Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
RUANG RAWAT:
I.
23 Empati
IDENTITAS KLIEN
Inisial
:
Umur
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Pengkajian
RM No.
Ruang Rawat
Sumber Informasi
Diagnosa Medis
: 05-08- 2015
: 1128002
: III Putra
: Pasien, Keluarga
: Skizoprenia
II.
ALASAN MASUK
1. Data Primer : Pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit karena ketahuan oleh ibunya
melakukan kitan sendiri.
2. Data Sekunder : Keluarga mengatakan pasien dibawa ke rumah sakit karena pasien
melukai alat kelaminnya sendiri dan pasien selalu bicara ngawur.
3. Data RM : Berdasarkan data di RM pasien dibawa kerumah sakit karena tidak bisa tidur,
bicara ngawur, dan tidak mau beraktivitas kurang lebih selama 1 minggu ini.
III.
IV.
FAKTOR PREDISPOSISI
RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
ya
tidak
Jelaskan: Keluarga mengatakan pasien sering bicara ngawur sudah sejak 10 tahun yang
lalu, sejak pulang bekerja di sebuah perusahaan asing. Namun pasien masih
mau bekerja bahkan membuka toko yang menjual bahan-bahan elektro dan
hanya bertahan 2 tahun. Sejak itu pasien lebih sering berada dirumah kadangkadang membantu tetangganya bertukang. Beberapa bulan terakhir pasien
semakin malas beraktivitas mandi dan makan semua harus diingatkan oleh
ibunya.
2. Pengobatan sebelumnya :
Berhasil
Kurang Berhasil Tidak berhasil
Jelaskan : keluarga mengatakan tidak pernah medapat pengobatan.
3. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
Jelaskan: Keluarga mengatakan tidak ada.
ya
tidak
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia
1.
2.
3.
4.
5.
Korban/ usia
Saksi/ usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan
: Keluarga dan pasien mengatakan tidak pernah.
6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual):
Saat masih kecil teman-teman pasien banyak yang melakukan khitan dan pasien selalu
bertanya pada mereka bagaimana rasanya. Banyak teman-temannya yang mengeluhkan
sakit saat di khitan sampai ada temannya yang sulit berjalan karena di khitan. Pasien
mengatakan ibu dan kakaknya selalu meminta pasien untuk melakukan khitan dan
mengajarkan hubungannya khitan dengan agama kepada pasien, namun pasien tidak
mau dan mengancam jika dipaksa pasien akan pindah agama. Pasien mengatakan tidak
mau khitan karena merasa takut. Pada saat usia 17 tahun, karena banyak teman-teman
pasien yang sudah di khitan tapi pasien belum. Akhirnya pasien meminta kepada ibunya
untuk di khitan. Saat usia pasien 28 tahun, Pasien bekerja di sebuah perusahaan asing di
Jakarta, saat sedang mandi pasien ditegur oleh teman satu kerjanya yang berasal dari
Pakistan karena alat kelaminnya. Pasien menceritakan kepada temannya tentang khitan
dan hubungannya dengan agama karena pasien beragama islam, namun temannya
mengatakan harusnya jangan mau dikhitan kalau memang tidak mau karena tubuh kita
adalah milik kita sendiri, jadi orang lain tidak berhak mengatur tubuh kita. Awalnya pasien
tidak menghiraukannya, kemudian saat bulan ramadhan 11 tahun yang lalu pasien
berpuasa, namun di tempat pasien bekerja tidak menyiapkan makan untuk sahur. Jadi
akhirnya pasien hanya puasa dua hari dan tidak sanggup lagi karena pasien harus bekerja
seharian. Kemudian saat kumpul-kumpul dengan rekan kerjanya, temannya mengatakan
hal yang sama kembali yaitu tubuh kita adalah milik kita sendiri, jadi orang lain tidak
berhak mengatur tubuh kita. Hingga akhirnya pasien memikirkannya selama berhari-hari
dan beberapa bulan memikirkannya akhirnya pasien merasa kalau ada yang berbeda dari
dirinya dan ada rasa bersalah pada dirinya karena ada bagian tubuh yang hilang dan tidak
bisa kembali lagi. Pasien merasa marah dan kecewa dengan dirinya sendiri karena telah
melakukan khitan dulu.
