Você está na página 1de 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
(kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya) (KBBI, 1997). Ekologi (Oekologie) pertama
kali didefinisikan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1866 sebagai "ilmu tentang hubungan
antara organisme dan lingkungan mereka" (Bramwell, 1989, p.40 dalam EETAP,
2002). Lebih lanjut, Green, et al.,(1996) mendefinisikan ekologi manusia sebagai
kesalingterkaitan yang ada antara manusia dan lingkungan mereka.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu,
air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan
erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas,
dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi).
Pada saat ini telah terjadi krisis ekologi, yang ditandai dengan sistem ekologi
mengalami ketidakstabilan maupun gangguan kesetimbangan pertukaran energimateri dan informasi yang selanjutnya mengakibatkan ketidakseimbangan pada
fungsi-fungsi distribusi serta akumulasi energi-materi antara satu organisme dengan
organisme lain dan alam lingkungannya sementara itu organisme (manusia) dengan
teknologi, perilaku dan organisasi sosialnya belum mampu melakukan penyesuaian
yang berarti dalam mengantisipasi atau merespons guncangan tersebut (Dharmawan,
2007).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa krisis ekologi ini merupakan krisis hubungan antar
manusia dan kebudayaannya dengan lingkungan hidup tempat mereka berlindung,
bermukim, dan mengeksploitasi sumberdaya alam. Di berbagai penjuru dunia dewasa
ini, dijelaskan oleh Anwari (2010), bahwa kerusakan ekologi kian mengemuka dan
bahkan mulai mengalahkan isu-isu politik dan ekonomi. Bahkan, kerusakan ekologi
ditengarai sebagai isu super sensitif. Pada satu sisi, segilintir manusia bertindak
meluluhlantakkan ekologi atas dasar ambisi dan egoisme. Pada sisi lain, dampak
buruk kerusakan ekologi dirasakan oleh hampir seluruh manusia. Segala upaya

dipandang mutlak dilakukan demi mencegah agar kerusakan ekologi tidak semakin
parah. Dunia pendidikan pun dituntut mampu untuk turut serta menemukan solusi agar
kerusakan ekologi tak terpilin menuju
titik nadir kehancuran.
Masalah lingkungan hidup tidak dapat diatasi hanya melalui reposisi hubungan
manusia dengan lingkungan alamnya, tetapi juga harus melalui reorientasi nilai, etika
dan norma-norma kehidupan yang kemudian tersimpul dalam tindakan kolektif, serta
restrukturisasi hubungan sosial antar individu, individu dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok, dan antara kelompok dengan organisasi yang lebih besar (misal:
negara, lembaga internasional).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan homeostasis?
2. Apakah yang dimaksud dengan adaptasi?
3. Apakah yang di maksud dengan daya lenting?
4. Apakah yang dimaksud dengan Hukum Toleransi Shelford?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Homeostasis
Pentingnya lingkungan dalam yang stabil telah dikemukakan oleh Claude Bernard,
seorang ahli ilmu faal Perancis pada tahun 1859. Dengan mempertahankan
lingkungan dalam yang relatif stabil, organisme multisel yang kompleks dapat hidup
bebas di lingkungan luar yang sangat bervariasi. Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter
Cannon menyebutkan upaya mempertahankan keadaan lingkungan dalam yang stabil
ini sebagai homeostasis, yang berasal dari kata Yunani homeo (sama) dan stasis
(mempertahankan keadaan).
Dalam ekosistem terdapat suatu mekanisme keseimbangan yang dikenal de-ngan
istilah HOMEOSTATIS (STEADY STATE), yaitu kemampuan ekosistem untuk
menahan berbagai perubahan dalam sistem secara ke-seluruhan. Keseimbangan ini
diatur oleh berbagai faktor yang rumit dan didalamnya termasuk mekanisme yang
mengatur penyimpanan bahan-bahan, pelepasan hara makanan, pertumbuhan organisme, produksi, dan dekomposisi bahan organik. Meskipun suatu ekosistem
mempunyai daya tahan yang besar sekali terhadap perubahan, tetapi biasanya batas
mekanisme homeostatis tersebut dengan mudah dapat diterobos oleh kegiatan manusia.
Sebagai contoh sungai yang menerima limbah dan sampah yang tidak terlalu
banyak, maka sungai dapat menjernihkan kembali airnya secara alami, sehingga air
sungai dianggap tidak tercemar. Tetapi bila limbah dan sampah yang masuk itu banyak dan kontinyu, apalagi mengandung bahan beracun, maka batas homeostasis
alami sungai akan terlampaui, sehingga mungkin saja sistem sungai tersebut tidak
memiliki lagi sistem homeostasis alami dan secara permanen airnya berubah atau
rusak sama sekali.
Homeostasis adalah kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan
dalam sistem secara keseluruhan. Adapun faktor yang berpengaruh antara lain :

