Você está na página 1de 18

PERCOBAAN III

FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL


I.

TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari praktikum ini adalah memeriksa fungsi sebagian besar

saraf otak besar dan memeriksa otak kecil.


II.
DASAR TEORI
Tubuh Mahluk hidup antara sistem yang satu dengan sistem yang lain
saling bekerja sama untuk menunjang kehidupan. Makhluk hidup perlu
mekanisme tertentu sehingga kerja sistem organ berlangsung serasi. Manusia
mengkoordinasi kerja sistem organ didalam tubuh salah satunya melalui saraf atau
kesatuan sistem yang disebut dengan sistem saraf. Sistem saraf adalah sistem
organ yang meregulasi atau mengatur sistem-sistem organ tubuh yang lain. Sistem
tersebut juga bertanggung jawab atas pengetahuan dan daya ingat yang dmiliki
manusia. Sistem saraf dibagi menjadi 2 yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi (Santoso, 2007).
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang (Latin:
'medula spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi
yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran
ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Ketiga
lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah:
A. Durameter, merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
B. Araknoid, disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan serebrospinalis, yaitu semacam cairan limfa
mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid

yang

adalah sebagai

bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.


C. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan
permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen

serta

mengangkut bahan sisa metabolisme (Cambell, 2004).


Otak diselimuti oleh suatu selaput tipis yang dinamakan meninges.
Meninges terdiri dari 3 lapisan, urutan dari luar ke dalam adalah duramater,
arachnoid, dan piamater. Antara piamater dan arachnoid atau durameter terdapat
cairan limfe yang berfungsi memelihara sel-sel otak supaya tetap basah. Hal

tersebut berkaitan dengan difusi oksigen dari pembuluh darah ke sel otak
(Santoso, 2007).
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada
tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. Penghantar
impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron. Kemudian terakhir efektor
adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).
Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. Otak mengendalikan
semua fungsi tubuh kita. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Jika otak
tersebut sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan
mental kita. Sebaliknya, apabila otak terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental
kita bisa ikut terganggu. Seandainya jantung atau paru-paru kita berhenti bekerja
selama beberapa menit, kita masih bisa bertahan hidup. Namun jika otak tersebut
berhenti bekerja selama satu detik saja, maka tubuh kita akan mati. Otak sebagai
organ yang paling penting dari seluruh organ di tubuh manusia (Cambell, 2004).
Otak terbentuk dari dua jenis sel, yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi
untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi
dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka
berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan
mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmitter.
Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagai sinapsis (Faizah,
2011).
Otak dewasa beratnya rata-rata sekitar 3 lb (1,5 kg) dengan ukuran sekitar
1.130 cm 3 pada wanita dan 1260 cm

pada pria, meskipun ada variasi individu

yang besar. Otak manusia berada pada berat 100 g rata-rata dari seorang wanita.

Otak adalah pusat sistem saraf. Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan
yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta selsaraf atau
neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan
fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan
cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap
pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu, terdapat kaitan
erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat
memenpengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi
perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti
pengenalan,

emosi,

ingatan,

pembelajaran

motorik

dan

segala

bentuk

pembelajaran lainnya (Santoso, 2007).


Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat
dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis
otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan,
koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan
melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan
mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan
pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi,
misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya
atau tidak mampu mengancingkan baju. Batang otak (brainstem) berada di dalam
tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke
tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi
dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh,
mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia
yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya. Batang otak dijumpai
juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang otak sering juga
disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur perasaan teritorial sebagai
insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika
orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.Batang Otak terdiri dari
tiga bagian, yaitu:

Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian

a.

teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak
tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata,
pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah

b.

kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla
mengontrol fungsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah,
pernafasan, dan pencernaan.
Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak

c.

bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga
atau tertidur
(Corwin, 2008).
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 13 Maret 2015, pukul
14.00-17.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Biologi Dasar Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Stopwatch, buku
bacaan, Cotton Bud dan pensil.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Bawang Putih,
Pala, Merica, Bubuk Kopi, Terasi, Bawang Putih, Kunyit dan Lengkuas.

III.

