Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
yang
2. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Secara
akademis,
hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
(minat), Desire
(tindakan
kegiatan).
Adapun keterangan dari elemen-elemen dari model ini adalah:
1. Perhatian (Attention): Keinginan seseorang untuk mencari dan melihat
sesuatu.
2. Ketertarikan (Interest): Perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang
suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen.
3. Keinginan (Desire): Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang
menarik perhatian.
4. Keputusan (Decision): Kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal.
5. Tindakan (Action): Suatu kegiatan untuk merealisasiakan keyakinan dan
ketertarikan terhadap sesuatu.
Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak.
Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak melakukan action, maka pertama-tama
mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention) sebagai awal suksesnya
komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, hendaknya disusul
dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang merupakan derajat yang lebih
tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik
tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang
diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi
komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya
keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action)
sebagaimana diharapkan komunikator.
1. Komunikasi
1.1.
Pengertian Komunikasi
media
pandang
dengan
audio
visual,
seorang
10
dari kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi adalah proses memahami yang
bersangkutan dengan pikiran. Afeksi adalah perasaan yang ditimbulkan
oleh perangsang dari luar. Konasi adalah aspek psikologis yang
berkaitan dengan upaya dan perjuangan. Etos tidak hanya timbul pada
seseorang dengan begitu saja, tetapi ada faktor-faktor tertentu yang
mendukungnya. Faktor-faktor itu adalah :
1) Kesiapan
2) Kesungguhan
3) Kepercayaan
4) Ketulusan
5) Ketenangan
6) Kesederhanaan
7) Keramahan
f) Sikap Komunikator Sikap ( attitude ) adalah suatu kesiapan kegiatan,
suatu kecenderungan pada diri seorang untuk melakukan kegiatan
menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Dalam hubungan dalam
kegiatan komunikasi yang melibatkan manusia-manusia sebagai
sasarannya pada diri komunikator terdapat lima jenis sikap yaitu :
1. Reseptif Sikap kesediaan untuk menerima gagasan dari orang lain.
2. Selektif Faktor selektif sangat penting bagi komunikator dalam
peranannya sebagai komunikan sebagai persiapan untuk menjadi
komunikator yang baik. Jadi untuk menjadi komunikator yang baik ia
harus menjadi komunikan yang terampil.
g) Dijestif (Digestive) Digestive adalah kemampuan komunikator dalam
merencanakan gagasan atau informasi dari orang lain sebagai bahan
bagi pesan yang akan dia sampaikan.
h) Asimilatif berarti kemampuan komunikator dalam mengorelasikan
gagasan atau informasi yang ia terima dari orang lain secara sistematis
11
komunikator
dalam
12
13
Media publik, kalau khalayak lebih dari 200-an orang, maka media
komunikasi yang digunakan biasanya disebut media publik. Misalnya
rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media massa, jika khalayak
tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya digunakan
media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film,
radio, dan televisi (Hafied Cangara, 2008;123-126).
4. Penerima.
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima biasa
disebut komunikan atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau
receiver. Receiver (penerima pesan) adalah pihak yang menjadi sasaran
pesan yang dikirimkan oleh sumber (komunikator). Reciver juga bisa
disebut
dengan
istilah
khalayak,
sasaran,
pembaca,
pendengar,
14
15
16
satu-satunya
elemen
yang
dapat
menjudge apakah
17
umpan balik itu berupa respon negatif ataupun respon positif. Contoh kecil
ketika kita berceramah atau berpidato di depan khalayak umum. Maka kita
akan dapat melihat reaksi apa saja yang dilakukan oleh pendengar di depan
kita. Mungkin ada yang tekun memperhatikan, ada yang mengobrol
dengan teman di sampingnya, ada yang menguap karena bosan, atau
melakukan interupsi atas apa yang kita sampaikan. Semua perilaku atau
reaksi yang dilakukan oleh penonton di depan kita merupakan umpan balik
yang langsung diberikan kepada kita sebagai komunikator. Orang yang
mendengarkan dengan tekun mungkin memberikan respon positif
sedangkan yang mengobrol dengan teman di sampingnya memberikan
respon negatif. Namun, kesimpulan ini tidak kaku. Artinya, mungkin
tubuh orang yang kelihatan tekun mendengarkan, berada di depan kita,
sedangkan pikirannya jauh berada di luar sana. Namun sebaliknya, orang
yang mengobrol dengan temannya, mungkin sedang asyik berdiskusi
tentang apa yang kita sampaikan. Bahkan, diam pun bisa disebut sebagai
umpan balik yang menandakan dua hal, apakah ia mengerti atau tidak
sama sekali. Bila komunikasi memungkinkan para partisipannya untuk
saling berhadapan wajah (face to face) maka feedback yang paling
mendasar adalah tatapan mata (eyes contact). Mata yang menatap
komunikator
menunjukkan
bahwa
(para)
komunikan
benar-benar
18
dengan
sekelompok
sebaiknya
menjadi
orang
komunikasi
pihak
yang
kelompok,
mengambil
inisiatif
19
20
21
2. Komunikasi Horizontal
2.1 Pengertian Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang
sama
tingkatan
otoritasnya
didalam
organisasi.