Mekanisme yang mengatur penyimpangan bahan-bahan

Pelepasan hara makanan

Pertumbuhan organisme dan produksi

Dekomposisi bahan-bahan organik

Contoh rusaknya mekanisme homeostasis


Gambar di atas merupakan salah satu contoh kegiatan disuatu daerah,
misalnya daerah hulu. Di daerah hulu hutan telah beralih fungsi menjadi
perkebunan kelapa sawit dan pertambangan, sehingga daerah resapan air tidak
berfungsi secara optimal. Selain itu, di daerah-daerah tertentu terjadi penebangan
hutan dengan tujuan pembangunan pemukiman, sehingga berdaampak pada
kondisi lingkungan seperti

banjir, erosi, pencemaran dan tanah longsor.

B. Daya Lenting
Daya Lenting (Resilience) adalah suatu sistem untuk kembali lagi ke kondisi
awal/semula setelah mengalami gangguan baik itu dengan cara bertahan ataupun
beradaptasi dengan perubahan. Di dalam suatu ekosistem dimana pada kasus ini adalah
Ekosistem Terumbu Karang membutuhkan suatu sistem yang dinamakan sistem daya

lenting yang dapat membuat ekosistem tersebut ketika mendapat gangguan dari luar
yang menyebabkan kesehatannya terganggu dapat bertahan dan pulih kembali sehingga
saat ekosistem tersebut dapat kembali normal.
Ada 2 (dua) komponen di dalam daya lenting yaitu:
(a) Kemampuan untuk menyerap atau menahan dampak tekanan/stres (Resistance) ,dan
(b) Kemampuan untuk pulih (Recovery)
Untuk tipe daya lenting dibagi menjadi 2 (dua) yaitu secara biologis dan sosial
1. Biologis
Daya Lenting Biologis adalah melihat kemampuan dari terumbu karang itu sendiri
untuk bertahan/pulih kembali dari gangguan yang ada disekitarnya. ada beberapa syarat
yang diperlukan oleh terumbu karang untuk memiliki daya lenting secara biologis yaitu
pada saat rekrutmen atau saat tumbuh kembali. Rekrutmen adalah saat suatu karang
yang mati karena gangguan tumbuh kembali dalam proses rekrutmen yaitu tumbuh di
tempat lain (berbeda dengan tempat sebelumnya).
Diperlukan kriteria-kriteria yang dapat menjamin proses rekrutmen terumbu karang
bisa berjalan dengan baik seperti adanya ketersediaan substrat baru untuk larva karang
baru menempel dan kemudian tumbuh. Kualitas air yang baik juga diperlukan seperti
tersedianya suplai makanan, arus yang tidak terlalu kencang, sampainya cahaya
matahari yang berarti perairan tersebut tidak keruh. Terakhir adalah adanya biota
herbivora disekitar wilayah Rekrutmen tersebut untuk mengontrol jumlah alga yang
tumbuh diwilayah tersebut karena alga merupakan kompetitor karang dalam proses
rekrutmen. Sedangkan untuk tumbuh kembali, terumbu karang membutuhkan
perbaikan dan pertumbuhan serta kompetitor yang tidak menganggu proses karang
tersebut tumbuh kembali ditempat yang sama, untuk daya lenting tumbuh kembali,
faktor dari terumbu karang itu sendiri lebih banyak berperan dalam keberhasilannya.
Untuk melihat apakah disuatu ekosistem terumbua karang tersebut proses daya
lenting berjalan dengan baik dapat dilihat dari perhitungan Tutupan Karang Keras yang
tinggi, Keanekaragaman Tinggi, Rendahnya gangguan serta penyakit, serta rentang

(ukurang) koloni karang yang luas/lebar.


