Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Bedak
Penetrasi sedikit
Diberikan pada dermatosis yang kering dan superfisial
Berguna untuk mempertahankan vesikel/bula agar tidak pecah
Salep
Diberikan pada dermatosis yang kering dan kronik, berkrusta
Penetrasi paling kuat
Kontraindikasi pada dermatitis madidans (dengan eksudasi), tidak
dianjurkan pada bagian tubuh yang berambut
Bedak kocok
Diberikan pada dermatosis yang kering, superfisial, agak
luas. Pada keadaan yang subakut
Penetrasi sedikit, mengurangi gatal
Kontraindikasi: dermatitis madidans, daerah berambut
Krim
Indikasi kosmetik
Dermatosis subakut yang luas, penetrasi >> bedah kocok
Boleh digunakan di daerah berambut
Kontaindikasi: dermatitis madidans
Dermatofitosis
Dermatofitosis: infeksi oleh jamur dermatofita
pada jaringan yg mengandung keratin (kulit,
rambut, kuku)
Penyakit jamur di kulit oleh jamur dermatofita
Dermatofita: golongan jamur yang dpt mencerna
keratin dgn enzim keratinase
3 genus:
1. Microsporum
2. Tricophyton
3. Epidermophyton
MIKOSIS
Superficialis
Dermatofitosis
Non
Dermatofitosis
Tinea capitis
Tinea barbae
Tinea corporis
( T. imbrikata &
T. favosa )
Tinea manum
Tinea pedis
Tinea kruris
Tinea unguium
Pitiriasis
versikolor
Piedra hitam
Piedra putih
Tinea nigra
palmaris
Otomikosis
Intermediate
Kandidiasis
Aspergillosis
Profunda
Subcutis
Sistemik
Misetoma
Kromomikosis
Sporotrikosis
Fikomikosis subkutan
Rinosporodiosis
Aktinomikosis
Nokardiosis
Histoplasmosis
Kriptokokosis
Koksidioidomikosis
Blastomikosis
Fikomikosis sistemik
Tinea kapitis
Terutama pada anak
Stadium klnis dapat:
kronik, subakut, akut
Tiga bentuk klinis:
Gray patch: oleh a.l. M.
canis, M. gypseum,Lampu
Wood: M.canis
fluoresensi hijau
Black dot: oleh
Trichophyton sp., a.l.
T.tonsurans. Rambut patah
di muara folikel
Kerion: keadaan akut,
bengkak, mirip sarang
lebah dgn pus keluar dari
folikel
Tinea pedis
Interdigitalis
Terutama sela jari IV-V
Skuama, fisur, maserasi
Gatal menahun tidak
gatal
Kronik, papuloskuamosa,
hiperkeratotik
Moccasin foot
Hiperkeratosis, skuama
Vesikular/subakut:
Sela jari punggung dan
telapa kakai
Vesikel, vesikopustul, bula,
skuama kolaret
TINEA KRURIS
Penyebab:
Trichophyton sp., E.floccosum
Klinis:
Predileksi pada lingkungan lembab (celana
ketat, pendek)
Lesi berbatas tegas
Tepi lebih aktif, polimorfik
Bila menahun hiperpigmentasi
dengan sedikit skuama
TINEA KORPORIS
Penyebab:
Trichophyton sp.,
Microsporum sp.
Gatal
Batas tegas
Polisiklik
Efloresensi polimorf
Tepi tanda radang>aktif
Tengah tenang (central
healing)
Dermatofitosis pada
kulit tidak berambut
(glabrous skin)
Dermatofitosis yang
tidak termasuk 5
jenis lainnya
(kapitis, barbae,
kruris, pedis et
manum, unguium)
Bentuk Klinis:
Lesi bulat/ lonjong, berbatas tegas
Pinggir lebih aktif, polimorfik, kadangkadang polisiklik
Diagnosis Diferensial:
Dermatitis seboreika
Psoriasis
Pitiriasis rosea
Tinea Korporis
Penyebab:
T.schoenleini, T.violaceum, M.gypseum
Khas : krusta seperti cawan (skutula), mengenai
badan dan kepala menyebabkan alopesia
permanen
Di Indonesia jarang.
