Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
(kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya) (KBBI, 1997). Ekologi (Oekologie) pertama
kali didefinisikan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1866 sebagai "ilmu tentang hubungan
antara organisme dan lingkungan mereka" (Bramwell, 1989, p.40 dalam EETAP,
2002). Lebih lanjut, Green, et al.,(1996) mendefinisikan ekologi manusia sebagai
kesalingterkaitan yang ada antara manusia dan lingkungan mereka.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu,
air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan
erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas,
dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi).
Pada saat ini telah terjadi krisis ekologi, yang ditandai dengan sistem ekologi
mengalami ketidakstabilan maupun gangguan kesetimbangan pertukaran energimateri dan informasi yang selanjutnya mengakibatkan ketidakseimbangan pada
fungsi-fungsi distribusi serta akumulasi energi-materi antara satu organisme dengan
organisme lain dan alam lingkungannya sementara itu organisme (manusia) dengan
teknologi, perilaku dan organisasi sosialnya belum mampu melakukan penyesuaian
yang berarti dalam mengantisipasi atau merespons guncangan tersebut (Dharmawan,
2007).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa krisis ekologi ini merupakan krisis hubungan antar
manusia dan kebudayaannya dengan lingkungan hidup tempat mereka berlindung,
bermukim, dan mengeksploitasi sumberdaya alam. Di berbagai penjuru dunia dewasa
ini, dijelaskan oleh Anwari (2010), bahwa kerusakan ekologi kian mengemuka dan
bahkan mulai mengalahkan isu-isu politik dan ekonomi. Bahkan, kerusakan ekologi
ditengarai sebagai isu super sensitif. Pada satu sisi, segilintir manusia bertindak
meluluhlantakkan ekologi atas dasar ambisi dan egoisme. Pada sisi lain, dampak
buruk kerusakan ekologi dirasakan oleh hampir seluruh manusia. Segala upaya
dipandang mutlak dilakukan demi mencegah agar kerusakan ekologi tidak semakin
parah. Dunia pendidikan pun dituntut mampu untuk turut serta menemukan solusi agar
kerusakan ekologi tak terpilin menuju
titik nadir kehancuran.
Masalah lingkungan hidup tidak dapat diatasi hanya melalui reposisi hubungan
manusia dengan lingkungan alamnya, tetapi juga harus melalui reorientasi nilai, etika
dan norma-norma kehidupan yang kemudian tersimpul dalam tindakan kolektif, serta
restrukturisasi hubungan sosial antar individu, individu dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok, dan antara kelompok dengan organisasi yang lebih besar (misal:
negara, lembaga internasional).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan homeostasis?
2. Apakah yang dimaksud dengan adaptasi?
3. Apakah yang di maksud dengan daya lenting?
4. Apakah yang dimaksud dengan Hukum Toleransi Shelford?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Homeostasis
Pentingnya lingkungan dalam yang stabil telah dikemukakan oleh Claude Bernard,
seorang ahli ilmu faal Perancis pada tahun 1859. Dengan mempertahankan
lingkungan dalam yang relatif stabil, organisme multisel yang kompleks dapat hidup
bebas di lingkungan luar yang sangat bervariasi. Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter
Cannon menyebutkan upaya mempertahankan keadaan lingkungan dalam yang stabil
ini sebagai homeostasis, yang berasal dari kata Yunani homeo (sama) dan stasis
(mempertahankan keadaan).
Dalam ekosistem terdapat suatu mekanisme keseimbangan yang dikenal de-ngan
istilah HOMEOSTATIS (STEADY STATE), yaitu kemampuan ekosistem untuk
menahan berbagai perubahan dalam sistem secara ke-seluruhan. Keseimbangan ini
diatur oleh berbagai faktor yang rumit dan didalamnya termasuk mekanisme yang
mengatur penyimpanan bahan-bahan, pelepasan hara makanan, pertumbuhan organisme, produksi, dan dekomposisi bahan organik. Meskipun suatu ekosistem
mempunyai daya tahan yang besar sekali terhadap perubahan, tetapi biasanya batas
mekanisme homeostatis tersebut dengan mudah dapat diterobos oleh kegiatan manusia.
Sebagai contoh sungai yang menerima limbah dan sampah yang tidak terlalu
banyak, maka sungai dapat menjernihkan kembali airnya secara alami, sehingga air
sungai dianggap tidak tercemar. Tetapi bila limbah dan sampah yang masuk itu banyak dan kontinyu, apalagi mengandung bahan beracun, maka batas homeostasis
alami sungai akan terlampaui, sehingga mungkin saja sistem sungai tersebut tidak
memiliki lagi sistem homeostasis alami dan secara permanen airnya berubah atau
rusak sama sekali.