Komunikasi
horizontal
22
catatan, kegiatan sosial dan lingkaran kualitas adalah sebuah kelompok pekerja
sukarela yang berbagi wilayah tanggung jawab. Yang penting, kelompok ini
adalah kelompok kerja biasa yang membuat atau memperbaiki sebagian
produk.Para anggota kelompok mengadakan pertemuan setiap minggu untuk
berdiskusi, menganalisis, dan mengemukakan gagasan untuk menyempurnakan
pekerjaan mereka. Mereka dilatih dalam penggunaan prosedur dan teknik-teknik
khusus pemecahan masalah, seperti diagram sebab-dan akibat, diagram Pareto
atau grafik lajur yang datanya disusun menurut urutan kepentingan, histogram,
daftar pemeriksaan, dan grafik-grafik. Pemimpin kelompok kualitas dilatih alam
keahlian kepemimpinan, metode pengajaran orang dewasa, dan teknik-teknik
motivasidan komunikasi.Pertemuan kelompok kualitas dilaksanakan pada waktu
kerja dan ditempat kerja.Lingkaran kualitas umumnya diberi tanggung jawab
penuh untuk mengenali dan memecahkan masalah (Yager, 1980).
2.3. Tujuan komunikasi horizontal
Penelitian dan pengalaman mengatakan bahwa komunikasi horizontal
muncul paling sedikit karena enam alasan berikut:
a. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja. Para anggota bagian
pelatihan dan pengembangan memiliki kegiatan pelatihan utama untuk
mengatur dan menyampaikan. Mereka harus saling bertemu untuk
mengkoordinasikan pembagian tugas.
b. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan. Bila gagasan dari
beberapa orang menjanjikan hasil yang lebih baik dari pada gagasan
satu orang, komunikasi horizontal menjadi amat penting. Dalam
menciptakan rancangan suatu program pelatihan atau kampanye
23
dosen-dosen
harus
bekerja
bersama-sama
untuk
mendamaikan
perbedaan
perlu
dirundingkan
dan
24
bertujuan
untuk
memperkuat
ikatan
dan
hubungan
waktu
istirahat
untuk
memperkuat
hubungan
25
menjadi
tergantung
kepada
informasi
yang
disampaikan
secara
3. Efektivitas Kerja
3.1. Pengertian efektivitas kerja
Kata efektif sering dipadankan dengan efisien, kedua kata ini memiliki
pengertian dan makna yang berbeda.Dalam dunia kerja diharapkan pegawai yang
ada memiliki efektivitas kerja tinggi. Dari harapan tersebut timbul sebuah
pertanyaan apa sih sebenarnya pengertian dari efektivitas kerja?
Menurut Echols dan Shadily efektivitas berasal dari kata effective, yang
artinya berhasil atau ditaati. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan
26
sangat bergantung pada kemampuan pegawai bekerja secara efektif yaitu bekerja
sesuai dengan ketentuan dan mentaati setiap aturan yang dimiliki organisasi.
Bernard menjelaskan effectiveness is the degree to which operative goals
have been attained, dengan demikian efektifitas berkenaan dengan pencapaian
tujuan kerja yang dimiliki oleh setiap pekerja, seseorang pegawai dinyatakan
memiliki efektifitas kerja yang tinggi jika pegawai tersebut mampu mencapai
tujuan yang dibebankan pada dirinya.
Effectiveness refers to goal achieving behavior and its results,dengan
demikian pegawai yang efektif dalam bekerja adalah pegawai yang seluruh
kegiatan kerjaannya berlagsung dalam upaya mencapai hasil yang optimal.
