Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Regina Enggeline (11.2013.293)
Pembimbing :
Dr. H. Rahardjo SpOG
BAB I
1
PENDAHULUAN
Secara keseluruhan mayoritas massa ovarium bersifat jinak dan memiliki risiko seumur hidup
untuk berkembang menjadi kanker ovarium sebesar 2%. Usia merupakan faktor yang paling
penting dalam menemukan risiko keganasan. Massa adneksa sering ditemukan selama usia
reproduksi. Selama tahap kehidupan ini, massa tersebut biasanya disebabkan oleh kista
ovarium fungsional, neoplasma ovarium jinak, aiau pembahan pascainfeksi pada luba
Fallopii. Pada anak perempuan yang berusia di bawah 20 tahun dan wanita di atas 50 tahun,
10% dari massa yang teraba bersifat ganas. Sekitar 85-90% kanker ovarium terjadi pada
wanita pascamenopause. Berbagai neoplasma ovarium baik jinak maupun ganas dapat berasal
dari setiap jenis sel yang terdapal di dalam ovarium. Kista sederhana dapat bersifat fungsional
dan terbentu pada lokasi ovulasi atau selama perkembangan korpus luteum. Kista ini sangat
banyak ditemukan dan dapat dibedakan dari neoplasma sejati berdasarkan riwayat alami
perubahan sel. Biasanya kista-kista ini menghilang dalam 6 minggu setelah ditemukan.
Massa yang kompleks atau padat dan yang menetap cenderung merupakan neoplasma sejati
dan membutuhkan diagnosis secara histologis.1
BAB II
2
PEMBAHASAN
Definisi
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga dermoblast ( ektodermal, endodermal, mesodermal ) dengansifat-sifat
histiologis maupun biologis yang beraneka ragam.
Terdapat pada usia perimenopause kira-kira 60% dalam masa reproduksi 30% dan
10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas
jinak tapi juga tidak jelas / pasti ganas ( borderline malignancy atau carcinoma of lowmaligna potensial) dan jelas ganas (true malignant) .
Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker
ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak
mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah
menyebar (metastatis) kemana-mana.2
Anatomi dan Fisiologi
Ovarium
Indung telur pada orang dewasa kira-kira sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di
kanan uterus, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium dihubungkan dengan
uterus melalui ligamentum ovarii proprium. Arteria ovarika berjalan menuju ovarium melalui
ligamentum suspensorium ovarii (ligamentum infundibulopelvikum)
Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar ovarium
berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Sebagian kecil ovarium berada di
dalam ligamentum latum, disebut hilus ovarii. Pada bagian hilus ini masuk pembuluh darah
dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum
dengan ovarium dinamakan mesovarium.
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel selapis
kubik-silindrik, disebut epithelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat tunika
albuginea dan di bawahnya lagi ditemukan lapisan tempat folikel-folikel primordial. Tiap
bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel , berkembang menjadi folikel de Graaf. Folikel3
folikel ini merupakan bagian ovarium terpenting dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam
letak yang beraneka ragam , dan juga dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur
yang dikelilingi oleh satu lapisan sel saja sampai folikel de Graaf matang. Folikel yang
matang ini terisi dengan likuor folikuli yang mengandung estrogen, dan siap untuk
berovulasi. 2
Pada waktu dilahirkan bayi perempuan mempunyai sekurang-kurangnya 750.000
oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada
umur 6-15 tahun ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun 159.000, antara umur 26-35 tahun
menurun sampai 59.000, dan atara 24-45 hanya 34.000 . Pada masa menopause semua folikel
sudah menghilang.
Epidemiologi
Menurut Surveillance, Epidemiology and End Results (SEER) Program di USA, berdasarkan
data 1 Januari 2009, kira kira sebanyak 182.758 wanita yang hidup terdiagnosa sebagai
penderita kanker ovarium (jumlah tersebut termasuk wanita yang sudah melalui tahap
penyembuhan).
