Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HEMATURIA
Untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah
di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Pembimbing :
dr. Ahmad Aryono, Sp.B
Disusun oleh :
Nushroh Ulfah Azzahro Hariyono
H2A010036
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Darah dalam kemih merupakan suatu tanda yang perlu segera di
tindak lanjuti dengan berbagai pemeriksaan laboratorium. Hematuria
merupakan suatu gejala yang penting pada berbagai penyakit ginjal dan
salurannya, sedangkan proteinuria lebih memiliki arti dalam hal
diagnostic dan prognostic penyakit.
Hematuria dapat merupakan tanda dari suatu penyakit yang
serius sehingga oleh karenanya sangat penting untuk di pastikan adanya
sel darah merah dalam saluran kemih serta ditentukan tingkat
keparahannya dan persistensinya. Penanganan pasien dengan hematuria
yang disertai dengan proteinuria dan penurunan fungsi ginjal tidak
banyak diperdebatkan, tetapi penanganan pasien dengan isolated
hematuria merupakan hal yang masih selalu menjadi perdebatan.
Hematuria dapat dijumpai dalam berbagai keadaan, seperti
misalnya: sebagai bagian dari suatu episode hematuria makroskopi ,
sebagai gejala dari infesi saluran kemih atau sebagai tanda lain dari
suatu kebetulan yang ditemukan dalam pemeriksaan rutin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Bagian-bagian ureter:
1. pars abdominalis (nempel di peritoneum parietal) : yang berada
dari pelvis renalis sampai menyilang vasailiaka
2. pars pelvic : mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai
masuk kekandung kemih.
3. pars intra-muralis (menembus vesica urinaria).
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos.
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
Lapisan-lapisan ureter:
1. tunica mucosa (dalam)
2. tunica muscularis
m. longitudinalis interna
m. circularis
m. longitudinalis externa
tunica serosa
Letak:
3) Kandung Kemih
Organ tubuh yang mengumpulkan air kencing yang
dikeluarkan oleh ginjal sebelum dibuang. Air kencing memasuki
kandung kemih lewat ureter dan keluar lewat uretra. Kandung kemih
atau buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapisan
otot detrusor yang saling beranyaman. Ia terletak tepat di belakang
pubis di dalam rongga pelvis. Kandung kemih dapat menyimpan urin
orang dewasa pada umumnya kurang lebih 500 ml. Secara anatomi
kandung kemih terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan superior,
permukaan inferiolateral dan permukaan posterior. Kandung kemih
yang kosong pada orang dewasa terletak di dalam pelvis, bila
kandung kemih terisi maka dinding atasnya masuk ke daerah
abdomen (hipogastrium).
4) Urethra
Uretra masculina dibagi menjadi dua bagian,yaitu:
1. Uretra posterior adalah proximal terhadap diafragmaurogenitalis
dan termasuk bagian membranosadan prostatik.
a) Pars prostatica : bagian uretra yang melewatiprostat.
7
menjadi jauh lebih tebal dan, oleh karena itu disebut bagian tebal
cabang asenden. Pada ujung cabang asenden tebal terdapat pada
bagian yang pendek, yang sebenarnya merupakan plak pada
dindingnya, dan dikenla sebagai makula densa. Seperti yang akan
dibahas kemudian, makula densa memainkan peranan penting dalam
mengatur fungsi nefron. Setelah makula densa, cairan masuki
tubulus distal, yang terletak pada korteks renal (seperti tubulus
proksimal). Tubulus ini kemudian dilanjutkan dengan dengan
tubulus renalis arkuatus dan tubulus koligentes kortikal, yang
menuju ke duktus koligentes kortikal. Bagian awal dari 8 sampai 10
duktus koligentes kortikal bergabung membentuk duktus koligentes
tunggal yang lebih besar, yang turun ke medula dan menjadi duktus
koligentes medula. Duktus koligentes bergabung membentuk duktus
yang lebih besar secara progresif, yang akhirnya mengalir menuju
pelvis renal melalui ujung papila renal. Setipa ginjla, mempunyai
kira-kira 250 duktus koligentes yang sangat besar, yang masingmasing mengumpulkan urin dari sekitar 4000 nefron.
Perbedaan struktur nefron di berbagai area: nefron kortikal dan
nefron jukstamedular.
Meskipun setiap nefron mempunyai semua komponen seperti
yang digambarkan di atas, tetapi tetap terdapat beberapa perbedaan,
bergantung pada seberapa dalam letak ginjal pada massa nefron.