2. Sosial
Daya Lenting secara Sosial berarti adanya jaminan dari penduduk atau masyarakat
sekitar untuk tidak adanya gangguan dari faktor manusia yang dapat menganggu
ekosistem terumbu karang pada saat proses daya lenting berjalan untuk ekosistem
tersebut kembali menjadi normal. Apablila faktor gangguan dari manusia dapat ditekan
seminimal mungkin maka akan mengurangi tekanan dari terumbu karang itu sendiri
sehingga persentase untuk Resistancedan Recovery kembali akan lebih tinggi.
Identifikasi Daya Lenting
1. Ekologi
Rekrutmen
Proses Rektrumen sangat dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor seperti proses fisik
perairan yaitu arah arus dan upwelling, kelimpahan larva dalam suatu perairan, perilaku
larva yaitu pola migrasi dan gerakan terhadap arus, ketersediaan substrat untuk
menempel, dan faktor ekologi yang mempengaruhi ketahanan karang dalam proses
pertumbuhannya seperti predasi, kompetisi dan suplai makanan.
Herbivor
Keberadaan biota-biota herbivor di suatu ekosistem terumbu karang penting
adanya sebagai pengontrol pertumbuhan alga. beberapa herbivora terumbu karang yang
terkenal seperti parrotfish (Family Scaridae), surgeonfish (Acanturidae), rabbitfish
(Siganidae), batfish, and long-spined urchins (Diadema spp.) sangat berpengaruh
terhadap kesehatan karang. Harus adanya keseimbangan jumlah antara karang dengan
alga. jumlah alga yang berlebih akan mengancam keberadaan suatu terumbu karang,
karena sekali alga sudah berkembang, akan susah untuk menghentikan trend tersebut.
dibutuhkan regulasi atau peraturan yang jelas dan ketat terhadap penangkapan ikan di
suatu wilayah terutama ikan-ikan herbivor karena apabila jumlah dari mereka sudah
berkurang akan berdampak pada tidak terjaganya keseimbangan jumlah karang dengan

alga.
2. Biologi
Perbedaan Genetik
Ada 3 faktor genetika yang berpengaruh terhadap daya lenting suatu karang yaitu:
a. Jaringan Pigmen Fluorescent: jaringan ini bermanfaat sebagai filter dari sinar UVC
yang bermanfaat sebagai sistem pertahanan dari perubahan suhu yang bisa
mengakibatkan pemutihan. semakin banyak jumlah jaringan ini dalam suatu karang
maka akan meningkatkan ketahanan dirinya.
b. Integrasi antar koloni: kerapatan antar koloni satu dengan yang lainnya juga
berpengaruh, apabila jarak antar koloni berdekatan maka apabila suatu koloni
mengalami gangguan/penyakit akan menyebar lebih cepat ke koloni lainnya
dibandingkan dengan karang dengan jarak antar koloni yang renggang, maka
penyebaran penyakit antar koloni akan lebih lambat.
c. Ketebalan Jaringan: Jaringan yang lebih tebal akan melindungi Zooxanthellae dari
intesitas cahaya yang berlebih, sehingga memiliki kecenderungan untuk lebih resist.
Perbedaan Spesies
Perbedaan antar spesies karang berpengaruh terhadap daya toleran suatu karang
terhadap

perubahan

suhu

atau

gangguan.

genus

karang

seperti Porites,

Favia dan Goniastrea yang memiliki bentuk pertumbuhan massive akan lebih kuat
bertahan

terhadap

perubahan

suhu

dibandingkan

spesies

Acropora, Milepora dan Stylophora.