PROSEDUR KERJA
1. Nervus Olfakforius
Serbuk Kopi

- diisi kedalam botol lalu dibuka


- dilewatkan mendatar sejauh 8 cm dari muka
lubang subjek yang sedang duduk
Bawang Putih

Diisi satu siung secara melintang


Dilewatkan juga seperti botol kopi tadi
Diuji subjek apakah yang dapat
membedakan keduannya

HASIL

2. Nervus Opticus
Buku Bacaan

Dibuka
Ditandai awal suatu kalimat
Diuji coba subyek membaca kalimatkalimat itu mulai dari awal tanda selama

1 menit
Dihitung dan cataatlah banyaknya kata
yang dapat dibaca selama satu menit

HASIL

3. Nerfus Aculamotor
Pensil

Diuji coba subjek untuk terus mengawasi


pensil yang anda gerakkan beberapa kali
kearah vertikal, horizontal, serong kiri,
serong kanan dan berputar sambil

menjaga agar kepalanya tetap tidak


bergerak
Dapatkah dia mengikuti semua itu

4. Nervus Facialis

Hasil
Subjek

V.

Diuji sambil tersenyum sambil


menunjukkan giginya
Dikerutkan dahinya
Diangkat alisnya satu persatu maupun

Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Uji Saraf Kranial
1). Nervus Olfaktorius
No.

Nama

Bawang

Kopi

Serei

Lengkuas

Terasi

Putih
1.

One Safitri

2.

Lia Aprilyana

3.

Ridha Aulia Rahmi

4.

Ummy Shaliha A.R.

5.

Albert Oriya Indra G.

6.

Rayi Heristyara

7.

Silo Yosua

8.

Siti Aisyah

9.

Nur Halisah

10.

Nur Hidayah

11.

Aliefa Noor Amami

12.

Novika Mantaya

13.

Siti Aminah

14.

Syarifah Fahrunnisa

15.

Zis Sholeha

16.

Helda Dwi Magitasari

17.

Harry Nur Iswandi

18.

Putri Tiyara J.B.

19.

Abdul Hafiz

20.

Raisa Hanifa Sedar

21.

Fidhi Widya Sari

22.

Nurul Husna

23.

Dinda Novianita

24.

Noor Risawati

25.

Rahmadawati

26.

Santi Arisna Yanti

27.

Alifa Karunia Rizki

28.

Nellah Nur Shabrina

29.

M. Fazrul Rahman

30.

Bayu Tejo Mukti

2). Nervus Opticus


No.

Nama

Banyak Kata Waktu (detik)

1.

Ridha Aulia Rahmi

66

60

2.

Alifa Karunia R.

90

60

3.

Albert Oriya Indra G.

82

60

4.

Rayi Heristyara

61

60

5.

Silo Yosua

106

60

6.

Siti Aisyah

90

60

7.

Nur Halisah

113

60

8.

Nur Hidayah

80

60

9.

Aliefa Noor Amami

61

60

10.

Novika Mantaya

55

60

11.

Siti Aminah

78

60

12.

Lia Aprilyana

63

60

13.

Syarifah Fahrunnisa

103

60

14.

Zis Sholeha

71

60

15.

Helda Dwi Magitasari

77

60

16.

Harry Nur Iswandi

50

60

17.

Dinda Novianita

64

60

18.

Abdul Hafiz

88

60

19.

Santi Arisna Yanti

74

60

20.

Putri Tiyara J.B.

72

60

21.

Fidhi Widya Sari

88

60

22.

Raisa Hanifa Sedar

87

60

23.

Nurul Husna

65

60

24.

One Safitri

101

60

25.

Rahmadawati

56

60

26.

Nellah Nur Shabrina

65

60

27.

Noor Risawati

90

60

28.

M. Fazrul Rahman

72

60

29.

Bayu Tejo Mukti

77

60

3). Nervus Aculomotor


No.

Nama

Vertikal Horizontal Serong Serong Berputar

Kiri

Kanan

1.

Ridha Aulia Rahmi

2.

Ummy Shaliha
A.R.

3.

Albert Oriya Indra


G.

4.

Rayi Heristyara

5.

Silo Yosua

6.

Siti Aisyah

7.

Nur Halisah

8.

Nur Hidayah

9.

Aliefa Noor Amami

10.

Alifa Karunia R.

11.

Siti Aminah

12.

Lia Aprilyana

13.

Syarifah
Fahrunnisa

14.

Zis Sholeha

15.

Helda Dwi
Magitasari

16.

Harry Nur Iswandi

17.

Dinda Novianita

18.

Abdul Hafiz

19.

Santi Arisna Yanti

20.

Putri Tiyara J.B.

21.

Fidhi Widya Sari

22.

Raisa Hanifa Sedar

23.

Nurul Husna

24.

One Safitri

25.

Rahmadawati

26.

Nellah Nur
Shabrina

27.

Noor Risawati

28.

M. Fazrul Rahman

29.

Bayu Tejo Mukti

4). Nervus Facialis


No.