Nefron yang memiliki glomerulus dan terletak di korteks sis luar
disebut nefron kortikal; nefron tersebut memiliki ansa Henle pendek
yang hanya sedikit menembus ke dalam medula. Kira-kira 20-30%
nefron mempunyai glomerulus yang terletak di korteks renal sebelah
dalam dekat medula, dan disebut nefron jukstamedular. Nefron ini
mempunyai ansa Henle yang penjang dan masuk sangat dalam ke
medula. Pada beberapa kasus, ansa Henle berjalan hingga ke ujung
papila renal. Struktur vaskular yang menyuplai nefron jukstamedular
juga berbeda dengan yang menyuplai nefron kortikal. Pada nefron
kortikal, seluruh tubulus dikelilingi oleh jaringan kapiler peritubular
yang luas. Pada nefron jukstamedular, arteriol eferen yang panjang
11
IV.
Mikturisi (Berkemih)
Mikturisi adalah proses pengosongan kandung kemih setelah
terisi dengan urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama: Pertama,
kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan dalam
dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas; keadaan ini
akan mencetuskan tahap kedua, yaitu adanya refleks saraf (disebut
refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung kemih atau,
jika gagal, setiknya akan menyebabkan keinginan berkemih yang
didasari. Meskipun refleks mikturisi adalah refleks medula spinalis
yang bersifat autonom, refleks ini dapat dihambat atau difasilitasi
oleh pusat-pusat di korteks serebri atau batang otak.
V.
kalises
ginjal.
Urin
merenggangkan
kalises
dan
otot polos yang dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis serta
neuron dan serabut saraf pleksus intramural yang meluas di
sepanjang ureter. Seperti otot polos siveral lainnya, kontraksi
peristaltic pada ureter diperkuat oleh rangsangan parasimpatis dan
dihambat oleh rangsangan simpatis.
Ureter memasuki kandung kemih melalui otot detrusor di
dalam area trigonum kandung kemih. Biasanya ureter berjalan
miring sepanjang beberapa sentimeter ketika melawati dinding
kandung kemih. Tonus normal otot detrusor di dalam kandung kemih
cenderung akan menekan ureter, dengan demikian mencegah aliran
balik urin dari kandung kemih ketika terbentuk tekanan di dalam
kandung kemih selama mikturisi atau selama kompresi kandung
kemih.
Setiap gelombang peristaltik sepanjang ureter meningkatkan
tekanan di dalam ureter sehingga daerah yang menuju kandung
kemih membuka dan memungkinkan aliran urin ke dalam kandung
kemih. Pada beberapa orang, jarak yang ditempuh ureter di dalam
dinding kandung kemih lebih pendek dari normal, sehingga
kontraksi kandung kemih selama mikturisi tidak selalu menyebabkan
oklusi ureter yang lengkap. Sebagai akibatnya, sebagian neuuron di
dalam kandung kemih didorong ke belakang ke arah ureter, kondisi
ini disebut refluks vesikoureter. Refluks semacam ini dapat
menyebabkan pembesaran ureter dan, jika berat, dapat meningkatkan
tekanan
dalam
kalises
ginjal
dan
struktur
medula
ginjal,
HEMATURIA
a) Definisi
Hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah merah di
dalam urine. Penemuan klinis sering di dapatkan pada populasi
orang dewasa, dengan prevalensi yang mulai dari 2,5% menjadi
13
Hematuria makroskopik
Hematuria makroskopik adalah hematuria yang dapat dilihat
secara kasat mata sebagai urine yang berwarna merah, mungkin
tampak pada awal miksi atau pada akhirnya yang berasal dari daerah
posterior uretra atau leher kandung kemih. Hematuria makroskopik
yang berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena dapat
menimbulkan penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang
dapat menyumbat aliran urine, eksanguinasi sehingga menimbulkan
syok hipovolemik/anemi, dan menimbulkan urosepsis.
Hematuria mikroskopik.
Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang tidak dapat
dilihat secara kasat mata sebagai urine yang berwarna merah tetapi
pada pemeriksaan mikroskopik diketemukan lebih dari 2 sel darah
merah
per
lapangan
pandang.
Meskipun
gross
hematuria
mengenai
definisi
American
yang
Urological
tepat
dari
Association
hematuria
(AUA)
14
mobilis.
Trauma yang mencederai sistem urogenitalia.
Batu saluran kemih
15
c) Epidemiologi
Insiden hematuria kasar tidak diketahui dengan pasti
tetapi pastinya kurang lebih sedikit dibanding dengan hematuria
mikroskopik. Hematuria kasar dilaporkan berjumlah 1,3/1.000 pada
kunjungan ruang gawat darurat pediatri pasien yang berobat pada
instalasi gawat darurat pada sebuah penelitian retrospektif.