Tahun
1999
2000
Insidens
19,676
19,672
Kematian
13,627
14,060
4
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
19,719
19,792
20,445
20,069
19,842
19,994
20,749
21,613
20,460
21,880
21,990
22,280
22,240
14,414
14,682
14,657
14,716
14,787
14,487
14,621
14,362
14,436
13,850
15,460
15,500
14,030
Faktor Lingkungan
Insidens kanker ovarium tinggi pada Negara Negara industri. Penyakit ini juga tidak
ada hubungannya dengan obesitas, minum alcohol, merokok, maupun minum kopi.
Juga tidak ada kaitannya dengan penggunaan bedak talcum ataupun intake lemak
yang berlebihan.
Faktor reproduksi
Makin meningkat siklus haid berovulasi ada hubungannya dengan meningkatnya
risiko timbulnya kanker ovarium. Hal ini dikaitkan dengan pertumbuhan aktif
permukaan ovarium setelah ovulasi. Induksi siklus ovulasi mempergunakan klomifen
sitrat meningkatkan resiko 2 sampai 3 kali. Kondisi yang menyebabkan turunnya
siklus ovulasi menurunkan risiko kanker seperti pada pemakaian pil Keluarga
Berencana menurunkan risiko sampai 50%, bila pil dipergunakan 50 tahun atau lebih ;
multiparitas, dan riwayat pemberian air susu ibu termasuk menurunkan risiko kanker
ovarium.
Faktor Genetik
5% - 10 % penyakit ini karena faktor herediter (ditemukan di keluarga sekurangkurangnya dua keturunan dengan kanker ovarium).5 Sebagian kecil dari kanker
ovarium disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan. Gen-gen yang diketahui
meningkatkan risiko kanker ovarium disebut gen kanker payudara 1 (BRCA1) dan
gen kanker payudara 2 (BRCA2). Gen ini awalnya diidentifikasi dalam keluarga
dengan beberapa kasus kanker payudara, tapi wanita dengan mutasi ini juga memiliki
peningkatan risiko yang signifikan dari kanker ovarium. Link genetik lain yang
dikenal melibatkan sindrom diwariskan turun-temurun disebut kanker kolorektal
nonpolyposis (HNPCC). Perempuan dalam keluarga HNPCC akan meningkatkan
risiko kanker dinding rahim (endometrium), usus besar, ovarium dan perut.
Diagnosis kanker sebelumnya. Jika Anda telah didiagnosa dengan kanker payudara ,
usus besar, rektum atau rahim, risiko kanker ovarium meningkat .
Bertambahnya usia. Risiko Anda meningkat kanker ovarium seiring pertambahan
usia. Kanker ovarium paling sering berkembang setelah menopause, meskipun dapat
3.
Gejala Klinik
Sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan (95%) dan keluhan keluhan yang
timbul tidak spesifik seperti :
Dispareunia
Berat badan meningkat karena ada asites atau ada massa.
Rasa penuh pada bagian perut atau kembung
Ketidaknyamanan atau nyeri pada panggul
Gangguan pencernaan, mual
Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti konstipasi
Perubahan kebiasaan berkemih, termasuk peningkatan frekuensi buang air kecil
Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
Peningkatan lingkar perut
Energi terasa berkurang / Lemas
Nyeri punggung bawah.7
Pemeriksaan Fisik
7
Pada pemeriksaan fisik terkadang hasil yang ditemukan normal, tidak tampak
kelainan pada stadium awal dari kanker ovarium, namun dapat pula ditemukan asites, efusi
pleura, massa pada daerah abdominal atau pelvis dan juga obstruksi saluran pencernaan.
Sehingga untuk mempertegak diagnosis diperlukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk jenis kanker ovarium jenis epitel dapat dilakukan pemeriksaan terhadap
penanda tumor yaitu CA-125, tumor sel germinal yaitu LDH,hCG,AFP, dan tumor sex cord
yaitu inhibin. Selain itu dapat pula dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang yang lainnya
seperti :
Klasifikasi:
Jenis kanker ovarium meliputi :
-
Kanker yang dimulai di sel-sel di bagian luar ovarium. Disebut tumor epitel, kanker
ini dimulai pada lapisan tipis jaringan yang menutupi bagian luar ovarium. Tumor
epiter terdapat sekitar 65% dari kanker ovarium.
