Você está na página 1de 25

BAB I

PENDAHULUAN
Pemicu 2
Seorang perempuan, 26 tahun hamil pertama 36 minggu datang ke klinik swasta untuk
melakukan pemeriksaan rutin kehamilan.
1. Klarifikasi dan Definisi
2. Kata Kunci
a. Perempuan, 26 tahun
b. G1P0 A0, 36 minggu
c. Antenatal care (ANC)
3. Rumusan Masalah
Perempuan 26 tahun, hamil pertama 36 minggu melakukan pemeriksaan rutin kehamilan.

4. Analisis Masalah
Wanita, 26 tahun
G1P0 A0

Anamnesis:
1. Identitas lengkap
2. Keluhan utama dan onset
3. Riwayat menstruasi (HPHT)
taksiran usia kehamilan dan
tanggal kelahiran
4. Riwayat ANC sebelumnya
5. Riwayat penyakit ibu saat ini
dan sebelumnya
6. Riwayat penyakit dalam
keluarga
7. Riwayat penggunaan KB
8. Riwayat imunisasi
9. Riwayat sosial, nutrisi, dan
obat-obatan.

Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
2. Pemeriksaan Leopold
3. Tinggi fundus uteri
4. Denyut jantung janin
5. Penilaian luas panggul ibu

Diagnosis kerja
Kehamilan
fisiologis

Kehamilan
patologis
Rencana tindakan

Edukasi
1. Nutrisi
2. Kebersihan tubuh
dan pakaian
3. Psikologis: kesiapan
kelahiran dan
menjadi ibu

Pemeriksaan penunjang
USG
Analisis darah
dan urin rutin

Gejala dan tanda


bahaya selama
kehamilan

5. Hipotesis
Perempuan 26 tahun G1P0 A0, 36 minggu melakukan pemeriksaan antenatal care yang terdiri
atas anamnesis obstetri, pemeriksaan fisik (tanda vital, Leopold, tinggi fundus uteri, denyut
jantung janin (DJJ)) untuk mengetahui kondisi ibu dan janin serta melakukan taksiran tanggal
kelahiran dan persiapan persalinan.
6. Pertanyaan Diskusi
a. Kapan waktu ANC bagi ibu hamil dan apa saja yang dilakukan pada saat ANC?
b. Apa saja pertanyaan yang diajukan saat anamnesis obstetri pada ibu hamil?
c. Apa saja pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu hamil saat ANC? Bagaimana cara
melakukannya dan interpretasinya?
d. Bagaimana pemeriksaan penunjang obstetri untuk ibu hamil beserta interpretasinya?
e. Apa saja edukasi yang dapat diberikan pada ibu hamil saat ANC?
f. Bagaimana edukasi persiapan kelahiran?
g. Bagaimana nutrisi dan jenis makanan yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil? Kisaran
berat badan dan jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil tiap semester kehamilan?
h. Apa saja imunisasi yang dapat diberikan untuk ibu hamil?
i. Jelaskan tanda dan bahaya pada kegawatdaruratan selama kehamilan?
j. Penyakit pada kehamilan?
k. Bagaimana peraturan penggunaan obat-obatan untuk ibu hamil?

BAB II
Tinjauan Pustaka
1. Kapan waktu ANC bagi ibu hamil dan apa saja yang dilakukan pada saat ANC?
Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali selama kehamilan. Di
negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4 kali yaitu trimester
pertama 1 kali hingga usia kehamilan 28 minggu, trimester kedua 1 kali selama kehamilan 28-36
minggu, dan trimester ketiga 2 kali pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Tetapi bila kehamilan
dengan resiko tinggi atau dengan penyulit perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih sering.1,2
a. Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya satu bulan.
b. Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan.
c. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan sampai
terjadinya persalinan.
2. Apa saja pertanyaan yang diajukan saat anamnesis obstetri pada ibu hamil?
Riwayat yang akurat sangat penting dalam menilai kesehatan ibu hamil. Riwayat ini juga
akan menentukan urutan dan isi pemeriksaan fisik yang terutama ditujukan untuk memastikan
kecurigaan wanita terhadap kehamilannya. Biasanya ibu hamil memiliki banyak pertanyaan
untuk Anda mengenai kehamilannya dan memerlukan perhatian dokter yang dapat memahami
semua keluhannya.3
Pada kunjungan pertama, fokuskan perhatian anda pada riwayat kondisi kesehatan ibu yang
sekarang dan faktor-faktor risiko untuk terjadinya setiap keadaan yang dapat membawa akibat
yang merugikan bagi ibu ataupun janinnya yang sedang berkembang. Tanyakan tentang keluhan
dan gejala kehamilan, seperti nyeri tekan pada payudara, mual dan muntah (nausea atau
vomitus), sering buang air kecil, perubahan kebiasaan buang air besar (defekasi), dan perasaan
mudah lelah. Tinjau kembali sikapnya terhadap kehamilan, dan, apakah wanita terrsebut memang
berencana untuk melanjutkan kehamilannnya sampai aterm. Pelajari pola makan dan kualitas
gizinya. Apakah ia merokok atau minum minuman beralkohol? Bagaimana penghasilan dan
ruang lingkup sosialnya?3
Meskipun stres, sebaiknya dikenali dan ditangani sebelum pembuahan, tanyakan apakah
terdapat sumber-sumber yang menyebabkan sters tingkat tinggi? Jika ibu hamil itu bekerja,