Hematuria mikroskopik bukan hal jarang, terjadi pada 32/1000
anak perempuan usia sekolah dan 14/1000 anak laki-laki. Dimana
hematuria kasar tejadi pada <1% pada anak. Meskipun etiologi
sering dengan mudah ditentukan, namun sisa diagnosis yang sulit
ditentukan banyak.
Greenfield et al, baru-baru ini menampilkan dalam 10 tahun
pengalaman dan menemukan bahwa tidak diketahui etiologinya pada
16
118 dari 342 anak (34%) di klinik urologi pediatri. Senada dengan
peneilitian ini, dua penelitian pada praktek pediatri nefrologi
dilaporkan gagal untuk membuat diagnosis pada 38-44% anak.
Setiap
dikonfirmasikan
hematuria,
adalah
penting
untuk mengkategorikan sebagai hematuria glomerular atau nonglomerular jadi evaluasi bisa fokus pada diagnosis tertentu.
Menetukan lokasi perdarahan akan memandu kepada gejala-gejala
yang berhubungan, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit
keluarga, pemeriksaan fisik dan karakteristik urin.
d) Klasifikasi
4.1
Hematuria makroskopik
Pasien dengan hematuria kasar / hematuria makroskopik
sering datang dengan keluhan dengan perubahan warna urin,
kadangkala mungkin terdapat laporan ditemukannya darah pada
popok atau celana dalam.
Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat
mata dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah. Langkah
pertama dalam pendekatan pasien yang tersangka hematuria kasar
adalah mengkonfirmasikan diagnosis hematuria melalui urinalisis
dan pemeriksaan mikroskop dari sedimen urin. Pada bayi, endapan
kristal urat, mungkin menyebabkan warna merah atau merah muda
pada
popok
sehingga
membingungkan
dengan
hematuria,
17
(sulfonamid,
nitrofurantion,
salisilat,
penazopiridin,
nonglomerular. Keadaan
klots
atau
kristal
akan
18
Wilms.
Terjadinya
hematuria
setelah
trauma
ringan
terbanyak
hematuria
glomerular
termasuk
ruam,
purpura,
atritis,
ganglomerulonefritis.
atau
batuk
Pertumbuhan
akan
ginjal
konsisten
yang
buruk
den
akan
Hematuria mikroskopik
Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat
mata tidak dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah tetapi
pada pemeriksaan mikroskopik diketemukan > 3 sel darah merah per
lapangan pandang.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya tekanan pada
akhir kencing yang membuat pembuluh darah kecil melebar. 3. Total
hematuria, jika darah keluar dari awal hingga akhir kencing. Hal ini
kemungkinan akibat darah sudah berkumpul dari salah satu organ
seperti ureter atau ginjal.
Keluhan memegang peranan penting untuk menentukan ke
arah mana pemeriksaan selanjutnya, seperti kapan terjadi hematuria,
bagaimana nyerinya dan daerah mana yang terasa nyeri apakah di
pinggang, perut bawah atau perut bagian tengah.
Untuk mendiagnosis hematuria biasanya dilakukan tes urin
dengan menggunakan dipstick, jika hasilnya positif terdapat darah
maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan mikroskop, lalu
dilanjutkan dengan pemeriksaan cytology urine dan pemeriksaan
fisik. Jika dalam analisis urine ditemui adanya protein, nitrit atau
leukosit, maka kemungkinan terjadi infeksi pada saluran urine (urine
tract infection / UTI) yang bisa disebabkan oleh bakteri ataupun
virus. Hematuria bisa menjadi indikasi adanya gangguan yang serius
pada tubuh dan biasanya terjadi tanpa adanya gejala yang muncul
sehingga sering diabaikan. Selain itu, mengonsumsi air putih yang
banyak
sehingga
warna
urinenya
lebih
jernih
tidak
bisa
menyembuhkan hematuria.
20
e) Diagnosis
Evaluasi Diagnosis .
Harus diyakinkan dahulu, benarkah seorang pasien menderita
hematuria, pseudo hematuria, atau perdarahan per-uretra. Pseudo
atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau
kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel darah merah.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena hemoglobinuria,
mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis
makan/minum bahan yang mengandung pigmen tumbuh-tumbuhan
yang berwarna merah, atau setelah mengkonsumsi beberapa obatobatan tertentu antara lain: fenotiazin, piridium, porfirin, rifampisin,
dan fenolftalein. Perdarahan per-uretra adalah keluarnya darah dari
meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi, hal ini sering
terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra. (Mellisa C Stoppler,
2010).