Diagnosa keperawatan: Gangguan Proses Pikir
7.
ya
tidak
V.
1.
STATUS MENTAL
Penampilan
tidak rapi
penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : wajah sesuai dengan usia, pasien tampak rapi menggunakan baju dan celana
jeans dan sepatu, cara berpakaian sesuai, tampak bersih, rambut tersisir rapi dan bersih,
tidak ada bau badan, ada kontak mata saat berkomunikasi, aktivitas motorik aktif, dan
sikap sopan saat berkomunikasi.
Diagnosa keperawatan : -
2.
Kesadaran
Kwantitatif/ penurunan kesadaran]
compos mentis
sopor
Kwalitatif
apatis/ sedasi
subkoma
somnolensia
koma
tidak berubah
berubah
meninggi
gangguan tidur
hipnosa
disosiasi
Jelaskan : Pasien mampu berbicara dengan kesadaran penuh dengan GCS 456. Relasi
pasien dengan orang lain baik dibuktikan dengan pasien mampu berkomunikasi dengan
perawat dan keluarga, ada kontak mata saat berkomunikasi. Limitasi : mengucapkan
terima kasih setelah di tensi, pasien berpakaian sopan, dan berpamitan saat akan pergi.
3.
Orientasi
waktu
tempat
orang
Jelaskan : Pasien dapat menyebutkan namanya, umur, dan alamat rumahnya. Pasien
dapat menyebutkan nama adiknya, umur, dan alamat adiknya. Pasien mengetahui jika
sekarang adaah siang jam 1. Pasien mengatakan sekarang ada rumah sakit ruang
kejiwaan.
Diagnosa keperawatan : -
4.
Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Apatis
lambat
Membisu
Tidak Mampu memulai pembicaraan
lain-lain....
Jelaskan : Kata-kata jelas dan dapat dimengerti, intonasi jelas, komunikasi lancar
dengan perawat, pasien tampak mendominasi pembicaraan.
5.
Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas
gaduh gelisah katatonik
TIK
grimase
tremor
gagap
stereotipi
mannarism
katalepsi
akhopraxia
command automatism
atomatisma
nagativisme
reaksi konve
verbigerasi
berjalan kaku/ rigit
kompulsif
lain-2 sebut
Jelaskan : Keluarga mengatakan aktivitas fisik pasien menurun sejak beberapa bulan
yang lalu, pasien tidak mau bekerja membantu pekerjaan rumah dan hanya mondar
mandir atau merokok saja. Pasien tampak sering mojok ke jendela belakang. Pasien
tampak sering mondar mandir keluar kamar. Pasien selalu mengucapkan kata diriku
sendiri saat berbicara.
Diagnosa keperawatan: Gangguan Proses Pikir
6.
Afek/ Emosi
adequat
tumpul
dangkal/ datar
labil
inadequat
anhedonia
marasa kesepian
eforia
ambivalen
apati
marah
depresif/ sedih
cemas:
ringan
sedang
berat
panik
Jelaskan : Pasien dapat berespon dengan baik, membalas senyum perawat, tampak
sopan, dan dapat berespon sesuai situasi.
Diagnosa keperawatan : -
7.
Persepsi
halusinasi
ilusi
depersonalisasi
derealisasi
Macam Halusinasi
pendengaran
penglihatan
perabaan
pengecapan
penghidu/ pembauan
lain-lain, sebutkan...................
Jelaskan : Berdasarkan data RKM pasien sering mendengar suara-suara. Saat ditanya
apakah ada mendengar suara yang mengatakan sesuatu, pasien menjawab tidak ada.
