Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANATOMI
Kandung empedu (Vesica fellea) adalah kantong berbentuk buah pear yang
terletak pada permukaan visceral hepar, panjangnya sekitar 7 10 cm. Kapasitasnya
sekitar 30-50 cc dan dalam keadaan terobstruksi dapat menggembung sampai 300 cc.
Vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus dan collum. Kandung empedu merupakan
kantong berbentuk alpukat yang terletak tepat dibawah lobus kanan hati.
Kandung empedu mempunyai fundus, korpus, infundibulum, dan kolum. Fundus
bentuknya bulat, ujung nya buntu dari kandung empedu. Korpus merupakan bagian
terbesar dari kandung empedu. Kolum adalah
empedu.
Empedu yang di sekresi secara terus menerus oleh hati masuk ke saluran empedu
yang kecil dalam hati. Saluran empedu yang kecil bersatu membentuk dua saluran
yang lebih besar yang keluar dari permukaan hati sebagai duktus hepatikus komunis.
Duktus hepatikus bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus.
I. Definisi
Kolangitis adalah salah satu dari dua komplikasi utama batu choledochal, yang
lainnya adalah batu empedu pankreatitis. Kolangitis akut adalah infeksi bakteri yang
berkaitan dengan sumbatan sebagian atau seluruh dari saluran-saluran empedu.
Empedu hati adalah dalam kondisi steril, dan di dalam saluran empedu disimpan
secara steril oleh aliran empedu terus menerus dan dengan adanya zat antibakteri dari
dalam empedu, seperti imunoglobulin. Sumbatan
mekanik
aliran empedu
memfasilitasi kontaminasi bakteri. Biakan positif empedu adalah hal yang biasa,
adanya batu di duktus empedu serta penyebab lain dari sumbatan.
Batu empedu adalah penyebab paling umum dari obstruksi di kolangitis;
Penyebab lainnya adalah striktur jinak dan ganas, parasit, instrumentasi dari saluransaluran dan sebagian sumbatan biliary-enteric anastomosis. Organisme yang paling
umum dari cairan empedu pada pasien dengan cholangitis adalah Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, Streptococcus faecalis, Enterobacter, dan Bacteroides fragilis.
II. Etiologi
Batu saluran empedu adalah penyebab terbanyak (hampir 90%), yang kemudian
disusul oleh striktur sistem bilier dan tumor pada sistem bilier. Di negara-negara Asia
Tenggara dan Cina cacing tidak jarang ditemukan sebagai penyebab, walaupun jenis
cacing yang ditemukan berbeda-beda.
III. Patofisiologi
Dalam keadaan normal sistem bilier steril dan aliran cairan empedu tidak
mengalami hambatan sehingga tidak terdapat aliran balik ke sistem bilier. Kholangitis
terjadi akibat adanya stasis atau obstruksi di sistem bilier yang disertai oleh bakteria
yang mengalami multiplikasi. Obstruksi terutama disebabkan oleh batu "CBD" ,
striktur, stenosis, atau tumor , serta manipulasi endoskopik "CBD". Dengan demikian
pasase empedu menjadi lambat sehingga bakteri dapat berkembang biak setelah
mengalami migrasi ke sistem bilier melalui vena porta, sistem limfatik porta ataupun
langsung dari duodenum. Oleh karena itu akan terjadi infeksi secara asenderen
menuju duktus hepatikus, yang pada akhirnya akan menyebabkan tekanan intrabilier
yang tinggi dan melampaui batas 250 mmH20. Oleh karena itu akan terdapat aliran
balik empedu yang berakibat terjadinya infeksi
vena
hepatika dan limfatik perihepatik, sehingga pada gilirannya akan terjadi bakteriemia
yang bisa berlanjut menjadi sepsis (25-40%).
Terdapat berbagai bentuk patologis dan klinis kholangitis yaitu :
1. Kholangitis dengan cholecystitis : Pada keadaan ini tidak ditemukan obstruksi
pada sistem bilier, maupun pelebaran dari duktus intra maupun ekstra hepatal.
Keadaan ini sering disebabkan oleh batu "CBD" yang kecil, kompresi oleh vesica
IV. Bakteriologi
Kholangitis
Keduanya Darah
Escherichia coli
31%
26%
44%
26 %
Enterococcus
18%
11%
13%
9%
Klebsiella spp
15%
12%
11%
14%
Pseudomonas spp
6%
5%
5%
9%
Enterobacter spp
2%
5%
4%
1%
Staphylococcus
0.3%
3%
3%
9%
Bacteriodes spp
3%
4%
4%
2%
Clostridium spp
2%
4%
3%
0.3%
Toloza EM & Wilson SF. In: Fry DE (ed). Surgical Infections 1995
Diabetes mellitus
Hyperamylasemia
Obesitas
Toloza EM & Wilson SF. In: Fry DE (ed). Surgical Infections 1995
V. Diagnosis
: 87 - 90 %
Nyeri abdomen
: 40 %
Ikterus
: 65 %
penyakit menjadi lebih berat yaitu disertai oleh sepsis atau syok maka akan ditemukan
"Reynolds Pentad" yang ditandai oleh Charcots triad ditambah dengan "Mental
confusion / Lethargy" dan syok. Keadaan ini terjadi pada 10 - 23 % pasien. Perubahan
tersebut disebabkan oleh obstruksi total saluran empedu sehingga tekanan yang
meningkat menyebabkan refluks aliran empedu sehingga bakteri dapat mencapai
sistem pebuluh darah sistemik dan terjadi sepsis. Oleh karena itu pada keadaan ini
perlu segera dilakukan drainase untuk mengadakan dekompresi dan pengendalian
terhadap sumber infeksi.