3.Faktor Fisik
Pendinginan
Pendinginan berasal dari pencampuran dinginnya air di perairan dalam dengan
panasnya air permukaan. daerah-daerah tempat pencampuran ini akan mempengaruhi
kesuburan wilayah tersebut dilihat dari faktor fisik untuk terumbu karang.

Keteduhan
Daerah yang memiliki bukit tinggi seperti patch-patch dimana ada terumbu karang
dibawahnya akan terlindung dari sinar matahari langsung sehingga tidak terekspos lama
oleh sinar matahari. Keteduhan suatu wilayah akan membantu terumbu karang dari
bahaya pemutihan.
Penyaringan
Banyaknya partikel yang berada dikolom air membantu untuk menangkal bahaya
radiasi dari cahaya matahari sehingga membantu terumbu karang dari ancaman
pemutihan. partikel-partikel tersebut bermanafaat sebagai penyaring cahaya matahari.

Toleransi terhadap Stress


Karang yang hidup diperairan dangkal dimana dipengaruhi oleh pasang-surut yang
seringkali terekspos langsung ke permukaan memiliki tingkat toleransi lebih tinggi
terhadap perubahan yang ekstrim oleh alam. karang yang hidup di daerah seperti ini
memiliki kecenderungan bertahan lebih tinggi dibandingkan karang-karang yang hidup
diperairan dalam yang tidak terbiasa dengan perubahan suhu secara ekstrim sehingga
pada saat terjadi perubahan suhu didalam air, karang tersebut akan mudah terganggu
dan mengalami pemutihan karang.
C. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisme untuk dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan tempat hidupnya yang memunkinkan tetap hidup (survive) dan berkembang
biak di lingkungan alaminya. Adaptasi sebagai kemampuan individu untuk mengatasi
keadaan lingkungan dan menggunakan sumber-sumber alam dengan baik untuk
mempertahankan hidupnya dalam relung (niche) yang tempati.
Masing-masing individu mempunyai cara yang berbeda dalam penyesuaian diri
dengan lingkungannya, ada yang mengalami perubahan bentuk tubuh (adapatasi
morfologi), ada yang mengalami perubahan proses metabolisme tubuh (adaptasi

fisiologi) dan ada juga yang mengalami perubahan sikap dan tingkah laku (adaptasi
tingkah laku).
Adapatasi akan dilakukan oleh makhluk hidup bila keadaan lingkungan sekitarnya
membahayakan atau tidak menguntungkan bagi dirinya, sehingga perlu untuk
menyelamatkan atau mempertahankan kehidupannya.
Sifat-sifat tersebut memungkinkan organisme atau tanaman mampu menggunakan
lebih baik unsur-unsur yang tersedia (hara, air, suhu, cahaya juga sifat resistensi
terhadap pengganggu/penyakit atau hama).
Macam- Macam Adaptasi
a. Adaptasi Morfologi
Adaptasi ini berkaitan dengan bentuk bagian tubuh yang adaptif. Berbagai
bentuk alat, organ pada hewan maupun tumbuhan umumnya disesuaikan dengan
fungsinya Bentuk adaptasi morfologi tampak dari luar dan mudah diamati sehingga
adaptasi tersebut paling mudah dikenal dan ditemukan. Contoh adaptasi morfologi
adalah sebagai berikut :

1.

Bentuk kaki/cakar yang adaptif pada burung


dapat

dibedakan

menjadi

tipe

perenang,

pemanjat, petengger, pejalan, dan pencengkram.


2.

Bentuk paruh yang adaptif pada burung dapat


dibedakan menjadi tipe pemakan biji, pemakan
daging, pemakan ikan, dan pengisap madu.

3.

Bentuk mulut serangga dapat dibedakan menjadi


tipe penggigit, penusuk dan pengisap, penjilat,
serta pengisap.

4.

Bentuk alat gerak bagian depan hewan dapat dibedakan menjadi sirip, sayap dan
kaki depan.