Homeostasis adalah kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan
dalam sistem secara keseluruhan. Adapun faktor yang berpengaruh antara lain :
B. Daya Lenting
Daya Lenting (Resilience) adalah suatu sistem untuk kembali lagi ke kondisi
awal/semula setelah mengalami gangguan baik itu dengan cara bertahan ataupun
beradaptasi dengan perubahan. Di dalam suatu ekosistem dimana pada kasus ini adalah
Ekosistem Terumbu Karang membutuhkan suatu sistem yang dinamakan sistem daya
lenting yang dapat membuat ekosistem tersebut ketika mendapat gangguan dari luar
yang menyebabkan kesehatannya terganggu dapat bertahan dan pulih kembali sehingga
saat ekosistem tersebut dapat kembali normal.
Ada 2 (dua) komponen di dalam daya lenting yaitu:
(a) Kemampuan untuk menyerap atau menahan dampak tekanan/stres (Resistance) ,dan
(b) Kemampuan untuk pulih (Recovery)
Untuk tipe daya lenting dibagi menjadi 2 (dua) yaitu secara biologis dan sosial
1. Biologis
Daya Lenting Biologis adalah melihat kemampuan dari terumbu karang itu sendiri
untuk bertahan/pulih kembali dari gangguan yang ada disekitarnya. ada beberapa syarat
yang diperlukan oleh terumbu karang untuk memiliki daya lenting secara biologis yaitu
pada saat rekrutmen atau saat tumbuh kembali. Rekrutmen adalah saat suatu karang
yang mati karena gangguan tumbuh kembali dalam proses rekrutmen yaitu tumbuh di
tempat lain (berbeda dengan tempat sebelumnya).
Diperlukan kriteria-kriteria yang dapat menjamin proses rekrutmen terumbu karang
bisa berjalan dengan baik seperti adanya ketersediaan substrat baru untuk larva karang
baru menempel dan kemudian tumbuh. Kualitas air yang baik juga diperlukan seperti
tersedianya suplai makanan, arus yang tidak terlalu kencang, sampainya cahaya
matahari yang berarti perairan tersebut tidak keruh. Terakhir adalah adanya biota
herbivora disekitar wilayah Rekrutmen tersebut untuk mengontrol jumlah alga yang
tumbuh diwilayah tersebut karena alga merupakan kompetitor karang dalam proses
rekrutmen. Sedangkan untuk tumbuh kembali, terumbu karang membutuhkan
perbaikan dan pertumbuhan serta kompetitor yang tidak menganggu proses karang
tersebut tumbuh kembali ditempat yang sama, untuk daya lenting tumbuh kembali,
faktor dari terumbu karang itu sendiri lebih banyak berperan dalam keberhasilannya.
Untuk melihat apakah disuatu ekosistem terumbua karang tersebut proses daya
lenting berjalan dengan baik dapat dilihat dari perhitungan Tutupan Karang Keras yang
tinggi, Keanekaragaman Tinggi, Rendahnya gangguan serta penyakit, serta rentang
alga.
2. Biologi
Perbedaan Genetik
Ada 3 faktor genetika yang berpengaruh terhadap daya lenting suatu karang yaitu:
a. Jaringan Pigmen Fluorescent: jaringan ini bermanfaat sebagai filter dari sinar UVC
yang bermanfaat sebagai sistem pertahanan dari perubahan suhu yang bisa
mengakibatkan pemutihan. semakin banyak jumlah jaringan ini dalam suatu karang
maka akan meningkatkan ketahanan dirinya.
b. Integrasi antar koloni: kerapatan antar koloni satu dengan yang lainnya juga
berpengaruh, apabila jarak antar koloni berdekatan maka apabila suatu koloni
mengalami gangguan/penyakit akan menyebar lebih cepat ke koloni lainnya
dibandingkan dengan karang dengan jarak antar koloni yang renggang, maka
penyebaran penyakit antar koloni akan lebih lambat.
c. Ketebalan Jaringan: Jaringan yang lebih tebal akan melindungi Zooxanthellae dari
intesitas cahaya yang berlebih, sehingga memiliki kecenderungan untuk lebih resist.
Perbedaan Spesies
Perbedaan antar spesies karang berpengaruh terhadap daya toleran suatu karang
terhadap
perubahan
suhu
atau
gangguan.
genus
karang
seperti Porites,
Favia dan Goniastrea yang memiliki bentuk pertumbuhan massive akan lebih kuat
bertahan
terhadap
perubahan
suhu
dibandingkan
spesies
Keteduhan
Daerah yang memiliki bukit tinggi seperti patch-patch dimana ada terumbu karang
dibawahnya akan terlindung dari sinar matahari langsung sehingga tidak terekspos lama
oleh sinar matahari. Keteduhan suatu wilayah akan membantu terumbu karang dari
bahaya pemutihan.