apakah terdapat pajanan denganobat-ibatan tertaogenik atau dengan zat beracun? Apakah
terdapat riwayat kekerasan dalam rumah tangga yang semakin memuncak selama kehamilan?3
Bagaimana tentang kehamilan sebelumnya, karena permasalahan obstetrik yang dahulu
cenderung dapat terjadi kembali? Pernahkan pasien mengalami komplikasi yang yang hebat
selama kehamilannya atau permasalahan dalam persalinan atau pelahiran bayinya? Apakah
pasien pernah melahirkan bayinya yang prematur atau yang mengalami retardasi pertumbuhan?
Tanyakan pula tentang riwayat penyakit dahulu, khususnya penyakit kronis seperti hipertensi,
diabetes, atau kelainan jantung. Anda juga harus meninjau kembali riwayat keluarganya pada
semua keadaan seperti ini.3
Selain itu, dokter harus mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menghitung perkiraan
usia kehamilan dalam minggu berdasarkan tanggal. Perkiraan usia kehamilan tersebut kini
dihitung dalam satuan minggu sejak dari satu hari pertama haid terakhir (HPHT) yang dikenal
dengan istilah usia menstruasu dan tanggal pembuahan jika tanggal ini diketahui (usia
konsepsi/pembuahan). Usia menstruasi paling sering digunakan untuk menghitung usia
kehamilan berdasarkan tanggal. HPHT juga dipakai dalam menghitung perkiraan tanggal
persalinan atau waktu yang diperhitungkan bagi persalinan dan kelahiran cukup bulan untuk
wanita dengan siklus mentruasi yang teratur selama 28-30 hari. Perkiraan tanggal persalinan ini
dapat ditentukan dengan menambahkan angka 7 pada HPHT, mengurangi bulannya dengan
angka 3 dan enambahkan angka 1 pada tahunnya (Naegele). Informasi ini sering menjadi salah
satu pertanyaan pertama yang diajukan oleh ibu hamil pada saat memeriksakan diri untuk
memastikan kehamilannya.3
Usia kehamilan (dalam minggu) pada saat pemeriksaan akan memberitahuan kepada anda
tentang perkiraan besar uterus jika HPHT-nya normal, tanggalnya diingat dengan tepat, dan
pembuahannya benar-benar sudah terjadi. Anda harus sudah memperkiranak ukuran ini sebelum
memeriksa ibu hamil. Kemudian, anda dapat membandingkan ukuran perkiraan Anda
berdasarkan tanggal itu dengan apa yang anda palpasi dalam pemeriksaan bimanual atau
pemeriksaan abdomen jika kehamilan berusia di atas 14 minggu. Bersar uterus ditentukan
berdasarkan teraba atau tidaknya uterus jika uterus masih berada dalam rongga panggul atau
berdasarkan tinggi fundus uteri jika uterus sudah berada di atas simfisis pubis. Jika terdapat
perbedaan, anda perlu mencari penyebab perbedaan tersebut. Penetapan tanggal kehamilan yang
akurat sebaiknya dilakukan sejak dini dan hal ini turut memberikan kontribusi dalam