8
Kanker yang dimulai di sel-sel yang memproduksi sel telur. Disebut tumor sel
germinal, kanker ovarium ini cenderung terjadi pada wanita muda.
Kanker yang dimulai di sel-sel yang memproduksi hormon. Kanker ini yang disebut
tumor stroma, dimulai pada jaringan ovarium yang menghasilkan hormon estrogen,
progesteron dan testosteron.8
: Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor pada permukaan
luar, tidak
IB
terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada bilasan peritoneum.
: Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat tumor pada
permukaan luar,
tidak
peritoneum.
IC
: Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan tanda tanda sebagai berikut:
kapsul pecah, tumor pada permukaan luar kapsul, sel kanker positif pada cairan asites atau
bilasan
peritoneum.
9
: Perluasan dan / implant ke uterus dan / atau tuba falopii. tidak terdapat sel kanker
pada cairan
IIB
: Perluasan ke organ pelvis lainnya. tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau
pada
bilasan peritoneum.
IIC
: Tumor pada stadium IIA/ IIB dengan sel kanker positif pada cairan asites atau pada
bilasan
peritoneum.
Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke peritoneum yang dipastikan
secara mikroskopik di luar pelvis dan / atau metastasis ke kelenjar getah bening regional.
IIIA
IIIB
atau kurang.
IIIC
: Metastasis peritoneum di luar pelvis dengan diameter terbesar lebih dari 2 cm dan /
atau
IV
: Metastasis jauh di luar rongga peritoneum. Bila terdapat efusi pleura maka cairan
pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk metastasis pada parenkim hati.6
10
Pasien dengan stadium IA derajat 1 dan 2 jenis epitel mempunyai kesintasan hidup 5
tahun 95% dengan atau pemberian kemoterapi. Beberapa klinikus akan memberikan
kemoterapi pada kanker ovarium derajat 2 stadium IA dan IB derajat 3, stadium II sampai
IV : Kemoterapi : paclitaxel (taxol) dengan carboplatin dan cisplatin.
Setelah selesai pengobatan dengan kemoterapi, ada pilihan 3 yang ditetapkan pada
pasien : observasi, teruskan pengobatan, bila tumor regresi tapi belum hilang seluruhnya dan
terapi konsolidasi dengan kemoterapi lain. Biasanya diberikan hexamethylmelamine secara
terus menerus untuk menekan agar tidak timbul residif.6
Penatalaksanaan Kanker Ovarium Secara Umum:
-
Pembedahan
Pembedahan adalah pengobatan utama untuk kanker ovarium. Banyaknya
operasi yang dijalani tergantung dari perkembangan kanker itu sendiri. Untuk wanita
usia subur yang memiliki beberapa jenis tumor dan kanker yang masih dalam tahap
awal, dimungkinkan untuk mengobati penyakit tanpa melepaskan kedua indung telur
dan rahim.
Untuk kanker ovarium epithelial, operasi memiliki 2 tujuan utama :
pementasan dan debulking (menghilangkan tumor sebanyak mungkin). Tujuan operasi
debulking adalah meninggalkan tidak ada tumor yang lebih besar dari 1 cm. Kanker
yang sel tumornya dapat dihilangkan secara tuntas disebut optimal debulking. Wanita
dengan kanker ini memiliki prospek yang lebih baik untuk bertahan hidup daripada
kanker yang tidak debulked benar (disebut sub - optimal debulking). Wanita dengan
kanker ovarium sub - optimal debulked mungkin perlu menjalani operasi lagi nanti.
Untuk jenis lain dari kanker ovarium (tumor sel germinal dan tumor stroma) , tujuan
utama dari pembedahan adalah untuk mengangkat kanker.