Diagnosa keperawatan :-
8.
Proses Pikir
Arus Pikir
koheren
fligt of ideas
inkoheren
blocking
asosiasi longgar
persevarasi
tangansial
sirkumstansiality
logorea
neologisme
bicara lambat
bicara cepat
irelevansi
main kata-kata
afasi
assosiasi bunyi
lain2 sebutkan..
Jelaskan : Pasien selalu mengatakan tidak mau melakukan khitan karena tubuhnya adalah
miliknya sendiri, jadi hanya dirinya yang bisa melakukannya sendiri. Pasien juga selalu
mengatakan jika khitan dilakukan oleh orang lain maka tubuhnya sudah bukan miliknya
sendiri, karena bagian tubuh yang hilang atau dibuang tidak akan bisa kembali lagi. Bicara
dapat dimengerti dan dipahami, intonasi jelas, dan tampak mendominasi saat berbicara.
Pasien bicara berputar-putar namun maksud pertanyaan dapat dijawab.
Diagnosa keperawatan : Gangguan Proses Pikir
Isi Pikir
obsesif
ekstasi
fantasi
bunuh diri
ideas of reference
pikiran magis
alienasi
isolaso sosial
rendah diri
preokupasi
pesimisme
fobia
sebutkan.........................
waham: sebutkan jenisnya
agama
somatik, hipokondrik
kebesaran
curiga
nihilistik
sisip pikir
siar pikir
kontrol pikir
kejaran
dosa
Jelaskan : Pasien mengatakan merasa bersalah dan berdosa pada dirinya sendiri karena
telah melakukan khitan pada saat usia 17 tahun, merasa bahwa bagian tubuhnya ada yang
hilang dan tidak bisa kembali lagi. Pasien juga berkata kadang bisa sampai menangis
karena menyesalinya. Pasien teringat kata-kata ayahnya kalau ayahnya dulu melakukan
khitan sendiri. Sehingga pasien ingin melukai alat kelaminnya sendiri dengan jarinya.
Diagnosa keperawatan : Gangguan Proses Pikir : Waham Dosa
Bentuk Pikir
realistik
nonrealistik
autistik
dereistik
Jelaskan : Pasien mengatakan dirinya sekarang ada dirumah sakit di ruang jiwa karena
ketahuan ibunya melukai alat kelaminnya sendiri dan mengatakan bahwa yang
dilakukannya bukan suatu yang salah. Pasien juga mengatakan bahwa ibunya dan adiknya
sebenarnya bukan ibu dan adiknya, karena tubuhnya adalah miliknya sendiri jadi tidak
memiliki ibu dan adik. Pasien tampak bersikukuh bahwa wahamnya adalah benar dan
semua orang tidak akan ada yang bisa mengerti.
9.
10.
Memori
gangguan daya ingat jangka panjang
12.
Kemampuan Penilaian
gangguan ringan
gangguan bermakna
Jelaskan : Pasien dapat memilih untuk mandi setelah itu baru makan. Saat ditanya
tentang memilih barang-barang pasien dapat menjawab secara masuk akal.
Diagnosa keperawatan : -
13.
VI.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : cukup bersih dan rapi, kesadaran CM
Tanda vital: TD: 110/80 mmHg
N: 80x/menit
S: 36C
P: 18x/menit
UKur:
TB: 163 cm BB: 68 kg
turun
naik
Keluhan fisik :
tidak
ya
Jelaskan : pasien mengatakan agak sedikit sakit pada alat kelaminnya. Terdapat luka
tertutup kasa pada alat kelaminnya.