pengambilan keputusan yang baik dan akan dilakukan jika janin tidak tumbuh dengan baik, jika
terdapat suspek persalinan prematur atau jika kehamilannya melebihi usia kehamilan 42 minggu.
Jika ibu hamil hamil tidak dapat mengingat HPHT-nya atau mempunyai siklus menstruasi yang
tidak teratur, penentuan tanggal kehamilan dilakukan dengan palpasi dan pemantauan
selanjutnya terhadap kurva pertumbuhan bersamaan dengan gerakan janin yang pertama kalinya.
Pada sebagian kasus, USG merupakan sarana tambahan yang tepat untuk menetapkan tanggal
tersebut pada kehamilan dini.3
Ketika mulai mempersiapkan pasien untuk menjalani pemeriksaan fisik, tanyakan kepadanya
apakah dia pernah menjalani pemeriksaan dalam yang lengkap. Jika belum, luangkan sedikit
waktu Anda untuk menjelaskan apa saja yang termasuk dalam pemeriksaan dalam dan upayakan
agar pasien mau bekerja sama dalam dan upayakan pasien agar mau bekerja sama dalam setiap
komponen pemeriksaan tersebut. Menjelaskan apa yang anda lakukan dan apa yang anda
temukan sangatlah penting jika anda hendak memperkuat hubungan dengan pasien dan
membantunya dalam memahami perubahan yang terjadi dalam tubuhnya, responnya terhadap
kehamilan, serta cara terbaik untun menjaga kesehatannya. Jangan lupa untuk bertanya dengan
cara yang sensitif dan menjaga kerahasiannya bila pasien pernah mengalami penyerangan
seksual karena hal ini dapat menyebabkannya untuk menolak setiap akan dilakukan pemeriksaan
dalam.3
3. Apa saja pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu hamil saat ANC? Bagaimana cara
melakukannya dan interpretasinya?
Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain:4
a. Perhatikan tanda tanda tubuh yang sehat
Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Perhatikan bagaimana
sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Apakah cenderung membungkuk,
terdapat lordosis, kifosis, scoliosis atau pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika
berjalan, apakah ia tampak nyaman dan gembira, apakah ibu tampak lemah.
b. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Bila tidak tersedia
timbangan, perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya. Berat badan ibu hamil biasanya
naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan yang sebagian besar diperoleh terutama pada trimester

kedua dan ketiga kehamilan. Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup
makanan. Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang menunjukkan janinnya
tumbuh dengan baik bila kenaikan berat badan ibu kurang dari 5 kg pada kehamilan 28
minggu maka ia perlu dirujuk.
Tinggi berat badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Bila tidak tersedia alat ukur
tinggu badan maka bagian dari dinding dapat ditandai dengan ukuran centi meter. Pada ibu
yang pendek perlu diperhatikan kemungkinan mempunyai panggul yang sempit sehingga
menyulitkan dalam pemeriksaan. Bila tinggu badan ibu kurang dari 145 atau tampak pendek
dibandingkan dengan rata-rata ibu, maka persalinan perlu diwaspadai.
c. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada kelainan. Bila
tekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu berbaring miring ke sebelah
kiri dan mintalah ibu bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah
tekanan darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu menderita
preeklampsia dan harus dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa kehamilannya. Khususnya
tekanan darahnya lebih sering (setiap minggu). Ibu dipantau secara ketat dan anjurkan ibu
persalinannya direncanakan di rumah sakit.
d. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi),
pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi), periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan
dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan
secara sistematis atau berurutan.
Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan membuka
tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu pasien.
Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetrik yaitu dengan melakukan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki.
1) Lihatlah wajah atau muka pasien
Adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakan pada wajah.
Bila terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat menandakan
bahwa ibu menderita anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan

bahwa ibu sedang diperiksa apakah kurang darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila ibu
tidak kurang darah ia akan lebih kuat selama kehamilan dan persalinan. Jelaskan pula
bahwa tablet tambah darah mencegah kurang darah.
Bila terdapat bengkak diwajah, periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki.
Sedikit bengkak pada mata kaku dapat terjadi pada kehamilan normal, namun bengkak
pada tangn dan atau wajah tanda preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan
tanyakan pada ibu apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata
kaki yang bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila ditekan, maka
ibu harus dirujuk ke dokter, dipantau ketat kehamilannya dan tekanan darahnya, serta
direncanakan persalinannya dirumah sakit.
Selain memeriksa ada tidaknya pucat pada konjungtiva, lihatlah sclera mata adakah
sclera kuning atau ikterik
2) Lihatlah mulut pasien.
Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah adakah stomatitis, gingivitis,
adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries gigi. Selain dilihat dicium
adanya bau mulut yang menyengat.
3) Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid, pembengkakan
saluran linfe
4) Lihat dan raba payudara
Pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara terhadap kemungkinan adanya
benjolan yang tidak normal. Lihatlah apakah payudara simetris atau tidak, putting susu
menonjol atau datar atau bahkan masuk. Putting susu yang datar atau masuk akan
mengganggu proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau belum. Lihatlah
kebersihan areola mammae adakah hiperpigmentasi areola mammae.
5) Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perut ibu.
Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan presentasi janin,
turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin.
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk dilakukan hal hal sebagai
berikut :
a) Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu

b) Bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan bahunya.
Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk santai dengan
memintanya menarik nafas panjang.
c) Cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan usahakan agar
tangan perawat cukup hangat.
Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang, asimetris) adakah linea
alba nigra, adakah striae gravidarum, adakah bekas luka operasi, adakah tampak gerakan
janin, rasakan juga dengan pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah
pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilannya. Pertumbuhan janin dinilai dari
tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan, maka semakin tinggi fundus uteri.
Namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali karena kepala
telah turun atau masuk ke panggul. Pada kehamilan 12 minggu, tinggi fundus uteri
biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada kehamilan 24 minggu fundus berada di
pusat. Secara kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari
tetapi perhitungan tersebut sering kurang tepat karena ukuran jari pemeriksa sangat
bervariasi. Agar lebih tepat dianjurkan memakai ukuran tinggi fundus uteri dri simfisis
pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:
Umur kehamilan