5. Tumbuhan darat yang adaptif pada lingkungan kurang air (kering) disebut xerofit,

contohnya kaktus.
6. Tumbuhan darat yang adaptif pada lingkungan lembab disebut higrofit, contohnya
lumut.
7. Tumbuhan yang adaptif pada lingkungan air disebut hidrofit, contohnya teratai.
8. Bunga pada setiap spesies tumbuhan memiliki adaptasi dalam bentuk, warna,
aroma, dan daya tarik bagi hewan penyerbuk. Dalam kurun waktu yang lama, maka
kondisi ini akan mengarah pada terjadinya evolusi. Ada hubungan yang kuat antara
hewan penyerbuk dengan bunga. Lebah tertarik pada warna bunga yang cerah,
mempunyai nektar, dan aroma yang menarik. Lebah biasanya aktif di siang hari,
hinggap pada mahkota bunga sebelum bergerak ke arah bagian bunga yang
mengandung nektar atau polen. Bunga-bunga yang penyerbukannya dibantu oleh
lebah umumnya memiliki warna yang menarik bagi lebah. Lebah penyerbuk hanya
dapat melihat warna biru atau kuning, tetapi tidak dapat melihat warna merah.
Bunga mekar di siang hari dan biasanya mempunyai bibir yang menjorok yang
dapat dihinggapi lebah.
b. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi

fisiologi

berkaitan

dengan

proses

adaptif

organisme.Adaptasi

di

dalam

fisiologi

tubuh

umumnya

berkaitan dengan proses fisiologi yang


terjadi di dalam tubuhnya. Biasanya
adaptasi fisiologi melibatkan zat-zat kimia
tertentu untuk membantu proses yang
berlangsung di dalam tubuh. Contoh
adaptasi fisiologi adalah sebagai berikut:
1.

Tubuh manusia mengeluarkan keringat


ketika

kepanasan.

Dengan

keluarnya

keringat, tubuh akan dingin. Hal itu karena panas tubuh diambil untuk penguapan
keringat di permukaan tubuh manusia.
2.Penyesuaian fungsi kerja sel- sel retina mata manusia terhadap rangsangan cahaya.
3.

Herbivora seperti, sapi dapat mencerna rumput/daun yang banyak mengandung

serat (selulosa) dengan bantuan enzim selulase. Enzim selulase tersebut


dihasilkan

oleh mikroorganisme yang terdapat di rumen.

4.

Ketajaman indra penglihatan burung hantu di malam hari.

5.

Sejenis katak yaitu Hyla versicolor dapat mengubah warna tubuhnya. Bila ia
berada di kolam di mana terdapat bebek hijau maka warnanya menjadi hijau.
Tetapi bila ia melompat ke pohon yang berwarna kecoklatan, maka secara
berangsur warnanya berubah menjadi coklat

c. Adaptasi Tingkah Laku


Adaptasi tingkah laku dapat menghindarkan makhluk hidup dari bahaya yang
mengancamnya sehingga kelangsungan hidup tetap lestari. Contoh adaptasi tingkah
laku adalah sebagai berikut :
1.

Setiap 30 menit sekali ikan paus muncul kepermukaan air untuk menghurup
oksigen sambil memancarkan air yang merupakan uap air sudah jenuh.

2.

Kerbau suka berkubang atau mandi Lumpur untuk mengurangi pengaruh panas
pada tubuhnya dan juga agar kulitnya yang
tebal menjadi
lunak.

3.

Bunglon
mengubah
warna tubuh
sesuai
dengan
warna

lingkungan untuk mengaburkan pandangan mata musuh. Perubahan itu disebut


mimikri.
4.

Cicak memutuskan ekor dan meninggalkannya bila ada hewan yang akan
memangsanya sehingga cicak selamat dari ancaman hewan pemangsa. Peristiwa
tersebut disebut autotomi.

5.

Anak rayap menjilati dubur induk untuk memperoleh flagellata yang hidup di
bagian belakang usus rayap.

6.

Rayap dewasa sering memakan kembali kelupasan kulitnya karena bagian


belakang usus yang mengandung flagellata ikut terbawa pada kulit kelupasannya
itu.

7.

Pada musim kemarau, pohon jati, dan flamboyan menggugurkan daun sehingga
terlihat merangsang.Hal itu untuk mempengaruhi penguapan sehingga dapat
menghemat air.

8.