Nama

Gigi

Pipi

Dahi

Alis
Kanan

Alis
Kiri

1.

Ridha Aulia Rahmi

2.

Ummy Shaliha A.R.

3.

Albert Oriya Indra G.

4.

Rayi Heristyara

5.

Silo Yosua

6.

Siti Aisyah

7.

Nur Halisah

8.

Nur Hidayah

9.

Aliefa Noor Amami

10.

Novika Mantaya

11.

Siti Aminah

12.

Lia Aprilyana

13.

Syarifah Fahrunnisa

14.

Zis Sholeha

15.

Helda Dwi Magitasari

16.

Harry Nur Iswandi

17.

Dinda Novianita

18.

Abdul Hafiz

19.

Santi Arisna Yanti

20.

Putri Tiyara J.B.

21.

Fidhi Widya Sari

22.

Raisa Hanifa Sedar

23.

Nurul Husna

24.

One Safitri

25.

Rahmadawati

26.

Nellah Nur Shabrina

27.

Noor Risawati

28.

M. Fazrul Rahman

29.

Bayu Tejo Mukti

Uji Saraf Otak Kecil


No

Nama

Kerja
1

Syarifah Fahrunnisa

Harry Nur Iswandi

One Safitri

Putri Tiyara J.B.

Raisa Hanifa Sedar

Fidhi Widya Sari

Nurul Husna

M. Fazrul R.

Ridha Aulia Rahmi

10

Zis Sholeha

11

April Aprilia

12

Siti Aminah

13

Siti Aisyah

14

Helda Dwi Magitasari

15

Nur Halisah

16

Aliefa Noor Amami

17

Santi Arisna Yanti

18

Rahmadawati

19

Dinda Novianita

20

Nellah Nur Shabrina

21

Rayi Heristyara

22

Noor Risawati

23

Silo Yosua

24

Alifa Kurnia Rizky

25

Abdul Hafiz

26

Bayu Tejo Mukti

B. PEMBAHASAAN
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental,
yaitu yang berkaitan dengan kepandaian, ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Otak kecil
mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya, maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Otak besar tersusun atas dua hemister serebral. Serebrum juga terdiri atas
korteks serebral, ventrikel I dan II, korpus kalosum, fisura, sulkus, dan girus.
Kortek terdiri dari enam lapisan sel dan serbut sel. Vantrikel I dan II terletak di

dalam hemister serebral. Korpus kolasum terdiri dari serabut termielinisasi, dan
menyatukan kedua hemister. Setiap hemister terbagi oleh fisura dan kulkus
menjadi empat lobus. Fungsi girus yaitu bertanggung jawab untuk aktivitas
motorik volunteer yaitu girus prasentral, dan girus postural yang terlibat dalam
aktivitas sensorik. Pada uji saraf cranial atau uji otak besar ini dilakukan dengan
uji nervus olfaktorius, nervus opticus, nervus aculomotor, dan nervus facialis.
1. Nervus Olfaktorius
Sifatnya sensorik menyerupai hidung membawa rangsangan aroma dari
rongga hidung keotak. Fungsinya saraf pembau yang keluar dari otak di bawah
dahi yang disebut lobus olfaktorius, kemudian saraf ini melalui lubang hidung
yang ada didalam tulang tapis akan menuju rongga hidung selanjutnya menuju
sel-sel indera.
2. Nervus Opticus
Nervus optikus merupakan kumpulan akson yang berasal dari sel-sel
ganglioner pada seluruh retina. Satu mata mengandung kira-kira 1,25 juta akson.
Nervus optikus membentang dari bagian polus posterios mata sampai khiasma
optikum. Setelah bersilangan, serabut saraf berjalan melalui traktus optikus
menuju badan genikulatum lateral dengan total panjang nervus optikus 35-55 mm.
3. Nervus Aculomotor
Nervus aculomotor sebagai penggerak bola mata dan mengangkat kelopak
mata. saraf penggerak bola mata keluar dari sebelah tangkai otak dan menuju ke
lekuk mata dan mengusahakan persarafan otot yang mengangkat kelopak mata
atas, selain dari otot miring atas mata dan otot lurus sisi mata.
4. Nervus Facialis
Serabut-serabut motorisnya pensarafan otot-otot lidah dan selaput lendir
rongga mulut. Didalam saraf ini terdapat serabut-serabut saraf otonom
(parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala. Fungsinya sebagai mimik wajah dan
menghantarkan rasa pengecap, yang mana saraf ini keluar disebelah belakang dan
beriringan dengan saraf pendengar.
Uji nervus olfaktorius dilakukan dengan menutup mata probandus dengan
penutup kepala, agar probandus tidak mengetahui bahan apa yang akan diciumnya
sehingga akan mengetahui kepekaan dari nervus olfaktorius. Selanjutnya kopi