Tinggi fundus uteri

20 minggu

20 cm

24 minggu

24 cm

28 minggu

28 cm

32 minggu

32 cm

36 minggu

34- 46 cm

Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena pertumbuhan
janin. Pada kunjungan pertama, tingginya fundus dicocokkan dengan perhitungan umur
kehamilan hanya dapat diperkirakan dari hari pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak
diketahui maka umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari tingginya fundus uteri.
Pada setiap kunjungan, tingginya fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan
janin normal, terlalu kecil atau terlalu besar.
e. Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :

Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah kepala pasien. Kedua
tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan palpasi
secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan janin.
Tentukan bagian janin mana yang terletak di fundus.
Gambar:

Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba bagian bulat,
keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang terletak di fundus,maka
pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari
kepala, tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah
fundus akan terasa kosong.
f. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi
uterus.
Petunjuk pemeriksaan :
Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala pasien. Kedua telapak
tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup
dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain
untuk menentukan pada sisi mana terletak pada sisi mana terletak punggung, lengan dan
kaki.
Gambar :

Hasil: bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada beberapa
bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian bagian kecil yang

tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian
tersebut adalah kaki, lengan atau lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi
mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior)
atau janin dapat pula berada pada posisi dengan punggung teraba disalah satu sisi.
g. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian
bawah.
Petunjuk cara memeriksa:
Dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen pasien
tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian janin apa yang berada disana.
Bandingkan dengan hasil pemeriksaan Leopold.
Gambar

Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian terbawah dari
janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada diabagian terbawah, coba
untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah
engaged bila tidak dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah
melintang.
h. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan engangement.
Petunjuk dan cara memeriksa :
Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi.
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba untuk menekan kearah
pintu atas panggul
gambar

Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian janin
terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk
melalui pintu atas panggul.
i. Pemeriksaan denyut jantung janin.
Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu. Dengarkan
denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut
120-160 kali permenit. Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakan pada ibu
bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti bergerak. Bila
sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat didengar atau denyutnya
lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit atau janinnya berkurang gerakannya atau
tidak bergerak, maka ibu perlu segera dirujuk.
6) Bagaimana pemeriksaan penunjang obstetri untuk ibu hamil beserta interpretasinya?
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin maupun
sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi.5
a. Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan
pertama:5
1) Kadar hemoglobin (anemia jika Kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III) atau <
10,5 g/dl (pada trimester II)
2) Golongan darah ABO dan rhesus
3) Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi,
sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan pada ibu hamil dengan IMS
dan TB
4) Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu yang tinggal di
atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemik malaria dalam 2 minggu terakhir
b. Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:5
1) Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga) jika terdapat
hipertensi
2) Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia
3) Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan riwayat defisiensi
imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm

4) Tes sifilis
5) Gula darah puasa (Diagnosis diabetes melitus ditegakkan bila kadar glukosa darah
sewaktu >200 mg/dl (disertai gejala klasik hiperglikemia) ATAU kadar glukosa darah
puasa >126 mg/dl ATAU kadar glukosa 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) >200 mg/dl ATAU kadar HbA1C >6,5%. Hasil yang lebih rendah perlu
dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan TTGO di usia kehamilan antara 24-28
minggu)
c. Lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).5
Pemeriksaan USG direkomendasikan:
1) Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu) untuk
menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin, serta deteksi
abnormalitas janin yang berat
2) Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin
3) Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan
7) Apa saja edukasi yang dapat diberikan pada ibu hamil saat ANC?
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Adapun edukasi
yang dapat diberikan pada ibu hamil saat pemeriksaan ANC berupa:6
a. Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga
kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama kehamilannya
(sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan misalnya
mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun,
menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam
kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan,
kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi
komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi
komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan,
persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan
berbau pada jalan lahir saat nifas, dan sebagainya. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting
agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan.
e. Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan
pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan
derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin
untuk mencegah anemia pada kehamilannya.
f. Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular (misalnya penyakit
IMS, Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular (misalnya hipertensi) karena dapat
mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
g. Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu (risiko tinggi)
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan kesehatan ibu dan
anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan
kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak.
Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari
ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negatif maka diberikan
bimbingan untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya, menyusui dan seterusnya.
h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi
lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.
Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
i. KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk
menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan
keluarga.
j. Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah
bayi mengalami tetanus neonatorum.
k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)

Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan
untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster)
secara bersamaan pada periode kehamilan.
8) Bagaimana edukasi persiapan kelahiran?
Edukasi yang dapat diberikan didahuli dengan menanyakan kesiapan menghadapi persalinan
dan menyikapi kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan, pertanyan pertanyaan
yang dapat diajukan antara lain:6
a. Siapa yang akan menolong persalinan?
Setiap ibu hamil harus bersalin ditolong tenaga kesehatan.
b. Dimana akan bersalin?
Ibu hamil dapat bersalin di Poskesdes, Puskesmas atau dirumah sakit?
c. Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin?
Pada saat bersalin, ibu sebaiknya didampingi suami atau keluarga terdekat.
Masyarakat/organisasi masyarakat, kader, dukun dan bidan dilibatkan untuk kesiapan dan
kewaspadaan dalam menghadapi persalinan dan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
d. Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi perdarahan?
Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan calon donor darah yang sewaktu-waktu
dapat menyumbangkan darahnya untuk keselamatan ibu melahirkan.
e. Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk?
Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan kesepakatan bersama yang
dapat dipergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk
tempat rujukan. Alat transportasi tersebut dapat berupa mobil, ojek, becak, sepeda, tandu,
perahu, dan sebagainya.
(tolong ditambah ya bang)
9) Bagaimana nutrisi dan jenis makanan yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil? Kisaran
berat badan dan jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil tiap semester
kehamilan?
Syarat pengaturan makanan :7
a. Energi : Pada Trimester I ditambah 180 Kkal dari kebutuhan sebelum hamil; Trimester II
dan III ditambah 300 Kkal dari kebutuhan sebelum hamil.
b. Protein : 10-15% dari total energi, atau sesuai kecukupan protein ibu sebelum hamil
ditambah 17 g/hari selama kehamilan.
c. Lemak 20-25% dari total energi.

d. Karbohidrat 50-60%/hari dari total energi.


e. Vitamin dan Mineral sesuai AKG.
Tabel Angka Kecukupan Gizi Pada Ibu Hamil8

Bahan makanan dan makanan yang dianjurkan:7


a. Sumber Karbohidrat : beras, kentang, bihun, mie, roti, makaroni, krackers, dll.
b. Sumber Protein : ayam, ikan, daging, telur, hati, keju, susu, kacang -kacangan, tahu,
tempe.
c. Sumber Vitamin dan Mineral : sayur dan buah berwarna yang segar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:7
a. Makan lebih banyak dari sebelum hamil agar penambahan berat badan sesuai dengan
umur kehamilan.
b. Bagi ibu yang terlalu gemuk , kurangi porsi makanan sumber energi dari lemak dan
karbohidrat.
c. Bila ibu terlalu kurus tambahkan porsi makanan sumber energi dan protein.
d. Usahakan konsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering.
e. Untuk menghindari penimbunan cairan/edema perhatikan penggunaan garam dalam
makanan dan minuman agar tidak berlebihan.
10) Apa saja imunisasi yang dapat diberikan untuk ibu hamil?
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah bayi
mengalami tetanus neonatorum.. Jadwal pemberiannya adalah sebagai berikut:1,6
a

TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.

TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.

TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.

TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.

TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur hidup.
11) Jelaskan tanda dan bahaya pada kegawatdaruratan selama kehamilan?
Tanda bahaya pada wanita hamil apabila ditemukan gejala dan tanda sebagai berikut:2
a. Perdarahan vagina apapun sebabnya
Perdarahan vagina pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal, perdarahan
banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan
dibawah 20 minggu umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12 % kehamilan akan
berakhir dengan keguguran yang pada umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom yang
ditemui pada spermatozoa ataupun ovum. Perdarahan pada kehamilan muda juga terjadi pada
kasus mola hidatidosa dan kehamilan ektopik yang memiliki tanda lain yaitu uji kehamilan
yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan, dan
adanya masa di adneksa.9
Perdarahan pada kehamilan usia lanjut di atas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh
plasenta previa. Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio
plasenta atau vasa previa.9
b. Pembengkakan wajah/ jari-jari tangan, dan menyeluruh
Bengkak bisa menunjukkan masalah serius jika muncul pada muka dan tangan setelah
usia kehamilan 24 minggu, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik
yang lain menunjukkan hipertensi akibat kehamilan. Edema yang menyeluruh merupakan
salah satu tanda dari preeklampsia.
c. Sakit kepala berat/ terus-menerus
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat,
yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Dengan sakit kepala yang hebat,
penglihatan ibu menjadi kabur atau terbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan
adalah gejala dari preeklampsi.9
d. Penglihatan kabur
perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja). Masalah visual yang
mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak.
e. Nyeri hebat di dearah abdominopelvikum
Nyeri di daerah abdominopelvikum yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah
beristirahat. Hal ini seperti appendisitis, persalinan preterm, kehamilan ektopik, aborsi,