5. Pemeriksaan fisik:
a. Kepala: bentuk normal, tampak bersih, rambut pendek dan rapi, sklera tampak
berwarna kemerahan, kojungtiva merah muda, penglihatan normal, hidung simetris,
telinga tampak simetris, tidak ada tanda-tanda pendarahan
b. Leher: tidak ditemukan adanya masalah
c. Dada: pergerakan dinding dada simetris, bunyi jantung dan napas normal, tidak ada
nyeri tekan.
d. Ekstrimitas: tidak ada masalah, pasien dapat beraktivitas secara mandiri.
e. Integumen: kulit berwarna sawo matang, terdapat luka tetutup kasa pada alat
kelaminnya. Ketika dilakukan rawat luka, terdapat luka jahit mengelilingi pangkal
1.
2.
3.
4.
penis dan skrotum kanan. Luka tampak bersih, tidak ada nanah, tidak ada
pembengkakan, tampak mulai mengering, terdapat nyeri dengan skala 3.
Jelaskan : Pasien mengatakan telah melukai alat kelaminnya sendiri dengan tangan.
Diagnosa keperawatan : Gangguan Integritas Kulit; Resiko Infeksi
VII.
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat
:
Di rumah : Pasien mengatakan ada teman dekat yaitu teman-teman saat sekolah dulu.
Pasien mengatakan juga berteman dengan tetangganya.
Di RS
: Pasien mengatakan tidak ada teman dan terlihat sering mondar mandir
sendiri.
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
Di rumah : Pasien mengatakan tidak pernah
Di RS
: Pasien mengikuti senam dan minum obat bersama pasien lain.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Di rumah : Pasien mengatakan tidak ada.
Di RS
: Tidak ada, tampak pasien menegur dan duduk bersama dengan penunggu
pasien.
Diagnosa keperawatan : 4. Spiritual dan kultural
a. Nilai dan keyakinan
Pasien beragama islam, keluarga mengatakan bahwa penyakit pasien adalah cobaan
dari Allah.
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya
Pasien percaya adanya Allah yang menciptakan dirinya, namun pasien mengatakan
hanya dirinyalah yang berhak penuh atas dirinya.
c. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan bahwa sebelum bekerja pasien rajin sholat namun sejak berhenti
bekerja pasien tidak pernah sholat lagi karena pasien mengatakan hanya orang muslim
yang taat yang sholat sedangkan dirinya tidak.
Diagnosa keperawatan: VIII.
X.
MEKANISME KOPING
Adatif
Bicara dengan orang lain
Mampu menyelesaikan masalah
Teknik relokasi
Aktivitas konstruktif
Olah raga
Lainnya ......................
Jelaskan: Jika ada masalah pasien mengatakan
pikirannya sendiri.
Diagnosa keperawatan : -
Maladaptif
Minum Alkohol
Reaksi lambat / berlebih
Bekerja berlebihan
Menghindar
Mencederai diri
Merokok
hanya merokok sambil memikirkannya dalam
XII.
ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Skizofrenia F. 20
Terapi medik
: Clozapine 2 x tab / PO
CPZ 2 x 100 mg/PO
THD 2 x 2 mg/PO
Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan
XIII.
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR MASALAH
Gangguan Proses Pikir : Waham Dosa
Resiko Regimen Terapeutik Tidak Efektif
Gangguan Integritas Kulit
Kurang Pengetahuan
Resiko Infeksi
ANALISA DATA
No
1
DATA
DS:
Pasien mengatakan merasa bersalah dan
berdosa pada dirinya sendiri karena telah
melakukan khitan pada saat usia 17, merasa
bahwa bagian tubuhnya ada yang hilang dan
tidak bisa kembali lagi.
Pasien mengatakan kadang bisa sampai
menangis karena menyesalinya.
Pasien mengatakan untuk mengembalikan
dirinya yang dahulu sebelum khitan karena
merasa dirinya sangat berbeda dari dirinya yang
dulu dan setelah melakukan khitan sendiri pasien
merasa dirinya sudah kembali seperti yang dulu
serta merasa lebih tenang.