Tinea Korporis
Tatalaksana
DOC: Griseofulvin
Obat topikal:
Bila lesi terbatas
Vehikulum sesuai stadium
lesi
Tinea unguium 1-2 kuku
dan tanpa kena bagian
proksimal, + pengikiran
bagian kuku yg rusak
Obat sistemik:
Lesi luas
Tdk resposnif thdp obat
topikal
Kronik berulang
Kandidosis
penyakit jamur bisa bersifat
Bentuk klinis:
Kandidosis intertriginosa: Lesi di
daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha,
intergluteal, lipat payudara, sela jari,
glans penis, dan umbilikus berupa
bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
eritematosa. Dikelilingi oleh satelit
berupa vesikel-vesikel dan pustulpustul kecil atau bula
Kandidosis perianal: Lesi berupa
maserasi seperti dermatofit tipe basah
Kandidosis kutis generalisata: Lesi
terdapat pada glabrous skin. Sering
disertai glossitis, stomatitis, paronikia
Faktor
Endogen: perubahan fisiologik
(kehamilan, obesitas, iatrogenik, DM,
penyakit kronik), usia (orang tua &
bayi), imunologik
Eksogen: iklim panas, kelembaban
tinggi, kebiasaan berendam kaki,
kontak dengan penderita
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Tuberculoid
Lepromatous
Skin-colored or slightly
erythematous papules/nodules.
Lesions enlarge; new lesions occur
and coalesce. Later: symmetrically
distributed nodules, raised plaques,
diffuse dermal infiltrate, which on
face results in loss of hair (lateral
eyebrows and eyelashes) and
leonine facies (lion's face).
Bilaterally symmetric involving
earlobes, face, arms, and buttocks,
or less frequently the trunk and
lower extremities.
More extensive nerve involvement
Wolff K. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 5th ed. McGraw-Hill; 2007.
Tipe
Lesi
Batas
Permukaan
BTA
Lepromin
Makula
hipopigmentasi
Jelas
Halus agak
berkilat,
anestesi
TT
Makula eritematosa
bulat/lonjong, bagian
tengah sembuh
Jelas
Kering
bersisik,
anestesi
+ kuat
BT
Makula eritematosa
tidak teratur, mulamula ada tanda
kontraktur
Jelas
Kering
bersisik,
anestesi
+/-
+ lemah
BB
Plakat, dome-shaped,
punched-out
Agak
jelas
Agak kasar,
+
agak berkilat
BL
Halus
berkilat
LL
Halus
berkilat
+ kuat
Tidak
jelas
Pausibasilar
Multibasilar
Lesi kulit
(makula datar, papul
meninggi, nodus)
1-5 lesi
Hipopigmentasi/eritema
Distribusi tidak simetris
Hilangnya sensasi yang
jelas
>5 lesi
Distribusi lebih simetris
Hilangnya sensasi kurang
jelas
Kerusakan saraf
(menyebabkan hilangnya
sensasi/kelemahan otot
yang dipersarafi)
Tatalaksana
REJIMEN WHO (1997)
Kusta PB : rifampisin 600 mg/bulan (supervisi),
dapson 100 mg/hari paket 6 kemasan MDT PB
bulanan diselesaikan dlm 6-9 bln
Rejimen kusta MB : rifampisin 600 mg/ bulan
(supervisi), klofasimin 300 mg/bulan (supervisi)
dilanjutkan 50 mg/ hari dan dapson 100 mg/hari.
Pemberian paket 12 kemasan MDT MB bulanan
yang diselesaikan selama 12-18 bulan.