penyakit radang panggul, gastritis, penyakit kantong empedu, preeklampsia, abrupsi plasenta,
janin mati dalam rahim, infeksi saluran kemih dan infeksi lain.9
f. Demam/ menggigil
g. Disuria
h. Pengeluaran cairan dari vagina (ketuban pecah dini atau sebelum waktunya)
i. Muntah terus-menerus
j. Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya.
Pada pengukuran fundus uteri, apabila tinggi fundus uteri melampaui 2 cm daripada yang
diperkirakan kemungkinan yang dapat terjadi yaitu, kehamilan kembar, bayi besar,
hiperamnion, atau mioma uteri. Jika kurang dari tinggi yang diperkirakan (kekurangan
lebih dari 2 cm) kemungkinan yang dapat terjadi yaitu, missed abortion, letak lintang,
retardasi pertumbuhan, atau kehamilan palsu.3
k. Perubahan jelas pada frekuensi/intensitas gerakan janin
Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 % kehamilan
yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan
patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh
berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama
kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap
kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyulit penyerta
sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk
mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang
dikandungnya, diantaranya perdarahan, preeklampsi, nyeri hebat di daerah abdominopelvikum.
Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai resiko atau bahaya
yang lebih besar pada kehamilan/persalinannnya dibandingkan dengan ibu hamil dengan
kehamilan/persalinan normal. Faktor resiko pada ibu hamil meliputi riwayat kehamilan dan
persalinan yang sebelumnya kurang baik yaitu riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran,
lahir mati; Ibu hamil yang kurus/berat badan kurang; sudah memiliki 4 anak atau lebih; jarak
antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun; Ibu menderita anemia atau kurang darah; perdarahan
pada kehamilan ini; tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak
pada tungkai; kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal; riwayat penyakit kronik
seperti diabetes, darah tinggi, asma dan lain-lain.9
12) Penyakit pada kehamilan?
a. Anemia

Berikut ini bahaya yang dapat ditimbulkan akibat anemia pada ibu hamil:10
Bahaya selama kehamilan
1) Dapat terjadi abortus
2) Persalinan prematuritas

Bahaya saat persalinan


1) Gangguan his (kekuatan
mengejan)

3) Hambatan tumbuh kembang 2) Kala pertama dapat


janin dalam rahim

dapat melelahkan dan

5) Ancaman

sering memerlukan

kordis (Hb<6gr%)
6) Mola hidatinosa

2) Terjadi kematian
intrauterine

berlangsung lama sehingga 3) Persalinan prematuritas

4) Mudah terjadi infeksi


dekompensasi

Bahaya terhadap janin


1) Abortus

tindakan operasi kebidanan


3) Kala tiga dapat diikuti

7) Hiperemesis gravidatum

retensio plasenta, dan

8) Perdarahan antepartum

perdarahan postpartum

9) Ketuban pecah dini

karena atonia uteru


4) Kala empat dapat terjadi

tinggi
4) Berat badan lahir
rendah
5) Kelahiran dengan
anemia
6) Dapat terjadi cacat
bawaan
7) Bayi mudah mendapat

perdarahan postpartum

infeksi sampai

sekunder dan atonia uteri.

kematian perinatal
8) Inteligensia rendah

b. HIV/AIDS
Ibu hamil dengan HIV AIDS dapat menularkan ke bayinya sehingga diperlukan
penanganan dan ANC yang khusus pada kasus ini.10
c. Malaria
Abortus, kematian janin, bayi lahir mati dan prematuritas. Malaria maternal dapat
menyebabkan kematian janin, karena terganggunya tarnsfer makanan secara transplasental,
demam yang tinggi (hiper-pireksia) atau hipoksia karena anemia.11 Kemungkinan lain adalah
Tumor Necrosis Factor (TNF) yang dikeluarkan oleh makrofag bila di aktivasi oleh antigen,
merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan berbagai Kelainan pada malaria, antara
lain demam, kematian janin, abortus.12
d. Hepatitis B