Pemeriksaan alat bantu terutama berguna untuk mencari kemungkinan etiologi
Kholangitis yang sangat menentukan jenis terapi yang harus dilakukan sebagai terapi
pembedahan definitif maupun untuk tujuan dekompresi sementara. Pemeriksaan yang
dilakukan adalah:
CT.Scan lebih sensitif dan spesifik dari pada USG dan memberikan gambaran :
Batu "CBD".
MRI Cholangiografi : Pemeriksaan ini sangat sensitif dan spesifik, serta akurat,
yaitu masing-masing 91.6 %,: 100 %, dan 96.8 %. Kelebihan alat ini adalah non
invasif, dapat dilakukan hampir semua usia dan dapat membedakan jenis batu
cholesterol dari jenis lainnya secara jelas.
Choalngio
Pancreatography)
ataupun
PTC
(Percutanues
Transhepatic
Cholangiography).
Tidak terdapat visualisasi kandung empedu, CBD, maupun usus halus oleh
karena adanya obstruksi total.
VI. Penatalaksanaan :
Mengingat mortalitas yang tinggi jika terapi bedah dilakukan pada saat emergensi,
maka langkah awal pengobatan Kholangitis akut adalah sebagai berikut :
Pasien dipuasakan
Pembedahan terbuka
Mortalitas pada berbagai tindakan baik bedah maupun non bedah adalah sebagai
berikut :
Terapi
invasif
minimal
dengan
teknik
Percutaneus
Transhepatic
10
Terapi
pemilihan jenis antibiotika yang tepat secara empirik adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Jenis antibiotika parenteral pilihan secara empirik .
Cholecystitis Akuta :
- Aminoglikosida - penicillin
- Penicillin spektrum luas
- Cephalosporin generasi ketiga
Kholangitis Akuta :
-
Aminoglikosida penicillin
Imipenem-cilastatin
Prophylaxis :
-
11
12
No jaundice
Suspicion of CBD stones
Routine per-op
cholangiogram
CBD stones
open
expl
laparosc
chole
failure
pre-op ERCP
No stones
laparosc
expl BCD
failure
laparosc
cholecystec
CBD stones
endoscopic sphinct
and duct clearance
success
failure
post-op
ERCP
open
laparosc
expl CBD
expl CBD
failure
Algorithm showing available strategies for CBD stone.
Hepatobil Panc Surg 1999
13
Two-step approach
LC+LTCDCBDE
LC + pre/post-op ERS
Advantages
Advantages
- Lower costs
- Less technically
demanding
- Potentially decreased morbidity
Disadvantages
Disadvantages
- Potentially increased
morbidity
- Increased operating room cost
CBD stone
Stone < 0.9 mm
LC + Lap transcystic
CBD exploration
Succesful
Laparoscopic
choledochotomy
Open CBD
exploration
Retained stones
Rosenthal RJ et al. World J Surg 1998; 22: 1125-1132
14
Yes
ERCP / ERS
Stone Extraction
Retained stones
Stones cleared
Laparoscopic
cholecystectomy
Laparoscopic cholecystectomy
Yes
Postoperative
ERCP / ERS /
stone extraction
Open CBDE / percutan
stone extraction
Retained stones
No
Done
tidak memerlukan waktu operasi yang lama. Jika setelah tindakan invasif menimal
seperti ERCP/ERS batu penyebab sumbatannya dapat dihilangkan maka tindakan
cholecystectomy dapat dilakukan setelah keadaan umum pasien menjadi lebih baik.
Terlebih lagi, jika setelah ekstraksi batu melalui teknik ERCP masih terdapat batu,
maka selanjutnya dilakukan eksplorasi saluran empedu secara terbuka untuk sekaligus
dilakukan cholecystectomy dan pengangkatan batu empedu yang tertinggal. Pilihan
tindakan yang lain adalah dilakukan terlebih dahulu cholecystectomy per laparoskopi
jika tidak terdapat resiko tinggi operasi, baru kemudian dilakukan ERCP untuk
mengambil batu saluran empedu yang tertinggal. Keuntungan pendekatan ini adalah
waktu operasi yang relatif lebih singkat, tidak membutuhkan peralatan dan keahlian
yang terlalu tinggi, namun terdapat kerugian yaitu memerlukan waktu rawat yang
lebih lama dan morbiditas yang lebih tinggi.
16
Daftar Pustaka
17