Pembedahan untuk kanker ovarium memiliki 2 tujuan utama. Tujuan pertama
adalah untuk mengetahui tahapan kanker - untuk melihat seberapa jauh kanker telah
menyebar dari ovarium. Biasanya ini berarti mengangkat rahim (operasi ini disebut
histerektomi) , bersama dengan kedua ovarium dan tuba fallopi (ini disebut salpingo ooforektomi bilateral atau BSO). Selain itu, omentum juga diangkat (sebuah
omentectomy). Omentum adalah lapisan jaringan lemak yang menutupi isi perut
seperti apron , dan kanker ovarium kadang-kadang menyebar ke jaringan ini.
Beberapa kelenjar getah bening di panggul dan perut yang dibiopsi (diambil untuk
melihat apakah mereka mengandung kanker menyebar dari ovarium).
11
Jika ada cairan di panggul atau rongga perut , maka cairan tersebut akan
diambil untuk dianalisis. Dokter bedah dapat "mencuci" rongga perut dengan air
garam (saline) dan mengirim cairan tersebut untuk dianalisis. Staging sangat penting
karena kanker ovarium pada tahap yang berbeda diperlakukan berbeda .
Sebagian besar tumor sel germinal ovarium diperlakukan dengan histerektomi
dan salpingo-ooforektomi bilateral . Jika kanker hanya dalam satu ovarium dan pasien
masih ingin untuk dapat memiliki anak , hanya ovarium yang mengandung kanker
dan tuba falopi di sisi yang sama dihapus (meninggalkan yang lainnya tabung
ovarium dan tuba dan rahim).
Tumor stroma ovarium sering hanya terbatas pada satu ovarium , sehingga
operasi mungkin terbatas pada penghapusan ovarium itu . Jika kanker telah
menyebar , jaringan lebih mungkin perlu diangkat. Hal ini bisa berarti histerektomi
dan salpingo-ooforektomi bilateral dan operasi bahkan debulking dapat dilakukan.
-
Kemoterapi
Kemoterapi (kemo) adalah penggunaan obat untuk mengobati kanker. Paling sering,
kemoterapi adalah pengobatan sistemik - obat yang diberikan dengan cara yang
memungkinkan mereka untuk memasuki aliran darah dan mencapai semua area tubuh.
Kemoterapi sistemik dapat berguna untuk kanker yang telah metastasis (menyebar).
Selama ini, kemoterapi sistemik menggunakan obat-obatan yang disuntikkan ke
pembuluh darah (IV) atau diberikan melalui mulut. Untuk beberapa kasus kanker
ovarium, kemoterapi juga dapat disuntikkan melalui kateter langsung ke dalam
rongga perut. Ini disebut intraperitoneal (IP) kemoterapi. Obat yang diberikan dengan
cara ini juga diserap ke dalam aliran darah , sehingga kemoterapi IP juga merupakan
jenis kemoterapi sistemik. Kemo untuk kanker ovarium paling sering adalah
kombinasi dari 2 atau lebih obat, diberikan IV setiap 3 - 4 minggu. Memberikan 2
atau lebih obat dalam kombinasi tampaknya lebih efektif dalam pengobatan awal
kanker ovarium daripada memberikan hanya satu obat saja.
Pendekatan standar adalah kombinasi dari senyawa platinum , seperti cisplatin
atau carboplatin , dan taxane , seperti paclitaxel ( Taxol ) atau docetaxel ( Taxotere
) . Untuk kemoterapi IV , kebanyakan dokter mendukung carboplatin lebih cisplatin
karena memiliki efek samping yang lebih sedikit dan sama efektifnya. Terapi
kemoterapi untuk kanker ovarium epitel melibatkan 3 sampai 6 siklus . Siklus adalah
jadwal rutin dosis obat , diikuti dengan periode istirahat.