Pasien mengatakan dirinya sekarang ada
dirumah sakit di ruang jiwa karena ketahuan
ibunya melukai alat kelaminnya sendiri dan
mengatakan bahwa yang dilakukannya bukan
suatu yang salah.
Keluarga mengatakan pasien dibawa ke rumah
sakit karena pasien melukai alat kelaminnya
sendiri dan pasien selalu bicara ngawur.
Keluarga mengatakan aktivitas fisik pasien
menurun sejak beberapa bulan yang lalu, pasien
tidak mau bekerja membantu pekerjaan rumah
dan hanya mondar mandir atau merokok saja.
Pasien mengatakan bahwa ibunya dan adiknya
sebenarnya bukan ibu dan adiknya, karena
tubuhnya adalah miliknya sendiri jadi tidak
memiliki ibu dan adik.
DO:
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Proses Pikir : Waham
Dosa
2.
DS:
Pasien mengatakan dirinya tidak sakit jiwa tapi
sakit sindrom dan dirinya masuk rumah sakit
karena ibunya menemukan sedang melakukan
khitan kalau tidak pasti tidak akan sampai ke
rumah sakit.
Pasien mengatakan hanya tinggal berdua
dengan ibunya yang sudah tua.
DO:
Pasien tampak bersikukuh bahwa wahamnya adalah
benar dan semua orang tidak akan ada yang bisa
mengerti.
3.
DS:
Pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit
karena ketahuan oleh ibunya melakukan kitan
sendiri.
Pasien mengatakan agak sedikit sakit pada alat
kelaminnya.
Keluarga mengatakan pasien dibawa ke rumah
sakit karena pasien melukai alat kelaminnya
sendiri dan pasien selalu bicara ngawur.
DO:
4.
DS:
Keluarga mengatakan tidak mengetahui penyebab
pasti mengapa pasien sering bicara ngawur.
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah dibawa
ke petugas kesehatan dan pasien sudah
mengalami gangguan jiwa sudah 10 tahun.
DO:
Keluarga dan pasien tidak mampu menjawab
saat ditanya tentang obat yang diminum pasien.
Bantuan minimal minum obat
Kurang Pengetahuan
DS:
Pasien mengatakan agak sedikit sakit pada alat
kelaminnya.
Keluarga mengatakan pasien dibawa ke rumah
sakit karena pasien melukai alat kelaminnya
sendiri dan pasien selalu bicara ngawur.
DO:
Resiko Infeksi
POHON MASALAH
Resiko infeksi
Gangguan neurotransmiter
Isolasi Sosial
Faktor Predisposisi :
Mengalami gangguan jiwa sudah
10 tahun namun pasien tidak
pernah berobat.
Pengalaman
mendengar
dan
melihat pengalaman orang lain
yang di khitan saat masih kecil.
Pengalaman tidak bisa berpuasa di
tempat kerja kurang lebih 11 tahun
yang lalu.
Faktor Presipitas :
Ibunya memanggil kiai dan meminta
pasien untuk belajar ilmu agama.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Proses Pikir : Waham Dosa
2. Gangguan Integritas Kulit
3. Kurang Pengetahuan
4. Resiko Regimen Terapeutik Tidak Efektif
5. Resiko Infeksi
Wahyuni Jayantie
TANGGAL
MUNCUL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
05 Agustus 2015
06 Agustus 2015
06 Agustus 2015
Kurang Pengetahuan
06 Agustus 2015
06 Agustus 2015
Resiko Infeksi
TANGGAL
TERATASI
TANDA
TANGAN
TINDAKAN
PASIEN
1.
2.
3.
4.
5.
KELUARGA 1.
2.
3.
4.
5.
1
Identifikasi tanda dan gejala
waham
Bantu orientasi realitas:
panggil nama, orientasi
waktu, orang dan
tempat/lingkungan.
Diskusikan kebutuhan pasien
yang tidak terpenuhi.