Seiring dengan kondisi tersebut.
Ranganayakulu menjelaskan bahwa effectiveness is a broad term and
takes into account several factors inside and outside the organization. Kemampuan
pegawai menyesuaikan berbagai factor yang ada dalam lingkunagn kerja dan
factor diluar lingkungan kerja akan mendukung dirinya tumbuh sebagai pegawai
yang efektif. Berdasarkan kemampuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
efektivitas kerja pegawai berkaitan dengan to taking right decision at right time.
Efektivitas kerja pegawai dapat ditentukan dengan membandingkan antara
waktu kerja yang telah ditetapkan dengan waktu yang dibutuhkan pegawai, dan
juga dapat dibandingkan dengan antara hasil atau kualitas yang dicapai dengan
kualitas yang telah ditetapakan .jika pelaksanaan kerja yang dilakukan pegawai
lebih baik dari yang ditetapkan maka pegawai tersebut tergolong sebagai pegawai
yang efektif.
27
Robbins (1994:
54)
mengungkapkan
beberapa
pendekatan
dalam
efektivitas organisasi :
a. Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach). Pendekatan
ini memandang bahwa keefektifan organisasi dapat dilihat dari
pencapaian tujuannya (ends) daripada caranya (means). Kriteria
pendekatan yang populer digunakan adalah memaksimalkan laba,
memenangkan persaingan dan lain sebaginya. Metode manajemen
yang terkait dengan pendekatan ini dekenal dengan Manajemen By
Objectives (MBO)
yaiutu
falsafah
manajemen
yang
menilai
bersaing.
Pendekatan
ini
mencoba
28
kelompok
nilai.Masing-masing
nilai
selanjutnya
lebih
disukai
pencapaian
efektivitas
itu
dapat
terwujud,
maka
perlu
29
melaksanakan
kebijakan
dan
praktek
manajemen
harus
30
31
32
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008: 80). Maka
yang menjadi populasi dalam penelitian 50 karyawan PT. BCA Finance .
b) Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2002 : 120), sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang akan diteliti. Dimana penempatan penarikan sampel penelitian
adalah dengan ketentuan yaitu : apabila subyeknya kurang dari 100 orang, maka
lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi,
selanjutnya jika subyek 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih
Dari penjelasan diatas maka pengambilan jumlah sampel pada
penelitian ini adalah berjumlah 50 sampel, hal ini dikarenakan jumlah populasi
tidak sampai 100.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang
bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan faktafakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan
inteprestasi yang rasional dan akurat (Nawawi 2003: 64).
3. Definisi Operasional
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan. Kepemimpinan
adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok menuju pada pencapaian
tujuan. Sumber dari pengaruh mungkin bersifat formal, seperti yang diberikan
pada jabatan manajerial dalam organisasi. Adapun indikator dari kepemimpinan
adalah :
1. Menginformasikan masalah pekerjaan.
Menyampaikan secara rinci tentang ketidak sesuaian target yang
ingin dicapai sebelumnya dengan kesesuaian yang ada dilapangan.
33
34
35
instrument
ini
menggunakan
angket
36
31
=0,66
3
Maka diperoleh :
n xy ( x )( y )
{n x ( x ) }{n y ( y ) }
2
rxy
= Jumlah responden
37
r
1
1r 2
c. Uji Determinasi
Untuk melihat variabel bebas dalam menerangkan variabel terkait dapat
diketahui dari besarnya koefisien determinasi berganda (R) KD=R X 100%.
d. Uji Regresi Linier
Adapun kegunaan dari uji regresi linier adalah untuk menentukan
pengaruh perubahan variabel bebas (X) hasil peranan motivasi terhadap variabel
(Y) efektivitas kerja pegawai secara teoritis terdapat hubungan fungsional, berikut
perhitungan regresi linier :
y = a + b (x)
Berdasarkan rumus tersebut maka dapat ditentukan dahulu nilai a dengan
rumus sebagai berikut :
( y ) ( x 2) ( x ) ( xy )
a=
2
2
n x ( x )
Dan selanjutnya adalah mencari nilai b dengan rumus sebagai
berikut :
b=
2
n ( xy ) ( x ) ( x )( y )
2
n x ( x )
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
38
DAFTAR PUSTAKA
Arep, Ishak & Hendri Tanjung, Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta:
Universitas Trisakti, 2002..
39
40