Kanker ovarium epitel sering menyusut atau bahkan tampaknya hilang dengan
kemoterapi , tetapi sel-sel kanker pada akhirnya mungkin mulai tumbuh lagi. Jika
12
kemo pertama tampaknya bekerja dengan baik dan kanker menghilang untuk
sementara waktu , itu bisa diobati dengan siklus tambahan kemoterapi yang sama
yang digunakan pertama kali. Dalam beberapa kasus , obat yang berbeda dapat
digunakan. Beberapa obat kemo yang membantu dalam mengobati kanker ovarium
meliputi:
Albumin terikat paclitaxel ( menangkap - paclitaxel , Abraxane )
Altretamine ( Hexalen )
Capecitabine ( Xeloda )
Cyclophosphamide ( Cytoxan )
Etoposide ( VP - 16 )
Gemcitabine ( Gemzar )
Ifosfamide ( IFEX )
Irinotecan ( CPT - 11 , Camptosar )
Liposomal doxorubicin ( Doksorubisin )
Melphalan
Pemetrexed ( ALIMTA )
Topotecan
Vinorelbine ( Navelbine )
Obat kemoterapi membunuh sel kanker, tetapi juga merusak beberapa sel
normal. Oleh karena itu, dokter akan berhati-hati untuk menghindari atau
meminimalkan efek samping, yang tergantung pada jenis obat, jumlah yang diambil ,
dan lamanya pengobatan .
Efek samping yang umum sementara meliputi:
Mual dan muntah
Kehilangan nafsu makan
Kehilangan rambut
Tangan dan kaki ruam
Sariawan
Kemoterapi dapat merusak sel-sel darah yang memproduksi sumsum tulang ,
sehingga pasien mungkin memiliki jumlah sel darah rendah . Hal ini dapat
mengakibatkan :
Meningkatnya kemungkinan infeksi ( disebabkan oleh kekurangan sel darah
putih )
Pendarahan atau memar setelah luka kecil atau luka ( yang disebabkan oleh
13
dini
dan
infertilitas
yang
mungkin
permanen.
Jarang , beberapa obat kemo secara permanen dapat merusak sumsum tulang .
Dalam intraperitoneal (IP) kemoterapi untuk kanker ovarium, selain
memberikan kemoterapi paclitaxel obat IV, obat cisplatin dan paclitaxel yang
disuntikkan ke dalam rongga perut melalui kateter (tabung tipis). Pemberian
kemoterapi dengan cara ini memberikan dosis yang paling terkonsentrasi dari obat
untuk sel-sel kanker di dalam rongga perut. Kemo ini juga akan diserap ke dalam
aliran darah sehingga bisa mencapai sel-sel kanker di luar rongga perut. Kemoterapi
IP bekerja dengan baik , tetapi efek samping sering lebih parah daripada dengan
kemoterapi biasa. Dalam sebuah penelitian terhadap wanita dengan kanker ovarium
tingkat lanjut, wanita mendapatkan kemoterapi IP mengalami nyeri lebih perut, mual ,
muntah , dan efek samping selain wanita mendapatkan kemoterapi melalui pembuluh
darah. Efek samping ini benar-benar membuat beberapa wanita menghentikan
pengobatan mereka awal. Namun, para wanita mendapatkan kemoterapi IP hidup
lebih
lama
daripada
wanita
mendapatkan
kemoterapi
biasa.
Kemoterapi IP saat ini hanya diberikan kepada beberapa wanita dengan kanker
ovarium yang telah menyebar ke bagian dalam perut. Kemudian karena IP bisa sangat
beracun , perempuan harus memiliki fungsi ginjal normal dan berada dalam kondisi
secara keseluruhan baik untuk dokter mereka harus bersedia untuk mencoba IP kemo.
Mereka juga tidak bisa memiliki banyak adhesi atau jaringan parut di dalam perut
mereka karena hal ini dapat mencegah kemoterapi menyebar dengan baik.
Pasien dengan kanker sel germinal sering harus diobati dengan kombinasi
kemoterapi . Kombinasi yang paling sering digunakan disebut PEB ( atau BEP ) , dan
termasuk obat kemoterapi cisplatin (Platinol) , etoposid , dan bleomycin.
14
selanjutnya
dari
leukemia
jarang
terjadi.
Bleomycin
dapat
Terapi hormon
Terapi hormon adalah penggunaan hormon atau obat hormon - blocking untuk
melawan kanker. Jenis terapi sistemik jarang digunakan untuk mengobati kanker
ovarium epithelial, tetapi lebih sering digunakan untuk mengobati tumor stroma
ovarium.