dilewatkan secara mendatar sejarak 8 cm dari muka hidung. Kemudian probandus


ditanya apakah dia dapat membau sesuatu yang telah dilewatkan tadi dan jika
memang dapat membau maka probandus menebak bau apa yang telah dia cium.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kepekaan probandus dalam membau dan
menebak bau yang telah diuji.Sedangkan untuk bawang putih, bawang merah,
sambal terasi, dan merica masing-masing secara bergantian dilewatkan secara
melintang dengan jarak 8 cm dari muka hidung. Kemudian sama halnya dengan
kopi probandus ditanya apakah dia dapat membau sesuatu yang telah dilewatkan
tadi dan jika memang dapat membau maka probandus menebak bau apa yang
telah dia cium berfungsi untuk mengetahui kepekaan probandus dalam membau
dan menebak bau yang telah diuji. Hasil dari setiap uji dicatat oleh asisten
probandus pada tebel pengamatan. Perlakuan sama pada setiap probandus
sehingga akan mempermudah perbandingan dari hasil uji nervus olfaktorius.
Hasil uji nervus olfaktorius pada masing-masing sampel praktikan biologi
angkatan 2013 dengan perlakuan yang sama diperoleh hasil yang berbeda-beda.
Dapat disimpulkan hanya ada tujuh praktikan yang mampu membedakan kesemua
sampel dari serbuk kopi, bawa, bawang putih, pala, kunyit, lengkuas dan merica
yaitu Syarifah Fahrunnisa, Putri Tiyara J.B, Abdul Hafiz, Dinda Novianita, Noor
Risawati, Rahmadawati, dan Bayu Tejo Mukti . Sedangkan praktikan lain banyak
yang tidak mengetahui bau apa dari sampel tersebut. Hal ini dikarenakan
praktikan ada yang sedang sakit yaitu pilek atau hidung tersumbat selain itu ada
fungsi saraf yang kurang berfungsi dengan baik dan ketidak konsentrasian
praktikan juga akan mempengaruhi karena tidak konsentrasi menyebabkan dia
tidak bisa menyebutkan sampel itu berbau apa.
Uji nervus opticus dimana praktikan harus mampu berkonsentrasi untuk
membaca buku bacaan yang penuh dengan tulisan dengan cepat dan baik.
Pembaca terbaik ditemukan pada praktikan adalah Nur halisah yaitu 113 kata per
30 detik dan pembaca terlambat adalah Harry Nur Iswandi yaitu 50 kata per 30
detik. Hal ini sesuai dengan kemampuannya masing-masing manusia dan
kemungkinan praktikan ada penglihatan matanya tidak jelas.
Uji nervus acolomotor yang dilakukan harus dapat berkonsentrasi dan
memperhatikan setiap gerakan yang ditunjukkan oleh asisten praktikum yang

sebelumnya diperkenalkan 5 gerakkan diantaranya akan diikuti oleh probandus


yaitu berupa putar, serong kanan, serong kiri, vertikal, dan horizontal. Kemudian
untuk mempermudah asisten probandus merekap hasil maka asisten harus menulis
setiap gerakan yang dilakukan oleh probandus dan menandai apakah ia bisa
melakukannya atau tidak. Selanjutnya asisten praktikum melakukan 5 gerakan
secara berturut-turut, kemudian diperhatikan secara seksama oleh probandus
untuk selanjutnya akan dilakukan oleh probandus sesuai dengan apa yang telah
dilihat oleh probandus dari gerakan asisten praktikum. Dari hasil catatan asisten
probandus akan dicocokkan dengan jawaban yang benar dari asisten praktikun.
Pencocokan jawaban gerakan tersebut untuk mengetahui kesalahan yang
dilakukan oleh probandus. Hasilnya dua belas probondus mampu mengerakan otot
mata mengikuti benda yang digerakan asisten. Dari hasil pengujian dapat
diketahui bahwa hampir seluruh praktikan mampu melakukannya dengan baik
tanpa menggerakkan kepalanya. Hal ini dikarenakan kurang konsentrasi sehingga
ia tidak dapat melakukannya dengan baik.
Uji nervus facialis, saraf ini terdapat serabut-serabut saraf otonom
(parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala. Fungsinya sebagai mimik wajah dan
menghantarkan rasa pengecap, yang mana saraf ini keluar disebelah belakang dan
beriringan dengan saraf pendengar.Uji ini probondus harus menggerakkan kulit
kepala dan wajah sesuai yang diperintahkan asisten. Dari hasil pengujian dapat
diketahui delapan sampel praktikan mampu melakukan kontrol otot wajah.
Pengujian yang terakhir adalah uji saraf otak kecil. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui kerja dari saraf otak kecil dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Alat yang diperlukan dalam uji ini
hanya beberapa lembar kertas yang telah berisikan lembaran-lembaran perintah
yang nantinya akan dilakukan oleh probandus dan stopwatch atau penghitung
waktu. Pertama probandus berdiri dengan jarak 1 meter dari asisten praktikum.
Selanjutnya asisten akan menunjukkan lembaran kertas pada probandus yang akan
dibaca selama 10 detik dengan menggunakan stopwatch. Selama 10 detik
probandus hanya disuruh membaca dan memahami apa maksud dari perintah
dalam lembaran kertas tersebut tanpa melakukan gerakan sebelum 10 detik itu
berakhir. Setelah 10 detik berakhir, waktu dicatat yang dibutuhkan probandus