Virus hepatitis B dapat menular kepada bayi selama kelahiran. Ketika bayi terinfeksi
Hepatitis B, kemungkinan 90% menjadi infeksi kronik. Hepatitis B dapat menyebabkan
kerusakan liver, penyakit liver dan kanker liver.13
e. Demam dengue dan DBD
Pengaruh Demam Dengue pada Kehamilan dan Persalinan:5
1) Berdasarkan gejala klinik dari penyakit, pengaruh yang mungkin terjadi adalah
kematian janin intrauterin.
2) Jika infeksi terjadi menjelang persalinan dilaporkan bisa terjadi transmisi vertikal dan
bayi lahir dengan gejala trombositopenia, demam, hepatomegali dan gangguan
sirkulasi.
3) Pada saat persalinan bisa terjadi perdarahan karena adanya trombositopenia.
Trombosit atau darah hanya diberikan jika terdapat perdarahan.
f. Demam tifoid
Data kasus menunjukkan frekuensi lebih tinggi terjadinya aborsi dan kelahiran
premature.5
g. Varicella
Dapat menyebabkan varicella intrauterine ataupun varicella neonatal. Varicella
intrauterine terjadi pada 20 minggu pertama kehamilan, yang dapat menimbulkan kelainan
congenital seperti kedua tangan dan tungkai mengalami atropi, kelainan neurologic maupun
oclar dan mental retardation. Varicella neonatal terjadi apabila ibu mendapat varicella kurang
dari 5 hari sebelum melahirkan. Bayi akan terpapar viremia sekunder dari ibunya yang
didapat secara transplasental tetapi bayi tersebut belum mendapat perlindungan antibody
disebbakan tidak cukupnya waktu untuk terbentuknya antibody pada tubuh ibu. Untuk yan
mendapat varicella dalam waktu 5 hari tau lebih sebelum melahirkan, neonates jarang
menderita varicella yang berat.14,15,16
h. Penyakit infeksi menular seksual pada ibu hamil
1) Vaginosis bakterialis
Risiko terjadinya persalinan preterm pada wanita hamil dengan vaginosis bacterial 38 kali lebih tinggi dibandingkan wanita hamil dengan flora normal. Selain itu wanita
hamil dengan bacterial vaginosis juga mempunyai risiko lebih tinggi untuk terserang
amnionitis, post partum endometritis, ketuban pecah dini, dan berat bayi lahir rendah.17
2) Trikomoniasis

Wanita hamil dengan trikomoniasis berisiko lebih tinggi melahirkan premature. Juga,
bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat lahir dengan berat badan rendah (kurang
dari 5,5 pound).18
3) Sifilis
Sifilis dapat menyebabkan abortus, persalinan preterm, kematian janin, gangguan
plasenta, gangguan hati, limfadenopati, dan miokarditis.5
i. Epilepsi
Kehamilan pada wanita dengan riwayat epilepsi mempunyai kecenderungan:5
1)
2)
3)
4)
5)

Hipertensi
Persalinan prematur
Bayi berat badan lahir rendah
Bayi dengan kelainan bawaan
Kematian perinatal

13) Bagaimana penggunaan obat-obatan untuk ibu hamil?


Sebagian besar obat yang digunakan oleh wanita hamil dapat menembus plasenta, sehingga
embrio dan janin dalam masa perkembangan terpapar terhadap efek farmakologis dan
teratogenik agen tersebut. Faktor-faktor kritis yang mempengaruhi transfer obat menembus
plasenta dan efek obat terhadap janin termasuk hal-hal sebagai berikut:19
a. sifat fisikokimiawi
b. kecepatan menembus plasenta dan jumlah yang mencapai janin
c. durasi paparan
d. sifat distribusi pada jaringan janin yang berbeda
e. tahap perkembangan janin dan plasenta pada saat pemaparan
f. efek obat yang digunakan secara kombinasi.
Farmakokinetik Obat pada Kehamilan
Berikut hal-hal yang mempengaruhi penyerapan obat pada kehamilan:19
a. Kelarutan Lipid
Seperti juga membran biologik lainnya, obat yang melintasi plasenta bergantung pada
kelarutan lipid dan derajat ionisasi obat, obat lipofilik cenderung berdifusi dengan mudah
melintasi plasenta dan masuk sirkulasi janin.
b. Ukuran Molekul

Berat molekul obat juga mempengaruhi kecepatan transfer dan jumlah obat yang
ditransfer melalui plasenta. Obat-obat dengan molekul 250-500 dapat melintasi plasenta
dengan mudah, bergantung pada kelarutan lipidnya dan derajat ionisasi. Obat dengan berat
molekul 500-1000 lebih sulit melintasi plasenta, dan obat dengan berat molekul lebih dari
1000 sangat sulit melintasi plasenta.
c. Ikatan Protein
Derajat ikatan obat dengan protein plasma (albumin) dapat pula mempengaruhi laju
transfer dan jumlah obat yang dipindahkan. Namun, jika obat sangat mudah larut lipid, tidak
akan banyak dipengaruhi oleh ikatan protein.
d. Metabolisme obat plasenta dan janin
Terdapat dua mekanisme yang memberikan perlindungan janin dari obat dalam sirkulasi
darah maternal:
1) Plasenta sendiri berperan baik sebagai sawar semipermeabel dan sebagai tempat
metabolisme beberapa obat yang melaluinya.
2) Obat yang telah melewati plasenta masuk dalam sirkulasi janin melalui vena
umbilikus.
Kategori Obat pada Ibu Hamil
Penggolongan kategori resiko pada masa kehamilan dapat mengacu pada sistem penggolongan
FDA (Food and Drug Administration) atau ADEC (Australian Drug Evaluation Committee).
Untuk sediaan farmasi yang mengandung lebih dari satu bahan obat, penggolongan resiko sesuai
dengan komponen obat yang mempunyai penggolongan paling ketat.19
Kategori kehamilan menurut FDA, adalah sebagai berikut:19
a. Kategori A
Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko pada janin pada
kehamilan trimester pertama (dan tidak ada bukti mengenai resiko terhadap trimester
berikutnya), dan sangat kecil kemungkinan obat ini untuk membahayakan janin.
b. Kategori B
Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko
terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol yang diperoleh pada ibu hamil. Studi
terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping (selain

