310,188)
100 = 77,377%
0,831

97,112+ 77,377
= 87,244%
2

2. Minuman Jahe
Absorbansi Blanko

: 0,381

Absorbansi A1

: 0,631

Absorbansi B1

: 0,611

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Minuman Jahe A1

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,8310,631)
100 = 24,067%
0,831

Minuman Jahe B1

penghambat=

total antioksidan=

(0,8310,611)
100 = 26,474%
0,831

24,067+26,474
= 25,271%
2

KELOMPOK 3 (Kopi Bubuk dan Minuman Kopi Sangrai)


1. Kopi Bubuk
Absorbansi Blanko

: 0,840

Absorbansi A1

: 0,177

Absorbansi B1

: 0,223

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Kopi Bubuk

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,8400,177)
100 = 78,929%
0,840

Kopi Bubuk

penghambat=

total antioksidan=

(0,8400,223)
100 = 73,452%
0,840

78,929+73,452
= 76,190%
2

2. Minuman Kopi Sangrai


Absorbansi Blanko

: 0,840

Absorbansi A1

: 1,433

Absorbansi B1

: 1,204

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

Minuman Kopi Sangrai A1

penghambat=

(0,8401,433)
100 = -70,595%
0,840

Minuman Kopi Sangrai B1

penghambat=

total antioksidan=

(0,8401,204)
100 = -43,333%
0,840

(70,595)+(43,333)
= -56,964%
2

KELOMPOK 4 (Anggur dan Jus Anggur)


1. Anggur
Absorbansi Blanko

: 0,836

Absorbansi A1

: 0,047

Absorbansi B1

: 0,045

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Anggur

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,8360,057)
100 = 94,378%
0,836

Anggur

penghambat=

total antioksidan=

(0,8360,045)
100 = 94,617%
0,836

94,378+ 94,617
= 94,498%
2

2. Jus Anggur
Absorbansi Blanko

: 0,836

Absorbansi A1

: 0,110

Absorbansi B1

: 0,195

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Jus Anggur A1

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,8360,110 )
100 = 86,842%
0,836

Jus Anggur B1

penghambat=

total antioksidan=

(0,8360,195)
100 = 76,675%
0,836

86,842+76,675
= 81,758%
2

KELOMPOK 5 (Rosella dan Jus Crunberry)


1. Rosella
Absorbansi Blanko

: 0,812

Absorbansi A1

: 0,108

Absorbansi B1

: 0,081

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Rosella

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

penghambat=

(0,8120,108)
100 = 86,700%
0,812

Rosella

penghambat=

total antioksidan=

(0,8120,081)
100 = 90,025%
0,812

86,700+ 90,025
= 88,362%
2

2. Jus Crunberry
Absorbansi Blanko

: 0,812

Absorbansi A1

: 0,159

Absorbansi B1

: 0,087

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Jus Anggur A1

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,8120,159)
100 = 80,419%
0,812

Jus Anggur B1

penghambat=

total antioksidan=

(0,8120,087)
100 = 89,286%
0,812

80,419+89,286
= 84,852%
2

KELOMPOK 6 (Kakao dan Minuman Kakao)


1. Kakao
Absorbansi Blanko

: 0,403

Absorbansi A1

: 0,051

Absorbansi B1

: 0,062

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Kakao

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,4030,051)
100 = 87,345%
0,403

Kakao

penghambat=

total antioksidan=

(0,4030,062)
100 = 84,615%
0,403

87,345+84,615
= 85,980%
2

2. Minuman Kakao
Absorbansi Blanko

: 0,403

Absorbansi A1

: 0,259

Absorbansi B1

: 0,180

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Minuman Kakao A1

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,4030,259)
100 = 35,732%
0,403

Minuman Kakao B1

penghambat=

total antioksida n=

(0,4030,180)
100 = 55,335%
0,403

35,732+55,335
= 45,553%
2

KELOMPOK 7 (Kedelai dan Susu Kedelai)


1. Kedelai
Absorbansi Blanko

: 0,160

Absorbansi A1

: 0,231

Absorbansi B1

: 0,193

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Kedelai

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,1600,231)
100 = -44,375%
0,160

Kedelai

penghambat=

total antioksidan=

(0,1600,193)
100 = -20,625%
0,160

44,375+(20,625)
= -32,500%
2

2. Susu Kedelai
Absorbansi Blanko

: 0,160

Absorbansi A1

: 1,591

Absorbansi B1

: 0,718

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Susu Kedelai A1

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,1601,591)
100 = -894,375%
0,160

Susu Kedelai B1

penghambat=

total antioksidan=

(0,1600,718)
100 = -348,750%
0,160

894,375+(348,750)
= 621,563%
2

KELOMPOK 8 (Kunyit dan Minuman Kunyit)


1. Kunyit
Absorbansi Blanko

: 0,409

Absorbansi A1

: 0,158

Absorbansi B1

: 0,149

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Kunyit

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,4090,158)
100 = 61,369%
0,409

Kunyit

penghambat=

(0,4090,149)
100 = 63,570%
0,409

total antioksidan=

61,369+63,570
= 62,469%
2

2. Minuman Kunyit
Absorbansi Blanko

: 0,409

Absorbansi A1

: 0,038

Absorbansi B1

: 0,043

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blan ko

total antioksidan=

Minuman Kunyit A1

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,4090,038)
100 = 90,709%
0,409

Minuman Kunyit B1

penghambat=

total antioksidan=

(0,4090,043)
100 = 89,487%
0,409

90,709+ 89,487
= 90,098%
2

KELOMPOK 9 (Secang dan Minuman Kakao)


1. Secang
Absorbansi Blanko

: 0,416

Absorbansi A1

: 0,101

Absorbansi B1

: 0,131

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Secang

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,4160,101)
100 = 75,721%
0,416

Secang

penghambat=

total antioksidan=

(0,4160,131)
100 = 68,269%
0,416

75,721+68,269
= 71,995%
2

2. Minuman Kakao
Absorbansi Blanko

: 0,416

Absorbansi A1

: 0,235

Absorbansi B1

: 0,245

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Minuman Kakao A1

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,4160,235)
100 = 43,510%
0,416

Minuman Kakao B1

penghambat=

total antioksidan=

(0,4160,245)
100 = 41,106%
0,416

43,510+ 41,106
= 42,308%
2

KELOMPOK 10 (Pala dan Susu Jahe)


1. Palam
Absorbansi Blanko

: 0,416

Absorbansi A1

: 0,040

Absorbansi B1

: 0,040

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Pala

penghambat=

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

(0,4160,040)
100 = 90,385%
0,416

Pala

penghambat=

total antioksidan=

(0,4160,040)
100 = 90,288%
0,416

90,385+ 90,288
= 90,337%
2

2. Susu Jahe
Absorbansi Blanko

: 0,416

Absorbansi A1

: 0,291

Absorbansi B1

: 0,301

Rumus :

penghambat=

(|.|blanko|.|sampel )
100
|.|blanko

total antioksidan=

Susu Jahe A1

%penghambat A 1+%penghambat B 1
2

penghambat=

(0,4160,291)
100 = 30,048%
0,416

Susu Jahe B1

penghambat=

total antioksidan=

(0,4160,301)
100 = 27,644%
0,416

30,048+27,644
= 28,846%
2

LAMPIRAN FOTO

Você também pode gostar