Luteinizing hormon - releasing hormone ( LHRH ) agonis. Agonis LHRH
( kadang-kadang disebut agonis GnRH ) menghentikan produksi estrogen oleh indung
telur. Obat ini digunakan untuk menurunkan kadar estrogen pada wanita yang
premenopause. Contoh agonis LHRH termasuk goserelin (Zoladex ) dan leuprolide
(Lupron ). Obat ini disuntikkan setiap 1 sampai 3 bulan. Efek samping bisa
termasuk salah satu gejala menopause, seperti hot flashes dan kekeringan vagina. Jika
mereka diambil untuk waktu yang lama (tahun), obat ini dapat melemahkan tulang
(kadang-kadang menyebabkan osteoporosis).
Tamoxifen adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati kanker
payudara. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengobati tumor stroma ovarium dan
jarang digunakan untuk mengobati kanker ovarium lanjut epitel. Tamoxifen bertindak
sebagai anti - estrogen dalam berbagai jaringan dalam tubuh, tetapi terkadang dapat
sebagai estrogen lemah. Tujuan terapi tamoxifen adalah untuk menjaga setiap
estrogen yang beredar dalam tubuh wanita dari merangsang pertumbuhan sel kanker.
15
Kegiatan anti - estrogen dari obat ini dapat menyebabkan hot flashes dan kekeringan
vagina. Karena tindakan tamoxifen seperti estrogen lemah di beberapa area tubuh,
tidak menyebabkan kehilangan tulang dan dapat meningkatkan risiko pembekuan
darah serius di kaki.
Aromatase inhibitor adalah obat yang menghalangi enzim (disebut aromatase)
yang mengubah hormon lain menjadi estrogen pada wanita pasca-menopause. Obat
ini tidak menghentikan indung telur dari membuat estrogen, sehingga mereka hanya
membantu dalam menurunkan kadar estrogen pada wanita setelah menopause. Obat
ini terutama digunakan untuk mengobati kanker payudara, tetapi juga dapat
digunakan untuk mengobati beberapa tumor ovarium stroma yang rekuren setelah
perawatan. Yang termasuk obat ini adalah letrozole (Femara ), anastrozole
(Arimidex ), dan exemestane (Aromasin ). Obat ini dalam bentuk pil
dan
Terapi target
Terapi Target adalah jenis yang lebih baru pengobatan kanker yang
menggunakan obat-obatan atau zat lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel
kanker saat melakukan sedikit kerusakan sel-sel normal. Terapi ini menyerang inner
sel kanker. Setiap jenis terapi yang ditargetkan bekerja secara berbeda, tetapi semua
mengubah cara sel kanker tumbuh, membagi, perbaikan itu sendiri, atau berinteraksi
dengan sel lain .
Obat terapi bertarget yang telah dipelajari yang paling dalam kanker ovarium
adalah bevacizumab (Avastin ). Obat ini membantu memblokir sinyal bahwa sel-sel
kanker mengirimkan menyebabkan pembuluh darah baru untuk membentuk tumor
baru untuk menyehatkan. Dalam studi, bevacizumab telah terbukti untuk mengecilkan
atau memperlambat pertumbuhan kanker ovarium lanjut. Ujian untuk melihat apakah
bevacizumab bekerja lebih baik bila diberikan bersama dengan kemoterapi telah
menunjukkan hasil yang baik dalam hal menyusut (atau menghentikan pertumbuhan)
tumor. Tapi itu belum ditunjukkan untuk membantu wanita hidup lebih lama.
Bevacizumab belum disetujui oleh Food and Drug Administration untuk mengobati
kanker ovarium , tetapi telah disetujui untuk mengobati kanker lainnya. Ini mungkin
pilihan pengobatan untuk beberapa wanita. Obat terapi target lain sedang diteliti .
Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi sinar-x atau partikel untuk
membunuh sel kanker. X-ray ini dapat diberikan dalam prosedur yang jauh seperti
16
memiliki (diagnostik) x - ray biasa. Dalam radiasi masa lalu digunakan lebih sering
untuk kanker ovarium , tapi sekarang terapi radiasi jarang digunakan sebagai
pengobatan utama untuk kanker.