Reaksi Kusta
Suatu keadaan akut pd perjalanan peny kusta yg kronik
Penyebab utama kerusakan saraf dan cacat
Dapat terjadi pada awal, selama & setelah terapi
Pembagian :
Reaksi tipe I ~ reversal
hipersensitifitas tipe IV
Reaksi tipe II ~ ENL
hipersensitifitas tipe III
Ke-2 tipe reaksi ini dpt berlangsung ringan - berat
KLINIS
REVERSAL
ENL
Kulit
Nodus >>>
Nyeri, ulserasi
Saraf
Membesar
Nyeri +/Gangguan fungsi +/-
Membesar
Nyeri +/Gangguan fungsi +/-
Konstitusi
Demam ringan
Malaise
Reaksi lepra
Sindrom Stevens-JohnsonTEN
Sindrom yang mengenai kulit, selaputlendir di orifisium,
dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan
sampai berat
Penyebab: alergi obat (>50%), infeksi, vaksinasi, graft vs
host disease, neoplasma, radiasi
Reaksi hipersensitivitas tipe 2
Trias kelainan
Kelainan kulit: eritema, vesikel, bula
Kelainan mukosa orifisium: vesikel/bula/pseudomembran pada
mukosa mulut (100%), genitalia (50%). Berkembang menjadi
krusta kehitaman
Kelainan mata: konjungtivitis
SSJ
Sindrom yang mengenai kulit, selaputlendir di orifisium, dan mata
dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat
Penyebab: alergi obat (>50%), infeksi, vaksinasi, graft vs host
disease, neoplasma, radiasi
Reaksi hipersensitivitas tipe 2
Trias kelainan
Kelainan kulit: eritema, vesikel, bula
Kelainan mukosa orifisium: vesikel/bula/pseudomembran pada
mukosa mulut (100%), genitalia (50%). Berkembang menjadi krusta
kehitaman
Kelainan mata: konjungtivitis
TEN
SSJ leboh berat
Epidermolisis >30%
Demam (sering kali >39) dan flu-like illness 1-3 hari
sebelum lesi mukokutaneus muncul
Eritema yang berkonfluensi
Facial edema or central facial involvement
Lesi terasa nyeri
Palpable Purpura
Nekrosis kulit, dan blisters and/or epidermal detachment
Krusta/erosis pada membran mukosa, sore throat
Gangguan penglihatan karena ada keterlibatan mata
Pengobatan: KS sistemik-oral, antibiotik, suportif
Akne Vulgaris
Penyakit peradangan kronik folikel pilosebasea
Faktor: perubahan pola keratinisasi dalam folikel, produksi
sebum , terbentuknya fraksi asam lemak bebas,
peningkatan jumlah flora folikel (Propionibacterium acnes),
pembentukan circulating antibodies, peningkatan kadar
hormon androgen, stress psikis, faktor lain (usia, ras,
familial, makanan, cuaca)
Gejala klinis:
Predileksi: muka, bahu, dada atas, punggung atas
Erupsi kulit polimorfi:
Tak beradang: komedo, papula tidak beradang
Beradang: pustula, nodus, kista beradang
Derajat
Pengobatan
Topikal:
Iritan: sulfur, asam salisilat, peroksida benzoil, asam retinoat
Antibiotik: oksitetrasiklin, eritromisin
Antiinflamasi: hidrokortison, triamsinolon intralesi
Sistemik
Antibiotik: tetrasiklin, eritromisin, doksisiklin, trimethoprim
Obat hormonal: estrogen, siproteron asetat
Vitamin A
Antiinflamasi
Terapi oral (Sistemik) diberikan pada acne sedang-berat
Dermatitis Kontak
DD: DKI
Pemeriksaan: uji tempel
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Psoriasis Vulgaris
Bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar berlapis-lapis dan
transparan
Predileksi: skalp, perbatasan skalp-muka, ekstremitas ekstensor (siku &
lutut), lumbosakral
Khas: fenomena tetesan lilin, Auspitz sign, Kobner sign
Patofisiologi:
Genetik: berkaitan dengan HLA
Imunologik: diekspresikan oleh limfosit T, sel penyaji antigen dermal,
dankeratinosit
Pencetus: stress, infeksi fokal, trauma, endokrin, gangguan metabolisme,
obat,alkohol, dan merokok
Tata laksana:
Topikal: preparat ter, kortikosteroid, ditranol, tazaroen, emolien, dll
Sistemik: KS, sitostatik (metotreksat), levodopa, etretinat, dll
PUVA (UVA + psoralen)
Skabies
Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis
Transmisi: kontak langsung (skin to skin), tidak langsung (pakaian)
Kelainan kulit akibat terowongan tungau atau karena garukan
penderita
Gejala:
Pruritus nokturna
Menyerang manusia secara kelompok
Adanya terowongan (kunikulus) yang berwarna putih/keabuan,
lurus/berkelok, panjang 1 cm, pada ujung didapatkan papul/vesikel.
Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bag volar, siku luar,
lipat ketiak depan, areola mammae, umbilikus, bokong, genitalia
eksterna, perut bawah
Ditemukan tungau
Sifilis
Treponema pallidum, kronik, bersifat sistemik
Dapat menyerang hampir semua organ, dapat menyerupai banyak
penyakit (the great imitator), mempunyai masa laten, dapat
ditularkan dari ibu ke janin
Stadium dini (menular)
Stadium I (sifilis primer): papul lentikular yang kemudian menjadi
ulkus dinding tidak bergaung, indolen, teraba indurasi, tidak ada
radang akut (ulkus durum) biasanya di genitalia eksterna. Seminggu
setelah afek primer terdapat pembesaran KGB inguinal
Stadium II (sifilis sekunder): 6-8 minggu sejak S I, dapat menyerupai
berbagai kelainan kulit (the great imitator), dapat memberi kelainan
pada mukosa, KGB, mata, hepar, tulang, saraf. Kelainan biasanya tidak
gatal, sering disertai limfadenitis generalisata
Sifilis laten dini: tidak ada gejala klinis, tetapi infeksi masih aktif. Tes
serologi darah (VDRL, TPHA) positif
Stadium rekuren: relaps dapat terjadi berupa kelainan kulit mirip sifilis
sekunder
treponemal
TPHA (Treponemal pallidum Haemoglutination Assay)
spesifik antigen treponemal
Gonorrhea
Pemeriksaan:
Sediaan langsung: diplokokus gram negatif
Kultur: agar Thayer-Martin
Pengobatan
First line: Ceftriaxone (250 mg IM, single dose) or Cefixime (400 mg PO, single
dose)plus
Treatment for Chlamydia if chlamydial infection is not ruled out: Azithromycin (1
g PO, single dose) or Doxycycline (100 mg PO bid for 7 days)
Gonorrhea
Pemeriksaan:
Sediaan langsung: diplokokus gram negatif
Kultur: agar Thayer-Martin
Pengobatan
Diagnosis
Pilihan pengobatan
Uncomplicated gonococcal
infection of the cervix,
urethra, pharynx, or rectum
Longo DL. Harrisons principles of internal medicine, 18th ed. McGraw-Hill; 2012.
Condyloma Akuminata
Vegetasi oleh HPV tipe 6,11 bertangkai dan
permukaannya berjonjot
Transmisi melalui kontak langsung
Predileksi : daerah lipatan yang lembab (genitalia
eksterna, perineum)
UKK: vegetasi bertangkai berwarna
kemerahan/kehitaman, papilomatosa
Th/: Kemoterapi (podofilin, asam triklorasetat
atau 5-fluorourasil), Bedah listrik, Bedah beku
(N2, N2O cair), Bedah skalpel, Laser CO2,
Interferon,Imunoterapi
Duh tubuh
Trikomoniasis
Infeksi saluran urogenital bagian bawah oleh Trichomonas vaginalis, bisa
bersifat akut/kronik, penularan biasanya melalui hubungan seksual (dapat
juga melalui pakaian atau karena berenang)
Gejala klinis:
Pada wanita:
Sekret vagina seropurulen berwana kekuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak,
berbusa
Dinding vagina kemerahan, terdapat abses yang tampak sebagai granulasi berwarna
merah (strawberry appearance), dispareunia, perdarahan pascakoitus, perdarahan
intermenstrual
Pemeriksaan:
Sediaan basah
Pemeriksaan pewarnaan Giemsa
Pengobatan:
Topikal: cairan irigasi (H2O, asam laktat), supositoria/gel trikomoniasudal
Sistemik: metronidazol (2 g single dose atau 500 mg x 7 hari), tinidazol
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Tatalaksana selain GO
CDC-dosis rekomendasi:
Metronidazole 500 mg orally twice a day for 7 days, OR
Metronidazole gel 0.75%,) intravaginally, once a day for 5
days, OR
Clindamycin cream 2% intravaginally at bedtime for 7 days
Melanoma maligna
Etiologi belum pasti. Mungkin
faktor herediter atau iritasi
berulang pada tahi lalat
Usia 30-60 tahun
Bentuk:
Superfisial: Bercak dengan
warna bervariasi, tidak teratur,
berbatas tegas, sedikit
penonjolan
Nodular: nodus berwarna biru
kehitaman dengan batas tegas
Lentigo melanoma maligna:
plakat berbatas tegas, coklat,
kehitaman, meliputi muka
Prognosis buruk