Hemoglobinuria tanpa hematuria dapat disebabkan oleh
adanya hemolisis. Mioglobinuria tanpa hematuria terjadi pada
sindrom rabdiomiolisis setelah cedera otot rangka dan disertai
peningkatan sebanyak lima kali pada kadar kreatin kinase plasma.
Rabdomiolisis dapat terjadi secara sekunder akibat miositis viral,
luka
remuk,
abnormalitas
elektrolit
berat
(hipernatremia,
atau
HEME NEGATIF
Obat-Obatan
Chloroquine
Deferoxamine
Ibuprofen
Iron sorbitol
Metronidazole
Nitrofurantoin
Phenazopyridine
Phenolphthalein
Phenothiazines
Rifampin
Salisilat
Sulfasalazine
Bahan Pewarna Buah atau Sayuran
Bahan Pewarna Makanan Sintetik
Metabolit
Asam homogentisat
Melanin
Methemoglobin
Porfirin
Tirosinosis
Urat
Gambar 3. Penyebab Positif Palsu pada Tes Hematuria
Penyebab hematuria dapat dilihat pada tabel Sumber
hematuria di dari saluran kemih bagian atas berasal dari nefron
(glomerulus, tubulus kontortus dan interstisium). Hematuria di
saluran kemih bagian bawah berasal dari sistem pelvokaliks, ureter,
kandung kemih dan uretra. Hematuria yang berasal dari nefron
seringkali tampak sebagai urin berwarna coklat, coklat cola, atau
merah keunguan, disertai proteinuria (>100 mg/dL dengan dipstick),
terdapat cast SDM dan akantosit atau kelaianan bentuk SDM lain
pada pemeriksaan mikroskopik urin.
Hematuria yang berasal dari tubulus kontortus dapat dilihat
dari keberadaan cast leukosit atau
saat aliran urin akan berakhir), bekuan darah, morfologi urin SDM
normal, dan proteinuria minimal pada dipstick (<100 mg/dL).
INISIAL
TOTAL
TERMINAL
Terjadi pada
Awal miksi
Akhir misi
Tempat
Uretra
kelainan
ginjal
Gambar 5. Porsi hematuria pada saat miksi
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus fokus pada deteksi hipertensi yang
hadir bersamaan dengan sindrom nefritik dan penyakit pembuluh
darah ginjal, edema terkait dengan sindrom nefrotik, massa perut
atau panggul teraba menyarankan ginjal neoplasma, dan adanya
nyeri ketok kostovertebral atau nyeri tekan suprapubik berhubungan
dengan infeksi saluran kemih. Pemeriksaan rektal pada pria dapat
mengungkapkan nodularitas prostat atau pembesaran sebagai
penyebab potensial.
Pada pemeriksaan diperhatikan adanya hipertensi yang
mungkin merupakan manifestasi dari suatu penyakit ginjal. Syok
hipovolemik dan anemia mungkin disebabkan karena banyak darah
yang keluar. Ditemukannya tanda-tanda perdarahan di tempat lain
adalah petunjuk adanya kelainan sistem pembekuan darah yang
bersifat sistemik.
dengan anemia.
24
kemih diisi dengan 200 mL urin percussible. Dalam retensi urin akut,
biasanya terlihat dalam kasus-kasus BPH atau obstruksi oleh bekuan,
kandung kemih bisa diraba dan dapat dirasakan hingga tingkat
umbilikus.
dahulu dibuat dari karet dan sekarang lateks, politen atau silicon. Ujung
kateter dibuat dalam berbagai bentuk supaya tidak dapat tercabut; yang
biasa ialah bentuk Foley yang pada ujungnya berbentuk balon yang
dapat dikembangkan. Untuk ukurannya digunakan skala Charriere,
berdasarkan skala Prancis yang menyatakan ukuran lingkaran di
luarnya dan bukan diameternya. Diameter didapat dengan membagi
ukuran Charriere dengan tiga. (Wim de Jong, dkk, 2004)
C. Pemeriksaan penunjang
25
atau
sisto-uretero-renoskopi
(URS)
dikerjakan
jika
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidayat R, De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Graham, DM.; McMorris, MS.; Flynn, JT. (Nov 2002). "Episodic gross
hematuria in association with allergy symptoms in a child.". Clin
Nephrol 58 (5): 38992. PMID 12425491.
3. Richard S. Snell.
Kedokteran EGC.
28