Terapi radiasi sinar eksternal, dalam prosedur ini , radiasi dari mesin di luar
tubuh difokuskan pada sel kanker. Ini adalah jenis utama dari terapi radiasi digunakan
untuk mengobati kanker ovarium. Perawatan diberikan 5 hari seminggu selama
beberapa minggu. Setiap pengobatan hanya berlangsung beberapa menit dan mirip
dengan memiliki x - ray biasa. Seperti dengan x - ray biasa, radiasi melewati kulit dan
jaringan lain sebelum mencapai tumor. Waktu yang sebenarnya dari paparan radiasi
sangat pendek , dan sebagian besar kunjungan dihabiskan mendapatkan pasien tepat
diposisikan sehingga radiasi ditujukan secara akurat pada kanker.
Beberapa efek samping yang umum termasuk :
Perubahan kulit - kulit di daerah yang dirawat mungkin terlihat dan merasa
secara bertahap memudar , dan kulit kembali normal dalam 6 sampai 12 bulan.
Terapi radiasi juga dapat diberikan sebagai implan bahan radioaktif, yang
disebut brachytherapy, ditempatkan di dekat sel kanker. Hal ini jarang dilakukan
untuk
kanker
ovarium.
Fosfor radioaktif digunakan di masa lalu, tetapi tidak lagi merupakan bagian
dari pengobatan standar untuk kanker ovarium. Untuk pengobatan ini, larutan fosfor
radioaktif ditanamkan ke dalam perut. Solusinya masuk ke sel-sel kanker yang
melapisi permukaan perut dan membunuh sel tersebut. Terapi ini memiliki sedikit
efek samping langsung tetapi dapat menyebabkan jaringan parut dari usus dan
menyebabkan masalah pencernaan, termasuk penyumbatan usus.7
Konseling genetik dan Skrining untuk Gen BRCA. Pedoman terbaru dari Preventive
Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan pengujian BRCA bagi perempuan
yang berisiko tinggi untuk kanker ovarium. USPSTF tidak merekomendasikan
17
konseling rutin genetik atau pengujian untuk gen BRCA pada wanita berisiko rendah
kanker ovarium.
Pengangkatan Ovarium (Ooforektomi). Operasi pengangkatan indung telur , yang
disebut ooforektomi , secara signifikan mengurangi risiko kanker ovarium. Ketika
digunakan untuk secara khusus mencegah kanker ovarium pada wanita berisiko
tinggi, prosedur ini disebut ooforektomi profilaksis. Ooforektomi profilaksis adalah
sekitar 95 % perlindungan terhadap kanker ovarium dan dianjurkan untuk wanita
berisiko tinggi untuk kanker ovarium. Para perempuan ini umumnya memiliki
BRCA1 atau BRCA2 mutasi genetik, atau memiliki dua atau lebih kerabat tingkat
pertama yang telah menderita kanker ovarium.
Ooforektomi bilateral adalah pengangkatan kedua indung telur. Salpingo-ooforektomi
bilateral adalah pengangkatan kedua saluran tuba ditambah kedua ovarium. Beberapa
penelitian terbaru menunjukkan bahwa salpingo - ooforektomi sangat efektif dalam
mengurangi risiko kanker ovarium pada wanita yang membawa mutasi BRCA1 atau
BRCA2.
Bahkan setelah ooforektomi , perempuan dalam kelompok berisiko tinggi untuk
kanker ovarium masih memiliki risiko untuk perkembangan kanker pada peritoneum
(selaput tipis yang melapisi bagian dalam perut).