Bantu pasien memenuhi
kebutuhannya yang
realistis.
Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk pemenuhan
kebutuhan.
Diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat
pasien.
Jelaskan pengertian, tanda
dan gejala, dan proses
terjadinya waham (gunakan
booklet).
Jelaskan cara merawat: tidak
disangkal, tidak
diikuti/diterima (netral).
Latih cara mengetahui
kebutuhan pasien dan
mengetahui kemampuan
pasien.
Anjurkan membantu pasien
sesuai jadual dan memberi
pujian.
1.
2.
3.
4.
PERTEMUAN
2
3
Evaluasi kegiatan pemenuhan
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan
kebutuhan pasien dan berikan
kebutuhan pasien, kegiatan yang
pujian.
dilakukan pasien dan berikan
Diskusikan kemampuan yang dimiliki.
pujian.
Latih kemampuan yang dipilih dan
2. Jelaskan tentang obat yang diminum
berikan pujian.
(6 benar: jenis, guna, dosis,
Masukkan pada jadwal pemenuhan
frekuensi, cara, kontinuitas minum
kebutuhan dan kegiatan yang telah
obat)
dilatih.
3. Masukkan pada jadual pemenuhan
kebutuhan, kegiatan yang telah
dilatih dan obat.
4
5 S.D 12
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan 1. Evaluasi kegiatan
kebutuhan pasien, kegiatan
pemenuhan kebutuhan
yang telah dilatih dan
pasien, kegiatan yang
minum obat, Berikan pujian.
dilatih dan minum obat,
2. Diskusikan kebutuhan lain dan
Berikan pujian.
cara memenuhinya.
3. Nilai kemampuan yang telah
3. Diskusikan kemampuan yang
mandiri.
dimiliki dan memilih yang 4. Nilai apakah waham
akan dilatih.Kemudian latih.
terkontrol.
3. Masukkan pada jadwal
pemenuhan kebutuhan,
kegiatan yang telah dilatih
dan obat.
Tanggal
& Jam
07
Agustus
2015
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
SP I
Membina hubungan saling percaya
dengan klien
Memberi salam kepada klien
dengan verbal dan non verbal
Memperkenalkan diri (nama lengkap
dan panggilan dan asal)
Menanyakan nama serta nama
panggilan yang disukai klien
Membuat kontrak denga klien
tentang program terapi yang akan
dilakukan, antaralain : topik, waktu
dan tempat )
Menunjukan sikap empati kepada
klien
1. Memastikan klien mendapat obat therapi
gizi yang adekuat
EVALUASI
S:
O:
TTV klien
TD: 130/80 mmHg
N: 80 x/menit
S: 36,2oC
RR: 20x/menit
A:
a. Kognitif;
Klien
dan
keluarga
dapat
membina
hubungan
saling
percaya
Klien mengikari penyakitnya:
klien mengatakan masuk RSSA
karean kecapean
Keluarga memahami mengapa
klien kambuh penyakitnya
b. Afektif :
Klian mendengar apa yang di
sampaikan perawat dan merespon
c. Psikomotor:
Klien kadang-kadang duduk tidak
bisa diam, dan gelisah.
P:
d. Klien:
Menganjur klien tetap tenang dan
tidak bicara ngelantur serta
mendengarkan apa yang di
perintah
perawat
ataupun
keluarga
e. Keluarga:
Menganjurkan keluarga tetap
mendapingi klien dan membatu
klien dalam ADL.