Penyaringan
Banyaknya partikel yang berada dikolom air membantu untuk menangkal bahaya
radiasi dari cahaya matahari sehingga membantu terumbu karang dari ancaman
pemutihan. partikel-partikel tersebut bermanafaat sebagai penyaring cahaya matahari.
fisiologi) dan ada juga yang mengalami perubahan sikap dan tingkah laku (adaptasi
tingkah laku).
Adapatasi akan dilakukan oleh makhluk hidup bila keadaan lingkungan sekitarnya
membahayakan atau tidak menguntungkan bagi dirinya, sehingga perlu untuk
menyelamatkan atau mempertahankan kehidupannya.
Sifat-sifat tersebut memungkinkan organisme atau tanaman mampu menggunakan
lebih baik unsur-unsur yang tersedia (hara, air, suhu, cahaya juga sifat resistensi
terhadap pengganggu/penyakit atau hama).
Macam- Macam Adaptasi
a. Adaptasi Morfologi
Adaptasi ini berkaitan dengan bentuk bagian tubuh yang adaptif. Berbagai
bentuk alat, organ pada hewan maupun tumbuhan umumnya disesuaikan dengan
fungsinya Bentuk adaptasi morfologi tampak dari luar dan mudah diamati sehingga
adaptasi tersebut paling mudah dikenal dan ditemukan. Contoh adaptasi morfologi
adalah sebagai berikut :
1.
dibedakan
menjadi
tipe
perenang,
3.
4.
Bentuk alat gerak bagian depan hewan dapat dibedakan menjadi sirip, sayap dan
kaki depan.
5. Tumbuhan darat yang adaptif pada lingkungan kurang air (kering) disebut xerofit,
contohnya kaktus.
6. Tumbuhan darat yang adaptif pada lingkungan lembab disebut higrofit, contohnya
lumut.
7. Tumbuhan yang adaptif pada lingkungan air disebut hidrofit, contohnya teratai.
8. Bunga pada setiap spesies tumbuhan memiliki adaptasi dalam bentuk, warna,
aroma, dan daya tarik bagi hewan penyerbuk. Dalam kurun waktu yang lama, maka
kondisi ini akan mengarah pada terjadinya evolusi. Ada hubungan yang kuat antara
hewan penyerbuk dengan bunga. Lebah tertarik pada warna bunga yang cerah,
mempunyai nektar, dan aroma yang menarik. Lebah biasanya aktif di siang hari,
hinggap pada mahkota bunga sebelum bergerak ke arah bagian bunga yang
mengandung nektar atau polen. Bunga-bunga yang penyerbukannya dibantu oleh
lebah umumnya memiliki warna yang menarik bagi lebah. Lebah penyerbuk hanya
dapat melihat warna biru atau kuning, tetapi tidak dapat melihat warna merah.
Bunga mekar di siang hari dan biasanya mempunyai bibir yang menjorok yang
dapat dihinggapi lebah.
b. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi
fisiologi
berkaitan
dengan
proses
adaptif
organisme.Adaptasi
di
dalam
fisiologi
tubuh
umumnya
kepanasan.
Dengan
keluarnya
keringat, tubuh akan dingin. Hal itu karena panas tubuh diambil untuk penguapan
keringat di permukaan tubuh manusia.
2.Penyesuaian fungsi kerja sel- sel retina mata manusia terhadap rangsangan cahaya.
3.
4.
5.
Sejenis katak yaitu Hyla versicolor dapat mengubah warna tubuhnya. Bila ia
berada di kolam di mana terdapat bebek hijau maka warnanya menjadi hijau.
Tetapi bila ia melompat ke pohon yang berwarna kecoklatan, maka secara
berangsur warnanya berubah menjadi coklat
Setiap 30 menit sekali ikan paus muncul kepermukaan air untuk menghurup
oksigen sambil memancarkan air yang merupakan uap air sudah jenuh.
2.
Kerbau suka berkubang atau mandi Lumpur untuk mengurangi pengaruh panas
pada tubuhnya dan juga agar kulitnya yang
tebal menjadi
lunak.
3.
Bunglon
mengubah
warna tubuh
sesuai
dengan
warna
Cicak memutuskan ekor dan meninggalkannya bila ada hewan yang akan
memangsanya sehingga cicak selamat dari ancaman hewan pemangsa. Peristiwa
tersebut disebut autotomi.
5.
Anak rayap menjilati dubur induk untuk memperoleh flagellata yang hidup di
bagian belakang usus rayap.
6.
7.
Pada musim kemarau, pohon jati, dan flamboyan menggugurkan daun sehingga
terlihat merangsang.Hal itu untuk mempengaruhi penguapan sehingga dapat
menghemat air.
8.
D.