Wanita premenopause harus menyadari bahwa ooforektomi menyebabkan menopause
langsung, yang menimbulkan risiko untuk beberapa masalah kesehatan, termasuk
penyakit jantung dan osteoporosis . Pengganti estrogen , diberikan untuk jangka
waktu tertentu , dapat membantu mengimbangi masalah ini tetapi dapat menyebabkan
masalah sendiri. Wanita yang memiliki ooforektomi bilateral dan tidak menerima
terapi penggantian hormon mungkin mengalami panas berkedip lebih parah
dibandingkan wanita yang memasuki masa menopause alami.8
18
Prognosis
Untuk semua jenis kanker ovarium yang diambil bersama-sama, sekitar 3 dari 4
wanita dengan kanker ovarium hidup selama setidaknya 1 tahun setelah diagnosis. Hampir
setengah (46%) dari wanita dengan kanker ovarium yang masih hidup setidaknya 5 tahun
setelah diagnosis. Wanita didiagnosis ketika mereka lebih muda dari 65 lebih baik dari wanita
yang lebih tua.
Stadium I
Relative 5-Year
Stage
Survival Rate
89%
IA
94%
IB
91%
IC
80%
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium stadium I memiliki prognosis yang sangat
baik. Saya pasien Tahap I dengan tumor kelas memiliki ketahanan hidup 5 tahun lebih dari
19
90%, seperti yang dilakukan pasien dalam tahap IA dan IB. Tingkat kelangsungan hidup
seringkali didasarkan pada studi dari sejumlah besar orang, tetapi mereka tidak dapat
memprediksi apa yang akan terjadi dalam hal apapun orang tertentu. Faktor-faktor lain
mempengaruhi prognosis wanita, termasuk kesehatannya secara umum, kelas kanker, dan
seberapa baik kanker merespon pengobatan.
Stadium II
Relative 5-Year
Stage
Survival Rate
II
66%
IIA
76%
IIB
67%
IIC
57%
Stage
Relative 5-Year
Survival Rate
III
34%
IIIA
45%
IIIB
39%
IIIC
35%
Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap III memiliki tingkat
kelangsungan hidup lima tahun sekitar 34%.
20
Stadium IV
Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap IV memiliki tingkat
kelangsungan hidup lima tahun sekitar 18%.9
Faktor Prognosis
Faktor faktor yang memperbaiki prognosis termasuk derajat diferensiasi rendah,
stadium awal, tumor ganas potensi rendah, debulking optimal, dan usia muda.
Sementara itu faktor yang memperburuk prognosis termasuk karsinoma sel jernih,
jenis serosum, stadium lanjut, adanya asites, debulking yang tidak optimal, derajat
diferensiasi tinggi/buruk, dan usia tua.6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kanker ovarium merupakan kanker yang menyerang wanita dan memiliki angka
kelangsungan hidup terendah dibandingkan dengan kanker payudara dan kanker
endometrium. Kanker ovarium memeiliki beberapa faktor risiko diantaranya adalah faktor
lingkungan, faktor reproduksi, faktor genetik, riwayat keluarga, usia, dan infertilitas. Gejala
klinis dari kanker ovarium pada sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan /
asimptomatik (95%) dan jika terdapat keluhan, keluhan keluhan yang timbul tidak spesifik.
Kanker ovarium memiliki klasifikasi berdasarkan histopatologinya yaitu berasal dari epitel,
stroma, dan germ cell. Terapi untuk kanker ovarium juga disesuaikan dengan histopatologi
dan stadium dari penderita kanker. Pencegahan bagi kanker ovarium adalah dengan
melakukan konseling genetik, skrining Ca-125 dan juga pengangkatan ovarium bagi wanita
berisiko tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
21
1. Heffner LJ, Schust DJ. At a glance system reproduksi. Edisi ke-2. Jakarta :
Erlangga.2006.h.90-1.
2. Norwitz, Errol dan Schorge, John, 2007. At a Glance Obstetri & Ginekologi Edisi
kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta.
3. Surveillance, Epidemiology, and End Results Program/ Ovarian cancer. Diunduh
dari : http://seer.cancer.gov/statfacts/html/ovary.html. Pada tanggal 20 Juni 2014.
4. Ovarian Cancer National Alliance. Ovarian cancer. Diunduh dari
Edisi
12
Agustus
2013.
Diunduh
dari
dari
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-
dari
:
dari:
22