penurunan fertilitas) yang tidak didapati pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester
pertama (dan ditemukan bukti adanya pada kehamilan trimester berikutmya).
c. Kategori C
Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin
(teratogenik), dan studi terkontrol pada wanita dan binatang percobaan tidak tersedia atau
tidak dilakukan. Obat yang masuk kategori ini hanya boleh diberikan jika besarnya manfaat
terapeutik melebihi besarnya resiko yang terjadi pada janin.
d. Kategori D
Terdapat bukti adanya resiko pada janin, tetapi manfaat terapeutik yang diharapkan
mungkin melebihi besarnya resiko (misalnya jika obat perlu digunakan untuk mengatasi
kondisi yang mengancam j/iwa atau penyakit serius bilamana obat yang lebih aman tidak
digunakan atau tidak efektif.
e. Kategori X
Studi pada manusia atau binatang percobaan memperlihatkan adanya abnormalitas pada
janin, atau terdapat bukti adanya resiko pada janin. Besarnya resiko jika obat ini digunakan
pada ibu hamil jelas-jelas melebihi manfaat terapeutiknya. Obat yang masuk dalam kategori
ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan hamil.

BAB III
Hasil Anamnesis dan Pemeriksaan
1. Identitas lengkap
Nama
: Suharni
Umur
: 26 tahun
Alamat
: J.L. Pangeran Natakusuma
Pekerjaan
: Swasta
Status perkawinan : Sudah menikah
Suku
: Jawa
Pendidikan
: SMA
2. Keluhan Utama
Memeriksakan kehamilan
3. Riwayat penyakit dan kehamilan sekarang
a. Riwayat alergi disangkal
b. Riwayat sedang mengkonsumsi obat obatan disangkal
c. Riwayat sedang menderita penyakit tertentu disangkal
d. Hari pertama haid terakhir: 28 Februari 2014
e. G1P0A0
f. Rutin melakukan antenatal care setiap bulan di puskesmas
4. Riwayat penyakit dan kehamilan dahulu
a Penyakit menular seksual disangkal
b Belum pernah menggunakan KB sebelumnya dan belum tahu apakah akan
menggunakannya atau tidak
5. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, DM, alergi.
6. Riwayat sosial dan nutrisi
a Bukan seorang vegetarian
b Mengkonsumsi vitamin tapi tidak tahu jenisnya, dosis? Tablet Fe?dosis?

c Konsumsi alkohol dan merokok disangkal


d Riwayat kontak dengan bahan kimia selama kehamilan disangkal
e Tidak memiliki binatang peliharaan dan tidak bekerja dengan binatang peliharaan
f Tidak pernah melakukan imunisasi selama kehamilan
7. Usia kehamilan: 34 minggu (tanggal periksa 28 Oktober 2014)
taksiran persalinan: 5 Desember 2014
8. Hasil pemeriksaan tanda vital
a. Suhu tubuh: 36,5C
b. Respirasi: 16 x/menit
c. Nadi: 72 x/menit
d. Tekanan daran: 110/70
9. Hasil pengukuran tinggi badan: 150 cm dan berat badan:
10. Status generalis: konjungtiva anemis, pemeriksaan lain: dalam batas normal
11. Hasil pemeriksaan Leopold
a. Leopold I: presentasi bokong bayi dengan tinggi fundus yaitu 34 cm
b. Leopold II: sebelah kanan merupakan punggung bayi, sebelah kiri merupaka bagian
ekstremitas bayi
c. Leopold III: presentasi kepala bayi
d. Leopold IV: kepala bayi belum masuk PAP
12. Hasil auskultasi denyut jantung janin: 140 dpm
13. Diagnosis kerja: G1P0A0 34 minggu dengan kehamilan fisiologis atau risiko tinggi infeksi
tetanus neonatorum (tidak ada riwayat imunisasi selama kehamilan) sma ini teh riwayat
konsumsi besinya, pasiennya anemi ap nd ya?? Kan klo anemia byk sekli risikonya tuhh???
14. Rencana tindakan dan terapi
Suplemen besi (dosis)
Yg lainnya teh? Pemeriksaan buat jaga-jaga risiko kena infeksi tokso sm tetanus sm
anemianya?

BAB IV
Kesimpulan

Você também pode gostar