Você está na página 1de 9

DESKRIPSI KASUS

a. Pemeriksaan Subyektif
Pasien datang ingin melanjutkan perawatan pada gigi depannya yang
sebelumnya telah dirawat saluran akar. Pasien tidak mengeluhkan sakit pasca perawatan
saluran akar.Pasien merasa kurang nyaman dengan giginya yang berlubang besar dan
ingin segera diperbaiki.
b. Pemeriksaan Obyektif
Gigi 11
Terdapat kavitas besar di incisal gigi hingga ke distal dan tumpatan SIK (lining) di
oriface pasca perawatan saluran akar
Perkusi : Palpasi : Foto Rontgen Periapikal gigi :
a. Gambaran radiograf menunjukkan area radiopak di saluran akar yang hermetis
pasca obturasi
b. Lamina dura tidak tampak.
c. Apek telah menutup dan tidak mengalami resopsi
Dx : gigi non vital pasca PSA
Tx : pasak dan mahkota jaket
Pasak berfungsi sebagai retensi inti & didesain untuk meminimalkan terjadinya
fraktur akar dari tekanan fungsional. Inti pasak logam (dowel core) adalah restorasi mahkota
dengan penambahan retainer tipe radikuler yang dibuat dengan maksud untuk menambah
retensi gigi pasca perawatan saluran akar.
Pasak:

Memberikan proteksi maksimum pada akar.

Retensi dalam akar.

Retensi maksimum untuk inti dan mahkota.

Proteksi maksimum pada margin mahkota yang ditutup semen.

Radiopak

Biokompatibel

4 faktor yang mempengaruhi retensi pasak:

1.

Panjang pasak.

2.

Diameter pasak.

3.

Keruncingan pasak.

4.

Konfigurasi permukaan pasak

1. Panjang Pasak
Ketentuan panjang pasak:

A=B
(B) Panjang pasak = (A) panjang mahkota klinis

B=D
(B) Panjang pasak = 2/3 (D) panjang akar

C menyisakan gutta perca sepanjang 4 mm ( 3-5 mm) dari apical

E=F
Utk melindungi akar dr fraktur maka :
panjang pasak dr alveolar crest ke apikal (E) paling tidak setengah dari panjang
akar yg tertanam dalam tulang (F)

2. Diameter pasak

Lebar pasak paling tidak 1/3 diameter akar

>1/3 dinding saluran akar menjadi tipis

<1/3 pasak dpt patah thd tekanan pengunyahan

Diameter pasak yg terlalu kecil dapat menyebabkan :

Pasak kehilangan retentif

Mudah patah terhadap kekuatan pengunyahan

3. Keruncingan pasak
Pasak bersisi sejajar lebih retentive namun memiliki potensi yang besar untuk
memecah akar. Pasak meruncing memiliki bentuk yang sama dengan akar gigi
(meruncing) namun juga memiliki potensi untuk fraktur di bagian pundak karena
bentuk corongnya (melebar ke arah pundak)
4. Konfigurasi permukaan pasak
Rata (smooth) bersifat pasif.
Bergerigi (serrated) lebih retentif dari pasak rata.
Bergalur (threaded) bersifat aktif & paling
retentive

Keputusan mengunakan inti pasak sebagai retensi tergantung pada beberapa factor:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ketebalan struktur gigi di sekeliling saluran akar


Tinggi dan besarnya struktur gigi supragingiva yang masih ada
Diameter gigi
Morfologi gigi
Tulang pendukungnya
Peran gigi pada restorasi akhir

Macam- macam pasak:


1. Pasak tuang
2. Pasak jadi buatan pabrik
1. Pasak Tuang (custom dowel core)
Indikasi pasak tuang:
a. Sisa gigi (mahkota) 1/3 arah servikal
b. Diameter saluran akar besar > 1/3 diameter akar
c. mahkota gigi pasca PSA yg sudah rusak dan tidak dpt direstorasi hanya dgn mahkota
jaket atau inlei
d. sebagai abutment GTC dan gigi GTS
e. koreksi gigi malposisi (sudah dirawat PSA)
Kontra indikasi pasak tuang:
a. close bite
b. kesehatan umum tidak baik
c. gigi berakar pendek (lebih pendek dari panjang mahkota dan tipis
d. Pasien dg bad habit
Kerugian :
-