f. Perawat : tingkatkan dan
ulangi SP I
29 juli
2015
SP I:
1. Membina hubungan saling percaya dengan
klien
Memberi salam kepada klien dengan
verbal dan non verbal
S:
g. Klien sedang berada di
ruma sakit RSSA malang
di ruang 23 empati di
rawat karena sakit jiwa
h. Klien mengatakan yang
mengantarnya ke RSSA
adalah keluarganya
i. Klien mengatakan yang
berada disampingnya
adalah istrinya
j. Klien mengatakan sudah
siang hari
k. Klien sudah bisa tidur
tadi malam
l. Keluarga mengatakan
selalu membantu klien
memenuhi kebutuhan
ADL klien
m. Klien mengatakan
kebutuhan yang belum
terpenuhi adalah ingin
kembali bekerja
berkebun dan yang di
rumah sakit belun
terpenuhi adalah sholat 5
waktu
O:
n. Klien tampak tenang
o. Saat Interaksi selama
wawancara klien
kooperatif
p. Klien dapat beristirahat
q. ADL klien mandiri
r. TTV klien
TD: 120/80 mmHg
N: 79 x/menit
S: 36,5oC
RR: 20x/menit
A:
s. Kognitif;
Klien
dan
keluarga
dapat
membina
hubungan
saling
percaya
Klien mengetahuai penyakitnya
t. Afektif :
Klian mendengar apa yang di
sampaikan perawat dan merespon
u. Psikomotor:
Klien melakukan apa yang di
suruh
Istri
klien
menbantu
klien
menuliskan jadwal kegiatan harian
klien
P:
v. Klien:
Menganjur
klien
melakukan
kegiatan sesuai jadwal kegiatan
harian
w. Keluarga:
Menganjurkan keluarga tetap
mendapingi klien dan membatu
klien dalam ADL dan melakukan
kegiatan harian.
Perawat : lanjut SP II
30 juli
2015
SP II :
i.
Membina
hubungan saling percaya dengan klien
Memberi salam kepada klien dengan
verbal dan non verbal
Menanyakan klien apakah masih
mengiat nama perawat
Menyakan perasaan klien
Mengevaluasi SP I
Membuat kontrak denga klien tentang
program terapi yang akan dilakukan,
antaralain : topik, waktu dan tempat )
Menunjukan sikap empati kepada klien
Mendiskusikan kempuan yang dimiliki
klien
Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
ii.
Memastikan klien
mendapat obat therapi gizi yang adekuat
S:
x.
y.
O:
z. Klien tampak tenang
aa. Saat Interaksi selama
wawancara klien
kooperatif
ab. Klien dapat beristirahat
ac. ADL klien mandiri
ad. TTV klien
TD: 130/80 mmHg
N: 80 x/menit
S: 36 oC
RR: 20x/menit
A:
ae. Kognitif;
Klien
dan
keluarga
dapat
membina
hubungan
saling
percaya
Klien mengetahuai kemampuan
yang dimilikinya dan akan
mengembangkannya
saat
di
rumah
af. Afektif :
Klian mendengar apa yang di
sampaikan perawat dan merespon
ag. Psikomotor:
Klien melakukan apa yang di
suruh
Klien
duduk
tenang
mendengarkan
P:
30 juli
2015
SP : I keluarga
Memberi edukasi kepada keluarga tentang
tentang minum obat
1. Membina hubungan saling percaya
dengan klien
2. Memberi salam kepada klien dengan
verbal dan non verbal
3. Menanyakan klien apakah masih
mengiat nama nama perawat
ah. Klien:
Menganjur
klien
di
rumah
melakukan kegiatan sesuai jadwal
kegiatan
harian
dan
mengembangkan
kemampuan
yang dimiliki
ai. Keluarga:
Menganjurkan keluarga tetap
mendapingi klien dan membatu
klien dalam ADL dan melakukan
kegiatan harian.
Perawat : lanjut SP keluarga
S:
aj. Keluarga mengatakan
akan melakukan apa
yang di anjurkan dan
akan membimbing klien
minum obat secara
teratur
O:
ak. Klien tampak tenang
P:
Keluarga:
Menganjurkan keluarga tetap
mendapingi klien minum obat dan
membimbing klien minum obat
yang teratur dan mengingat untuk
kontrol
Perawat : intervensi slesai pasien pulang