Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Istilah gender pertama kali diperkenalkan oleh Robet Stoller pada tahun
1968
untuk
memisahkan
pencirian
manusia
yang
didasarkan
pada
Sedangkan
menurut
pandangan
kaum
konstruksionisme,
perempuan
pada
umumnya.
Oleh
karena
itu,
kebanyakan
kaum
transgender
menggantungkan kelangsungan hidupnya pada sektor-sektor non-formal, seperti usaha salon atau
dunia hiburan. Tetapi yang paling banyak adalah terperangkap dalam dunia pelacuran
(Koeswinarno, 2004)
Peranan dokter dan tenaga medis lainnya dalam operasi kelamin status
hukumnya disesuaikan dengan alasan yang berkaitan dengan kondisi dari
alat kelamin yang bersangkutan. Jika terbukti dengan sengaja menggagalkan
operasi tersebut, maka dokter dan tenaga medis melanggar kode etik
profesinya.
seperti itu, melainkan karena manusia sudah berdosa sejak semula (konsep
dosa awal). Menurut ajaran Katolik dalam KGK 2297, penggantian kelamin
dianggap melanggar penghormatan terhadap integritas tubuh manusia.
Menurut KGK 369, pria dan wanitalah diciptakan, artinya dikehendaki Allah
dalam persamaan yang sempurna di satu pihak sebagai pribadi manusia dan
di lain pihak dalam kepriaan dan kewanitaannya. Ajaran Hindu memandang
keberadaan tiga jenis kelamin, yaitu pums-prakriti (pria), stri-prakriti
(perempuan), tritiya-prakriti (seks ketiga). Jenis seks ketiga ini terdiri dari
shanda (male to female) dan shandi (female to male). Karena adanya
pengakuan, pemilik tritiya-prakriti diijinkan hidup bebas dan terbuka.
Contohnya dalam kisah Baratayudha terdapat masa dimana Arjuna berperan
sebagai Brihannala. Dengan begitu, operasi pergantian kelamin pun bebas
dilakukan. Ajaran Budha juga menyimpan akar kebudayaan Hindu yang
menguasai
jenis
kelamin
ketiga.
Siapapun
yang
telah
banyak
yang
bersangkutan
tidak
berubah.
Operasi
nomor
tiga
dalam
dosa
dan
jika
sesuai
syariat
Islam
dan
Kehakiman
terkait
dengan
perizinan
pemohonan
kaum
transgender
apabila
setelah
mendapat
perizinan
dari
Hakim
sesuai
dengan
UU
No.
23
Tahun
2006
tentang
Administrasi Kependudukan.
Status dokter dan tenaga kesehatan lain yang menggagalkan operasi
penggantian, perbaikan ataupun pembuangan salah satu kelamin diatur
dalam pasal 24 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu:
(1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus
memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional;
(2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur oleh organisasi profesi.
Sehingga, mereka yang bisa dikatakan sebagai pelaku malpraktek
(dalam hal ini sengaja menggagalkan operasi kelamin) diberikan sanksi oleh
pihak yang bertanggung jawab terhadap pemberi layanan kesehatan dan
oleh organisasi profesi yang bersangkutan sesuai dengan kode etik yang
dilanggar.
DAFTAR PUSTAKA
Sholihah.
Transseksualisme:
Sex-Reassignment
Surgery. Institut Teknologi Bandung. 2011 Dec 12; Accessed on juni 27st,
2015
at
p.m.
Available
from
URL:http://blogs.itb.ac.id/sholihah/2011/12/12/transseksualisme-sexreassignment-surgery/
Koeswinarno. Hidup Sebagai Waria. 1st. ed. Yogyakarta: Lkis; 2004. 15 p.
Nata, Abuddin. Perspektif Islam tentang Pendidikan Kedokteran. 1st. ed. Jakarta: UIN
Jakarta Press; 2004. 196-205 p.