Pemasangan pasak tidak bisa dlm 1x kunjungan

Keuntungan :
-

Dpt memperbaiki/koreksi posisi gigi yg ekstrim (pd gigi yg sdh dilakukan


PSA)

Syarat:

gigi sudah dilakukan PSA dengan hermetis

dentin saluran akar masih cukup tebal

tidak ada peradangan periapikal

jaringan periodontal sehat, tidak ada resorpsi horizontal maupun vertical

gigi tidak goyah

jaringan akar msh kuat, padat, keras, dinding saluran akar cukup tebal

posisi gigi memungkinkan peletakan inti dan mahkota tiruan, pd saat oklusi posisi
gigi antagonis hrs menyediakan tempat bagi inti/core dan ketebalan mahkota cukup

2. Pasak Buatan Pabrik


Indikasi :

Sisa gigi 1/3 arah servikal


Diameter saluran akar besar 1/3 diameter akar

Kerugian :

Tdk bisa utk koreksi gigi malposisi ex: labioversi fiber post

Keuntungan :

Modulus elastisitas = dentin tidak menyebabkan frakturfiber post

Keruncingan pasak:
1. Taperred
Keuntungan :
- pengurangan dinding saluran akar tdk banyak
- Dpt beradaptasi dg lebih baik bentuk saluran akar yg taperred
- Cocok utk saluran akar yg kecil misal Molar
Kerugian : kurang retentif dibandingkan paralel
2. Paralel
Keuntungan :

lebih retentif

Cocok utk saluran akar yg besar misal C, I1

Kerugian : pengurangan dinding saluran akar banyak


Mahkota jaket
Mahkota jaket adalah jenis restorasi gigi yang menutupi atau mengelilingigigi atau
gigi implant, dan terikat pada gigi dengan bantuan semen gigi. Mahkota jaket dapat dibuat
dari berbagai bahan, yang biasanya dibuat diluar menggunakan indirect method. Mahkota
jaket digunakan untuk meningkatkan kekuatan atau penampilan gigi.
Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan. PFM terdiri
atas beberapa lapisan yang difusikan secara kimia pada dasar kerangka metal. Substruktur
metal mendukung keramik dan membuat keramik bertahan lama terhadap beban dari
kekuatan mulut.
Kekurangan dan kelebihan PFM:

Keuntungan PFM adalah : unggul sebagai bahan langsung pada daerah yang
memerlukan tekanan tinggi; kekuatan pemakaian baik; tahan lama; dan estetis. Sedangkan
kerugian PFM adalah : relatif mahal; reaksi alergi; korosi; dan berpotensi terhadap reaksi
galvanic
Pemakaian restorasi PFM diindikasikan, antara lain:
a. Gigi anterior dengan ruang yang tidak cukup untuk restorasi all ceramic.
b. Kegagalan mahkota jaket porselen.
c. Restorasi yang mengutamakan estetis.
d. Situasi yang memerlukan kekuatan tinggi.
e. Kerusakan gigi menengah sampai tinggi yang memerlukan perbaikan kuspid
Kontraindikasi restorasi PFM:
a. Resiko kerusakan pulpa tinggi, biasanya pada usia muda dibawah 18 tahun.
b. Pasien dengan tekanan pengunyahan yang ekstrem.
c. Adanya kebiasaan bruksism dan kliking.
d. Adanya riwayat alergi terhadap metal pada logam tuang