Daun jagung menggulung apabila udara sangat panas.

D.

Você também pode gostar

  • Soal Buat Latihan
    Soal Buat Latihan
    Documento3 páginas
    Soal Buat Latihan
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Soal Dimensi 3
    Soal Dimensi 3
    Documento5 páginas
    Soal Dimensi 3
    hilalfahmi
    Ainda não há avaliações
  • Uji Kemampuan Dasar Matematika SD
    Uji Kemampuan Dasar Matematika SD
    Documento2 páginas
    Uji Kemampuan Dasar Matematika SD
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Uji Kemampuan Dasar Matematika
    Uji Kemampuan Dasar Matematika
    Documento2 páginas
    Uji Kemampuan Dasar Matematika
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Uji Kemampuan Dasar Ipa
    Uji Kemampuan Dasar Ipa
    Documento2 páginas
    Uji Kemampuan Dasar Ipa
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Bangun Ruang
    Bangun Ruang
    Documento7 páginas
    Bangun Ruang
    Ati Rahayu
    Ainda não há avaliações
  • Soal Genetika
    Soal Genetika
    Documento12 páginas
    Soal Genetika
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Katab Bio3 3
    Katab Bio3 3
    Documento4 páginas
    Katab Bio3 3
    Irma Safitri
    Ainda não há avaliações
  • Menurut Pendapat Wahjoedi
    Menurut Pendapat Wahjoedi
    Documento1 página
    Menurut Pendapat Wahjoedi
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Soal Try Out 1
    Soal Try Out 1
    Documento6 páginas
    Soal Try Out 1
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Virus Bio2 5 PDF
    Virus Bio2 5 PDF
    Documento4 páginas
    Virus Bio2 5 PDF
    floraswinx
    Ainda não há avaliações
  • Pusat Pengobatan Alami
    Pusat Pengobatan Alami
    Documento1 página
    Pusat Pengobatan Alami
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Putra Yulesta
    Putra Yulesta
    Documento1 página
    Putra Yulesta
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Perkembangan Teori Sel
    Perkembangan Teori Sel
    Documento8 páginas
    Perkembangan Teori Sel
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • 7.4mengaplikasikan Peran Manusia
    7.4mengaplikasikan Peran Manusia
    Documento16 páginas
    7.4mengaplikasikan Peran Manusia
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Tips Gradien
    Tips Gradien
    Documento1 página
    Tips Gradien
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Mutasi Gen
    Mutasi Gen
    Documento16 páginas
    Mutasi Gen
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Kenal Sel
    Kenal Sel
    Documento6 páginas
    Kenal Sel
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Kenal Sel
    Kenal Sel
    Documento6 páginas
    Kenal Sel
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Plasmid Dan Episom
    Plasmid Dan Episom
    Documento8 páginas
    Plasmid Dan Episom
    Widyarnes N. Tika
    Ainda não há avaliações
  • Soal To 1
    Soal To 1
    Documento1 página
    Soal To 1
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • ULIN
    ULIN
    Documento1 página
    ULIN
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Karakteristik Sel
    Karakteristik Sel
    Documento7 páginas
    Karakteristik Sel
    Tika Tawang
    33% (3)
  • Jurnal Belajar Harian
    Jurnal Belajar Harian
    Documento6 páginas
    Jurnal Belajar Harian
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Perkembangan Teori Sel
    Perkembangan Teori Sel
    Documento8 páginas
    Perkembangan Teori Sel
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Membran Sel
    Membran Sel
    Documento23 páginas
    Membran Sel
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Enzim Dna Ligase
    Enzim Dna Ligase
    Documento4 páginas
    Enzim Dna Ligase
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Mutasi Gen
    Mutasi Gen
    Documento16 páginas
    Mutasi Gen
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Perkembangan Teori Sel
    Perkembangan Teori Sel
    Documento8 páginas
    Perkembangan Teori Sel
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações
  • Uji Normalitas & Homogenitas Kim
    Uji Normalitas & Homogenitas Kim
    Documento8 páginas
    Uji Normalitas & Homogenitas Kim
    Tika Tawang
    Ainda não há avaliações