dalam memahami dan melakukan gerakan yang telah diperintahkan dalam kertas
tersebut dan dituliskan dalam tabel pengujian oleh asisten probandus. Kemudian
asisten praktikum akan mengkoreksi setiap gerakan yang dilakukan oleh
probandus dari pemahaman perintah baik salah ataupun benar. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh probandus dalam melakukan
perintah dalm kertas tersebut.Selanjutnya dicatat oleh asisten probandus dalam
tabel pengujian dengan ketentuan jika benar adalah tanda benar (), dan jika
salah diberi tanda salah (x). Penggunaan simbol-simbol plus ini akan
mempermudah asisten probandus dalam pencatatan kesalahan oleh probandus.
Setiap probandus melakukan perintah uji saraf otak kecil ini sebanyak tiga kali
dengan perintah dari kertas yang berbeda. Dan uji ini dilakukan oleh setiap
probandus dengan perlakuan sama, sehingga akan mempermudah dalam analisis
perbandingan dalam kondisi berbeda oleh probandus.
VI.

KESIMPULAN
Dari percobaan fungsi saraf otak besar dan otak kecil (uji saraf cranial

dan uji saraf otak kecil) yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan,
yaitu:
1. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh.
2. Uji nervus olfaktorius hanya ada tujuh praktikan yang mampu membedakan
kesemua sampel dari serbuk kopi, bawa, bawang putih, pala, kunyit, lengkuas
dan merica yaitu Syarifah Fahrunnisa, Putri Tiyara J.B, Abdul Hafiz, Dinda
Novianita, Noor Risawati, Rahmadawati, dan Bayu Tejo Mukti.
3. Uji nervus opticus praktikan harus mampu berkonsentrasi untuk membaca
buku bacaan yang penuh dengan tulisan dengan cepat dan baik. Pembaca
terbaik ditemukan pada praktikan adalah Nur halisah yaitu 113 kata per 30
detik dan pembaca terlambat adalah Harry Nur Iswandi yaitu 50 kata per 30
detik.
4. Uji nervus acolomotor hasilnya dua belas probondus mampu mengerakan otot
mata mengikuti benda yang digerakan asisten.

5. Uji nervus facialis hanya delapan sampel probondus mampu melakukan


kontrol otot wajah.
6. Uji saraf otak kecil yang mampu mengikuti 9 bacaan di kertas HVS 1 adalah
tidak ada yang berhasil karena

sistem saraf otak kecil tidak mampu

berkonsentrasi dengan baik.


7. Otak besar berfungsi dalam mengontrol aktivitas mental yang dilakukan
secara sadar, melibatkan saraf-saraf kranial atau saraf yang keluar dari
otak, antara lain:
A.

Nervus olfactorius, yang mengatur penciuman

B.

Nervus opticus, yang mengatur penglihatan

C.

Nervus oculomotor, yang mengatur pergerakan bola mata, elevasi


alis, konstriksi pupil, dan penebalan lensa.

D.

Nervus facialis, yang mengatur pergerakan otot wajah

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece Mitchell. 2004. Biologi Edisi Ke-5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Corwin, E. J. 2008. Handbook of Pathopophysiology third edition. Lippicott
Williams and Wilkins: United States of American.
Faizah N, 2011. Fungsi Khusus Syaraf Otak Kecil dan Besar pada Manusia usia
Lanjut. Biologi FMIPA Brawijaya; Jakarta.
Santoso, B .2007. Biologi. Interplus: Jakarta.

Você também pode gostar