c. Prosedur kerja
1. Kunjungan I
a. PREPARASI MAHKOTA
1) mahkota gigi dipotong menggunakan wheel stone kecil paling tidak 1/3
servikal (tergantung kasus)
2) pembentukan proksimal ( 6 ) dengan bur fisur ujung meruncing
3) pemotongan insisal dengan pembentukan bevel 45 selebar 2 mm
4) permukaan labial dikurangi 1,25 mm dengan bur fisur ujung datar,
pembuatan pundak 90 pada gingivo labial (masuk ke sulcus 1 mm)
5) pengurangan lingual/palatinal 1 mm mengikuti anatomi gigi. Pada
serviko lingual dibuat bentuk chamfer dengan bur fisur ujung membulat.
6) bila dinding singulum sangat pendek maka bagian lingual dibuat pundak.
7) penghilangan jaringan karies dengan bur bulat, hilangkan jaringan gigi
yang tidak didukung oleh dentin dan daerah undercut juga dihilangkan
PREPARASI SALURAN AKAR

1) guta perca diambil menggunakan gates gliden drill no 1 atau 2 (sesuaikan


dg kasus) disisakan 1/3 apikal Perhatikan letak rubber stop sehingga
pengurangan gutta perca dapat tepat. Dilanjutkan dg peeso reamer untuk
preparasi saluran pasak
Gates gliden drill dan peeso reamer:
merupakan instrument yang dijalankan dengan menggunakan mesin kecepatan rendah.
Digunakan padabagian 1/3 koronal akar untuk melebarkan orifice, preparasi ruang pasak, dan
untuk preparasi saluran akar bentuk corong. Panjang alat 32mm dengan panjang kerja 19mm,
terdiri dari 6 ukuran.

2) pembuatan kontra bevel di sekeliling preparasi dowel menggunakan bur


berbentuk nyala api untuk ketepatan dowel, mencegah patahnya gigi dan
mengarahkan kekuatan ke lateral
3) panjang preparasi pasak 2/3 panjang saluran sesuai ketentuan panjang
pasak. Untuk saluran akar yg kecil digunakan gates gliden drill.
4) bentuk preparasi saluran akar disesuaikan dg morfologi akar. Caninus
biasanya berbentuk oval labiolingual. Insisivus berbentuk triangular dg
puncaknya ke arah lingual
5) bentuk preparasi tidak boleh bulat karena akan mengakibatkan rotasi pada
pasak. Maka dibuat key way dg cara menggunakan bur fisur ujung datar
dilakukan pembuatan bentuk boks pd bagian dalam dinding saluran akar
selebar 0.8 - 1 mm, sepanjang 4 mm
6) Selanjutnya dibuat bevel dg bur fisur ujung meruncing atau bentuk torpedo.
Fungsi bevel yaitu sebagai resistensi agar gigi tidak pecah terhadap tekanan
pengunyahan
7) Setelah preparasi selesai dilakukan pencetakandiisi gips = model kerja
(masukkan lab)
8) Dibuatkan mahkota sementara
2. Kunjungan II
a. Tumpatan sementara dibukan saluran akar dibersihkan
b. Try in pasak
c. Saluran akar diirigasi dengan salin, kemudian dikeringkan dengan pepper
point steril. Isolasi dan keringkan area kerja
d. Oleskan semen ke saluran akar menggunakan lentulo dan juga olesi pasak
sebelum insersi (bahan sementasi bisa menggunakan SIK)
e. kemudian sementasi pasak dan inti logam tersebut
f. bersihkan gigi kemudian cetak dengan alginate untuk pembuatan work model
mahkota jaket
g. sambil menunggu mahkota jaket, dapat diinsersikan mahkota sementara
3. kunjungan III
a. isolasi daerah kerja
b. try in mahkota jaket
c. lakukan sementasi mahkota menggunakan bahan semengtasi mahkota seperti
SIK, semen resin, semen seng fosfat, semen plikarboksilat, dll
d. bersihkan sisa bahan sementasi yang masih di gigi
e. cek oklusi dengan articulating papper
Instruksi yang diberikan sama dengan instruksi pada pembuatan
mahkota jaket, dimana pasien diminta tidak menggunakan mahkota pasak untuk

menggigit sesuatu yang keras dengan sengaja. Pasien diminta untuk datang kembali
3 7 hari setelah pemasangan untuk diperiksa oklusi, keadaan sela gusi dan
kebersihan mulutnya.

Você também pode gostar